3 Penyerang Tengah Prancis yang Berkarier di LaLiga 2024/2025

PUSATSOCCER , LaLiga Spanyol menjadi salah satu liga paling kompetitif di dunia. Kompetisi satu ini menarik banyak pemain bintang dari berbagai negara, termasuk Prancis. Cukup banyak pemain Prancis yang berkiprah di LaLiga 2024/2025.

Para klub LaLiga tertarik untuk mendatangkan pemain Prancis, terutama di posisi penyerang tengah. Pada 2024/2025, terdapat tiga penyerang tengah Prancis yang bermain untuk tim LaLiga. Siapa saja mereka dan bagaimana kiprahnya sejauh ini? Simak ulasan berikut!

1. Antoine Griezmann masih menjadi andalan di lini depan Atletico Madrid

Antoine Griezmann telah cukup lama meniti karier di Spanyol. Ia merupakan pemain jebolan akademi Real Sociedad. Namun, sosok Griezmann mulai dikenal berkat performa yang ia tunjukkan bersama Atletico Madrid.

Griezmann pertama kali bergabung dengan Atletico Madrid pada musim panas 2014. Pemain berusia 33 tahun ini sempat berlabuh ke Barcelona pada musim panas 2019. Namun, Griezmann gagal bersinar bersama Blaugrana. Dirinya memutuskan untuk kembali ke skuad Atletico Madrid pada musim panas 2021.

Meski sudah tidak lagi muda, Griezmann masih menjadi andalan Diego Simeone di lini depan Los Colchoneros. Ia dikenal sebagai penyerang yang memiliki kreativitas dalam membangun serangan serta kemampuan mencetak gol yang sangat baik. Pada 2024/2025 ini, ia tampil dalam 37 pertandingan di semua kompetisi dengan mencetak 16 gol dan 7 assist.

2. Kylian Mbappe mampu membuktikan kualitasnya bersama Real Madrid

Kylian Mbappe telah cukup lama dikaitkan dengan Real Madrid. Ia akhirnya bergabung dengan klub raksasa Spanyol tersebut pada musim panas 2024. Mbappe didatangkan dengan status bebas transfer setelah kontraknya bersama Paris Saint-Germain (PSG) berakhir.

Kepindahan Mbappe ke Real Madrid cukup menggemparkan dunia sepak bola. Dengan status sebagai salah satu pemain terbaik dunia saat ini, ekspektasi terhadap Mbappe sangat tinggi. Ia diharapkan bisa langsung beradaptasi dengan gaya bermain Real Madrid.

Sejauh ini, Mbappe mampu membuktikan kualitasnya bersama Los Blancos. Dengan kecepatan dan ketajamannya, pemain berusia 26 tahun ini menjadi ancaman utama bagi pertahanan lawan. Bersama Real Madrid, Mbappe telah tampil dalam 39 pertandingan di semua ajang dengan mencetak 28 gol dan 5 assist.

3. Thierno Barry langsung langsung menjadi pilihan utama di posisi ujung tombak Villarreal

Nama Thierno Barry mungkin belum seterkenal Mbappe atau Griezmann. Meski demikian, penyerang berusia 22 tahun ini mampu mencuri perhatian berkat performa yang ia tunjukkan bersama Villarreal. Barry merupakan penyerang yang dibekali dengan postur yang sangat baik. Dengan tinggi mencapai 1,95 meter, ia sangat diandalkan dalam situasi bola atas.

Barry menjadi salah satu rekrutan anyar Villarreal pada bursa transfer musim panas 2024. Ia didatangkan dari FC Basel dengan biaya transfer 14 juta euro atau Rp240 miliar. Barry menyepakati kontrak berdurasi 5 musim hingga Juni 2029 mendatang.

Tidak butuh waktu lama, Barry langsung menjadi pilihan utama di posisi ujung tombak El Submarino Amarillo. Hingga saat ini, ia telah mencatatkan 26 penampilan di semua kompetisi dengan torehan 8 gol dan 3 assist. Dengan usia yang masih muda, kualitas Barry masih dapat berkembang lagi.

Para pemain di atas merupakan penyerang tengah Prancis yang saat ini berkiprah di LaLiga. Kualitas mereka tentu tidak perlu diragukan lagi. Saat ini, mereka menjadi pilihan utama bagi tim masing-masing.

post

Bayern Muenchen kokoh di puncak klasemen Liga Jerman

CAKAPBOLA.comBayern Muenchen semakin kokoh di puncak klasemen setelah menekuk VfB Stuttgart dengan skor 3-1 pada pekan ke-24 Liga Jerman di Stadion Mercedes-Benz Arena, Muenchen, Sabtu dini hari WIB.

Pada pertandingan ini sebenarnya VfB Stuttgart sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Angelo Stiller, namun Bayern Muenchen dapat membalikkan keadaan melalui Michael Olise, Leon Goretzka dan Kingsley Coman, demikian catatan Bundesliga.

Berkat kemenangan ini Bayern Muenchen semakin kokoh di puncak klasemen sementara Liga Jerman dengan 61 poin dari 24 pertandingan, unggul 11 poin dari Bayer Leverkusen di posisi kedua.

Di sisi lain, VfB Stuttgart masih tertahan di posisi ketujuh klasemen sementara Liga Jerman dengan 36 poin dari 24 pertandingan, terpaut tiga poin dari posisi empat besar.

Secara statistik VfB Stuttgart unggul penguasaan bola dengan 53 persen, akan tetapi Bayern Muenchen tampil lebih tajam lewat 17 tendangan yang delapan di antaranya tepat sasaran.

Stuttgart mengambil inisiatif menyerang terlebih dan sempat memberikan ancaman lewat tendangan Josha Vagnoman yang masih dapat diselamatkan kiper Bayern Manuel Neuer.

Baca Juga :
Inzaghi: Inter vs Napoli sebagai penentu gelar juara

Bayern berbalik memberikan ancaman dan memiliki peluang lewat tendangan Jamal Musiala setelah menerima umpan dari Leroy Sane, namun bola masih melenceng dari gawang.

Selanjutnya Stuttgart berhasil unggul terlebih dahulu setelah umpan dari Josha Vagnoman dapat dikonversikan menjadi gol lewat tendangan Angelo Stiller sehingga skor berubah menjadi 1-0 pada menit 34.

Bayern tidak tinggal diam dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit 45 berkat gol berkat gol dari Michael Olise setelah memaksimalkan umpan Leroy Sane dan membuat skor kembali sama kuat 1-1.

Memasuki babak kedua, giliran Bayern yang mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu dan berhasil membalikkan keadaan lewat gol yang dicetak oleh Leon Goretzka sehingga skor berubah menjadi 2-1 pada menit 64.

Berbalik tertinggal membuat Stuttgart lebih meningkatkan intensitas serangan mereka, namun upaya yang dilakukan belum kunjung membuahkan hasil.

Di sisi lain, Bayern dapat menambah keunggulan mereka menjadi 3-1 lewat gol dari Kingsley Coman lewat penyelesaian akhir cantik di dalam kotak penalti Stuttgart pada menit ke-90. Skor tersebut bertahan hingga pertandingan usai.

Joshua Kimmich Jadi Rebutan Barcelona serta Klub Top Eropa Lainnya

PUSAT BOLA – Gelandang serba dapat Bayern München, Joshua Kimmich, jadi pusat atensi sehabis berita transfernya mencuat. Barcelona dikabarkan sangat tertarik memboyong pemain berumur 28 tahun ini ke Camp Nou buat menguatkan lini tengah mereka. Tidak cuma Barcelona, sebagian klub besar Eropa yang lain pula menampilkan atensi yang sama terhadap Kimmich.

Performa tidak berubah- ubah serta kemampuannya bermain di bermacam posisi membuat Kimmich jadi salah satu pemain sangat diincar di pasar transfer. Tetapi, Bayern München belum membagikan sinyal hendak melepas pemain kunci mereka, mengingat kedudukan berarti Kimmich dalam strategi regu.

Spekulasi ini terus menjadi menarik atensi publik, paling utama sehabis timbul berita kalau agen Kimmich sudah melaksanakan pertemuan dengan sebagian perwakilan klub. Apakah Kimmich hendak meninggalkan Bayern masa panas mendatang? Ayo kita nantikan pertumbuhan lebih lanjut!

3 Pemain Inter Milan Gabung Tim Liga Top Eropa pada Musim Dingin 2025

PUSATSOCCER , Tak jauh berbeda dari sebelumnya, Inter Milan masih menjadi kekuatan yang solid, sehingga sukses tampil meyakinkan di berbagai ajang paruh 2024/2025. I Nerazzurri terlihat percaya dengan kedalaman kekuatan yang dimiliki karena itu tidak terlalu aktif memanfaatkan bursa transfer musim dingin 2025. Skuad asuhan Simone Inzaghi tersebut hanya mendatangkan Nicola Zalewski dengan status pinjaman dari Napoli.

Inter Milan juga telah melakukan bersih-bersih skuad dengan melepas penggawa yang tidak masuk rencana pada musim dingin 2025. Dari 7 nama yang pergi dari I Nerazzurri, ternyata ada 3 pemain gabung tim yang mentas di liga top Eropa. Sebagian besar hengkang dengan status pinjaman. Lantas, siapa saja pesepak bola yang dimaksud tersebut dan seperti apa performanya di tempat baru? Yuk simak daftar dan tulisan berikut ini!

1. Tajon Buchanan selalu memulai laga sebagai pemain pengganti di Villarreal

Tajon Buchanan adalah gelandang kanan yang didatangkan Inter Milan dari Club Brugge pada musim musim dingin 2024. Pesepak bola berkebangsaan Kanada ini dibeli seharga 7,3 juta euro atau Rp125,6 miliar. Dirinya dinilai memiliki potensi menjanjikan sehingga diberikan kontrak oleh I Nerazzurri yang berlaku sampai 2028.

Tak berjalan mulus, Tajon Buchanan ternyata kalah bersaing dengan penggawa lain di lini tengah Inter Milan. Hal tersebut membuat talenta kelahiran Ontario ini minim menit bermain dan kontribusi untuk I Nerazzurri. Selain itu, dia juga sempat berkutat dengan cedera tulang kering sehingga harus absen selama beberapa bulan. Sejauh ini, Buchanan telah membuat total penampilan dalam 17 pertandingan dengan mengemas 1 gol.

Sulit menembus skuad utama Inter Milan, Tajon Buchanan lantas dipinjamkan kepada Villarreal pada musim dingin 2025. El Submarino Amarillo harus mengeluarkan uang sekitar 1 juta euro atau Rp17,2 miliar demi mengamankan jasa talenta yang kini berusia 26 tahun tersebut. Dia akan menjalani masa peminjaman sampai Juni 2025 dengan opsi pembelian. Sejauh ini, dirinya selalu mendapat kesempatan sebagai pemain pengganti dalam skema taktik tim. Hingga pekan ke-25, Buchanan sendiri diturunkan dalam tiga pertandingan di LaLiga Spanyol 2024/2025 per 27 Februari 2025. 

2. Tomas Palacios beberapa kali tampil sebagai bek tengah utama AC Monza

Tak hanya berburu talenta potensial di Benua Biru, Inter Milan juga mengarahkan radar transfer ke Amerika Selatan sehingga berhasil memboyong Tomas Palacios dari CS Independiente Rivadavia pada musim panas 2024. Pesepak bola berkebangsaan Argentina ini ditebus seharga 6,5 juta euro atau sekitar Rp112 miliar. Dia sepakat menandatangani kerja sama jangka panjang yang berlaku sampai 2029 bersama I Nerazzurri.

Tomas Palacios ternyata kesulitan menembus skuad inti Inter Milan. Pemain bertinggi 196 cm ini belum bisa menggantikan peran Alessandro Bastoni, Benjamin Pavard, Yann Bisseck, dan Stefan de Vrij di jantung pertahanan tim asal Lombardia tersebut. Ini membuatnya kerap menghabiskan waktu di bangku cadangan. Sementara ini Palacios sendiri baru tampil dalam tiga pertandingan.

Inter Milan kemudian meminjamkan Tomas Palacios kepada AC Monza pada musim dingin 2025. Ini dilakukan agar ia mendapat lebih banyak kesempatan dan pengalaman. Dia akan memperkuat I Biancorossi sampai Juni 2025. Sejauh ini, talenta yang kini berusia 21 tahun tersebut menambah opsi lini belakang sehingga beberapa kali diberikan kesempatan tampil sejak menit pertama sebagai bek tengah. Hingga pekan ke-26, Palacios telah mencatatkan kontribusi dalam tiga pertandingan di Serie A Italia 2024/2025 per 27 Februari 2025.

3. Andrei Radu selalu diturunkan selama 90 menit bersama Venezia FC

Andrei Radu merupakan kiper yang diboyong Inter Milan dari akademi US Pergolettese pada musim panas 2013. Talenta kelahiran Bucharest ini lantas ditempa di berbagai kelompok umur I Nerrazurri. Usahanya tak sia-sia, dirinya mendapat kesempatan untuk melebarkan sayap dengan promosi ke skuad senior pada musim panas 2016.

Sayangnya, Andrei Radu bukan pilihan utama dalam menjaga lini pertahanan Inter Milan. Ini membuatnya lebih sering menjalani masa peminjaman ke banyak tim seperti US Avelliono, Genoa, Parma, US Cremonese, AJ Auxerre, dan Bournemouth. Sementara ini, dia hanya mencatatkan total penampilan sebanyak 5 laga dengan kebobolan 5 gol dan membuat 2 clean sheet untuk I Nerrazurri. 

Andrei Radu kemudian dilepas permanen oleh Inter Milan kepada Venezia FC pada tenggat waktu musim dingin 2025. Pemain berkebangsaan Rumania ini menandatangani kontrak jangka pendek yang berlaku sampai Juni 2025. Berkat pengalaman yang dimiliki, dia langsung mendapat kepercayaan sebagai kiper inti sehingga selalu diturunkan selama 90 menit. Hingga pekan ke-26, Radu telah bermain dalam 3 laga dengan kebobolan 3 gol dan menciptakan 1 clean sheet bersama I Lagunari di Serie A 2024/2025 per 27 Februari 2025.

Ketiga pemain tersebut meninggalkan Inter Milan untuk gabung tim lain di liga top Eropa pada musim dingin 2025. Sejauh ini, Tajon Buchanan selalu berperan sebagai pemain pengganti bersama Villarreal dan Tomas Palacios beberapa kali diturunkan menghiasi starter AC Monza. Sementara, Andrei Radu langsung menempati posisi kiper utama Venezia.

Potensi Tanpa Gelar Lagi Bagi Juventus Musim Ini

PUSATSPORT – Beberapa tahun lalu, Juventus adalah tim yang rutin meraih gelar. Setidaknya, Coppa Italia dan Serie A jadi dua trofi yang bisa mereka dapat, ditambah lagi dengan gelar Supercoppa Italiana.

Namun, belakangan gelar jadi sesuatu yang jarang didapat Juventus. Bahkan, musim ini tim asal kota Turin itu juga berpeluang tidak meraih gelar lagi, sama seperti dua atau tiga musim terakhir.

1. Juventus tumbang di semua ajang

Musim ini, banyak kompetisi yang Juventus ikuti. Selain Serie A, Coppa Italia, dan Supercoppa Italiana, mereka juga mentas di Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.

Alih-alih bersinar, Juventus bertumbangan di ajang-ajang tersebut. Terbaru, mereka kalah di perempat final Coppa Italia dari Empoli. Di Supercoppa Italiana, mereka juga kalah dari AC Milan di semifinal.

Kesuraman Juventus bertambah ketika mereka kalah dari PSV di play-off 16 besar Liga Champions 2024/25. Sempat menang 2-1 di leg pertama, mereka kalah di leg kedua dengan skor 1-3.

2. Berpotensi mengulangi kegagalan musim 2021/22 dan 2022/23

Kegagalan Juventus meraih gelar dalam satu musim pernah mereka alami pada musim 2021/22 dan 2022/23. Ketika itu, mereka tumbang di setiap kompetisi yang diikuti.

Baik itu di Serie A, Coppa Italia, Supercoppa Italiana, dan Liga Champions, Juventus tak bisa bicara banyak. Jika dihitung, sejak 2021 sampai 2024, hanya satu trofi yang mereka dapat, yakni Coppa Italia pada 2023/24.

Kemudian, terakhir Juventus meraih double winner terjadi di musim 2019/20. Ketika itu, mereka juara Coppa Italia dan Supercoppa Italiana. Selain itu, tak ada lagi gelar yang mereka dapat.

3. Punya potensi di Piala Dunia Antarklub

Khusus musim ini, satu-satunya potensi Juventus meraih gelar ada di Piala Dunia Antarklub. Ajang itu akan dihelat di Amerika Serikat pada 14 Juni sampai 13 Juli, mirip seperti Piala Dunia tim senior.

Namun, tetap saja ajang ini tidak mudah bagi Juventus, karena mereka akan bersua Manchester City, Chelsea, Bayern Muenchen, hingga Paris Saint-Germain (PSG). Agaknya, trofi memang masih sulit mereka dapat.

5 Pelatih Termuda di Eredivisie 2024/2025, Ada Robin van Persie

PUSATSPORT , Eredivisie Belanda 2024/2025 dihiasi oleh sederet pelatih yang masih berusia cukup muda. Menariknya, beberapa di antara mereka mampu membawa timnya tampil cukup baik. Kehadiran mereka menjadi ancaman tersendiri bagi para pelatih senior berpengalaman.

Mantan bintang English Premier League, Robin van Persie, menjadi salah satu pelatih termuda di Eredivisie musim ini. Setelah membawa Heerenveen tampil apik, dirinya menyeberang ke Feyenoord pada musim dingin 2025.

Termasuk Van Persie, berikut lima pelatih termuda di Eredivisie 2024/2025.

1. Francesco Farioli (35 tahun) menjadi pelatih termuda dan bawa Ajax ke puncak klasemen

Francesco Farioli menjadi pelatih termuda di Eredivisie 2024/2025. Pelatih berusia 35 tahun itu tengah menjalani musim pertama di Ajax Amsterdam. Pada musim sebelumnya, ia membawa OGC Nice menembus papan atas Ligue 1 Prancis.

Kehadiran pelatih asal Italia tersebut membawa Ajax bangkit setelah terseok-seok pada musim sebelumnya. Hingga pekan ke-23, klub berjuluk Godenzonen bertengger di puncak klasemen dengan torehan 57 poin. Dengan hasil tersebut, Farioli berpeluang meraih trofi pertama dalam karier kepelatihannya

2. Maarten Martens (40 tahun) jadikan AZ Alkmaar sebagai salah satu tim dengan pertahanan terkuat

Maarten Martens telah menukangi AZ Alkmaar sejak januari 2024. Di bawah asuhannya, klub berjuluk De Kaasboeren tersebut tampil konsisten. Setelah finis di peringkat keempat di Eredivisie musim lalu, Martens kembali membawa AZ Alkmaar bersaing di papan atas pada musim ini.

Bertengger di peringkat keempat dari 23 laga, AZ Alkmaar memiliki poin yang sama dengan Feyenoord dan FC Utrecht. Pelatih asal Belgia tersebut menjadikan AZ Alkmaar sebagai salah satu tim dengan pertahanan terkuat. Dengan total kebobolan 21 gol, mereka hanya kalah dari Ajax.

3. Paul Simonis (40 tahun) bawa Go Ahead Eagles berkembang

Paul Simonis tengah menjalani musim pertama sebagai pelatih utama di sebuah klub. Pada awal 2024/2025 ini, ia ditunjuk sebagai manajer Go Ahead Eagles. Manajemen klub berjuluk The Pride of the IJssel dan Kowet tersebut menunjuk Simonis untuk menggantikan René Hake yang memilih pergi ke Manchester United untuk mendampingi Erik ten Hag.

Bersama pelatih berusia 40 tahun tersebut, Go Ahead Eagles menunjukkan performa yang meningkat dibanding musim sebelumnya. Hingga pekan ke-23 Eredivisie musim ini, mereka berada di peringkat ketujuh. Sedangkan, pada musim sebelumnya, Dean James dan kolega finis di peringkat kesembilan.

4. Robin van Persie (41 tahun) tinggalkan Heerenveen dan bergabung dengan Feyenoord

Robin van Persie awalnya melatih Heerenveen pada paruh musim pertama Eredivisie 2024/2025. Namun, pada musim dingin 2025, ia menyeberang ke Feyenoord. Pria berusia 41 tahun itu dipilih untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Brian Priske.

Mantan pemain Arsenal tersebut diharapkan mampu membawa Feyenoord tampil konsisten dan menunjukkan progres yang positif. Sebab, faktor tersebut menjadi hal yang mendorong manajemen memecat Priske pada awal Februari 2025. Sebelumnya, Van Persie membawa Heerenveen bangkit setelah tampil tak memuaskan pada musim lalu.

5. Danny Buijs (42 tahun) menjalani musim kedua di Fortuna Sittard

Danny Buijs menjadi nama terakhir dalam daftar ini. Pria berusia 42 tahun tersebut telah menukangi Fortuna Sittard sejak awal musim lalu. Di Eredivisie 2023/2024, Buijs membawa klub tersebut menembus peringkat sepuluh besar.

Juru taktik berpaspor Belanda tersebut berambisi untuk membawa Fortuna Sittard meraih hasil yang lebih baik. Sayangnya, hal tersebut masih sulit diwujudkan. Sebab, hingga pekan ke-23 musim ini, mereka masih berada di peringkat kesebelas.

Mayoritas dari para pelatih di atas tengah membawa timnya masing-masing bersaing di papan atas Eredivisie. Ini menjadi hal yang positif mengingat cukup banyak pelatih senior berpengalaman yang harus mereka hadapi.

Daftar Lengkap Juara Piala Asia U-20 dari Tahun ke Tahun

PUSATSOCCER , Piala Asia U-20 merupakan turnamen sepak bola junior paling bergengsi di Asia yang diselenggarakan oleh AFC. Turnamen ini pertama kali diadakan pada 1959 di Malaysia dengan format yang terus berkembang. Selain sebagai ajang kompetisi, turnamen ini juga menjadi jalan bagi pemain muda menuju pentas dunia.

Pada edisi 2023, AFC mengubah kategori usia dari U-19 menjadi U-20 untuk menyesuaikan dengan standar internasional. Simak data di artikel ini untuk mengetahui lebih banyak tentang sejarah, daftar juara, dan negara yang paling sering menjuarai Piala Asia U-20 ini!

1. Sejarah Piala Asia U-20 dari 1959 sampai sekarang

Piala Asia U-20, atau AFC U-20 Asian Cup, adalah turnamen sepak bola junior paling bergengsi di Asia. Turnamen ini pertama kali diadakan pada 1959 di Malaysia dan menjadi ajang utama bagi pemain muda Asia. Sejak saat itu, turnamen ini terus berkembang dalam format dan jumlah pesertanya.

Awalnya, turnamen ini dikenal dengan nama Asian Youth Championship dan hanya diikuti oleh beberapa negara. Seiring berjalannya waktu, format dan jumlah peserta terus berkembang. Dari sistem round-robin di awal penyelenggaraannya, kini format turnamen telah mengalami perubahan dengan mengadopsi sistem grup dan babak gugur.

Sejak 1980, turnamen ini diselenggarakan tiap 2 tahun sekali dan menjadi salah satu kualifikasi utama untuk Piala Dunia U-20 FIFA. Pada edisi 2023, AFC resmi mengubah kategori turnamen dari U-19 menjadi U-20. Turnamen ini tidak hanya menjadi panggung persaingan, tetapi juga batu loncatan bagi pemain muda menuju karier profesional di level senior.

2. Juara Piala Asia U-20 1959 sampai sekarang

Sejak 1959, Piala Asia U-20 telah melahirkan banyak juara dari berbagai negara di Asia. Turnamen ini mencerminkan perkembangan sepak bola junior di kawasan tersebut dan menjadi ajang penting bagi talenta muda. Berikut adalah daftar juara dari tahun 1959 hingga 2023:

  • 1959: Korea Selatan
  • 1960: Korea Selatan
  • 1961: Myanmar & Indonesia
  • 1962: Thailand
  • 1963: Korea Selatan
  • 1964: Myanmar & Israel
  • 1965: Israel
  • 1966: Israel & Myanmar
  • 1967: Israel
  • 1968: Myanmar
  • 1969: Myanmar & Thailand
  • 1970: Myanmar
  • 1971: Israel
  • 1972: Israel
  • 1973: Iran
  • 1974: Iran & India
  • 1975: Iran & Irak
  • 1976: Iran & Korea Utara
  • 1977: Irak
  • 1978: Irak & Korea Selatan
  • 1980: Korea Selatan
  • 1982: Korea Selatan
  • 1985: China
  • 1986: Arab Saudi
  • 1988: Irak
  • 1990: Korea Selatan
  • 1992: Arab Saudi
  • 1994: Suriah
  • 1996: Korea Selatan
  • 1998: Korea Selatan
  • 2000: Irak
  • 2002: Korea Selatan
  • 2004: Korea Selatan
  • 2006: Korea Utara
  • 2008: Uni Emirat Arab
  • 2010: Korea Utara
  • 2012: Korea Selatan
  • 2014: Qatar
  • 2016: Jepang
  • 2018: Arab Saudi
  • 2023: Uzbekistan

3. Negara peraih juara Piala Asia U-20 terbanyak

Sejak 1959, beberapa negara mendominasi turnamen ini dengan koleksi gelar yang mengesankan. Korea Selatan menjadi yang paling sukses dengan 12 gelar juara. Berikut adalah daftar negara dengan jumlah trofi terbanyak:

  • Korea Selatan – 12 kali juara (2 di antaranya berbagi gelar)
  • Myanmar – 7 kali juara (5 di antaranya berbagi gelar)
  • Israel – 6 kali juara (2 di antaranya berbagi gelar)
  • Irak – 5 kali juara (2 di antaranya berbagi gelar)
  • Iran – 4 kali juara (3 di antaranya berbagi gelar)
  • Arab Saudi & Korea Utara – 3 kali juara (Korea Utara 1 di antaranya berbagi gelar)
  • Thailand – 2 kali juara (1 di antaranya berbagi gelar)
  • China, Jepang, Qatar, Suriah, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, India, Indonesia – 1 kali juara (India 1 kali berbagi gelar, Indonesia 1 kali berbagi gelar)

Piala Asia U-20 terus menjadi ajang bergengsi yang melahirkan talenta-talenta muda berbakat di Asia. Dengan semakin berkembangnya sepak bola di berbagai negara, persaingan dalam turnamen ini akan semakin ketat di masa mendatang.

Jordi Cruyff Formal Jadi Penasihat Metode PSSI: Masa Baru Timnas Indonesia Dimulai

PUSAT BOLA – PSSI secara formal mengumumkan penunjukan Jordi Cruyff selaku penasihat metode buat Timnas Indonesia. Jordi, yang ialah putra legenda sepak bola dunia Johan Cruyff, diharapkan bawa perspektif baru dalam pengembangan sepak bola nasional.

Keputusan ini menemukan sambutan positif dari pecinta sepak bola Tanah Air. Jordi Cruyff diketahui mempunyai pengalaman luas di dunia sepak bola, baik selaku pemain ataupun pelatih. Dia sempat melatih tim- tim semacam Maccabi Tel Aviv, Chongqing Lifan, serta jadi bagian dari manajemen FC Barcelona.

Pimpinan Universal PSSI, Erick Thohir, melaporkan kalau penunjukan Jordi Cruyff ialah bagian dari visi besar PSSI buat tingkatkan mutu Timnas Indonesia serta memperkenalkan prestasi di kancah internasional.” Kami yakin Jordi Cruyff hendak bawa pergantian signifikan, paling utama dalam strategi pengembangan pemain muda serta perencanaan jangka panjang,” ucap Erick.

Sedangkan itu, Jordi Cruyff mengantarkan rasa antusiasnya.” Indonesia mempunyai kemampuan besar dalam sepak bola. Aku merasa terhormat bisa berkontribusi buat ekspedisi Timnas Indonesia mengarah tingkat yang lebih besar,” kata Jordi dalam konferensi pers.

Dengan langkah ini, PSSI berharap bisa menguatkan pondasi sepak bola nasional, dari pembinaan umur dini sampai performa Timnas Indonesia di turnamen internasional. Penggemar sepak bola Tanah Air juga optimis kalau kerja sama ini hendak bawa pergantian besar untuk Garuda.

3 Pemain EPL yang Cetak 10 Assist di Laga Tandang dalam Semusim

PUSATSPORT , English Premier League (EPL) tidak hanya menghadirkan para pemain hebat yang jago mencetak gol, tetapi juga piawai dalam menciptakan assist. Sebagian dari bintang EPL memiliki rekor apik dengan menorehkan minimal sepuluh assist di laga tandang. Kehadiran mereka mampu mengangkat performa tim dengan menjadi kreator gol bagi rekan-rekannya serta tidak terpengaruh tekanan dari fans lawan.

Salah satu pemain bahkan mampu menjuarai EPL kala menorehkan sepuluh assist di laga tandang. Dilansir Opta, berikut tiga pemain yang menciptakan minimal sepuluh assist di laga tandang EPL.

1. Cesc Fabregas cetak sebelas assist di laga tandang EPL dengan Chelsea pada 2014/2015

Cesc Fabregas dikenal sebagai gelandang kreatif dengan visi permainan luar biasa. Ia membangun reputasi tersebut kala membela Arsenak selama 8 tahun pada 2003–2011. Fabregas sempat kembali ke klub masa kecilnya, Barcelona, pada Agustus 2011. Namun, ia kesulitan bersaing dengan para gelandang top Barcelona lainnya, seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets. Fabregas memutuskan kembali ke Inggris saat bergabung dengan Chelsea pada musim panas 2014.

Ia langsung menampilkan performa apik dengan mencetak 3 gol dan 18 assist dalam 34 laga pada 2014/2015. Dari 18 assist itu, 10 di antaranya tercipta saat melakoni laga tandang. Fabregas sukses meraih gelar juara EPL pertamanya bersama Chelsea pada 2014/2015. Ia lalu meninggalkan Chelsea dan hengkang ke AS Monaco pada Januari 2019.

2. Muzzy Izzet terdegradasi bersama Leicester City meski cetak sepuluh assist di laga tandang

Muzzy Izzet merupakan salah satu gelandang berbakat jebolan akademi Chelsea. Namun, ia tidak pernah mendapat kesempatan tampil di tim utama The Blues sehingga dipinjamkan kepada Leicester City pada Maret 1996. Ia kemudian dipermanenkan pada Mei 1996. Izzet menjadi gelandang andalan Leicester City dalam 8 musim pada 1996/1997–2003/2004. Performa terbaiknya terjadi saat memasuki musim terakhirnya bersama Leicester City pada 2003/2004.

Ia mencetak 2 gol dan 14 assist dengan 10 di antaranya tercipta di laga tandang dalam 30 pertandingan EPL pada musim tersebut. Meski begitu, Izzet gagal menyelamatkan Leicester City dari degradasi pada akhir 2003/2004. The Foxes finis di peringkat ke-18 dengan koleksi 33 poin hasil dari 6 menang, 15 seri, dan 17 kalah. Izzet lalu hengkang ke Birmingham City pada musim panas 2004. Ia pensiun sebagai pesepak bola pada akhir 2005/2006.

3. Mohamed Salah sejauh ini cetak sepuluh assist di EPL per 19 Februari 2025

Mohamed Salah menampilkan performa memukau di Liverpool pada 2024/2025. Padahal, kontraknya bakal habis pada Juni 2025. Selain itu, usia Salah sudah memasuki 32 tahun. Namun, ia tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas. Salah justru mengukir beragam rekor berkat capaian gol dan assist di semua kompetisi termasuk EPL.

Ia sejauh ini telah mencetak 24 gol dan 15 assist dalam 26 laga EPL per 19 Februari 2025. Dari 15 assist itu, 10 di antaranya ia cetak kala melakoni laga tandang. Terbaru, Salah mencetak assist kesepuluh dalam pertandingan tandang EPL saat menjadi kreator gol Trent Alexander-Arnold kala Liverpool seri 2-2 kontra Aston Villa pada matchday 29 EPL 2024/2025. Rekornya masih bisa bertambah mengingat musim EPL baru berakhir pada Mei 2024.

Ketiga pemain di atas mengukir rekor assist yang cukup unik di laga tandang EPL dalam semusim. Namun, mereka mengalami nasib yang berbeda bersama klubnya masing-masing saat menorehkan sepuluh assist di EPL dalam semusim. Fabregas meraih gelar juara EPL pada 2014/2015, sementara Izzet terdegradasi ke EFL Championship pada 2003/2004. Salah bersama Liverpool masih memuncaki klasemen sementara EPL per 19 Februari 2025. Akankah ia mampu membawa Liverpool menjuarai EPL untuk kedua kalinya pada akhir 2024/2025?

Forest vs Arsenal: Ketajaman Chris Wood Hantui The Gunners

PUSATSPORT- Pertahanan Arsenal wajib waspada saat berduel melawan Nottingham Forest pada matchday 27 Premier League musim 2024/25, Kamis (27/2/2025) dini hari WIB, di City Ground. Sebab, Forest punya Chris Wood yang begitu tajam sepanjang 2025.

Ketajaman Wood menjadi salah satu resep kebangkitan Forest. Wood membantu The Tricky Trees bertengger di peringkat ketiga klasemen sementara, dengan kontribusi 18 gol.

1. Wood pemain paling tajam sepanjang 2025

Berdasarkan catatan Opta, Wood menjadi pemain dengan persentase gol tertinggi di Premier League pada 2025. Persentasenya mencapai 87,5 persen!

Itu karena Wood mampu menceploskan tujuh gol dari delapan tembakan tepat sasarannya dalam penampilannya di 2025. Fulham, Brighton and Hove Albion, Southampton, dan Liverpool, menjadi korban ketajamannya.

2. Arsenal bertekad menang

Manajer Arsenal, Mikel Arteta, berharap Declan Rice dan kawan-kawan dapat memberikan segalanya di atas lapangan. Kemenangan menjadi harga mati bagi The Gunners demi menyaingi Liverpool dalam perburuan gelar.

“Kami harus mengerahkan segalanya untuk meningkatkan kemungkinan menang menjadi lebih baik daripada lawan,” ucap Arteta di laman resmi Premier League.

3. Forest dan Arsenal lagi cari pelampiasan

Duel di City Ground dini hari WIB nanti diprediksi bakal berjalan menarik. Itu karena Forest dan Arsenal sama-sama sedang mencari pelampiasan, untuk mencari momentum kemenangan.

Mengingat, pada laga sebelumnya, Forest dan Arsenal kompak menelan kekalahan. Bedanya, Forest telah keok dalam dua laga beruntun.