HASIL Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20 akan diulas dalam artikel ini. Kini, Garuda Nusantara -julukan Timnas Indonesia U-20- tertinggal 0-1.
Timnas Indonesia U-20 harus kebobolan cepat kala laga baru berjalan 4 menit. Gol ini dicetak Hesam Nogourani lewat sundulannya usai berhasil menyambut bola dari sepak pojok.
Baca juga : Pesan Khusus Erick Thohir Jelang Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20: Fokus Berikan yang Terbaik!
Laga Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20 digelar di Stadion Shenzhen Youth Football Training, China, Kamis (13/2/2025) pukul 18.30 WIB. Ini jadi laga perdana bagi kedua tim di Grup C.
Tentunya, kemenangan dibidik Timnas Indonesia U-20 dalam laga ini. Sebab, hanya juara grup dan runner-up yang akan lolos ke perempatfinal Piala Asia U-20 2025.
PESAN khusus diberikan Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, kepada Timnas Indonesia U-20 jelang mulai perjalanan di Piala Asia U-20 2025. Dia meminta para pemain untuk fokus berikan yang terbaik.
Di laga perdana Grup C Piala Asia U-20 2025, Timnas Indonesia U-20 sendiri akan hadapi Iran U-20. Laga ini akan digelar di Stadion Shenzhen Youth Football Training, China, Kamis (13/2/2025) pukul 18.30 WIB.
1. Sambut Antusias
Erick Thohir sendiri menyambut antusias Timnas Indonesia U-20 yang akan memulai perjuangan di ajang Piala Asia U-20 2025. Dia meminta para pemain fokus dan menampilkan performa terbaik di ajang tersebut.
KLASEMEN sementara Grup C Piala Asia U-20 2025 kelar laga Timnas Uzbekistan U-20 vs Yaman U-20 akan diulas Okezone. Kini, skuad muda Serigala Putih -julukan Timnas Uzbekistan- menempati puncak klasemen.
Sementara itu, Timnas Indonesia U-20 harus tercecer di urutan ketiga. Skuad Garuda Nusantara sendiri tengah berlaga saat ini.
Laga Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20 dalam matchday perdana Grup C ini digelar di Stadion Shenzhen Youth Football Training, China, Kamis (13/2/2025) pukul 18.30 WIB. Pesta gol Iran U-20 tercipta lewat aksi Hesam Nogourani (5’), Esmaeil Gholizadeh (63’), dan Mobin Dehghan (70’).
Hasil ini membuat Timnas Indonesia U-20 terpuruk di dasar klasemen sementara Grup C. Mereka mencatatkan 0 poin. Selanjutnya, Timnas Indonesia U-20 akan melawan Uzbekistan U-20 pada Minggu 16 Februari 2025.
PUSATSPORT – Ajax Amsterdam meresmikan stadion paling inovatif di dunia, Johan Cruyff Arena 2.0, yang mengandalkan 100% energi terbarukan dari panel surya dan tangga berlari penghasil listrik. Stadion ini menjadi simbol baru komitmen olahraga terhadap keberlanjutan lingkungan, sekaligus memicu perdebatan tentang masa depan infrastruktur hijau di industri sepak bola.
Fitur Revolusioner: Dari Surya hingga Langkah Kaki Penonton
Panel Surya Canggih:
12.000 panel surya fleksibel dipasang di atap dan fasad stadion, menghasilkan 4,2 GWh/tahun—cukup untuk menyalakan 1.200 rumah.
Dilengkapi sistem penyimpanan baterai raksasa dari Tesla untuk cadangan energi saat malam hari.
Tangga Berlari Penghasil Listrik:
500 anak tangga di area pintu masuk dipasangi teknologi piezoelektrik yang mengubah tekanan langkah kaki menjadi listrik.
Setiap 1.000 langkah menghasilkan 0,5 kWh—cukup untuk menyalakan lampu stadion selama 10 menit.
Fans yang menggunakan tangga mendapat diskon 10% di merch resmi via aplikasi Ajax.
Lapangan “Hijau” Berteknologi Tinggi:
Rumput hybrid dengan sensor kelembapan otomatis dan irigasi air hujan daur ulang.
Lampu LED rendah energi yang menyala hanya di area terpakai.
Dampak Lingkungan dan Ekonomi
Pengurangan Emisi: Stadion ini memotong emisi CO2 hingga 8.500 ton/tahun, setara dengan menanam 400.000 pohon.
Biaya Pembangunan: €300 juta (30% lebih mahal dari stadion konvensional), tapi diimbangi sponsor seperti Patagonia dan Unilever.
Tiket “Hijau”: Harga tiket naik 15%, namun 5% dialokasikan untuk proyek reboasan di Amazon.
Reaksi Publik: Antusiasme vs Kritik
Pujian dari Aktivis Lingkungan: Greta Thunberg menyebut proyek ini “bukti bahwa transisi hijau mungkin di semua sektor, bahkan sepak bola”. Greenpeace Belanda memposting video dukungan dengan tagar #GoalForThePlanet.
Kritik dari Fans Biasa: Sebagian suporter mengeluh: “Kenapa harus naik 500 tangga? Kami bukan tikus berlari di roda!” Yang lain protes soal harga bir organik di stadion yang 2x lebih mahal.
Respons Pemain: Kapten Ajax, Steven Bergwijn, berkomentar: “Lapangan lebih nyaman, tapi semoga lampu tidak mati saat saya mau menendang penalti!”
Teknologi di Balik Layar
AI Manajemen Energi: Sistem buatan IBM mengatur distribusi listrik secara real-time, memprioritaskan area yang sedang digunakan.
Aplikasi Penggemar: Fans bisa lacak kontribusi energi mereka via tangga dan dapatkan poin untuk merchandise eksklusif.
Insiden Lucu saat Peresmian
Pada laga perdana melawan PSV Eindhoven (24/10), lampu stadion redup sejenak karena kesalahan sistem AI. “Ini bukan bug, ini fitur untuk menghemat energi!” canda CEO Ajax, Edwin van der Sar, setelah pertandingan berakhir imbang 1-1.
PUSATSPORT – UEFA resmi meluncurkan VAR Generasi 2.0 berbasis kecerdasan buatan (AI) di Liga Champions musim ini. Teknologi ini tidak hanya memantau offside dan pelanggaran kasar, tetapi juga mendeteksi “pelanggaran virtual” seperti obstruksi lari dan blokir garis umpan yang tak terlihat mata manusia. Keputusan ini memicu pro-kontra sengit, terutama setelah gol Kylian Mbappé (PSG) dibatalkan karena “gangguan virtual” dalam laga kontra Bayern Munich.
Cara Kerja VAR 2.0: AI, Sensor Tubuh, dan 50 Kamera
Sistem ini mengombinasikan:
AI Pelacak Gerakan: 50 kamera 360° di stadion merekam pergerakan 22 pemain dengan resolusi 8K.
Sensor Biometrik: Pemain memakai kaus dalam berisi sensor untuk mengukur kecepatan lari, tekanan otot, dan sudut pandang.
Algoritma Prediktif: AI menganalisis data untuk memprediksi “peluang umpan terhalang” atau “ruang gerak yang direbut ilegal”.
Contoh kasus: Saat PSG vs Bayern (15/9), gol Mbappé dianulir karena AI mendeteksi “Leon Goretzka (Bayern) menghalangi garis umpan virtual Gavi (PSG) meski berada 3 meter dari bola”.
Kontroversi “Pelanggaran Virtual”: Apa yang Dianggap Pelanggaran?
Menurut dokumen UEFA, pelanggaran virtual didefinisikan sebagai:
Obstruksi Virtual: Menghalangi pergerakan pemain lawan tanpa kontak fisik, tetapi dianggap mengganggu “jalur permainan optimal”.
Blokir Upan Siluman: Posisi tubuh yang menghambat opsi umpan pemain, meski tak ada upaya merebut bola.
“Ini seperti menghukum seseorang karena niat jahat, bukan tindakan nyata,” protes pelatih PSG, Luis Enrique, setelah kekalahan 1-2 dari Bayern.
Dukungan dan Kritik
Pendukung: Arsène Wenger, Direktur Pengembangan FIFA, menyatakan: “Ini evolusi logis. Sepak bola harus adil, dan AI bisa melihat apa yang manusia lewatkan.” Pelatih Bayern Munich, Julian Nagelsmann, tambahkan: “Gol yang dibatalkan untuk PSG adalah bukti sistem bekerja.”
Penentang: Pep Guardiola (Manchester City) geram: “Kita sedang merusak esensi sepak bola. Wasit sekarang hanya jadi boneka algoritma.” Fans di media sosial ramai membuat meme dengan tagar #RobotBola dan #KembalikanHumanError.
Kasus Lain yang Menggegerkan
Inter Milan vs Real Madrid: Gol Lautaro Martínez dibatalkan karena AI menilai Denzel Dumfries (rekan setim) “menghalangi persepsi kiper” lewat posisi offside non-aktif.
Liverpool vs Ajax: Mohamed Salah dituduh “mengganggu konsentrasi bek” dengan gerakan tangan, menyebabkan tendangan penalti untuk Ajax.
Teknologi di Balik Kontroversi
VAR 2.0 dikembangkan oleh Google DeepMind dan Siemens, dengan klaim akurasi 99,8%. Namun, pakar sepak bola seperti Javier Zanetti ragu: “AI dilatih dengan data liga Eropa. Bagaimana dengan gaya bermain berbeda di Amerika Selatan atau Asia? Ini bias teknologi.”
Masa Depan VAR 2.0
UEFA berencana uji coba sistem ini di Euro 2026. Namun, tekanan dari asosiasi pelatih dan pemain memaksa mereka mempertimbangkan:
Threshold Intervensi: Hanya pelanggaran virtual dengan dampak “kritis” yang akan dihukum.
Opsi Challenge: Kapten tim bisa “menantang” keputusan VAR 2.0 sekali per pertandingan.
PUSAT BOLA – Barcelona kembali menampilkan kemampuan besar dengan talenta muda mereka, Lamine Yamal, yang baru- baru ini mencuri atensi dunia sepak bola. Dalam pertandingan terakhir, Yamal tampak luar biasa, menggiring bola dengan metode yang menawan serta melewati 4- 5 pemain lawan dalam suatu serbuan yang luar biasa. Aksi ini membuat segala stadion di Camp Nou berdiri serta bersorak, memperingati kehebatan si pemain muda.
Walaupun Barcelona lagi menempuh masa yang penuh tantangan, penampilan Yamal membagikan angin fresh untuk regu asuhan Xavi Hernandez. Pemain yang baru berumur 16 tahun ini menampilkan kalau dirinya siap jadi bagian berarti dalam skuad Blaugrana, dengan keahlian dribbling yang luar biasa serta visi game yang matang buat umurnya.
Banyak yang menyanjung kemampuan Yamal, serta sebagian media Eropa menyebutnya selaku salah satu bintang masa depan sepak bola. Tidak cuma semata- mata dribel menawan, tetapi Yamal pula ikut serta dalam sebagian kesempatan berhasil serta menolong menghasilkan suasana positif di lini serbu Barcelona.
Pasti saja, aksi Yamal ini menaikkan keyakinan diri Barcelona buat bersaing di kompetisi dalam negeri serta Eropa. Para penggemar Barcelona berharap ini tidaklah aksi terakhirnya, serta memandang lebih banyak kejutan dari pemain muda berbakat ini di pertandingan mendatang.
Dengan penampilan yang terus tumbuh, Lamine Yamal kayaknya hendak jadi bintang yang tidak tergantikan di masa depan. Siap- siap, dunia sepak bola!
PUSATSPORT , Talenta-talenta asal Brasil telah meramaikan kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa, UEFA Champions League (UCL), sejak dahulu kala. Beberapa nama bahkan mampu menorehkan sederet pencapaian spesial di ajang ini.
Tiga pemain di bawah ini masuk dalam daftar pemain Brasil tersubur di UCL. Salah satu di antaranya ialah bintang Real Madrid pada 2024/2025, Vinicius Junior. Dengan koleksi 28 gol, kini ia melewati torehan Rivaldo dan menempati urutan ketiga dalam daftar ini.
Termasuk Vinicius Junior, berikut tiga pemain Brasil tersubur di UCL.
1. Neymar Junior menjadi pemain Brasil tersubur di UCL dengan koleksi 43 gol
Neymar Junior memegang rekor sebagai pemain Brasil dengan koleksi gol terbanyak di UCL. Per 13 Februari 2025, ia telah mengoleksi 43 gol dan 36 assist dari total 81 laga. Selain mencetak 22 gol kala berseragam Barcelona, ia juga mengemas 22 gol ketika membela Paris Saint-Germain.
Pemain kelahiran 5 Februari 1992 tersebut melakoni debut di UCL pada 2013/2014. Ia tampil selama 72 menit saat Barcelona menghadapi Ajax Amsterdam, Rabu (18/9/2013). Dalam duel tersebut, Neymar mencatatkan satu assist dan membawa Blaugrana menang 4-0.
Pemain yang kembali direkrut Santos pada musim dingin 2025 tersebut mengoleksi satu trofi UCL sepanjang kariernya. Pencapaian tersebut diraih bersama Barcelona pada 2014/2015. Di ajang tersebut, ia juga dinobatkan sebagai top skor dengan torehan 10 gol.
2. Kaka mengoleksi 30 gol selama bermain di UCL
Ricardo Izecson dos Santos Leite atau Kaka tercatat pernah merumput di UCL bersama dua tim berbeda. Selain Real Madrid, ia juga pernah mewakili AC Milan di ajang tersebut. Dari total 86 laga, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut mampu mengemas 30 gol dan 25 assist.
Debut Kaka di kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa tersebut terjadi pada fase grup UCL 2003/2004. Ia bermain selama 90 menit dan membawa AC Milan menang tipis 1-0 atas Ajax Amsterdam, Selasa (16/9/2003). Pada musim debutnya, Kaka mampu mengoleksi 4 gol dan 1 assist.
Sama seperti Neymar, Kaka juga mengoleksi satu gelar juara UCL dalam kariernya. Ia tampil impresif dan membawa AC Milan meraih gelar juara pada 2006/2007. Dengan koleksi sepuluh gol, ia juga membawa pulang gelar top skor dari ajang tersebut.
3. Vinicius Junior mengoleksi 28 gol dan melewati pencapaian Rivaldo
Vinicius Junior akhirnya menempati urutan ketiga dalam daftar ini. Dengan tambahan satu gol yang tercipta ke gawang Manchester City pada leg pertama playoff 16 besar UCL 2024/2025, ia kini telah mengoleksi 28 gol. Pemain kelahiran 12 Juli 2000 tersebut melewati pencapaian Rivaldo (27 gol).
Vinicius mencatatkan debut di UCL pada 2018/2019. Ia tampil selama 28 menit saat Real Madrid bertemu Viktoria Plzen pada fase grup, Rabu (7/11/2018). Dengan satu assist yang ia ciptakan dalam duel tersebut, Los Blancos mengakhiri laga dengan kemenangan meyakinkan 5-0.
Vinicius menjadi pemain dengan koleksi trofi UCL terbanyak dalam daftar ini. Pemain kelahiran São Gonçalo, Brasil, tersebut telah meraih dua titel juara. Pencapaian tersebut ia raih pada 2021/2022 dan 2023/2024.
Vinicius menunjukkan performa yang meyakinkan bersama Real Madrid pada 2024/2025 ini. Dengan kesempatan yang masih ada, ia berpeluang melampaui torehan gol Kaka di UCL. Bahkan, bukan tidak mungkin dirinya mampu melewati torehan gol Neymar di ajang ini.
PUSATSPORT , English Premier League (EPL) dikenal sebagai liga paling kompetitif di dunia. Tiap musimnya, banyak pemain top dari berbagai negara bermain di kompetisi tersebut, termasuk dari Belanda. Negara satu ini terkenal sebagai penghasil pemain berkualitas, tidak terkecuali gelandang bertahan.
Pada 2024/2025, terdapat beberapa gelandang bertahan asal Belanda yang ikut meramaikan Premier League. Kualitas yang mereka miliki tentu tidak perlu diragukan lagi. Berikut tiga gelandang bertahan asal Belanda yang berlaga di EPL 2024/2025.
1. Lamare Bogarde menjadi opsi di lini tengah Aston Villa
Lamare Bogarde adalah salah satu pemain muda di skuad Aston Villa pada 2024/2025. Pemain berusia 20 tahun ini merupakan produk akademi Feyenoord. Ia kemudian bergabung dengan Aston Villa pada 2020.
Bogarde tidak langsung mendapatkan kesempatan bermain di tim utama The Villans. Ia sempat dipinjamkan ke Bristol Rovers selama setengah musim. Pada musim panas 2024, Unai Emery mulai memberikan kepercayaan bagi pemain berusia 21 tahun ini untuk promosi ke skuad senior Aston Villa meski belum mendapatkan tempat utama.
Bogarde dibekali dengan kemampuan distribusi bola yang baik serta keunggulan dalam duel satu lawan satu. Kehadiran sang pemain dapat menjadi opsi di lini tengah Aston Villa. Hingga saat ini, Bogarde tampil dalam 12 pertandingan di semua kompetisi.
2. Mats Wieffer belum maksimal bersama Brighton & Hove Albion karena cedera
Mats Wieffer menjalani musim debutnya di EPL bersama Brighton and Hove Albion. Ia didatangkan pada musim panas 2024 setelah tampil imprseif bersama Feyenoord. Wieffer menjadi salah satu pemain kunci di balik kesuksesan Feyenoord menjuarai Eredivisie Belanda 2022/2023.
Untuk merekrut pemain berusia 25 tahun ini, Brighton harus mengeluarkan 32 juta euro atau Rp540 miliar. Wieffer direkrut untuk memperkuat lini tengah mereka. Dengan gaya bermain yang mengandalkan penguasaan bola, ia dianggap cocok dengan karakter permainan The Seagulls.
Sebagai gelandang bertahan, Wieffer memiliki kemampuan membaca permainan yang baik. Sayangnya, performa sang pemain bersama Brighton belum maksimal karena cedera. Ia tampil dalam15 pertandingan dengan mengemas 1 gol dan 2 assist.
3. Ryan Gravenberch menjadi andalan Arne Slot di lini tengah Liverpool
Ryan Gravenberch adalah nama besar di antara gelandang bertahan Belanda di Premier League 2024/2025. Setelah semusim memperkuat Bayern Munich, Gravenberch memutuskan hijrah ke Liverpool pada musim panas 2023. Biaya kepindahannya menyentuh angka 40 juta euro atau Rp675 miliar.
Pada musim perdananya, Gravenberch tidak langsung mendapatkan kepercayaan di lini tengah The Reds. Namun, sejak Arne Slot menjabat sebagai pelatih Liverpool, peran pemain berusia 22 tahun tersebut tidak pernah tergantikan. Ia hampir tidak pernah absen memperkuat Liverpool sepanjang musim ini.
Gravenberch dikenal memiliki kemampuan teknis serta visi bermain yang mumpuni. Dengan kemampuannya yang makin matang, Gravenberch menjadi salah satu pemain kunci di balik performa konsisten Liverpool. Dirinya telah tampil dalam 70 pertandingan di semua kompetisi dengan membukukan 4 gol dan 4 assist.
Nama-nama di atas merupakan gelandang bertahan Belanda yang saat ini berkiprah di EPL. Dengan kualitas yang mereka miliki, ketiganya berpotensi memberikan kontribusi besar bagi tim. Hal tersebut makin mengukuhkan reputasi Belanda sebagai negara penghasil talenta sepak bola terbaik.
Marselino Ferdinan, gelandang serang berusia 19 tahun, dianggap sebagai salah satu pemain muda paling menjanjikan dalam sejarah sepak bola Indonesia. Dengan teknik individu yang memukau dan mentalitas kompetitif, ia menjadi simbol regenerasi Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong. Artikel ini mengulas perjalanan karier, prestasi, dan proyeksi masa depannya.
Profil Singkat
Nama Lengkap: Marselino Ferdinan
Tanggal Lahir: 9 September 2004 (usia 19 tahun pada 2023)
Tempat Lahir: Jakarta, Indonesia
Posisi: Gelandang Serang / Sayap Kanan
Klub Saat Ini: KMSK Deinze (Belgia)
Tinggi Badan: 172 cm
Kaki Dominan: Kanan
Perjalanan Karier
1. Awal Karier di Akademi Lokal
Marselino memulai karier di akademi Persipura Jayapura sebelum pindah ke SSB Jakarta United. Bakatnya terlihat sejak usia dini, terutama dalam kemampuan dribbling dan penguasaan bola di ruang sempit.
2. Debut Senior di Liga 1
Klub Pertama: Persebaya Surabaya Marselino melakukan debut profesional di Liga 1 pada 2021 saat berusia 16 tahun melawan Persija Jakarta.
Prestasi Awal:
Mencetak gol debutnya melawan Persikabo 1973 di usia 17 tahun.
Dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Liga 1 2021/2022.
3. Ekspansi ke Eropa
Pada Januari 2023, Marselino membuat sejarah dengan bergabung ke KMSK Deinze, klub divisi dua Belgia, melalui program kerja sama dengan Persebaya Surabaya.
Debut di Eropa: Tampil pertama kali di kompetisi UEFA Youth League melawan tim muda klub Eropa top seperti AC Milan.
Gol Pertama di Belgia: Mencetak gol untuk tim U-21 KMSK Deinze dalam laga melawan RSC Anderlecht U-21 (Februari 2023).
Prestasi Bersama Timnas Indonesia
Timnas U-16:
Juara AFF U-16 Championship 2020 (5 gol dalam turnamen).
Timnas U-19:
Pencetak gol kemenangan melawan Vietnam di AFF U-19 Youth Championship 2022.
Timnas U-20:
Membawa Indonesia lolos ke Piala Asia U-20 2023 setelah 42 tahun absen.
Mencetak gol spektakuler melawan Irak di Piala Asia U-20 2023.
Timnas Senior:
Debut senior pada 24 Maret 2023 melawan Burundi di FIFA Matchday.
Menjadi pilar penting dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2027.
Gaya Bermain dan Keunggulan
Teknik Dribbling: Kemampuan menggiring bola ala pemain Amerika Selatan, dengan sentuhan cepat dan perubahan arah mendadak.
Vision Passing: Mampu memberikan umpan terobosan (through pass) yang memecah pertahanan lawan.
Kemampuan Finishing: Akurat dalam tembakan dari luar kotak penalti.
Perbandingan Gaya: Banyak yang menyamakan permainannya dengan Luka Modrić (Real Madrid) karena kecerdasan membaca ruang dan kerja keras di lini tengah.
Tantangan yang Dihadapi
Adaptasi di Liga Eropa: Perbedaan fisik dan intensitas permainan di Belgia menjadi ujian terbesar.
Ekspektasi Publik: Tekanan sebagai “harapan terbesar sepak bola Indonesia” berisiko memengaruhi performanya.
Cedera: Cedera hamstring sempat membuatnya absen 2 bulan pada 2023.
Proyeksi Masa Depan (2024-2026)
2024: Target tampil di Liga Pro Belgia (divisi satu) dengan KMSK Deinze.
2025: Potensi transfer ke klub Eropa divisi satu (misal: Eredivisie Belanda atau Liga Portugal).
2026: Target menjadi starter tetap Timnas Indonesia di Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dampak bagi Sepak Bola Indonesia
Inspirasi Generasi Muda: Kesuksesan Marselino membuktikan bahwa pemain Indonesia bisa bersaing di level Eropa.
Peningkatan Reputasi Liga Domestik: Klub-klub Eropa mulai memantau Liga 1 Indonesia sebagai sumber bakat potensial.
Dayung Dua Arus untuk Timnas: Kombinasi pemain naturalisasi (seperti Sandy Walsh) dan pemain lokal (Marselino) memperkuat kualitas skuad.
Pendapat Pelatih dan Legenda
Shin Tae-yong (Pelatih Timnas Indonesia): “Marselino adalah permata yang langka. Jika terus bekerja keras, dia bisa menjadi pemain terbaik Asia.”
Bambang Pamungkas (Legenda Timnas): “Saya belum pernah melihat pemain muda Indonesia sekomplet dirinya. Dia punya segalanya: skill, mental, dan ambisi.”
Kesimpulan
Marselino Ferdinan adalah bukti bahwa sepak bola Indonesia memiliki masa depan cerah. Dengan dukungan manajemen yang baik, pelatih kompeten, dan kerja kerasnya sendiri, ia berpotensi menjadi pemain Indonesia pertama yang bersinar di liga top Eropa. Perjalanannya juga menjadi inspirasi bagi ribuan anak muda di tanah air untuk bermimpi besar.