post

BARCELONA OTW TREBLE WINNER

PUSATSCOREBarcelona kembali menunjukkan kelasnya musim ini! šŸ”µšŸ”“
Setelah sempat mengalami masa-masa sulit di beberapa tahun terakhir, kini Blaugrana benar-benar bangkit dan sedang OTW menuju Treble Winner — alias sapu bersih tiga gelar dalam satu musim!

Sampai saat ini, Barcelona sudah mengunci beberapa piala penting, di antaranya:

  • šŸ† Supercopa de EspaƱa 2025
    Lewat performa solid, Barca sukses menumbangkan rival berat mereka di final Supercopa. Skema permainan cepat dan pressing tinggi ala Xavi benar-benar bikin lawan tak berkutik.
  • šŸ† Copa del Rey 2025
    Di ajang ini, Barca tampil konsisten dari babak awal hingga final. Gol-gol dari Lamine Yamal, Pedri, dan Lewandowski jadi kunci kemenangan. Copa del Rey kembali ke lemari trofi Camp Nou!

Dan kini mereka tinggal satu langkah lagi buat menyempurnakan musim gila ini:

UEFA Champions League 2025
Barcelona sudah melaju ke final Liga Champions! Lawan berat menanti, tapi melihat semangat dan kompaknya tim saat ini, fans Barca boleh banget optimis. Treble tinggal sejengkal lagi di tangan!

post

4 Trofi Jamie Vardy bersama Leicester City

Kabar mengejutkan datang dari salah satu striker gaek di English Premier League 2024/2025, yakni Jamie Vardy. Setelah gagal membawa Leicester City bertahan di kasta teratas sepak bola Inggris, dirinya dikabarkan akan hengkang pada musim panas 2025 mendatang. Keputusan tersebut sekaligus mengakhiri kebersamaannya yang luar biasa dengan klub berjuluk The Foxes sejak 2012.

Selama menjadi bagian dari Leicester City, Vardy telah melalui berbagai momen mengesankan. Ia menjadi sosok penting di balik keberhasilan The Foxes meraih berbagai trofi. Berikut koleksi trofi Jamie Vardy selama berseragam Leicester City.

1. Jamie Vardy membawa Leicester City juara Championship sebanyak dua kali

Bersama Leicester City, Jamie Vardy telah dua kali menjuarai kasta kedua Inggris, EFL Championship. Menariknya, ia selalu menjadi pemain penting dalam keberhasilan tersebut. Ketajamannya dalam membobol gawang memberi dampak yang begitu positif terhadap hasil yang diraih The Foxes.

Di Championship 2013/2014, Leicester City keluar sebagai juara dengan kontribusi yang begitu apik dari Vardy. Sang pemain tampil tajam dengan mengemas 16 gol dan 10 assist. Kemudian, sedekade berikutnya (2023/2024), ia kembali membawa The Foxes promosi ke EPL dengan menjuarai Championship. Di kompetisi tersebut, ia mengoleksi 18 gol dan 2 assist

2. Jamie Vardy menjadi pemain terbaik dan membawa Leicester City juara EPL 2015/2016

Gelar juara EPL 2015/2016 tampaknya menjadi pencapaian terbaik bagi Jamie Vardy selama membela Leicester City. Secara mengejutkan, The Foxes yang ditangani oleh Claudio Ranieri berhasil mengakhiri kompetisi sebagai juara dan mengungguli tim-tim raksasa. Dengan total 81 poin, Vardy dan kolega finis di peringkat pertama, berjarak 10 poin dari Arsenal sebagai runner-up.

Peran Vardy atas keberhasilan yang bersejarah tersebut begitu krusial. Diturunkan dalam 36 pertandingan, ia mengemas 24 gol dan 7 assist. Performa yang cemerlang sepanjang musim juga membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik. 

3. Jamie Vardy membawa Leicester City juara FA Cup 2020/2021

Jamie Vardy mengoleksi satu titel juara FA Cup.. Pencapain tersebut diraih bersama Leicester City pada 2020/2021. Meski tak mencetak gol atauĀ assistĀ di ajang tersebut, perannya sebagai ujung tombak begitu krusial.

Perjalanan The Foxes menjuarai FA Cup 2020/2021 tak dilalui dengan mudah. Mereka sempat menyingkirkan Brighton & Hove Albion, Manchester United, dan Southampton sebelum akhirnya bertemu Chelsea di final. Di partai puncak, para penggawa Leicester City, termasuk Vardy, tersenyum lebar setelah mengalahkan The Blues dengan skor 1-0.

4. Jamie Vardy memimpin Leicester City saat menjuarai Community Shield

Titel juara Community Shield 2021/2022 menjadi trofi terakhir yang diraih Jamie Vardy bersama Leicester City. Mereka meraihnya setelah meraih kemenangan tipis 1-0 atas Manchester City pada laga penentuan. Pada laga tersebut, Vardy bertindak sebagai kapten tim dan bermain selama 71 menit.

Duel yang berlangsung di Wembley Stadium tersebut berlangsung sengit. Ferran Torres yang dipasang sebagai ujung tombak The Citizens gagal membobol gawang The Foxes yang dijaga oleh Kasper Schmeichel. Di sisi lain, Kelechi Iheanacho yang masuk ke lapangan pada menit 78 muncul sebagai pahlawan kemenangan The Foxes lewat gol yang ia cetak pada menit 89.

Selama membela Leicester City, Jamie Vardy membuktikan diri sebagai penyerang menakutkan. Salah satu buktinya ialah saat ia meraih gelar top skor EPL 2019/2020 dengan total 23 gol. Selain itu, pemain kelahiran Sheffield, Inggris, tersebut juga menjadi pemain tersubur sepanjang sejarah Leicester City dengan total 198 gol per 25 April 2025.

post

3 Tim yang Belum Pernah Kalah di Final Coppa Italia

PUSATSCORE , Bologna sukses menembus final Coppa Italia 2024/2025 usai menekuk Empoli pada semifinal dengan agregat mencolok 5-1. Pada final, Bologna sudah ditunggu AC Milan yang mengalahkan sang rival sekota, Inter Milan, dengan agregat serupa. Bagi Bologna, ini merupakan kali ketiga mereka melangkah ke final Coppa Italia.

Menariknya, tim berjuluk I Rossoblu tersebut tak pernah kalah dalam dua lawatan ke final sebelumnya. Hal itu jelas berbanding terbalik dengan AC Milan yang takluk sebanyak 9 kali di final meski memiliki 5 trofi. Termasuk Bologna, hanya ada tiga tim yang tak pernah kalah di final Coppa Italia.

1. Vado merupakan juara edisi perdana Coppa Italia pada 1922

Vado FC mungkin terdengar asing bagi para pecinta sepak bola Italia. Hal itu tak mengherankan karena tim yang didirikan pada 1913 tersebut tengah berada di Serie D Italia atau kasta keempat sepak bola Italia pada 2024/2025 ini. Meski begitu, nama Vado akan selalu terukir dalam buku sejarah sebagai pemenang edisi pertama Coppa Italia pada 1922.

Perjalanan Vado dimulai dengan mengalahkan Fiorente 4-3 pada babak pertama. Mereka kemudian memulangkan Molassana dan Juventus Italia pada dua babak berikutnya. Vado mencapai final usai menumbangkan Pro Livorno dan Libertas Firenze.

Pada partai final, Vado sudah ditunggu Udinese. Pertandingan berjalan alot yang membuat kedua tim tak mampu mencetak gol selama 90 menit. Vado akhirnya keluar sebagai juara berkat golden goal Virgilio Levratto pada perpanjangan waktu. Trofi Coppa Italia 1922 masih menjadi satu-satunya trofi mayor yang diraih Vado.

2. Vicenza meraih satu-satunya gelar juara Coppa Italia pada 1996/1997

Vicenza, yang pada 2024/2025 ini bermain di Serie C Italia atau kasta ketiga sepak bola Italia, memiliki sejarah yang cukup apik sebagai tim. Mereka pernah menjadi runner-upĀ Serie A Italia 1977/1978 dengan status sebagai tim promosi. Vicenza juga pernah memiliki dua pemain yang kemudian meraih Ballon d’Or, yakni Paolo Rossi dan Roberto Baggio.

Prestasi terbaik Vicenza datang pada 1996/1997 ketika sukses menjuarai Coppa Italia. Tim berjuluk Biancorossi tersebut mengalahkan Lucchese dan Genoa pada dua babak awal. Mereka kemudian membuat kejutan dengan menyingkirkan AC Milan pada perempat final. Vicenza lantas menyingkirkan Bologna untuk menantang Napoli di final.

Pada leg pertama, Vicenza yang bertandang ke markas Napoli takluk 0-1 dari gol Fabio Pecchia. Biancorossi sukses membalikkan keadaan pada leg kedua yang dimainkan di Stadio Romeno Menti. Gol Giampiero Maini membuat agregat menjadi 1-1 sekaligus memaksa laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu.

Vicenza yang tampil di kandang sendiri mampu menambah dua gol berkat aksi Maurizio Rossi dan Alessandro Iannuzzi. Kemenangan 3-0 membuat Vicenza keluar sebagai juara dengan agregat 3-1. Gelar juara tersebut sekaligus membuat Vicenza meraih satu tiket ke Piala Winners, di mana mereka sukses melaju hingga semifinal.

3. Bologna belum pernah kalah dalam dua lawatan ke final Coppa Italia

Bologna akan menantang AC Milan pada final Coppa Italia 2024/2025. I Rossoblu melangkah ke final usai menyingkirkan Monza, Atalanta, dan Empoli pada babak-babak sebelumnya. Bologna punya rekor apik ketika tampil di final Coppa Italia dengan selalu menjadi juara dalam dua lawatan sebelumnya.

Gelar juara Coppa Italia pertama Bologna hadir pada 1969/1970. Saat itu, format Coppa Italia masih menggunakan fase grup. Bologna sukses memuncaki Grup 9 yang juga diisi Cesena, Modena, dan Reggiana. Mereka kemudian mengalahkan Juventus pada perempat final dengan skor 1-0 melalui partai ulangan.

Babak final Coppa italia kembali menggunakan format grup yang diisi empat tim, yakni Bologna, Torino, Cagliari, dan Varese. Bologna sukses menjadi juara setelah meraup 9 poin dari 6 pertandingan. Bologna berjarak satu poin dari Torino yang keluar sebagai runner-up.

Bologna mampu mengulangi prestasi serupa pada 1973/1974. Pada fase grup pertama, Bologna sukses memuncaki Grup 6 yang juga diisi Napoli, Reggiana, Avellino, dan Genoa. Pada fase grup kedua, Bologna sukses mengungguli Inter Milan, AC Milan, dan Atalanta di Grup A untuk menjadi pemuncak klasemen sekaligus melangkah ke final. 

Pada partai final, Bologna sudah ditunggu Palermo yang merupakan pemuncak Grup B. Pertandingan saat itu berlangsung hingga babak adu penalti setelah gol Palermo yang dicetak Sergio Magistrelli mampu disamakan oleh Giuseppe Savoldi. Bologna yang tampil lebih tenang pada adu penalti akhirnya sukses menjadi juara Coppa Italia untuk kali kedua.

Vado, Vicenza, dan Bologna menjadi tiga tim yang belum pernah kalah di final Coppa Italia. Dari tiga tim tersebut, Bologna menjadi satu-satunya yang meraih lebih dari satu gelar juara. Lantas, apakah rekor sempurna Bologna masih akan berlanjut ketika berhadapan dengan AC Milan pada final Coppa Italia 2024/2025?

post

Crystal Palace Capai Final Piala FA Ketiganya, Bisa Juara Kali Ini?

PUSAT BOLA – Crystal Palace berhasil lolos ke Final Piala FA 2024/2025. Pada kesempatan ketiganya tampil di sana, akankah The Eagles bisa juara?
Palace tampil mantap saat menghadapi Aston Villa di semifinal Piala, Sabtu (26/4/2025) malam WIB. Mereka menang tiga gol tanpa balas lewat brace Ismaila Sarr yang dibuka gol Eberechi Eze di babak pertama.

Dengan demikian, Palace melaju ke partai puncak ajang tersebut dan tinggal menunggu pemenang partai Nottingham Forest vs Manchester City, Mingu (27/4/2025) malam WIB nanti.

Bagi Palace, keberhasilan lolos ke final Piala FA ini adalah kali ketiga sepanjang sejarah klub. Sebelumnya, Palace sempat tampil di 1989/1990 dan 2015/2016, yang semuanya berujung kekalahan.

Ironisnya dua kekalahan itu didapat dari klub yang sama, Manchester United. Pada tahun 1990, Palace kalah 0-1 karena gol Lee Martin pada menit ke-59.

Berselang 26 tahun kemudian, Palace takluk 1-2 dalam perpanjangan waktu. Unggul duluan lewat Jason Puncheon pada menit ke-78, Palace dua kali dibobol Juan Mata pada menit ke-81 dan Jesse Lingard pada menit ke-110.

“Benar-benar puas, seperti berada di langit ketujuh,” ujar kiper Palace Dean Henderson kepada BBC Sport.

“Jika kami tampil seperti ini di final, maka apapun bisa terjadi. Para pemain luar biasa. Jika kami bermain seperti hari ini, siapapun bisa dikalahkan. Kami harus menikmatinya, jadi kami akan berpesta malam ini,” sambungnya.

post

Momen Ruediger Ngamuk dan Timpuk Wasit Final Copa del Rey

PUSAT BOLA – Tensi panas terjadi di final Copa del Rey. Bek Real Madrid, Antonio Ruediger, ngamuk dan menimpuk wasit dengan botol.
Final Copa del Rey mempertemukan Barcelona vs Real Madrid di Estadio Olimpico de la Cartuja, Seville, Minggu (27/4/2025) dini hari WIB. Laga berjalan sengit sejak awal.

Drama lima gol tercipta sepanjang laga. Barcelona menang tiga gol lewat aksi Pedri, Ferran Torres, dan Jules Kounde, yang dibalas Kylian Mbappe dan Aurelien Tchouameni.

Di menit-menit akhir laga, Real Madrid, yang tertinggal sempat emosi. Gara-garanya pemain Barcelona dilanggar.

Di menit ke-121, Eric Garcia sempat dilanggar Kylian Mbappe. Bek Barcelona itu terkapar, sehingga laga disetop.

Momen itu bikin pemain Madrid kesal. Di bench, terlihat beberapa bintang Los Blancos mengamuk.

Salah satunya Antonio Ruediger,, yang tertangkap kamera menimpuk wasit dengan botol. Wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea di tengah lapangan, dilempar botol oleh bek asal Jerman itu.

Wasit melihatnya, dan langsung memberi kartu merah kepada Ruediger. Eks bek AS Roma dan Chelsea itu kemudian mengamuk.

Ruediger sampai ditenangkan staf Madrid. Pemain 32 tahun itu tampak marah dan melototi wasit.

Kekalahan itu membuat Madrid dua kali tumbang dari Barcelona di final kejuaraan. Pada Januari lalu, anak asuh Carlo Ancelotti juga disikat 5-2 di Piala Super Spanyol.

Total, Barcelona juga sudah menang tiga kali atas Madrid. Satu kemenangan lagi terjadi di LaLiga, saat Lamine Yamal dkk pesta 4-0 di Bernabeu.

Gelar Copa del Rey ini membuat Barcelona masih berpeluang merebut quadruple atau empat gelar dalam semusim. Dua titel lagi berasal dari LaLiga dan Liga Champions.

Di Liga Spanyol, Barcelona juga masih memimpin klasemen dengan keunggulan empat poin atas Real Madrid. Sementara di Liga Champions, raksasa Catalan sudah menjejak semifinal dan akan melawan Inter Milan pekan depan.

post

Selamat! Barcelona Juara Copa del Rey 2024/ 2025

Pusat,bola – Barcelona sukses mencapai gelar juara Copa del Rey 2024/ 2025 sehabis mengalahkan Real Madrid dengan skor 3- 2. Laga final yang berlangsung di Stadion La Cartuja pada Pekan( 27/ 4/ 2025) dini hari Wib ini menyajikan drama yang tidak terlupakan.

Pertandingan yang berlangsung sengit ini wajib dilanjutkan ke extra time sehabis skor imbang 2- 2 di waktu wajar. Barcelona kesimpulannya keluar selaku pemenang berkat berhasil Jules Kounde di menit 116.

Ini ialah trofi kedua Barcelona di masa ini sehabis Supercopa de Espana sehingga memperlihatkan konsistensi mereka dalam kompetisi dalam negeri. Sedangkan itu, Real Madrid wajib menelan kapsul getir walaupun tampak dengan semangat pantang menyerah.

Kemenangan ini terus menjadi memperteguh status Barcelona selaku salah satu klub terbaik di Eropa. Ribuan pendukung Blaugrana di stadion bersorak gembira memperingati gelar ini.

Performa serta Berhasil Penentu Barcelona

Barcelona mengawali pertandingan dengan penuh yakin diri serta memahami game semenjak menit awal. Pedri membuka keunggulan buat Barcelona pada menit ke- 28, bawa mereka mengetuai sedangkan.

Tetapi, Real Madrid tidak tinggal diam. Kylian Mbappe sukses membandingkan peran pada menit ke- 70, serta 7 menit setelah itu Aurelien Tchouameni membuat skor jadi 2- 1 buat Madrid.

Barcelona terus menampilkan tekad yang kokoh serta sukses membandingkan peran melalui berhasil Ferran Torres pada menit ke- 84. Dengan skor imbang 2- 2, pertandingan bersinambung ke babak extra time.

Pada babak bonus, Barcelona tampak lebih tajam dalam melanda. Sehabis sebagian upaya yang kandas, Jules Kounde mencetak berhasil kemenangan pada menit ke- 116.

post

“Drama El ClĆ”sico! Barcelona Taklukkan Madrid 3-2 Lewat Gol Heroik KoundĆ© di Extra Time”

PUSAT SCORE – Barcelona berhasil meraih gelar juara Copa del Rey 2024/2025 setelah mengalahkan Real Madrid. Dalam laga yang berlangsung di Estadio de La Cartuja itu, Blaugrana menang dengan skor 3-2 lewat extra time, Minggu, (27/4/2025) dini hari WIB.

Barcelona sempat unggul 1-0 di babak pertama berkat gol Pedri. Namun, Real Madrid bisa membalikkan keadaan menjadi 2-1 melalui Kylian Mbappe dan Aurelien Tchouameni.

Gol Ferran Torres di akhir babak kedua membuat skor menjadi imbang 2-2. Namun, Barcelona akhirnya bisa memastikan kemenangan berkat gol Jules Kounde di babak extra time.

Babak Pertama

Barcelona langsung mengancam di menit ke-3 lewat sundulan Jules Kounde, namun bola masih melambung di atas mistar. Real Madrid harus melakukan pergantian cepat di menit ke-11 setelah Ferland Mendy cedera dan digantikan Fran Garcia.

Lamine Yamal hampir membawa Barcelona unggul di menit ke-19 lewat tembakan keras yang melebar tipis di sisi kiri gawang. Dua menit berselang, Kounde kembali mengancam lewat sundulan dari skema bola mati, tetapi Thibaut Courtois tampil sigap melakukan penyelamatan.

Barcelona akhirnya memecah kebuntuan pada menit ke-28. Pedri melepaskan tembakan keras dari tepi kotak penalti hasil umpan Lamine Yamal dan sukses menjebol gawang Courtois.

Real Madrid sempat mencetak gol balasan di menit ke-35 melalui Jude Bellingham. Namun, gol tersebut dianulir karena Bellingham sudah terlebih dahulu berada dalam posisi offside.

Skor tidak berubah setelah insiden tersebut. Barcelona dalam posisi unggul 1-0 atas Real Madrid saat turun minum.

Babak Kedua

Babak kedua, pertandingan berjalan sangat seru. Kedua tim memiliki sejumlah peluang untuk mencetak gol. Sayangnya, peluang dari Vinicius Junior maupun Raphinha belum mengubah kedudukan.

Real Madrid akhirnya berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-70 melalui tendangan bebas dari Kylian Mbappe. Tembakan bebasnya membentur tiang sebelum masuk ke gawang, mengubah skor menjadi 1-1 dan membawa Madrid kembali ke dalam pertandingan.

Pada menit ke-77, Real Madrid berbalik unggul setelah Aurelien Tchouameni mencetak gol lewat sundulan dari tendangan sudut Arda Guler. Gol itu membawa skor menjadi 2-1 untuk keunggulan Los Blancos.

Namun, Barcelona tidak menyerah dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-84. Ferran Torres mencetak gol dengan mengelabui penjaga gawang Real Madrid, setelah menerima umpan matang dari Lamine Yamal untuk membuat skor menjadi 2-2.

Di sisa waktu yang ada, kedua tim berusaha keras untuk menambah gol. Meski saling bertukar serangan dan menciptakan peluang, skor 2-2 tetap terjaga dan membuat pertandingan harus berlanjut ke extra time.

Extra Time

Memasuki babak extra time, Ferran Torres mendapatkan peluang emas setelah menerima umpan terobosan yang terlepas di dalam kotak penalti. Namun, tembakannya melenceng tipis di sisi kanan gawang.

Pada menit ke-107, Barcelona hampir saja mencetak gol kemenangan melalui Ferran Torres. Namun, gol tersebut dianulir oleh wasit karena Torres dianggap berada dalam posisi offside.

Saat pertandingan berada di menit ke-116, Barcelona akhirnya berhasil mencetak gol kemenangan! Jules Kounde melepaskan tembakan keras yang menghujam ke dalam gawang Real Madrid untuk membawa Barcelona unggul 3-2 dan meraih juara Copa del Rey.

Susunan Pemain

Barcelona XI (4-2-3-1): Wojciech Szczesny; Gerard Martin, Inigo Martinez, Pau Cubarsi, Jules Kounde; Frenkie de Jong, Pedri; Raphinha, Dani Olmo, Lamine Yamal; Ferran Torres.

Pelatih: Hansi Flick

Real Madrid XI (4-3-1-2): Thibaut Courtois; Ferland Mendy, Antonio Rudiger, Raul Asencio, Lucas Vazquez; Aurelien Tchouameni, Dani Ceballos, Federico Valverde; Jude Bellingham; Vinicius Junior, Rodrygo.

Pelatih: Carlo Ancelotti

Untuk Nonton Live Streaming Bola Bisa Langsung Ke PUSAT SCORE

post

Satu Alasan yang Bisa Bikin Raphinha Tinggalkan Barcelona: Persaingan yang Semakin Panas!

Pusat,Bola – Di tengah stabilnya performa Barcelona musim ini, muncul satu kabar yang cukup mengejutkan: Raphinha dikabarkan mulai mempertimbangkan masa depannya di Camp Nou. Bukan karena masalah gaji atau ketidakcocokan taktik, tapi satu alasan sederhana yang bisa mengubah segalanya: persaingan ketat di lini depan.

Kedatangan Bintang Muda Memanaskan Persaingan
Barcelona saat ini dipenuhi banyak talenta muda berbakat di sektor sayap. Kehadiran pemain seperti Lamine Yamal, yang tampil luar biasa di usia belia, serta kebangkitan performa Ferran Torres membuat posisi Raphinha mulai terancam.

Meskipun Raphinha tampil cukup solid, dengan kontribusi gol dan assist yang konsisten, tekanan untuk selalu tampil sempurna semakin besar. Dalam beberapa laga penting, Xavi bahkan lebih memilih pemain lain untuk mengisi starting XI.

Komentar Raphinha yang Membuat Spekulasi Meningkat
Dalam sebuah wawancara singkat usai pertandingan, Raphinha sempat melontarkan kalimat yang membangkitkan spekulasi:

“Saya ingin bermain lebih banyak. Setiap pemain ingin merasa penting, dan saya tidak berbeda. Kita lihat saja apa yang terjadi ke depan.”

Kalimat sederhana ini langsung membuat rumor transfer menyeruak, terutama dari klub-klub Premier League yang sebelumnya memang sudah mengincar winger Brasil tersebut.

Premier League Menunggu dengan Tangan Terbuka
Beberapa klub Inggris, termasuk Chelsea dan Newcastle United, dikabarkan siap menampung Raphinha jika ia memutuskan hengkang. Daya tarik Premier League, ditambah peluang menjadi pemain inti tanpa banyak rotasi, bisa menjadi godaan besar bagi sang winger.

Kesimpulan: Bertahan atau Pergi?
Raphinha masih punya kontrak panjang di Barcelona, dan Xavi menyatakan ia tetap masuk dalam rencana tim. Namun, jika Raphinha merasa terus tersisih dalam persaingan ketat, bukan tidak mungkin ia memilih pergi demi karier dan jam terbang reguler.

Musim panas mendatang bisa menjadi titik balik besar bagi perjalanan karier pemain asal Brasil ini.

post

ā€˜Romantisme’ Theo Hernandez dan Venezia: Cinta yang Tak Terlupakan di Tanah Italia

PUSAT,BOLA – Di tengah gemerlapnya dunia sepak bola modern, di mana transfer dan ambisi sering kali menghapus sisi emosional olahraga, ada kisah manis yang terukir antara Theo Hernandez dan klub kecil penuh sejarah, Venezia FC.

Bukan tentang transfer besar atau kontrak mewah, melainkan tentang rasa hormat, kekaguman, dan nostalgia yang sulit dipisahkan.

Awal Kisah di Kota Terapung
Beberapa tahun lalu, sebelum namanya melambung tinggi bersama AC Milan, Theo Hernandez pernah menghabiskan waktu singkat berlatih di Venezia, saat ia masih mencari pijakan dalam karier profesionalnya. Venezia, dengan stadion legendarisnya Stadio Pier Luigi Penzo yang menghadap langsung ke kanal, meninggalkan kesan mendalam di hati Theo.

Di sinilah, menurut pengakuannya dalam wawancara terbaru, ia pertama kali merasakan ā€œkeindahan sejati sepak bola Italiaā€ — sebuah permainan yang mengutamakan taktik, ketekunan, dan, tentu saja, keindahan suasana kota yang unik.

Kunjungan Spesial yang Membuat Publik Heboh
Belum lama ini, Theo Hernandez membuat kejutan dengan berkunjung ke Venice di tengah jadwal padatnya bersama AC Milan. Ia terlihat menyempatkan waktu menonton laga Venezia FC dari tribun VIP, mengenakan jaket kasual dan topi Venezia, yang langsung viral di media sosial.

Banyak yang berspekulasi: apakah ini sinyal ketertarikan membela Venezia di masa depan? Atau sekadar nostalgia pribadi?

Dalam wawancara singkatnya, Theo berkata:

“Venice adalah bagian dari perjalanan hidup saya. Bukan tentang besar kecilnya klub, tapi tentang bagaimana tempat ini membuat saya jatuh cinta lagi pada sepak bola.”

Simbol Cinta dalam Dunia Sepak Bola
Hubungan emosional seperti ini menjadi pengingat bahwa sepak bola tidak selalu soal uang dan trofi, tapi juga tentang perjalanan, kenangan, dan rasa cinta terhadap tempat-tempat yang menempa diri.

Theo Hernandez dan Venezia adalah gambaran sempurna betapa kuatnya romantisme dalam dunia yang kadang terlalu keras dan kompetitif.

Apakah masa depan akan membawa Theo kembali ke Kota Terapung, mungkin untuk mengakhiri kariernya di sana?
Hanya waktu yang bisa menjawab, tapi satu hal pasti: romantisme antara Theo Hernandez dan Venezia akan tetap abadi di hati para penggemar sepak bola Italia.

post

3 Tim yang Dibawa Scott Parker Promosi ke Premier League

PUSATSCORE , Usai pensiun pada 2017, Scott Parker langsung melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Sayangnya, prestasinya sebagai juru taktik tidak sementereng seperti saat masih aktif di lapangan. Sebagai pemain, Parker pernah menjadi juara English Premier League (EPL) bersama Chelsea pada 2004/2005. Sementara itu, sebagai pelatih, pencapaian terbaiknya hanyalah meraih tiket promosi kompetisi teratas di Inggris tersebut.

Meski begitu, ada satu catatan yang cukup membanggakan di balik keberhasilan Parker promosi ke EPL sebagai pelatih. Bukan hanya sekali, pria yang lahir di London pada 13 Oktober 1980 ini sudah melakukannya hingga tiga kali. Berikut tiga tim yang berhasil dibawa Scott Parker promosi dari Championship ke Premier League.

1. Scott Parker membawa Fulham promosi ke Premier League pada 2019/2020

Fulham menjadi tim pertama yang berhasil dibawa Scott Parker promosi ke Premier League. Klub asal London ini memang punya tempat istimewa di hati mantan pemain berposisi gelandang itu. Fulham merupakan tim pertama dalam karier kepelatihannya di level senior dan tim terakhir dalam perjalanannya sebagai seorang pemain.

Setelah pensiun sebagai pemain pada 2017, Parker bergabung terlebih dahulu dengan Tottenham Hotspur untuk menjadi pelatih tim U-17 mereka. Namun, setahun berselang, ia pulang ke Fulham untuk menjadi asisten pelatih. Pada 28 Februari 2019, manajemen Fulham memecat sang pelatih utama, Claudio Ranieri. Mereka lantas menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada Parker.

Saat mengambil alih, Fulham sedang berada di zona degradasi EPL. Parker tidak mampu membuat mereka bertahan di kompetisi ini. Namun, semusim kemudian, ia sukses mengantarkan mereka kembali ke kasta teratas. Mereka mampu mengalahkan Brentford dengan skor 2-1 pada final play-off Championship 2019/2020. Sayangnya, di EPL 2020/2021, Parker gagal membuat Fulham bertahan. Ia pun dipecat setelah musim selesai.

2. Scott Parker promosi ke Premier League 2022/2023 bersama AFC Bournemouth

Kurang dari sebulan setelah dilepas Fulham, Scott Parker langsung mendapat tantangan baru bersama AFC Bournemouth. Ia ditunjuk sebagai pelatih The Cherries dan dituntut untuk membawa mereka promosi ke Premier League. Parker berhasil melakukannya. Ia membawa AFC Bournemouth berakhir sebagai runner-up di Championship 2021/2022.

Sayangnya, Parker lagi-lagi tidak mampu menghadapi kerasnya persaingan EPL. Ia langsung dipecat ketika EPL 2022/2023 baru berjalan empat pekan. Pasalnya, pertandingan pamungkas Parker bersama AFC Bournemouth berakhir dengan begitu memalukan. Mereka dibantai Liverpool dengan skor 0-9 yang tercatat sebagai salah satu kekalahan terbesar dalam sejarah kompetisi ini.

3. Scott Parker memastikan Burnley kembali bermain Premier League pada 2025/2026

Burnley menjadi tim teranyar yang berhasil dibawa Scott Parker promosi ke Premier League. Pada Senin (21/4/2025), mereka mampu mengalahkan Sheffield United dengan skor 2-1. Hasil tersebut membuat The Clarets kini menghuni posisi kedua di Championship 2024/2025 dengan 94 poin. Angka tersebut tidak akan bisa lagi dikejar Sheffield United yang berada di bawahnya dengan 86 poin dan tinggal menyisakan 2 pertandingan.

Meski sudah mengantongi tiket promosi, Parker dan Burnley dipastikan tidak akan berhenti berjuang. Mereka akan berusaha untuk melengkapi pencapaian itu dengan gelar juara. Di klasemen, Burnley memiliki poin yang sama dengan Leeds United yang juga sudah mengunci satu tempat di EPL 2025/2026. Untuk dua pertandingan terakhir, Burnley akan menghadapi Queens Park Rangers (26/4/2025) dan Milwall (3/5/2025). Sementara, Leeds United akan melawan Bristol City (28/4/2025) dan Plymouth Argyle (3/5/2025).

Scott Parker sudah tiga kali promosi ke Premier League sebagai pelatih. Namun, dalam dua kesempatan pertama, ia selalu gagal membangun tim yang bisa bersaing. Parker tentu akan berusaha keras untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi kembali ketika menemani Burnley di EPL 2025/2026.