
PUSATSCORE , Borussia Dortmund mencuri perhatian dengan langkah ambisiusnya pada bursa transfer musim panas 2025. Klub asal Jerman ini resmi mendatangkan Jobe Bellingham, gelandang muda Inggris berusia 19 tahun, dari Sunderland dalam kesepakatan senilai hingga 38 juta euro (Rp706,1 miliar). Transfer ini tak hanya mencetak rekor bagi Sunderland, tetapi juga menjadikan Jobe sebagai pembelian termahal Die Borussen sepanjang sejarah.
Kepindahan ini sontak mengundang perbandingan dengan sang kakak, Jude Bellingham, yang lebih dulu meroket di Signal Iduna Park sebelum bersinar di Real Madrid. Namun, Jobe memilih menapaki jalan ini dengan keyakinan dan tekad untuk membentuk jejaknya sendiri. Kepindahannya ke Dortmund merupakan sebuah langkah strategis dalam membangun karier yang berbeda dan tak kalah menjanjikan dari kakaknya.
1. Jobe Bellingham bertekad menciptakan identitasnya sendiri dan lepas dari bayang-bayang kakaknya
Nama belakang Bellingham telah menjadi ikon Borussia Dortmund sejak Jude memperkuat klub pada 2020–2023. Namun, Jobe Bellingham datang untuk menulis kisahnya sendiri. Ia memilih menampilkan nama depannya, “Jobe”, di bagian belakang jersey yang memberikan sinyal kuat dari upayanya menciptakan identitas terpisah dari bayang-bayang sang kakak.
Jobe memahami risiko perbandingan yang akan terus muncul. Meski keduanya berasal dari akademi Birmingham City dan sama-sama bersinar pada usia muda, Jobe menegaskan ambisinya bukan untuk meniru. Ia ingin melampaui ekspektasi dengan jalur dan versi yang ia bentuk sendiri. Dalam video perkenalan bersama Dortmund, ia menyatakan secara eksplisit dirinya tidak sedang mengikuti jejak siapa pun.
Borussia Dortmund menjadi titik awal bagi Jude Bellingham menemukan sinarnya. Ia tampil dalam 132 pertandingan dan dianugerahi Pemain Terbaik Bundesliga Jerman 2022/2023. Dirinya bahkan menjadi pemain kedua termahal yang dijual klub saat hijrah ke Real Madrid senilai 133 juta euro atau setara Rp2,4 triliun.
Namun, bagi Jobe, keputusan ini bukan nostalgia semata. Dortmund telah membuktikan diri sebagai tempat subur bagi talenta muda untuk berkembang, sebuah reputasi yang diperkuat dengan kesuksesan para pemain seperti Ousmane Dembele, Jadon Sancho, dan Erling Haaland. Keputusan ini menandai tekad Jobe untuk tumbuh sebagai pemain kelas dunia, bukan sekadar adik dari bintang Madrid.
2. Kehadiran Jobe Bellingham menjadi angin segar regenerasi lini tengah Borussia Dortmund
Borussia Dortmund saat ini tengah mengalami kekosongan regeneratif di lini tengah. Klub berpeluang melepas beberapa nama penting, seperti Marcel Sabitzer dan Felix Nmecha, sementara Emre Can dan Pascal Gross telah memasuki usia kepala 3 dan performanya tak lagi konsisten. Dalam kondisi tersebut, hadirnya sosok muda penuh energi seperti Jobe Bellingham menjadi kebutuhan strategis.
Jobe tak sekadar talenta muda dengan nama besar. Ia tampil dalam 43 laga selama 2024/2025 bersama Sunderland dengan mencetak 4 gol dan menyumbang 3 assist. Tak berhenti di situ, ia berperan vital dalam membawa Sunderland kembali ke English Premier League (EPL) melalui jalur play-off dan meraih penghargaan Young Player of the Season Divisi Championship. Dilansir Tribuna, konsistensinya terlihat dari partisipasi sebagai starter di lebih dari 84 persen pertandingan dengan kontribusi langsung terhadap 12 persen total gol Sunderland selama musim tersebut.
Fleksibilitas posisi yang dimiliki Jobe turut menjadi daya tarik besar. Ia mampu bermain sebagai gelandang serang, false nine, maupun gelandang box-to-box. Pelatih Sunderland, Regis Le Bris, memanfaatkan Jobe sebagai gelandang nomor 8, posisi yang memungkinkan pemain muda ini memaksimalkan daya jelajah, kemampuan pressing, serta koneksi antarlini. Dengan kebutuhan Dortmund yang spesifik, terutama di sektor tengah yang haus akan gairah baru, Jobe menjadi rekrutan logis dan sangat potensial.
3. Dengan statistik mumpuni, Jobe Bellingham bakal nyetel dengan taktik Borussia Dortmund
Analisis Total Football Analysis (TFA) menunjukkan, Jobe Bellingham merupakan pemain prospektif berkat penampilan nyatanya di lapangan. Ia menempati peringkat persentil ke-94,9 dalam dribel per 90 menit, menjadikannya salah satu gelandang dengan kemampuan menggiring bola terbaik di level kompetisi setara. Dengan tinggi badan 191cm, ia juga unggul dalam duel udara (persentil ke-93,2), dengan tingkat keberhasilan 68,6 persen yang menunjukkan dominasi fisik yang jarang dimiliki gelandang muda seusianya.
Kontribusinya terhadap gol pun tergolong impresif. Dengan tingkat kontribusi gol per 90 menit di persentil ke-72,8 dan kontribusi expected goals (xG) di atas 60 persen, Jobe menunjukkan keterlibatannya dalam skema serangan bukan hasil kebetulan. Meskipun belum unggul dalam hal passing progresif atau umpan berbahaya, ia menunjukkan akurasi umpan yang cukup stabil dan kemampuan menjaga ritme permainan yang menjadi ciri khas gelandang matang secara taktis.
Secara taktis, Pelatih Dortmund, Niko Kovac, diprediksi akan menempatkan Jobe dalam skema 3-4-2-1 sebagai tandem Felix Nmecha di lini tengah. Dalam jangka pendek, Jobe akan diberikan waktu untuk beradaptasi dan memahami filosofi permainan Dortmund. Selain itu, potensi jangka panjangnya sangat menjanjikan. Berbeda dengan sang kakak yang bertipe gelandang flamboyan, ia merupakan sosok dengan disiplin taktis, stabilitas posisi, dan kapasitas fisik untuk menopang lini tengah secara berkelanjutan.
Yang menarik, analisis TFA menyoroti Jobe memiliki kemampuan alami individual yang lebih mencolok dari Jude dalam situasi satu lawan satu. Ia tidak hanya mengandalkan fisik, tetapi juga piawai dalam dribel di ruang sempit dan mampu membuka ruang dengan kecerdikan pergerakannya. Kemampuannya membaca ruang dan melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan mengindikasikan potensi sebagai gelandang modern komplet yang bisa menyatu dalam sistem intensitas tinggi Bundesliga.
Masa depan Jobe Bellingham di Dortmund tentu masih panjang dan penuh tantangan. Namun semua indikator awal menunjukkan langkah ini bukan sekadar warisan nama besar. Jika ia mampu terus berkembang seperti yang diproyeksikan, maka Die Borussen sekali lagi sukses melahirkan bintang besar dari bibit muda penuh potensi.