
PUSATSCORE , Nama Milos Kerkez akhir-akhir ini mencuat di pentas sepak bola Eropa. Pemain asal Hungaria ini menjadi perbincangan hangat setelah menunjukkan performa impresif bersama AZ Alkmaar dan AFC Bournemouth. Kini, dengan kepindahannya ke Liverpool pada musim panas 2025, sorotan pun tertuju mengenai potensinya menggantikan Andy Robertson.
Perjalanan karier Kerkez sejak awal telah menunjukkan kegigihan dan kejelian dalam memilih jalur pengembangan diri. Ia tidak ragu meninggalkan klub besar seperti AC Milan demi menit bermain yang lebih konsisten. Keputusan itu terbukti tepat, performanya kini menjadikannya sebagai salah satu full-back muda paling menjanjikan di Eropa.
1. Gagal di AC Milan, Milos Kerkez malah moncer bersama AZ Alkmaar
Karier Milos Kerkez dimulai di Austria bersama akademi Rapid Wien sebelum ia kembali ke Hungaria untuk bermain di ETO FC Gyor. Penampilan apiknya membawanya ke AC Milan pada 2021 dengan harapan bisa menembus tim utama. Namun, konsistensi performa Theo Hernandez saat itu membuat Kerkez kesulitan mendapatkan peluang bermain.
Kesadaran akan pentingnya menit bermain membuat Kerkez mengambil keputusan berani. Pada Januari 2022, ia hengkang ke AZ Alkmaar, klub Eredivisie Belanda yang tengah membangun proyek dengan fokus kepada pengembangan talenta muda. Di sanalah ia mulai menunjukkan jati dirinya sebagai full-back modern yang tak hanya kuat bertahan, tetapi juga tajam saat membantu serangan.
Pada musim penuh pertamanya bersama AZ Alkmaar, Kerkez tampil dalam 52 laga dan mencatatkan 5 gol serta 7 assist. Kontribusinya membantu AZ finis di peringkat empat Eredivisie dan mencapai semifinal UEFA Europa Conference League 2022/2023. Atribut menyerang yang kuat, kecerdikan dalam overlapping run, serta kemampuan build-up menjadikannya sosok bek kiri yang mulai diperhitungkan di kancah Eropa.
2. Milos Kerkez menemukan performa terbaiknya bersama AFC Bournemouth
Musim panas 2023 menjadi titik balik besar dalam karier Milos Kerkez ketika ia resmi bergabung dengan AFC Bournemouth. Dengan mahar sekitar 15,5 juta pound sterling (Rp331,7 miliar), ia menjadi bagian penting dari revolusi Pelatih Andoni Iraola bersama The Cherries. Sang pelatih menerapkan filosofi permainan dengan pressing tinggi dan intensitas agresif, yang cocok dengan gaya bermain Kerkez yang eksplosif dan penuh determinasi.
Kerkez menjawab kepercayaan Iraola dengan performa impresif. Ia tampil dalam 66 laga Premier League hingga 2024/2025, mencetak 2 gol dan menyumbang 5 assist. Dalam urusan statistik, Kerkez menjadi pemain dengan overlapping run terbanyak di liga (237), yang menunjukkan dominasinya dalam mendukung serangan dari sisi kiri.
Peningkatan performa Kerkez juga tercermin dalam data lainnya. Berdasarkan statisik Opta Analyst, kemampuannya menciptakan peluang per 90 menit naik dari 0,5 ke 0,9, intersepsi meningkat dari 0,9 ke 1,2, serta perebutan bola sukses per 90 menit mencapai 4,6. Meski sangat aktif membantu serangan, ia tetap menunjukkan tanggung jawab defensif tinggi dengan catatan persentase keberhasilan tekel mencapai 66,7 persen, lebih tinggi dari Andrew Robertson (60 persen) maupun Trent Alexander-Arnold (55 persen).
3. Atribut Milos Kerkez selaras dengan tuntutan taktik Liverpool
Pada bursa transfer musim panas 2025, Liverpool resmi mendatangkan Milos Kerkez dari AFC Bournemouth dengan nilai transfer mencapai 40 juta pound sterling (Rp884,1 miliar). Perekrutan ini menjadi bagian dari strategi regenerasi lini belakang setelah Andrew Robertson memasuki usia 31 tahun dan mendekati akhir kontraknya, serta kepergian Trent Alexander-Arnold ke Real Madrid. Kerkez pun diproyeksikan menjadi pengganti jangka panjang Robertson di sisi kiri pertahanan.
Gaya bermain Kerkez sangat selaras dengan tuntutan taktik Pelatih Arne Slot. Ia dikenal memiliki daya tahan fisik luar biasa, kemampuan eksplosif dalam overlapping dan underlapping run, serta insting menyerang tinggi. Pada 2024/2025, ia mencatatkan 132 umpan silang dalam situasi open-play, hanya kalah dari Antonee Robinson (Fulham) dan Pedro Porro (Tottenham Hotspur), serta 144 dribel progresif jarak jauh, unggul dari Robertson maupun Kostas Tsimikas.
Meski demikian, Kerkez menghadapi tantangan dalam urusan distribusi bola. Gaya bermain Liverpool yang lebih mengandalkan penguasaan bola menuntut tingkat akurasi umpan lebih tinggi. Di Bournemouth, ia hanya mencatat 80,4 persen akurasi umpan dari rata-rata 36,4 umpan per 90 menit. Sebagai perbandingan, Robertson mencatat 88 persen dari 55,7 umpan dan Tsimikas 91,1 persen dari 56,7 umpan per laga. Adaptasi terhadap filosofi permainan Liverpool akan menjadi tahap penting dalam kariernya di Anfield.
Kerkez telah membuktikan ia mampu berkembang dengan cepat sebagai pemain profesional. Dengan pengalaman 2 musim di Premier League, ia sudah melewati fase adaptasi dan tampil sebagai pemain yang matang secara taktik dan fisik, sehingga Liverpool tak perlu memolesnya dari awal. Sebaliknya, mereka tinggal mengasah potensinya agar selaras dengan tuntutan permainan tim dalam jangka panjang di sisi kiri pertahanan.
Kepindahan Milos Kerkez ke Liverpool bukan hanya tentang kebutuhan taktis, melainkan juga tentang potensi jangka panjang. Jika mampu beradaptasi dengan baik, Kerkez bisa menjadi salah satu bek kiri terbaik di Premier League untuk tahun-tahun mendatang.