post

4 Pemain Jerman yang Cetak Brace untuk Klub Italia di Kompetisi Eropa

PUSATSCORE , Beberapa pesepak bola Jerman memiliki rekam jejak mentereng kala bermain di kompetisi antarklub Eropa bersama klub Italia. Salah satunya dengan mencetak brace atau 2 gol dalam 1 laga di Liga Champions Eropa (UCL), Liga Europa (UEL), dan Liga Konferensi Eropa (UECL). Sebagian besar dari mereka merupakan legenda sepak bola Jerman yang mampu bersinar di Italia.

Berikut empat pemain Jerman yang menorehkan brace kala membela klub Italia di kompetisi antarklub Eropa.

1. Helmut Haller menorehkan brace untuk Juventus pada Piala UEFA 1971/1972

Helmut Haller pertama kali mendarat di sepak bola Italia kala didatangkan Bologna dari FC Augsburg pada Juli 1962. Ia kemudian hengkang ke Juventus pada Juli 1968. Haller menjadi andalan lini depan Juventus selama 5 tahun pada 1968–1973.

Ia mencetak 33 gol dalam 174 pertandingan di semua kompetisi bersama La Vecchia Signora. Dari 33 gol tersebut, 4 di antaranya tercipta di Piala UEFA, format lama dari Liga Europa. Haller mencetak gol perdananya di Piala UEFA dengan brace dalam kemenangan Juventus 6-0 atas Marsa FC pada 15 September 1971. Ia menorehkan gol terakhir di Piala UEFA sebagai pemain Juventus saat takluk 1-2 dari Wolverhampton Wanderers pada leg kedua perempat final pada 22 Maret 1972.

2. Karl-Heinz Rummenige mencetak brace dua kali pada Piala UEFA 1984–1986

Karl-Heinz Rummenige merantau ke Italia kala bergabung dengan Inter Milan pada Juli 1984. Ia meninggalkan Bayern Muenchen setelah mengabdi selama 10 tahun pada 1974–1984. Rummenige mampu tampil apik kala berseragam Inter Milan pada 1984–1987.

Salah satunya dengan mencetak brace dua kali di Piala UEFA pada 1984–1986. Rummenige mencetak dua gol kala Inter Milan menang 3-1 atas FC Koeln pada leg kedua perempat final Piala UEFA pada 20 Maret 1985. Ia menorehkan brace keduanya dalam kemenangan Inter Milan 5-1 atas FC St. Gallen pada leg pertama ronde pertama Piala UEFA pada 18 September 1985. Rummenige mencetak total 42 gol dalam 107 laga di semua kompetisi selama 3 tahun membela Inter Milan.

3. Rudi Voeller mencetak hattrick dua kali kala membela AS Roma pada Piala UEFA 1990/1991

Rudi Voeller bergabung dengan AS Roma dari Werder Bremen pada Juli 1987. Ia mampu menampilkan performa terbaiknya dengan catatan 68 gol dalam 198 pertandingan di semua kompetisi pada 1987–1992. Salah satu penampilan terapik Voeller bersama AS Roma terjadi kala berlaga di Piala UEFA pada 1990/1991.

Ia mencetak 10 gol dalam 12 laga dari babak pertama sampai final. Voeller bahkan menorehkan hattrick dua kali kala AS Roma membantai Girondins de Bordeaux 5-0 pada leg pertama 16 besar pada 12 Desember 1990. Torehan trigol keduanya tercipta dalam kemenangan AS Roma 3-2 atas RSC Anderlecht pada leg kedua perempat final Piala UEFA pada 20 Maret 1991. Sayangnya, ia gagal mengantarkan AS Roma menjuarai Piala UEFA usai kalah agregat 1-2 dari Inter Milan di final.

4. Robin Gosens mencetak brace untuk Fiorentina di semifinal UECL pada 2024/2025

Robin Gosens membangun reputasinya sebagai pemain serbabisa di sektor kiri kala membela Atalanta pada Juli 2017–Januari 2022. Ia sempat berseragam Inter Milan dan FC Union Berlin. Gosens kemudian dipinjamkan Union Berlin kepada Fiorentina pada Agustus 2024.

Ia menampilkan permainan impresif kala berlaga di Liga Konferensi dengan catatan 3 gol dan 4 assist dalam 8 pertandingan dari fase liga sampai semifinal. Gosens mencetak brace kala Fiorentina imbang 2-2 kontra Real Betis pada leg kedua semifinal UECL pada 8 Mei 2025. Sayangnya, Fiorentina gugur setelah kalah agregat 3-4 dari Real Betis.

Keempat pemain Jerman di atas rata-rata mampu menampilkan permainan apik kala membela klub-klub Italia. Namun, belum ada dari mereka yang mampu mengantarkan klubnya menjuarai kompetisi antarklub Eropa.

Pencapaian terbaik Haller kala mengantarkan Juventus ke final Piala Champions, format lama Liga Champions, pada 1972/1973. Begitu juga dengan Gosens yang menjadi runner-up UCL bersama Inter Milan pada 2022/2023. Sementara itu, Voeller gagal menjuarai Piala UEFA 1990/1991 bersama AS Roma setelah kalah agregat 1-2 dari Inter Milan.

post

3 Pencetak Gol Tertua dalam Sejarah Semifinal UCL

PUSATSCORE , Berstatus sebagai pesepak bola veteran dengan berusia lebih dari 35 tahun bukan menjadi halangan dalam mencetak gol di semifinal Liga Champions Eropa (UCL). Torehan gol yang dicetak beberapa pemain senior itu berperan penting bagi perjalanan timnya kala melaju ke final UCL.

Tidak hanya itu, mereka tercatat sebagai pencetak gol tertua dalam sejarah semifinal UCL. Namun, belum ada yang berhasil menjuarai UCL setelah menorehkan gol di semifinal. Berikut tiga pencetak gol tertua dalam sejarah semifinal UCL. 

1. Ryan Giggs membobol gawang Schalke 04 saat berusia 37 tahun 148 hari

Ryan Giggs merupakan salah satu talenta Wales terbaik jebolan akademi Manchester United. Ia termasuk anggota dari Class of ’92 atau pemain muda akademi MU yang diorbitkan Sir Alex Ferguson pada musim perdana liga Inggris dengan format English Premier League (EPL) pada 1992/1993. Giggs dikenal sebagai pelari cepat dengan kemampuan dribel, visi permainan, dan naluri mencetak gol tajam. Ia menjadi bagian penting kala MU menciptakan sejarah dengan menjadi klub Inggris pertama yang meraih treble winner pada 1998/1999. Giggs menghabiskan seluruh kariernya sebagai pesepak bola dengan membela Manchester United pada November 1990–Juli 2014.

Selain menjuarai EPL, Liga Champions, dan Piala FA pada 1998/1999, Giggs telah menciptakan beragam momen dan rekor selama membela The Red Devils. Salah satunya menjadi pencetak gol tertua dalam sejarah semifinal UCL. Rekor tersebut tercipta kala Manchester United menang 2-0 atas Schalke pada leg pertama semifinal UCL pada 2010/2011. Giggs memecahkan kebuntuan MU dengan menorehkan gol usai memaksimalkan assist Wayne Rooney pada menit ke-67. Ia ketika itu sudah berusia 37 tahun 148 hari.

2. Francesco Acerbi mencetak gol ke gawang Barcelona saat berusia 37 tahun 85 hari

Francesco Acerbi mengalami perjalanan karier yang berlika-liku. Ia sering kali berpindah-pindah klub usai diorbitkan akademi Pavia ke tim utama pada 2007. Acerbi pernah membela Reggina, Genoa, Chievo Verona, AC Milan, dan Sassuolo. Kariernya mulai meningkat ketika bermain untuk Lazio asuhan Simone Inzaghi pada 2018–2022. Acerbi lalu mengikuti Inzaghi yang pindah ke Inter Milan pada September 2022. Ia turut mengantarkan Inter Milan mencapai final Liga Champions pada 2022/2023.

Acerbi kemudian menjuarai Serie A bersama I Nerazzurri pada 2023/2024. Ia masih menjadi andalan lini belakan Inter Milan pada 2024/2025. Acerbi menciptakan momen epik kala menghadapi Barcelona pada leg kedua semifinal UCL yang berlangsung di stadion Giuseppe Meazza pada 6 Mei 2025.

Inter Milan kala itu tertinggal 2-3 dari Barcelona usai Raphinha mencetak gol pada menit ke-87. Acerbi berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3 lewat golnya usai menyelesaikan umpan matang Denzel Dumfries pada menit 90+3. Ia menjadi pencetak gol tertua dalam sejarah semifinal UCL dengan usianya yang sudah memasuki 37 tahun 85 hari. Inter Milan berhasil melaju ke final UCL 2024/2025 dengan kemenangan 4-3 atas Barcelona usai Davide Frattesi mencetak gol pada menit ke-99.

3. Edin Dzeko menorehkan gol kontra AC Milan di semifinal UCL ketika berusia 37 tahun 54 hari

Edin Dzeko menjadi salah satu pesepak bola yang memiliki kebugaran prima dan naluri mencetak gol tajam saat usianya sudah lebih dari 35 tahun. Ia membuktikannya kala membela Inter Milan pada 2021–2023. Dzeko menjadi bagian penting dalam perjalanan Inter Milan mencapai final Liga Champions. Salah satunya dengan mencetak gol saat melakoni derbi Della Madonina kontra AC Milan di semifinal.

Dzeko menorehkan gol pertama Inter Milan saat pertandingan baru berjalan 8 menit. Ia memamksimalkan umpan matang Hakan Calhanoglu lewat sepakan kaki kirinya. Dzeko kala itu sudah berusia 37 tahun 54 hari. Inter Milan lolos ke final UCL 2022/2023 dengan unggul agregat 3-0 atas AC Milan. Sayangnya, I Nerazzurri takluk 0-1 dari Manchester City di final.

Ketiga pemain di atas merupakan bukti nyata dari pribahasa tua-tua keladi yang memiliki arti makin tua makin jadi. Mereka menunjukkan naluri mencetak gol tajam meski sudah berusia 37 tahun. Namun, Giggs dan Dzeko sama-sama gagal mengantarkan klubnya menjuarai UCL usai kalah di final. Acerbi kini memiliki kesempatan kedua untuk membawa Inter Milan meraih gelar juara UCL 2024/2025. Mampukah ia dan rekan-rekannya mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) di final yang berlangsung di Allianz Arena, Muenchen, pada 1 Juni 2025?

post

5 Legenda Sepak Bola yang Pernah Membela Barcelona dan Inter Milan

PUSAT SCORE – Barcelona dan Inter Milan akan saling berhadapan di semifinal Liga Champions musim ini. Kedua tim adalah raksasa Eropa dan menjadi satu-satunya dari empat tim tersisa yang pernah menjuarai Liga Champions.

Laga leg pertama semifinal akan digelar di Estadi Olimpic Lluis Companys pada Kamis (1/5/2025) dini hari WIB. Pertandingan ini diprediksi menjadi salah satu duel klasik yang dinanti para pencinta sepak bola.

Sepanjang sejarah, Barcelona dan Inter sudah beberapa kali saling bertemu di ajang Eropa. Pertemuan mereka selalu menghadirkan pertandingan sengit dan penuh gengsi.

Menariknya, ada sejumlah legenda sepak bola yang pernah membela kedua klub besar tersebut. Mereka tidak hanya bermain, tetapi juga memberikan kontribusi penting untuk masing-masing tim.

Berikut ini adalah lima legenda sepak bola dunia yang pernah bermain untuk FC Barcelona dan Inter Milan. Mereka dikenang oleh kedua suporter karena prestasi gemilang yang ditorehkan.

1. Samuel Eto’o

Samuel Eto’o adalah salah satu penyerang terbaik di era modern. Ia menjadi pemain kunci di Barcelona dan juga sukses besar di Inter Milan.

Eto’o tampil dalam 199 pertandingan bersama Barcelona dan mencetak 130 gol. Setelah itu, ia bermain 102 kali untuk Inter dan menyumbang 53 gol.

Puncak karier Eto’o terjadi ketika ia meraih treble bersama Barcelona pada musim 2008/2009. Setahun kemudian, ia mengulang prestasi itu bersama Inter di musim 2009/2010.

2. Ronaldo Nazario

3. Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic dikenal sebagai striker yang pernah membela banyak klub besar. Dua di antaranya adalah Inter Milan dan Barcelona.

Pemain asal Swedia itu tampil dalam 117 laga untuk Inter dan mencetak 66 gol. Di Barcelona, ia mencatatkan 46 penampilan dan 22 gol.

Zlatan memenangkan tiga gelar liga bersama Inter dan satu gelar liga bersama Barcelona. Meski kariernya di Spanyol singkat, ia tetap mencetak banyak gol.

4. Luis Figo

Luis Figo adalah legenda asal Portugal yang dikenal karena kemampuannya dan juga transfer kontroversialnya. Ia sempat membela Barcelona dan kemudian Inter Milan.

Figo bermain sebanyak 249 kali untuk Barcelona dan mencetak 45 gol serta 90 assist. Setelah menjadi bagian dari Real Madrid, ia melanjutkan kariernya di Inter.

Di Inter, Figo bermain 140 kali dan mencetak 11 gol serta 34 assist. Ia juga memenangkan Ballon d’Or pada tahun 2000, memperkuat statusnya sebagai legenda.

5. Luis Suarez Miramontes

Luis Suarez Miramontes adalah legenda sepak bola Spanyol yang juga pernah membela Barcelona dan Inter Milan. Ia adalah pemain kelahiran Spanyol pertama yang meraih penghargaan Ballon d’Or.

Suarez memulai kariernya di Barcelona dan tampil dalam 176 pertandingan. Ia mencetak 80 gol dan menjadi andalan tim sepanjang era 1950-an.

Setelah itu, ia pindah ke Inter dan mencatatkan lebih dari 320 penampilan. Ia turut membawa Inter meraih gelar Piala Champions dua kali pada tahun 1964 dan 1965.

Untuk Nonton Live Streaming Bola Bisa Langsung Ke PUSAT SCORE

post

Xabi Alonso Sepakat Gantikan Carlo Ancelotti di Real Madrid

PUSAT SCORE – Real Madrid dilaporkan telah mencapai kesepakatan dengan Xabi Alonso untuk menjadi pelatih kepala menggantikan Carlo Ancelotti mulai musim panas ini. Alonso, yang saat ini menukangi Bayer Leverkusen, dipastikan akan meninggalkan klub Jerman tersebut usai musim berakhir pada 25 Mei mendatang.

Kabar ini pertama kali dihembuskan oleh media olahraga Spanyol, Marca, dan menjadi pembicaraan hangat di kalangan penggemar Los Blancos. Keputusan Alonso untuk mundur dari Leverkusen diumumkan langsung oleh sang pelatih dalam konferensi pers, Jumat.

Dalam pernyataannya, Alonso menyebut bahwa keputusan ini diambil setelah melalui diskusi panjang dengan manajemen klub. Ia merasa inilah waktu yang tepat untuk berpisah.

“Minggu ini, klub dan saya sepakat bahwa dua pertandingan terakhir ini akan menjadi laga perpisahan saya sebagai pelatih Bayer Leverkusen. Momen ini terasa campur aduk, tapi kami ingin mengakhirinya dengan cara yang tepat, terutama bagi para pemain dan saya sendiri,” ujar Alonso.

Kepergian Alonso dari Leverkusen memang menjadi momen emosional. Dalam dua musim terakhir, ia sukses membawa tim tersebut menjuarai Bundesliga untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, bahkan menyandang status sebagai ‘The Invincibles’ karena tak terkalahkan sepanjang musim. Prestasi itu langsung melambungkan namanya sebagai salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa.

Kembali ke Rumah Lama

Kembalinya Alonso ke Santiago Bernabeu menandai reuni yang emosional. Selama enam musim sebagai pemain Real Madrid (2009–2015), pria asal Spanyol itu mencatatkan 236 penampilan

Xabi Alonso pun menyumbang sejumlah gelar prestisius bagi Real Madrid sebagai pemain, termasuk LaLiga, dua Copa del Rey, dan satu trofi Liga Champions.

Real Madrid sendiri memang sudah lama memasukkan nama Alonso dalam radar suksesi pelatih. Klub melihat sosoknya sebagai penerus ideal dari Ancelotti, yang telah mempersembahkan total 15 trofi selama dua periode kepemimpinannya.

Sementara itu, Carlo Ancelotti dikabarkan akan mengakhiri kerja samanya dengan Real Madrid secara baik-baik pada akhir bulan ini. Pelatih asal Italia tersebut akan melanjutkan kariernya sebagai juru taktik Timnas Brasil, memimpin Selecao dalam kampanye Piala Dunia tahun depan.

Rencana Besar Real Madrid

Dengan kepastian Alonso sebagai pelatih baru, fokus Madrid kini beralih ke bursa transfer. Sejumlah nama sudah masuk dalam daftar incaran. Trent Alexander-Arnold disebut telah sepakat bergabung secara gratis dari Liverpool.

Selain itu, Real Madrid juga mengincar bek kiri Girona Miguel Gutiérrez serta gelandang Real Sociedad, Martin Zubimendi. Di sektor pertahanan tengah, nama Dean Huijsen (Bournemouth) dan William Saliba (Arsenal) juga menjadi target utama untuk memperkuat lini belakang.

Kehadiran Alonso diprediksi akan membawa warna baru dalam taktik dan filosofi permainan Madrid. Dengan rekam jejaknya yang menjanjikan di Leverkusen dan hubungan historis dengan klub, para penggemar tentu menantikan era baru yang penuh harapan di bawah komando sang legenda.

Untuk Nonton Live Streaming Bola Bisa Langsung Ke PUSAT SCORE

post

AC Milan Taklukkan Bologna 3-1, Santiago Giménez Jadi Pahlawan di San Siro

PusatBola – AC Milan sukses meraih kemenangan penting dengan skor 3-1 atas Bologna dalam laga Serie A yang digelar di San Siro. Santiago Giménez tampil gemilang dan dinobatkan sebagai Man of the Match setelah mencetak dua gol penentu kemenangan.

Pertandingan yang Menegangkan

Bologna mengejutkan para pendukung tuan rumah saat Riccardo Orsolini mencetak gol spektakuler di babak pertama. Namun, Milan tidak tinggal diam. Pelatih Sérgio Conceição melakukan perubahan taktik yang langsung berdampak positif pada permainan tim.

Masuknya Christian Pulisic membawa angin segar di lini serang. Bintang asal Amerika Serikat itu memberikan assist ciamik kepada Santiago Giménez untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-73. Tidak berhenti di situ, Pulisic kemudian mencetak gol kedua Milan hanya enam menit berselang.

Santiago Giménez memastikan kemenangan Rossoneri dengan gol keduanya di menit ke-85, menyudahi perlawanan Bologna dengan skor akhir 3-1.

Fokus Menuju Final Coppa Italia

Kemenangan ini menjadi suntikan moral berharga bagi Milan yang akan menghadapi Bologna lagi dalam final Coppa Italia pekan depan. Dengan performa gemilang Giménez dan Pulisic, Milan optimis meraih gelar ganda musim ini.

Para penggemar pun berhar

post

Man of the Match AC Milan vs Bologna: Santiago Gimenez

Pusatbola – AC Milan meraih kemenangan penting 3-1 atas Bologna dalam lanjutan Serie A, berkat penampilan gemilang Santiago Giménez yang mencetak dua gol dan dinobatkan sebagai Man of the Match.

Pertandingan di San Siro sempat membuat pendukung Rossoneri cemas ketika Bologna unggul lebih dulu melalui gol spektakuler Riccardo Orsolini. Namun, perubahan taktik dari pelatih Sérgio Conceição membuahkan hasil positif. Christian Pulisic menjadi motor serangan dengan memberikan assist kepada Giménez untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-73, kemudian mencetak gol kedua Milan enam menit berselang. Giménez menutup kemenangan dengan gol keduanya di menit ke-85, memastikan tiga poin bagi Milan.

Kemenangan ini menjadi modal berharga bagi Milan menjelang final Coppa Italia melawan Bologna yang akan digelar di Roma. Performa impresif Giménez dan Pulisic menunjukkan bahwa keduanya siap menjadi penentu dalam laga penting tersebut.

post

Waduh, Kevin Diks Terancam Absen Bela Timnas saat Lawan China

PUSATSCORE – Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, harus putar otak jelang duel melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 5 Juni 2025 mendatang. Sebab, Kluivert kemungkinan harus kehilangan sejumlah pemain utamanya dalam duel itu.

Sudah ada dua pemain yang dipastikan absen, Marselino Ferdinan dan Maarten Paes. Mereka harus melewatkan duel itu karena menjalani hukuman akumulasi kartu.

Tapi, belakangan ada kabar buruk lainnya yang menerpa Timnas, karena ada pemain lain yang berpotensi absen. Siapa ya?

1. Diks absen bela Copenhagen hingga akhir musim

Kevin Diks kemungkinan juga absen dalam duel tersebut akibat cedera. Dikutip Copenhagen Sundays, Diks kemungkinan absen hingga akhir musim 2024/25.

Dia mengalami cedera paha yang cukup serius sejak pertengahan April 2025 lalu. Kondisinya pun hingga sekarang belum diketahui secara pasti.

2. Sedih gak bisa pisah dengan layak

Pemain yang musim depan membela Borussia Moenchengladbach itu sempat melayangkan cuitan tentang kesedihannya. Dia merasa kecewa karena tak bisa berpisah dengan FC Copenhagen lewat cara yang layak.

“Sejujurnya, inilah yang sebenarnya terjadi. Saya begitu patah hati dengan kondisi ini. Sebenarnya, saya tak mau masa kebersamaan dengan FC Copenhagen berakhir dengan cara ini. Saya memilih bertahan dan berharap ini bukan akhir dari segalanya,” tulis Diks di akunnya @KevinDiks_.

3. Dean James juga mengkhawatirkan

Ada satu lagi pemain yang belum ketahuan kabarnya, yakni Dean James. Dia sempat absen kala Go Ahead Eagles tampil di final Dutch Cup melawan FC Utrecht, 21 April 2025 lalu.

James mengalami cedera hamstring kala itu. Namun, belum ada tanda-tanda darinya akan kembali dalam waktu dekat. Sehingga, kondisinya cukup dikhawatirkan dan belum tentu bisa berlaga melawan China.

post

Saran Hodak Buat Persib: Tempat Latihan dan Rumput GBLA

PUSATSCORE – Bojan Hodak memang baru saja membawa Persib Bandung juara Liga 1 2024/25. Namun, bukan berarti dia abai dengan masalah-masalah di tim, termasuk soal kualitas rumput Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Dalam sesi jumpa pers jelang laga lawan Barito Putera, Hodak menyoroti beberapa masalah yang masih harus diselesaikan Persib. Selain rumput GBLA, apa masalah lain Persib?

1. Harus punya tempat latihan yang bagus

Hodak mengaku, salah satu yang harus Persib pikirkan musim depan adalah tempat latihan dengan kualitas terbaik. Saat ini, Persib kebanyakan berlatih di Stadion GBLA dan hal itu membuat kualitas rumput stadion menurun.

“Setelah juara, bukan berarti stres saya turun. Ada banyak hal yang harus dipikirkan musim depan, salah satunya adalah soal tempat latihan yang bagus,” ujar Hodak.

2. Stadion GBLA juga harus dijaga rumputnya

Hodak mengungkapkan, rumput Stadion GBLA juga perlu dijaga agar tidak rusak. Sebab, jika rumput rusak, hal itu akan berpengaruh pada kondisi pemain.

“Stadion kami juga harus bagus, karena dengan kondisi seperti sekarang, tidak mudah bagi pemain agar terhindar dari cedera. Ini jadi fokus kami,” ujar Hodak.

3. Persib tengah mengupayakan tempat latihan

Sebelumnya, Deputi CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Adhitia Herawan, menyatakan pihaknya sedang mempersiapkan tempat latihan bagi tim. Rencananya, tempat latihan ini rampung pada Juli 2025 mendatang.

“Untuk tempat latihan di dekat GBLA, saya tidak perlu kasih tahu lokasinya. Targetnya adalah di Juli 2025 sebelum pramusim Liga 1. Jadi, musim depan, Persib tidak perlu latihan lagi di sini,” ujar Adhit.

post

Barcelona Alihkan Fokus ke Rafael Leão Setelah Gagal Dapatkan Nico Williams

PusatBola – Setelah upaya mendatangkan Nico Williams dari Athletic Bilbao tidak membuahkan hasil, Barcelona kini mengalihkan perhatian mereka ke bintang AC Milan, Rafael Leão, sebagai target utama untuk memperkuat lini serang musim panas 2025 mendatang.
Liga Olahraga

Mengapa Rafael Leão?
Rafael Leão, pemain internasional Portugal berusia 25 tahun, dikenal karena kecepatan, dribbling, dan kemampuannya mencetak serta menciptakan peluang. Barcelona melihat Leão sebagai sosok yang dapat memberikan dimensi baru di sisi kiri serangan mereka, terutama di bawah arahan pelatih Hansi Flick.

Situasi di AC Milan
Leão saat ini masih terikat kontrak dengan AC Milan hingga 2028. Namun, beberapa laporan menyebutkan bahwa ia mulai merasa frustrasi dengan situasinya di klub, terutama setelah beberapa kali tidak dimainkan dalam pertandingan penting. Hal ini membuka peluang bagi Barcelona untuk mendekati sang pemain.

Strategi Barcelona
Untuk mempermudah transfer, Barcelona dikabarkan siap menawarkan Ferran Torres sebagai bagian dari kesepakatan. Selain itu, hubungan baik antara agen Leão, Jorge Mendes, dengan Presiden Barcelona, Joan Laporta, dapat menjadi faktor pendukung dalam negosiasi.

Tantangan Finansial
Meskipun Barcelona telah mengalami peningkatan dalam struktur gaji mereka, dengan alokasi hingga €463 juta per tahun, harga Leão yang diperkirakan mencapai €90-100 juta tetap menjadi tantangan. Klub perlu melakukan penyesuaian finansial, termasuk kemungkinan menjual beberapa pemain, untuk merealisasikan transfer ini.

Kesimpulan
Dengan kegagalan mendatangkan Nico Williams dan kebutuhan akan penyerang sayap kiri berkualitas, Barcelona kini memfokuskan upaya mereka pada Rafael Leão. Jika berhasil, transfer ini dapat menjadi langkah signifikan dalam memperkuat skuad Blaugrana untuk musim mendatang

post

PSG vs Inter Milan, Final Liga Champions yang Spesial

Pusatbola – Final Liga Champions UEFA 2024/25 akan menjadi momen bersejarah saat Paris Saint-Germain (PSG) menghadapi Inter Milan pada 31 Mei 2025 di Allianz Arena, Munich. Pertandingan ini tidak hanya mempertemukan dua klub besar Eropa, tetapi juga menandai final pertama dalam format baru Swiss system dan tanpa kehadiran tim dari Inggris, Spanyol, atau Jerman sejak 2004 .

Perjalanan Menuju Final

PSG mengamankan tempat di final setelah mengalahkan Arsenal dengan agregat 3-1. Gol dari Fabián Ruiz dan Achraf Hakimi di leg kedua memastikan kemenangan 2-1 di Parc des Princes . Bagi Hakimi, laga final ini memiliki makna khusus karena ia akan menghadapi mantan klubnya, Inter Milan .

Inter Milan melalui semifinal dramatis melawan Barcelona, berakhir dengan agregat 7-6 setelah perpanjangan waktu. Gol penentu dari Davide Frattesi membawa Nerazzurri ke final kedua mereka dalam tiga tahun terakhir .

Makna Khusus Pertandingan
Final ini sarat dengan cerita emosional:

Achraf Hakimi akan menghadapi mantan klubnya, Inter Milan, menjadikan laga ini sangat spesial baginya .

Gianluigi Donnarumma, yang tumbuh di AC Milan, akan berhadapan dengan rival sekotanya, Inter Milan.

Beberapa pemain seperti Sommer, Pavard, dan Lucas Hernández akan kembali ke Allianz Arena, stadion yang pernah mereka sebut rumah saat bermain untuk Bayern Munich .

Informasi Pertandingan
Tanggal: Sabtu, 31 Mei 2025

Waktu Kick-off: 21:00 CEST (02:00 WIB)

Tempat: Allianz Arena, Munich

Siapa yang Menjadi Tuan Rumah: PSG ditetapkan sebagai tim “tuan rumah” untuk keperluan administratif

Siaran Langsung
Bagi penggemar di Kamboja dan Asia Tenggara, pertandingan ini kemungkinan akan disiarkan melalui saluran olahraga internasional seperti beIN Sports atau layanan streaming resmi UEFA. Pastikan untuk memeriksa penyedia layanan lokal Anda untuk informasi lebih lanjut.

Prediksi dan Harapan
Pertandingan ini diprediksi akan berlangsung ketat. PSG, yang masih mengejar gelar Liga Champions pertama mereka, akan menghadapi Inter Milan yang berpengalaman dengan tiga gelar sebelumnya. Kedua tim memiliki kekuatan dan motivasi tinggi, menjadikan final ini sangat dinantikan oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia.