PUSAT BOLA : Naples – Antonio Conte kecewa Napoli gagal menang melawan Inter Milan. Namun melihat penampilan Napoli di laga ini, ia optimistis Il Partenopei terus bisa bersaing di perburuan Scudetto. Napoli vs Inter Milan berakhir imbang 1-1 di Stadion Diego Armando Maradona pada giornata ke-27 Liga Italia, Minggu (2/3/2025). Tim tamu unggul lebih dulu lewat Federico Dimarco pada menit ke-20. Tuan rumah kemudian bisa menyetarakan skor lewat Philip Billing di menit ke-88.
Pada laga ini, Napoli unggul jauh dari Inter dalam penguasaan bola dan percobaan tembakan. Il Partenopei mencatatkan penguasaan bola sebesar 62 persen dibanding Inter yang hanya 38 persen.
Napoli juga bisa melepas 19 tembakan. Lebih berbahaya dari Inter yang hanya melakukan enam percobaan. Kurang tajamnya Napoli membuat mereka gagal menang meski sangat dominan.
Pelatih Napoli, Antonio Conte, jelas kecewa timnya gagal menang akibat kurang tajam. Masalah serupa terjadi di laga sebelumnya saat Napoli kalah 1-2 dari Como.
Meski kecewa, Conte merasa puas dengan performa yang ditunjukkan Napoli dengan bisa merepotkan Inter yang merupakan juara bertahan Serie A. Ia yakin dengan penampilan seperti ini Napoli bakal terus di zona persaingan juara Serie A.
Napoli saat ini berada di peringkat kedua Serie A dengan 57 poin. Mereka hanya terpaut satu angka dari Inter di puncak klasemen.
Ada sedikit kekecewaan, karena kami tampil sangat baik melawan lawan yang sangat kuat. Inter adalah tim yang dibangun selama bertahun-tahun untuk menantang Scudetto dan mereka sekarang adalah tim yang harus dikalahkan,” kata Conte kepada DAZN.
“Setelah bermain sebaik ini melawan mereka dan Juventus, menunjukkan meskipun mengalami kesulitan, kehilangan pemain penting, kami dapat berbicara dengan organisasi, fokus, dan kecerdasan. Kondisi ini hanya menambah penyesalan untuk babak kedua melawan Como, di mana kami kurang memiliki tekad dan rasa lapar.”
“Jika kami selalu menunjukkan tekad ini, maka kami akan berada di sini hingga akhir musim. Kami akan seperti kucing, bertahan dengan cakar kami,” jelasnya.
PUSATSPORT , Berdasarkan aspek geografis, Israel merupakan negara yang terletak di Asia. Negara ini berbatasan langsung dengan beberapa negara Asia lainnya, seperti Lebanon, Suriah, Mesir, dan Yordania. Literatur lainnya ada juga yang menyebut Israel berada di wilayah Levant, sebuah wilayah di Mediterania yang menghubungkan Afrika dan Asia.
Kendati masuk daftar negara Asia, timnas dan klub sepak bola Israel rupanya tidak masuk daftar Federasi Sepak Bola Asia (AFC). Sebab, timnas sepak bola negara yang kini dipimpin Benjamin Netanyahu itu merupakan bagian dari Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA). Oleh karena itu, timnas dan klub sepak bola Israel juga kerap mengikuti kompetisi yang berada di bawah naungan UEFA.
1. Berawal dari peristiwa Nakba
Keanggotaan Israel di UEFA sejatinya berawal dari peristiwa Nakba. Peristiwa Nakba sendiri merupakan peristiwa pengusiran warga Palestina dari negaranya oleh militer Israel yang terjadi pada 1948. Dilansir laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa, peristiwa ini terjadi lantaran Israel tak setuju dengan resolusi PBB 1947 yang memutuskan untuk memisahkan Israel dengan Palestina menjadi dua negara.
Kala itu, peristiwa Nakba ini dikecam seluruh negara di dunia. Sebab, peristiwa ini merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Hukum internasional melarang sebuah negara mencaplok wilayah negara lainnya secara ilegal dengan menggunakan kekerasan dan tenaga militer.
Kendati ditentang seluruh negara di dunia, tindakan pencaplokan wilayah Palestina oleh militer Israel ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat. Negeri Paman Sam mendukung tindakan ini lantaran menganggap Palestina merupakan wilayah Israel. AS menganggap Israel punya hak penuh untuk mengambil wilayah yang memang menjadi hak miliknya. Oleh karena itu, AS akhirnya mengakui berdirinya negara Israel di tanah Palestina pada Mei 1948.
2. Mendapat penolakan dari negara-negara Asia
Peristiwa Nakba ini akhirnya berimbas kepada keanggotaan Israel di AFC. Israel sebetulnya sudah resmi menjadi anggota AFC pada 1956. Namun, dilansir DW, keanggotaan Israel di AFC saat itu kerap mendapatkan penolakan dari negara-negara Asia yang mengecam tindakan bengis mereka dalam peristiwa Nakba.
Negara-negara Asia juga kerap menolak bertanding melawan Israel di semua kompetisi sepak bola. Indonesia, Turki, dan Sudan, misalnya, pernah menolak bertanding melawan Israel dalam Kualifikasi Piala Dunia 1958. Ketiga negara tersebut menolak bermain dengan Israel imbas peristiwa Nakba.
Penolakan-penolakan ini terus berlanjut hingga beberapa dekade kemudian. Hingga pada 1974, AFC akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan Israel dari daftar keanggotaannya. Keputusan AFC ini dipelopori resolusi yang digagas Kuwait. Kala itu, resolusi tersebut mendapat dukungan dari 17 negara. Sementara itu, 13 negara menentang dan 6 lainnya memutuskan abstain.
3. Bergabung dengan UEFA
Sejak ditendang dari AFC pada 1974, timnas dan klub sepak bola Israel tidak punya tempat untuk bernaung. Mereka terkatung-katung dan tidak bisa mengikuti kompetisi di benua sendiri. Sebab, negara-negara di Asia menolak Israel untuk berlaga dalam kompetisi yang berada di bawah naungan AFC.
Oleh karena itu, pada 1976, klub sepak bola Israel memutuskan untuk mengikuti kompetisi yang berada di Eropa. Salah satunya adalah Piala Intertoto. Piala Intertoto sendiri merupakan kompetisi sepak bola Eropa yang kerap digelar pada musim panas. Kala itu, kompetisi ini disponsori perusahaan-perusahaan judi.
Pada 1978, timnas sepak bola Israel juga dilarang mengikuti Asian Games. Padahal, Israel merupakan salah satu negara yang kerap bersinar di Asian Games. Tercatat, mereka sudah mengoleksi 38 medali Asian Games, termasuk 15 medali emas di Asian Games 1954 hingga Asian Games 1974.
Pada 1992, UEFA mengizinkan Israel untuk mengikuti kompetisi resmi yang berada di bawah naungan mereka. Hal ini lantaran Israel kerap mengikuti kompetisi-kompetisi sepak bola di Eropa. Hingga pada 1994, UEFA akhirnya memutuskan untuk merekrut Israel menjadi anggota penuh.
Keanggotaan Israel di UEFA pun bertahan hingga saat ini. Tidak seperti di AFC, Israel tidak mendapatkan penolakan dari beberapa negara Eropa untuk menjadi anggota UEFA. Padahal, beberapa negara Eropa juga mengecam pendudukan ilegal Israel di wilayah Palestina.
Hal yang sama sebetulnya terjadi di cabang olahraga lain. Dalam cabang olahraga renang, bola tangan, atletik, dan basket, misalnya, Israel masuk federasi Eropa, bukan Asia. Hal ini lagi-lagi lantaran negara-negara Asia menentang tindakan pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel dalam peristiwa Nakba yang terjadi pada 1948.
PUSATSOCCER , LaLiga Spanyol menjadi salah satu liga paling kompetitif di dunia. Kompetisi satu ini menarik banyak pemain bintang dari berbagai negara, termasuk Prancis. Cukup banyak pemain Prancis yang berkiprah di LaLiga 2024/2025.
Para klub LaLiga tertarik untuk mendatangkan pemain Prancis, terutama di posisi penyerang tengah. Pada 2024/2025, terdapat tiga penyerang tengah Prancis yang bermain untuk tim LaLiga. Siapa saja mereka dan bagaimana kiprahnya sejauh ini? Simak ulasan berikut!
1. Antoine Griezmann masih menjadi andalan di lini depan Atletico Madrid
Antoine Griezmann telah cukup lama meniti karier di Spanyol. Ia merupakan pemain jebolan akademi Real Sociedad. Namun, sosok Griezmann mulai dikenal berkat performa yang ia tunjukkan bersama Atletico Madrid.
Griezmann pertama kali bergabung dengan Atletico Madrid pada musim panas 2014. Pemain berusia 33 tahun ini sempat berlabuh ke Barcelona pada musim panas 2019. Namun, Griezmann gagal bersinar bersama Blaugrana. Dirinya memutuskan untuk kembali ke skuad Atletico Madrid pada musim panas 2021.
Meski sudah tidak lagi muda, Griezmann masih menjadi andalan Diego Simeone di lini depan Los Colchoneros. Ia dikenal sebagai penyerang yang memiliki kreativitas dalam membangun serangan serta kemampuan mencetak gol yang sangat baik. Pada 2024/2025 ini, ia tampil dalam 37 pertandingan di semua kompetisi dengan mencetak 16 gol dan 7 assist.
2. Kylian Mbappe mampu membuktikan kualitasnya bersama Real Madrid
Kylian Mbappe telah cukup lama dikaitkan dengan Real Madrid. Ia akhirnya bergabung dengan klub raksasa Spanyol tersebut pada musim panas 2024. Mbappe didatangkan dengan status bebas transfer setelah kontraknya bersama Paris Saint-Germain (PSG) berakhir.
Kepindahan Mbappe ke Real Madrid cukup menggemparkan dunia sepak bola. Dengan status sebagai salah satu pemain terbaik dunia saat ini, ekspektasi terhadap Mbappe sangat tinggi. Ia diharapkan bisa langsung beradaptasi dengan gaya bermain Real Madrid.
Sejauh ini, Mbappe mampu membuktikan kualitasnya bersama Los Blancos. Dengan kecepatan dan ketajamannya, pemain berusia 26 tahun ini menjadi ancaman utama bagi pertahanan lawan. Bersama Real Madrid, Mbappe telah tampil dalam 39 pertandingan di semua ajang dengan mencetak 28 gol dan 5 assist.
3. Thierno Barry langsung langsung menjadi pilihan utama di posisi ujung tombak Villarreal
Nama Thierno Barry mungkin belum seterkenal Mbappe atau Griezmann. Meski demikian, penyerang berusia 22 tahun ini mampu mencuri perhatian berkat performa yang ia tunjukkan bersama Villarreal. Barry merupakan penyerang yang dibekali dengan postur yang sangat baik. Dengan tinggi mencapai 1,95 meter, ia sangat diandalkan dalam situasi bola atas.
Barry menjadi salah satu rekrutan anyar Villarreal pada bursa transfer musim panas 2024. Ia didatangkan dari FC Basel dengan biaya transfer 14 juta euro atau Rp240 miliar. Barry menyepakati kontrak berdurasi 5 musim hingga Juni 2029 mendatang.
Tidak butuh waktu lama, Barry langsung menjadi pilihan utama di posisi ujung tombak El Submarino Amarillo. Hingga saat ini, ia telah mencatatkan 26 penampilan di semua kompetisi dengan torehan 8 gol dan 3 assist. Dengan usia yang masih muda, kualitas Barry masih dapat berkembang lagi.
Para pemain di atas merupakan penyerang tengah Prancis yang saat ini berkiprah di LaLiga. Kualitas mereka tentu tidak perlu diragukan lagi. Saat ini, mereka menjadi pilihan utama bagi tim masing-masing.
CAKAPBOLA.com – Bayern Muenchen semakin kokoh di puncak klasemen setelah menekuk VfB Stuttgart dengan skor 3-1 pada pekan ke-24 Liga Jerman di Stadion Mercedes-Benz Arena, Muenchen, Sabtu dini hari WIB.
Pada pertandingan ini sebenarnya VfB Stuttgart sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Angelo Stiller, namun Bayern Muenchen dapat membalikkan keadaan melalui Michael Olise, Leon Goretzka dan Kingsley Coman, demikian catatan Bundesliga.
Berkat kemenangan ini Bayern Muenchen semakin kokoh di puncak klasemen sementara Liga Jerman dengan 61 poin dari 24 pertandingan, unggul 11 poin dari Bayer Leverkusen di posisi kedua.
Di sisi lain, VfB Stuttgart masih tertahan di posisi ketujuh klasemen sementara Liga Jerman dengan 36 poin dari 24 pertandingan, terpaut tiga poin dari posisi empat besar.
Secara statistik VfB Stuttgart unggul penguasaan bola dengan 53 persen, akan tetapi Bayern Muenchen tampil lebih tajam lewat 17 tendangan yang delapan di antaranya tepat sasaran.
Stuttgart mengambil inisiatif menyerang terlebih dan sempat memberikan ancaman lewat tendangan Josha Vagnoman yang masih dapat diselamatkan kiper Bayern Manuel Neuer.
Bayern berbalik memberikan ancaman dan memiliki peluang lewat tendangan Jamal Musiala setelah menerima umpan dari Leroy Sane, namun bola masih melenceng dari gawang.
Selanjutnya Stuttgart berhasil unggul terlebih dahulu setelah umpan dari Josha Vagnoman dapat dikonversikan menjadi gol lewat tendangan Angelo Stiller sehingga skor berubah menjadi 1-0 pada menit 34.
Bayern tidak tinggal diam dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit 45 berkat gol berkat gol dari Michael Olise setelah memaksimalkan umpan Leroy Sane dan membuat skor kembali sama kuat 1-1.
Memasuki babak kedua, giliran Bayern yang mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu dan berhasil membalikkan keadaan lewat gol yang dicetak oleh Leon Goretzka sehingga skor berubah menjadi 2-1 pada menit 64.
Berbalik tertinggal membuat Stuttgart lebih meningkatkan intensitas serangan mereka, namun upaya yang dilakukan belum kunjung membuahkan hasil.
Di sisi lain, Bayern dapat menambah keunggulan mereka menjadi 3-1 lewat gol dari Kingsley Coman lewat penyelesaian akhir cantik di dalam kotak penalti Stuttgart pada menit ke-90. Skor tersebut bertahan hingga pertandingan usai.
CAKAPBOLA.com – Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi tidak memandang laga kontra Napoli pada pekan ke-27 Liga Italia di Stadion Diego Armando Maradona, Naples, Minggu (2/3) dini hari WIB, sebagai penentu gelar juara.
Dikutip dari laman resmi klub, Sabtu, Inzaghi menjelaskan kedua tim masih menyisakan banyak pertandingan yang harus dimainkan setelah melalui pekan ke-27 Liga Italia hingga akhir musim mendatang.
Meski menilai bukan sebagai pertandingan penentu gelar juara, Inzaghi mengakui ini adalah laga penting karena akan mempertemukan dua tim yang tengah berada di dua posisi teratas.
“Kita berbicara soal dua tim teratas di liga, layak untuk memberikan apresiasi baik kepada Inter dan Napoli. Besok adalah laga yang akan sangat penting, tapi tidak menentukan,” ungkap Inzaghi.
“Masih ada 12 pertandingan untuk dimainkan dan 36 poin yang dapat diraih, tapi kami tahu pentingnya pertandingan ini: kami akan membutuhkan kemampuan terbaik kami menghadapi lawan kuat,” sambungnya.
Pelatih berkebangsaan Italia itu memastikan pertandingan menghadapi Napoli selalu berjalan sulit dan Inter Milan memiliki kesulitan untuk mendapatkan poin penuh pada dua pertemuan sebelumnya.
Pada dua pertandingan tersebut, Inter Milan harus puas bermain imbang dengan skor 1-1 dan kemenangan terakhir Nerazzuri atas Napoli di ajang Liga Italia terjadi tahun 2023 lalu.
Dia berharap anak-anak asuhnya mampu kembali mengeluarkan kemampuan terbaiknya setelah pada laga sebelumnya dapat mengalahkan Lazio dengan skor 2-0.
“Kami harus keluar dari pertandingan sulit dengan cara terbaik yang ada: kami tahu apa yang terbentang di depan kami, kami tidak melakukannya dengan baik pada pertemuan langsung sebagaimana kami lakukan di masa lampau, kami harus sempurna untuk membawa pulang (tiga) poin,” tegas Inzaghi.
“Ini adalah harapan. Anak-anak sudah bekerja dengan baik. Kami menggunakan banyak energi di Coppa Italia menghadapi Lazio, dan pada dua hari terakhir kami bekerja baik dalam apa yang perlu kami tingkatkan, mengetahui apa yang kami lakukan pada laga menghadapi Juventus tapi itu tidak cukup. Karena itu, kami tahu kami harus melakukan sesuatu lebih,” pungkasnya.
PUSAT BOLA – Gelandang serba dapat Bayern München, Joshua Kimmich, jadi pusat atensi sehabis berita transfernya mencuat. Barcelona dikabarkan sangat tertarik memboyong pemain berumur 28 tahun ini ke Camp Nou buat menguatkan lini tengah mereka. Tidak cuma Barcelona, sebagian klub besar Eropa yang lain pula menampilkan atensi yang sama terhadap Kimmich.
Performa tidak berubah- ubah serta kemampuannya bermain di bermacam posisi membuat Kimmich jadi salah satu pemain sangat diincar di pasar transfer. Tetapi, Bayern München belum membagikan sinyal hendak melepas pemain kunci mereka, mengingat kedudukan berarti Kimmich dalam strategi regu.
Spekulasi ini terus menjadi menarik atensi publik, paling utama sehabis timbul berita kalau agen Kimmich sudah melaksanakan pertemuan dengan sebagian perwakilan klub. Apakah Kimmich hendak meninggalkan Bayern masa panas mendatang? Ayo kita nantikan pertumbuhan lebih lanjut!
PUSATSOCCER , Tak jauh berbeda dari sebelumnya, Inter Milan masih menjadi kekuatan yang solid, sehingga sukses tampil meyakinkan di berbagai ajang paruh 2024/2025. I Nerazzurri terlihat percaya dengan kedalaman kekuatan yang dimiliki karena itu tidak terlalu aktif memanfaatkan bursa transfer musim dingin 2025. Skuad asuhan Simone Inzaghi tersebut hanya mendatangkan Nicola Zalewski dengan status pinjaman dari Napoli.
Inter Milan juga telah melakukan bersih-bersih skuad dengan melepas penggawa yang tidak masuk rencana pada musim dingin 2025. Dari 7 nama yang pergi dari I Nerazzurri, ternyata ada 3 pemain gabung tim yang mentas di liga top Eropa. Sebagian besar hengkang dengan status pinjaman. Lantas, siapa saja pesepak bola yang dimaksud tersebut dan seperti apa performanya di tempat baru? Yuk simak daftar dan tulisan berikut ini!
1. Tajon Buchanan selalu memulai laga sebagai pemain pengganti di Villarreal
Tajon Buchanan adalah gelandang kanan yang didatangkan Inter Milan dari Club Brugge pada musim musim dingin 2024. Pesepak bola berkebangsaan Kanada ini dibeli seharga 7,3 juta euro atau Rp125,6 miliar. Dirinya dinilai memiliki potensi menjanjikan sehingga diberikan kontrak oleh I Nerazzurri yang berlaku sampai 2028.
Tak berjalan mulus, Tajon Buchanan ternyata kalah bersaing dengan penggawa lain di lini tengah Inter Milan. Hal tersebut membuat talenta kelahiran Ontario ini minim menit bermain dan kontribusi untuk I Nerazzurri. Selain itu, dia juga sempat berkutat dengan cedera tulang kering sehingga harus absen selama beberapa bulan. Sejauh ini, Buchanan telah membuat total penampilan dalam 17 pertandingan dengan mengemas 1 gol.
Sulit menembus skuad utama Inter Milan, Tajon Buchanan lantas dipinjamkan kepada Villarreal pada musim dingin 2025. El Submarino Amarillo harus mengeluarkan uang sekitar 1 juta euro atau Rp17,2 miliar demi mengamankan jasa talenta yang kini berusia 26 tahun tersebut. Dia akan menjalani masa peminjaman sampai Juni 2025 dengan opsi pembelian. Sejauh ini, dirinya selalu mendapat kesempatan sebagai pemain pengganti dalam skema taktik tim. Hingga pekan ke-25, Buchanan sendiri diturunkan dalam tiga pertandingan di LaLiga Spanyol 2024/2025 per 27 Februari 2025.
2. Tomas Palacios beberapa kali tampil sebagai bek tengah utama AC Monza
Tak hanya berburu talenta potensial di Benua Biru, Inter Milan juga mengarahkan radar transfer ke Amerika Selatan sehingga berhasil memboyong Tomas Palacios dari CS Independiente Rivadavia pada musim panas 2024. Pesepak bola berkebangsaan Argentina ini ditebus seharga 6,5 juta euro atau sekitar Rp112 miliar. Dia sepakat menandatangani kerja sama jangka panjang yang berlaku sampai 2029 bersama I Nerazzurri.
Tomas Palacios ternyata kesulitan menembus skuad inti Inter Milan. Pemain bertinggi 196 cm ini belum bisa menggantikan peran Alessandro Bastoni, Benjamin Pavard, Yann Bisseck, dan Stefan de Vrij di jantung pertahanan tim asal Lombardia tersebut. Ini membuatnya kerap menghabiskan waktu di bangku cadangan. Sementara ini Palacios sendiri baru tampil dalam tiga pertandingan.
Inter Milan kemudian meminjamkan Tomas Palacios kepada AC Monza pada musim dingin 2025. Ini dilakukan agar ia mendapat lebih banyak kesempatan dan pengalaman. Dia akan memperkuat I Biancorossi sampai Juni 2025. Sejauh ini, talenta yang kini berusia 21 tahun tersebut menambah opsi lini belakang sehingga beberapa kali diberikan kesempatan tampil sejak menit pertama sebagai bek tengah. Hingga pekan ke-26, Palacios telah mencatatkan kontribusi dalam tiga pertandingan di Serie A Italia 2024/2025 per 27 Februari 2025.
3. Andrei Radu selalu diturunkan selama 90 menit bersama Venezia FC
Andrei Radu merupakan kiper yang diboyong Inter Milan dari akademi US Pergolettese pada musim panas 2013. Talenta kelahiran Bucharest ini lantas ditempa di berbagai kelompok umur I Nerrazurri. Usahanya tak sia-sia, dirinya mendapat kesempatan untuk melebarkan sayap dengan promosi ke skuad senior pada musim panas 2016.
Sayangnya, Andrei Radu bukan pilihan utama dalam menjaga lini pertahanan Inter Milan. Ini membuatnya lebih sering menjalani masa peminjaman ke banyak tim seperti US Avelliono, Genoa, Parma, US Cremonese, AJ Auxerre, dan Bournemouth. Sementara ini, dia hanya mencatatkan total penampilan sebanyak 5 laga dengan kebobolan 5 gol dan membuat 2 clean sheet untuk I Nerrazurri.
Andrei Radu kemudian dilepas permanen oleh Inter Milan kepada Venezia FC pada tenggat waktu musim dingin 2025. Pemain berkebangsaan Rumania ini menandatangani kontrak jangka pendek yang berlaku sampai Juni 2025. Berkat pengalaman yang dimiliki, dia langsung mendapat kepercayaan sebagai kiper inti sehingga selalu diturunkan selama 90 menit. Hingga pekan ke-26, Radu telah bermain dalam 3 laga dengan kebobolan 3 gol dan menciptakan 1 clean sheet bersama I Lagunari di Serie A 2024/2025 per 27 Februari 2025.
Ketiga pemain tersebut meninggalkan Inter Milan untuk gabung tim lain di liga top Eropa pada musim dingin 2025. Sejauh ini, Tajon Buchanan selalu berperan sebagai pemain pengganti bersama Villarreal dan Tomas Palacios beberapa kali diturunkan menghiasi starter AC Monza. Sementara, Andrei Radu langsung menempati posisi kiper utama Venezia.
PUSATSPORT – Beberapa tahun lalu, Juventus adalah tim yang rutin meraih gelar. Setidaknya, Coppa Italia dan Serie A jadi dua trofi yang bisa mereka dapat, ditambah lagi dengan gelar Supercoppa Italiana.
Namun, belakangan gelar jadi sesuatu yang jarang didapat Juventus. Bahkan, musim ini tim asal kota Turin itu juga berpeluang tidak meraih gelar lagi, sama seperti dua atau tiga musim terakhir.
1. Juventus tumbang di semua ajang
Musim ini, banyak kompetisi yang Juventus ikuti. Selain Serie A, Coppa Italia, dan Supercoppa Italiana, mereka juga mentas di Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.
Alih-alih bersinar, Juventus bertumbangan di ajang-ajang tersebut. Terbaru, mereka kalah di perempat final Coppa Italia dari Empoli. Di Supercoppa Italiana, mereka juga kalah dari AC Milan di semifinal.
Kesuraman Juventus bertambah ketika mereka kalah dari PSV di play-off 16 besar Liga Champions 2024/25. Sempat menang 2-1 di leg pertama, mereka kalah di leg kedua dengan skor 1-3.
2. Berpotensi mengulangi kegagalan musim 2021/22 dan 2022/23
Kegagalan Juventus meraih gelar dalam satu musim pernah mereka alami pada musim 2021/22 dan 2022/23. Ketika itu, mereka tumbang di setiap kompetisi yang diikuti.
Baik itu di Serie A, Coppa Italia, Supercoppa Italiana, dan Liga Champions, Juventus tak bisa bicara banyak. Jika dihitung, sejak 2021 sampai 2024, hanya satu trofi yang mereka dapat, yakni Coppa Italia pada 2023/24.
Kemudian, terakhir Juventus meraih double winner terjadi di musim 2019/20. Ketika itu, mereka juara Coppa Italia dan Supercoppa Italiana. Selain itu, tak ada lagi gelar yang mereka dapat.
3. Punya potensi di Piala Dunia Antarklub
Khusus musim ini, satu-satunya potensi Juventus meraih gelar ada di Piala Dunia Antarklub. Ajang itu akan dihelat di Amerika Serikat pada 14 Juni sampai 13 Juli, mirip seperti Piala Dunia tim senior.
Namun, tetap saja ajang ini tidak mudah bagi Juventus, karena mereka akan bersua Manchester City, Chelsea, Bayern Muenchen, hingga Paris Saint-Germain (PSG). Agaknya, trofi memang masih sulit mereka dapat.
PUSAT BOLA : Madrid – Persaingan gelar Liga Spanyol musim ini berlangsung ketat di antara tiga raksasa. Real Madrid diyakini akan mempertahankan gelar juara karena beberapa faktor. Saat ini Barcelona memuncaki klasemen LaLiga dengan perolehan 54 poin hasil 25 pertandingan. Madrid memiliki jumlah angka yang sama, tapi menempati posisi kedua karena inferior dari head-to-head menyusul kekalahan 1-4 di Santiago Bernabeu.
Atletico Madrid mengisi peringkat ketiga dengan selisih satu poin saja dari kedua rivalnya tersebut.
Mantan pemain Real Madrid, Jese Rodriguez, menjagokan Los Blancos. Menurut dia, Madrid lebih unggul ketimbang Barca dan Atletico karena laju yang meyakinkan dan faktor ketajaman Kylian Mbappe.
“Persaingan LaLiga ketat, tapi aku percaya pada Madrid. Kurasa mereka sedang di momen terbaik karena Mbappe selangkah lebih unggul daripada pemain lain,” cetus Jese kepada Cadena SER.
“Kupikir (pelatih Madrid Carlo-red) Ancelotti telah menemukan sistem yang tepat – 4-4-2 dengan kebebasan lebih besar untuk Vinicius dan Mbappe,” mantan pemain Paris Saint-Germain ini menyimpulkan.
El Real meraup lima kemenangan dan cuma sekali kalah dalam 10 pertandingan terakhir di liga. Mbappe berangsur-angsur membaik sehingga kini sudah menceploskan 17 gol dalam 23 pertandingan (27 gol di semua kompetisi).
Persaingan Liga Spanyol akan berlanjut di akhir pekan ini. Real Madrid dijadwalkan bertandang ke markas Real Betis, sedangkan Barcelona dan Atletico bertanding melawan Real Sociedad dan Athletic Bilbao berturut-turut.
Manchester – Presiden LaLiga Javier Tebas menuntut Manchester City diperiksa atas pelanggaran tata kelola. Manajer Man City Pep Guardiola tegas tak mau menanggapinya. Tebas melaporkan Man City ke Komisi Eropa yang menangani aspek hukum negara-negara Uni Eropa. Ia menuding Man City memanipulasi kerugian-kerugiannya.
“City punya banyak perusahaan di dalam grupnya, yang berada di luar struktur City Football Group, perusahaan-perusahaan ekstra untuk meletakkan pengeluaran-pengeluaran mereka,” ujar Tebas dikutip BBC.
“Perusahaan-perusahaan itu kehilangan uang, tapi tidak dengan klubnya. Kami sudah melaporkan Manchester City ke UE (Uni Eropa). Kami punya fakta-fakta dan data-datanya.”
“Kasus City itu, kami meyakini mereka telah menempatkan kerugian-kerugiannya ke perusahaan-perusahaan yang tidak secara resmi bagian dari City Football Group,” kata Tebas.
Perkara ini kemudian ditanyakan seorang jurnalis, dalam jumpa pers jelang Manchester City vs Plymouth Argyle di Piala FA. Manajer Man City Pep Guardiola bersikap tegas.
“Berikutnya!”
Ketika sang jurnalis yang bertanya berupaya mengejar jawaban, Guardiola dua kali mengulang kata-katanya.
Pelaporan Tebas atas Man City ke Komisi Eropa cuma menambah rumit urusan hukum klub tersebut. Saat ini mereka sedang menunggu putusan pengadilan atas kasus pelanggaran 115 aturan finansial Premier League.
Jika dinyatakan bersalah, Man City terancam pengurangan poin besar-besaran atau dihukum degradasi.