post

4 Kemenangan Terakhir Bayern Muenchen di Kandang Inter Milan

PUSATSCORE , Bayern Muenchen secara mengejutkan kalah 1-2 dari Inter Milan di leg pertama perempat final Liga Champions Eropa (UCL) pada 8 April 2025. Hasil ini membuat peluang Bayern Muenchen menuju semifinal UCL makin berat. Sebab, Die Rotten wajib menang dengan mencetak minimal dua gol tanpa kebobolan di kandang Inter Milan, stadion Giuseppe Meazza.

Meski begitu, Bayern Muenchen punya rekor mentereng kala bertandang ke kandang Inter Milan di semua kompetisi antarklub Eropa. Die Rotten berhasil meraih 4 kemenangan dalam 4 kunjungan terakhir ke Giuseppe Meazza. Berikut catatan empat hasil positif Bayern Muenchen di kandang Inter Milan.

1. Bayern Muenchen menang 3-1 atas Inter Milan di 16 besar Piala UEFA pada 1988/1989

Bayern Muenchen bertandang ke kandang Inter Milan dalam laga leg kedua 16 besar Piala UEFA, format lama dari Liga Europa, pada 7 Desember 1988. Die Rotten sebelumnya menelan kekalahan 0-2 dari Inter Milan di leg pertama yang berlangsung di Olimpiastadion Muenchen. Bayern Muenchen wajib menang dengan selisih tiga gol untuk lolos ke perempat final.  Die Rotten awalnya memegang kendali pertandingan sejak menit pertama.

Bayern Muenchen berhasil mencetak tiga gol lewat Roland Wohlfarth, Klaus Augenthaler, dan Juergen Wegmann, pada menit ke-33, 37, dan 41. Inter Milan membobol gawang Bayern Muenchen lewat Aldo Serena pada menit ke-46. Bayern Muenchen berhasil mempertahankan keunggulan skor 3-1 atas Inter Milan dan agregat imbang 3-3. Die Rotten berhak lolos ke perempat final berkat keunggulan gol tandang.

2. Bayern Muenchen mengalahkan Inter Milan 2-0 pada fase grup UCL 2006/2007

Bayern Muenchen berada satu grup dengan Inter Milan pada UCL 2006/2007. Die Rotten bertandang ke kandang Inter Milan, Giuseppe Meazza, pada 27 September 2006. Bayern Muenchen asuhan Felix Magath mengandalkan Roy Makaay, Claudio Pizarro, dan Hasan Salihamidzic. Sementara itu, pelatih Inter Milan kala itu, Roberto Mancini, menduetkan Zlatan Ibrahimovic dan Hernan Crespo di lini depan bersama Dejan Stankovic dan Luis Figo.

3. Bayern Muenchen menang tipis 1-0 atas Inter Milan pada leg pertama UCL 2010/2011

Bayern Muenchen menghadapi Inter Milan di 16 besar Liga Champions pada 23 Februari 2011. Pelatih Die Rotten ketika itu, Louis van Gaal, mengandalkan para penyerang terbaiknya, seperti Arjen Robben, Franck Ribery, Thomas Mueller, dan Mario Gomez. Di sisi lain, pelatih Inter Milan kala itu, Leonardo, menurunkan Samuel Eto’o, Wesley Sneijder, dan Thiago Motta, sebagai starter.

Kedua tim memiliki lini pertahanan cukup solid selama 90 menit. Bayern Muenchen berhasil memecah kebuntuan lewat gol Mario Gomez pada menit ke-90. Keunggulan Bayern Muenchen 1-0 atas Inter Milan bertahan sampai laga usai.

4. Bayern Muenchen mengalahkan Inter Milan 2-0 pada fase grup UCL 2022/2023

Bayern Muenchen kembali berada satu grup dengan Inter Milan pada UCL 2022/2023. Die Rotten bertandang ke kandang Inter Milan terlebih dahulu pada 7 September 2022. Pelatih Bayern Muenchen ketika itu, Julian Nagelsmann, menurunkan Sadio Mane, Leroy Sane, Kingsley Coman, dan Thomas Mueller sejak menit pertama. Di sisi lain, pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, mengandalkan duet Lautaro Martinez dan Edin Dzeko, serta Hakan Calhanoglu sebagai playmaker.

Bayern Muenchen mencetak gol terlebih dahulu melalui Leroy Sane pada menit ke-25. Die Rotten menggandakan keunggulan setelah bek Inter Milan, Danilo D’Ambrosio, menorehkan gol bunuh diri pada menit ke-66. Bayern Muenchen berhasil mempertahankan keunggulan 2-0 atas Inter Milan hingga laga usai.

Keempat kemenangan Bayern Muenchen di kandang Inter Milan bisa memberikan optimisme jelang leg kedua perempat final UCL pada 16 April 2025. Die Rotten perlu mewaspadai lini pertahanan Inter Milan yang sulit ditembus seperti yang terjadi di leg pertama. Mampukah Bayern Muenchen membalikkan keadaan dan mengalahkan Inter Milan untuk lolos ke semifinal UCL pada 2024/2025?

post

Momen Kocak Nani Ingat MU saat Main ke IDN HQ

PUSATSPORT – Bastian Schweinsteiger dan Luis Nani bertandang ke IDN HQ untuk dalam rangkaian UEFA Champions League Trophy Tour, Selasa (15/4/2025). Dalam kedatangan mereka, banyak momen kocak yang terjadi.

Salah satunya ketika Schweinsteiger dan Nani ditanya terkait tim favorit dalam perburuan gelar Liga Champions musim ini, 2024/25. Jawaban Nani memancing gelak tawa Timmy yang hadir di tribune The Plaza.

1. Schweinsteiger dukung Bayern, Nani malah teringat Manchester United

Schweinsteiger menjawab lebih dulu. Pemenang Piala Dunia 2014 itu optimistis mantan klubnya, Bayern Munich, dapat mengangkat trofi Si Kuping Besar pada musim ini.

Nani ingin melontarkan jawaban yang serupa. Namun, hal itu tidak bisa karena Manchester United tidak mentas di Liga Champions pada musim ini.

“Tim saya (Manchester United), tidak ada di sana,” kelakar Nani yang disambut tawa dari ratusan Timmy di The Plaza.

2. Nani mau lihat kejutan Madrid

Karena tak bisa mendukung MU, Nani memilih Real Madrid. Eks bintang Timnas Portugal itu ingin melihat kejutan Los Blancos, yang dipermak Arsenal dengan skor 0-3 di perempat final leg 1.

“Saya menjagokan Madrid, dan percaya Madrid bisa bangkit, mengubah situasi usai kalah,” ujar Nani.

3. Mampu bangkit, Madrid?

Misi Madrid ke semifinal memang sulit. Mereka minimal harus menang dengan selisih tiga gol, untuk memaksa Arsenal mengadu nasib via perpanjangan waktu hingga tos-tosan.

El Real memang acap kali melakukan comeback di fase gugur Liga Champions. Momen terbaru ketika menyingkirkan Manchester City di semifinal Liga Champions 2021/22. Bedanya, kala itu Los Blancos hanya tertinggal 0-1 di leg pertama.

Menarik untuk dinantikan, mampukah tim asuhan Carlo Ancelotti tunjukkan keajaiban di Santiago Bernabeu pada Kamis (17/4/2025) dini hari WIB.

post

“Van Dijk Nantikan Belanja Masif Liverpool di Musim Panas”

PUSAT BOLA – Bek Liverpool Virgil van Dijk mengisyaratkan timnya akan mengalami perombakan signifikan di bursa transfer musim panas mendatang. Langkah tersebut bertujuan menjaga level kompetitif The Reds.
Liverpool selangkah lagi akan memenangi Liga Inggris musim ini. Tim asuhan Arne Slot bisa menyegel titel paling cepat pada Minggu (20/4/2025) mendatang saat menghadapi Leicester City asalkan Arsenal kalah dari Ipswich Town di hari yang sama.

Dengan trofi sudah hampir dalam genggaman, akan terasa antiklimaks jika Liverpool tak menjadikan momen itu sebagai pijakan dalam membangun periode keemasan. Oleh sebab itu, penguatan skuad perlu dilakukan.

Van Dijk membahas hal tersebut usai menjadi penentu kemenangan Liverpool atas West Ham United pada akhir pekan lalu. Ia pun antusias menyambut era baru.

“Saya pikir Liverpool harus mampu bersaing memburu gelar juara di tahun-tahun mendatang. Apa pun yang terjadi di musim panas ini, baik pemain yang masuk maupun keluar, saya pikir ini akan menjadi musim panas masif,” ujar Van Dijk, dikutip The Athletic.

“Saya pikir mereka (klub) berencana untuk menjalani musim panas yang masif, jadi kami sebagai penggemar harus percaya dewan direksi untuk melakukan pekerjaan yang benar. Saya berpikir 100 persen kami mampu memperbaiki tim.”

“Jika Anda mengingat lagi musim panas lalu, saya tak menjalani pramusim yang layak. Anda tak punya waktu untuk mengerjakan apa yang sebetulnya diinginkan manajer dalam pemusatan pelatihan.”

“Tahun ini akan ada pemusatan pelatihan dan ada waktu bagi tim untuk mengerjakan apa yang diinginkan manajer dan saya pikir itu akan meningkatkan tim.”

“Masih banyak hal yang harus ditingkatkan, tetapi kita tidak boleh melupakan kualitas Premier League. Brentford mendapat hasil imbang di kandang Arsenal. Chelsea-Ipswich juga seri. Dengar, ini sulit. Kami kalah melawan Fulham pekan sebelumnya. Pramusim yang tepat pasti akan membantu klub untuk menjadi lebih konsisten daripada sebelumnya,” jelas Van Dijk.

Kontrak Van Dijk di Liverpool akan habis pada Juni mendatang, namun ia dikabarkan akan memperpanjang kontraknya hingga 2027 dan pengumumannya diyakini akan dilakukan dalam waktu dekat.

post

Dortmund Vs Barcelona: Die Borussen Butuh Keajaiban

PUSAT BOLA – Borussia Dortmund sadar betul butuh keajaiban untuk mendepak Barcelona dari Liga Champions 2024/2025. Ketertinggalan selisih empat gol tampak sulit dikejar.
Dortmund menjamu Barcelona di Signal Iduna Park dalam leg kedua perempatfinal Liga Champions, Rabu (16/4/2025) dini hari WIB. Pasukan Niko Kovac dalam posisi tertinggal agregat 0-4.

Hal itu membuat Dortmund tampak sulit membalikkan situasi. Terlebih, Barcelona sepanjang tahun ini belum pernah kalah.

“Kita tahu situasi yang dihadapi. Kami kalah 0-4, tetapi yang kami inginkan adalah menunjukkan sisi yang berbeda,” kata Kovac yang dikutip dari AS.

“Kami ingin menang, tetapi kami tidak bisa menebak. Keajaiban selalu terjadi, tetapi kami tahu Barcelona belum kalah tahun ini, dan itu tidak membuatnya mudah,” sambungnya.

Dortmund butuh gol cepat untuk mendekati keajaiban. Puluhan ribu suporter pun bisa membakar semangat Die Borussen.

“Jika kami mencetak gol terlebih dahulu, itu akan memberi energi kepada kami dan para penonton. Namun serangan kami harus mengendalikan,” Kovac menegaskan.

post

Pemerintah Beri Rp420 M ke 13 Cabor, PSSI Terbesar

PUSATSPORT – Pemerintah melalui Kemenpora memberikan bantuan sebesar Rp420 miliar kepada 13 cabang olahraga, Senin (14/4/2025). Suntikan dana tersebut bertujuan agar ke-13 cabor tersebut dapat melakukan pemusatan latihan dengan optimal.

Bantuan itu disepakati lewat Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Induk Organisasi Cabang Olahraga (IOCO) dalam Rangka Pelatnas Tahun 2025. Perjanjian ini disaksikan langsung Menpora Dito Ariotedjo dan Wamenpora Taufik Hidayat.

1. PSSI raup nyaris setengahnya

PSSI menjadi cabor dengan nominal bantuan paling besar, nyaris Rp200 miliar. Sementara, cabor lain tidak ada yang lebih dari Rp40 miliar.

PBSI di urutan kedua dengan Rp37,6 miliar dan FPTI di posisi ketiga, senilai Rp24,9 miliar. Dito menyatakan, jumlah yang didapat ke-13 cabor sudah sesuai dengan kebutuhan.

“Total anggaran yang dialokasikan untuk tahap pertama ini adalah kurang lebih Rp420 miliar. Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan setiap cabor,” kata Dito dalam jumpa pers.

2. Pemerintah juga bantu untuk dua ajang internasional

Pemerintah juga memberikan suntikan dana tambahan kepada FPTI dan engurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI). Itu karena mereka akan menggelar kejuaraan internasional di Indonesia.

FPTI menggelar Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2025, sementara PSOI menghelat World Surf League 2025. Untuk ajang tersebut, FPTI mendapat tambahan Rp4,9 miliar, sedangkan PSOI sebesar Rp7,4 miliar.

3. Daftar lengkap bantuan yang diterima 13 cabor

Berikut daftar lengkap bantuan yang didapat ke-13 cabor, berdasarkan nilai bantuan terbesar:

1. PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia): Rp199,789,273,658
2. PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia): Rp37,615,697,510
3. FPTI (Federas Panjat Tebing Indonesia): Rp24,999,996,000
4. Perpani (Persatuan Panahan Indonesia): Rp20,378,955,500
5. PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia): Rp19,915,145,769
6. PODSI (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia): Rp19,286,222,609
7. PERBAKIN (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia): Rp18,033,302,234
8. PABSI (Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia): Rp15,956,304,077
9. ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia): Rp13,415,265,664
10. PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia): Rp10,670,410,000
11. Akuatik Indonesia: Rp9,864,094,834
12. PSOI (Persatuan Selancar Ombak Indonesia): Rp8,958,944,960
13. PERSANI (Persatuan Senam Indonesia): Rp8,838,749,234

Kejuaraan
1. Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2025: Rp4,999,900,000
2. World Surf League 2025: Rp7,499,999,976

post

Timnas U-17 Tak Pernah Menang di Fase Gugur Piala Asia

PUSATSPORT – Timnas Indonesia U-17 harus mengakhiri kiprahnya di Piala Asia U-17 2025. Mereka baru saja kena bantai saat jumpa Korea Utara dalam perempat final Piala Asia U-17 2025, di King Abdullah Sports City Hall Stadium, Senin (14/4/2025).

Dalam duel itu, gawang Timnas U-17 diberondong setengah lusin gol. Sepanjang laga, Timnas U-17 tidak berkutik menghadapi permainan spartan Korut. Kim Yu Jin dan kawan-kawan terus menekan Timnas U-17 sepanjang laga, sama sekali tak memberikan napas buat berkembang.

Kekalahan ini pun meneruskan tren buruk Timnas U-17 di Piala Asia U-17. Mereka tak pernah menang di fase gugur. Pada 1990 silam, kendati lolos semifinal, itu adalah laga fase gugur pertama yang mereka jalani di Piala Asia U-17.

Di laga itu, Indonesia kalah 0-2 dari Uni Emirat Arab (UEA), dan gagal melaju ke final. Kemudian, pada laga perebutan tempat ketiga, mereka juga kalah 0-5 dari China.

Berlanjut ke Piala Asia U-17 2018, Timnas U-17 mampu melaju ke perempat final. Namun, mereka tak berdaya menghadapi Australia karena kalah 2-3.

Meski gagal melaju ke semifinal Piala Asia U-17 2025, Timnas U-17 setidaknya sudah mengunci satu tiket ke Piala Dunia U-17 2025. Kendati begitu, catatan buruk ini jelas jadi sesuatu yang harus diperhatikan Garuda Muda.

post

“MU Kalah karena Banyak Salah”

PUSAT BOLA – Manchester United tersungkur 1-4 di markas Newcastle United. Manajer MU Ruben Amorim mengatakan, timnya membuat terlalu banyak kesalahan.
MU menantang the Magpies di St. James’ Park pada Minggu (13/4/2025) malam WIB. Newcastle bermain lebih agresif sebelum Sandro Tonali memecah kebuntuan di menit ke-24. Alejandro Garnacho kemudian menciptakan gol balasan Setan Merah kurang dari 15 menit berikutnya.

Babak kedua bak jadi neraka bagi Bruno Fernandes dkk. Newcastle memberondong gawang MU dengan tiga gol tambahan dari Harvey Barnes (2) dan Bruno Guimares.

Lebih buruk lagi bagi Manchester United. Pasalnya dua dari tiga gol terakhir Newcastle terlahir karena kesalahan sendiri yang dilakukan Noussair Mazraoui dan kiper Altay Bayindir.

“Ada banyak kesalahan,” ungkap Amorim kepada Premier League Production. “Newcastle lebih tangguh di bola kedua. Kami melakukan banyak sekali kesalahan sehingga semakin sulit memenangi sebuah pertandingan. Itu saja.”

“Ada sedikit dari segalanya. Sulit untuk menunjuk satu hal. Sangat sulit untuk menang melawan tim top seperti Newcastle. Apalagi ketika kami membuat banyak kesalahan yang membantu lawan, jadinya semakin sulit.”

“Mari fokus pada pertandingan Hari Kamis,” ceplos Ruben Amorim, merujuk laga perempatfinal leg kedua Liga Europa melawan Lyon.

Manchester United berarti sudah puasa kemenangan di tiga pertandingan terakhir di Premier League. MU menderita lima kekalahan dengan hanya empat kemenangan dalam 15 pertandingan sejak pergantian tahun.

post

Timnas U-17 Pantang Ciut meski Kualitas Individu Korea Utara Bagus

PUSAT BOLA – Timnas Indonesia U-17 menghadapi Korea Utara pada perempatfinal Piala Asia U-17 2025. Tim asuhan Nova Arianto tak gentar hadapi Korut yang punya kualitas individu bagus.
Seperti diketahui, Piala Asia U-17 2025 menyisakan delapan tim terbaik yang lolos babak perempatfinal. Di babak itu, Indonesia yang merupakan juara Grup C berjumpa runner up di Grup D, Korea Utara. Laga akan berlangsung Senin (14/4/2025), pukul 21.00 WIB.

Menilik pola permainan dan kualitas para Korea Utara yang dinilai bagus, Nova berharap timnya bisa mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menaklukkan tim berjuluk Chollima Junior tersebut di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah, Arab Saudi.

“Korea salah satu tim yang diwaspadai secara kualitas individu, etos kerjanya, fisik, dan mental. Mereka merupakan salah satu tim unggulan di Piala Asia kali ini,” kata Nova dalam pesan audio yang disampaikan melalui federasi, pada Minggu (13/4/2025).

“Tapi saya mau pemain saya tidak takut dengan situasi ini dan saya mau lihat para pemain punya mental yang kuat,” ujarnya.

Nova mengatakan hal tersebut usai melihat bagaimana persaingan di Grup D yang sangat ketat. Termasuk saat Korea Utara melawan Oman pada 11 April lalu yang berakhir imbang 2-2.

“Yang pasti grup D dihuni negara-negara yang secara kualitas cukup baik, di situ ada Oman, Korea Utara, Tajikistan, termasuk Iran. Kita lihat sampai di pertandingan terakhir mereka masih menunggu siapa yang lolos,” tuturnya.

“Kita tahu, lawan kita adalah Korea Utara. Jadi menurut saya, mereka lawan yang cukup baik dan secara kualitas sangat baik dan kami akan mencoba mendapatkan hasil terbaik untuk bisa lolos ke babak semifinal.”

“Sekali lagi, mereka saat ini adalah pemain piala dunia jadi saya mau mental pemain (anak asuhnya) bisa main maksimal dan kita lihat besok di lapangan, dan semua kita berdoa semoga dapat hasil terbaik,” ucap pelatih berusia 45 tahun itu.

post

3 Tim Italia yang Berhasil Dikalahkan Bodo/Glimt

PUSATSPORT , Bodo/Glimt membuat kejutan pada leg pertama perempat final Liga Europa 2024/2025, Jumat (11/4/2025) dini hari WIB. Mereka menaklukkan Lazio dengan skor 2-0. Kemenangan tersebut pun memberi tim asal Norwegia tersebut modal yang bagus untuk bisa lolos ke semifinal.

Meski begitu, ini sebetulnya bukan kemenangan pertama Bodo/Glimt atas tim dari Italia. Sebelumnya, mereka pernah mengalahkan dua klub Negeri Pizza. Salah satunya bahkan mereka taklukkan hingga dua kali pada musim yang sama. Termasuk Lazio, berikut tiga tim Italia yang pernah dikalahkan Bodo/Glimt.

1. Bodo/Glimt membungkam Lazio pada leg pertama perempat final Liga Europa 2024/2025

Bodo/Glimt mengalahkan Lazio dengan skor 2-0 pada leg pertama perempat final Liga Europa 2024/2025 di kandang sendiri, Aspmyra Stadion. Ulrik Saltnes menjadi bintang karena mencatatkan brace. Gelandang yang juga berstatus sebagai kapten tim itu mencetak gol pada menit 47 dan 69.

Pelatih Lazio, Marco Baroni, menilai kekalahan yang diterima timnya tidak terlepas karena kualitas lapangan yang bertipe sintetis. Menurutnya, para pemain Bodo/Glimt bisa memanfaatkan situasi tersebut karena sudah sering bermain dengan kondisi demikian. Mereka mampu menciptakan pergerakan yang cepat karena bola yang memang mengalir lebih lancar.

Lazio akan bergantian menjamu Bodo/Glimt di Stadio Olimpico untuk melakoni laga leg kedua pada 17 April 2025. Baroni pun percaya diri timnya bisa membalikkan keadaan. Selain bermain di rumput yang normal, mereka juga akan didukung para tifosinya.

2. Bodo/Glimt dua kali mengalahkan AS Roma di Liga Konferensi Eropa 2021/2022

AS Roma berhasil menjadi juara Liga Konferensi Eropa 2021/2022. Pada musim tersebut, mereka bertanding 15 kali dengan hasil 10 kemenangan, 3 keimbangan, dan 2 kekalahan. Dua kekalahan yang didapat AS Roma tersebut tercipta saat berhadapan dengan Bodo/Glimt.

Pertama, mereka bertemu pada fase grup (21/10/2021). Tim yang saat itu dilatih Jose Mourinho menelan kekalahan memalukan dengan skor 1-6. Seperti Lazio, AS Roma juga merasakannya di Aspmyra Stadion.

Keduanya kembali berhadapan pada perempat final. Lagi-lagi, AS Roma tidak berkutik ketika bertandang ke Aspmyra Stadion untuk melakoni leg pertama (7/4/2022). Mereka kalah dengan skor 1-2. Namun, I Giallorossi bisa membalikkan agregat pada leg kedua (14/4/2022). Mereka menang dengan skor telak, 4-0.

Setelah menyingkirkan Bodo/Glimt pada perempat final, AS Roma menang atas Leicester City dengan agregat 2-1 pada semifinal. Mereka akhirnya menjadi juara usai menang tipis atas Feyenoord dengan skor 1-0. Gol tunggal dicetak Nicolo Zaniolo pada menit 32.

3. Bodo/Glimt menang atas Sampdoria pada leg pertama 32 besar Piala Winners 1994/1995

Sampdoria menjadi Italia pertama yang berhasil dibekuk Bodo/Glimt. Keduanya bertemu pada babak 32 besar Piala Winners 1994/1995. Pada leg pertam (15/9/1994), Bodo/Glimt menang dengan skor 3-2. Lagi-lagi, hasil tersebut tercipta di kandang, Aspmyra Stadion.

Namun, Sampdoria bisa membalikkan keadaan pada leg kedua (29/9/2024). Mereka menang dengan skor 2-0. Tim yang dilatih Sven-Goran Eriksson tersebut mencetak gol melalui David Platt (13′) dan Attilio Lombardo (37′).

Sebagai catatan, Sampdoria mampu melaju sampai semifinal. Langkah mereka dihentikan Arsenal lewat adu penalti. Pada partai puncak, The Gunners gagal menjadi juara karena kalah dari Real Zaragoza.

Selain Lazio, AS Roma, dan Sampdoria, Bodo/Glimt juga sudah pernah bertemu dengan tiga tim Italia lain, yaitu AC Milan, Inter Milan, dan Napoli. Namun, dengan ketiga tim tersebut, Bodo/Glimt selalu menelan kekalahan. Mereka dibekuk AC Milan dengan skor 2-3 pada babak kualifikasi Liga Europa 2020/2021, dibantai Inter Milan dengan agregat 1-7 pada babak 16 besar Piala Winners 1978/1979, dan menyerah dari Napoli dengan agregat 0-3 pada babak 32 besar Piala Winners 1976/1977.

post

Ini 2 Poin Evaluasi Timnas U-17 Selama Fase Grup Piala Asia

PUSATSPORT – Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, menyebut ada dua poin yang masih harus dievaluasi dari anak asuhnya selepas fase grup Piala Asia U-17 2025. Apa sajakah itu?

“Evaluasi kan memang sering kita lakukan ya, tetapi pekerjaan rumah terbesar saya masih soal dua hal ini, yaitu passing (umpan) dan pengambilan keputusan di atas lapangan,” kata Nova dalam keterangannya.

1. Masih tampak dalam laga lawan Afghanistan

Perkara kekurangan di dua hal tersebut, Nova mengaku masih melihatnya ketika Indonesia bersua Afghanistan di laga terakhir fase grup. Ada beberapa momen ketika para pemain terlambat mengambil keputusan.

“Karena memang bisa kita lihat saat lawan Afghanistan, para pemain saya kerap terlambat mengambil keputusan. Misal, mereka masih bingung kapan harus dribel, passing, atau shooting,” ujar Nova.

2. Salah umpan juga masih jadi masalah

Tidak cuma pengambilan keputusan, salah umpan juga masih jadi pekerjaan rumah Timnas U-17. Saat laga pertama lawan Korea Selatan, tampak salah umpan ini jadi penyebab gagalnya serangan balik skuad Garuda Muda.

Begitu juga saat lawan Afghanistan, salah umpan ini jadi penyebab beberapa kali pemain Afghanistan mampu menggempur pertahanan Indonesia. Ada aliran permainan yang terhenti karena salah umpan ini.

3. Diharapkan bisa terselesaikan saat lawan Korut

Nova berharap, dua pekerjaan rumah ini bisa selesai saat Indonesia berhadapan dengan Korea Utara. Sebab, secara kualitas, Korut punya bekal lebih dari cukup untuk merepotkan atau bahkan mengalahkan Indonesia.

“Korut adalah salah satu tim yang harus diwaspadai di Piala Asia U-17 2025 ini. Saya harap, dua pekerjaan rumah ini bisa terselesaikan saat Timnas U-17 bertemu mereka nanti (Senin, 14 April),” kata Nova.