Potensi Tanpa Gelar Lagi Bagi Juventus Musim Ini

PUSATSPORT – Beberapa tahun lalu, Juventus adalah tim yang rutin meraih gelar. Setidaknya, Coppa Italia dan Serie A jadi dua trofi yang bisa mereka dapat, ditambah lagi dengan gelar Supercoppa Italiana.

Namun, belakangan gelar jadi sesuatu yang jarang didapat Juventus. Bahkan, musim ini tim asal kota Turin itu juga berpeluang tidak meraih gelar lagi, sama seperti dua atau tiga musim terakhir.

1. Juventus tumbang di semua ajang

Musim ini, banyak kompetisi yang Juventus ikuti. Selain Serie A, Coppa Italia, dan Supercoppa Italiana, mereka juga mentas di Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.

Alih-alih bersinar, Juventus bertumbangan di ajang-ajang tersebut. Terbaru, mereka kalah di perempat final Coppa Italia dari Empoli. Di Supercoppa Italiana, mereka juga kalah dari AC Milan di semifinal.

Kesuraman Juventus bertambah ketika mereka kalah dari PSV di play-off 16 besar Liga Champions 2024/25. Sempat menang 2-1 di leg pertama, mereka kalah di leg kedua dengan skor 1-3.

2. Berpotensi mengulangi kegagalan musim 2021/22 dan 2022/23

Kegagalan Juventus meraih gelar dalam satu musim pernah mereka alami pada musim 2021/22 dan 2022/23. Ketika itu, mereka tumbang di setiap kompetisi yang diikuti.

Baik itu di Serie A, Coppa Italia, Supercoppa Italiana, dan Liga Champions, Juventus tak bisa bicara banyak. Jika dihitung, sejak 2021 sampai 2024, hanya satu trofi yang mereka dapat, yakni Coppa Italia pada 2023/24.

Kemudian, terakhir Juventus meraih double winner terjadi di musim 2019/20. Ketika itu, mereka juara Coppa Italia dan Supercoppa Italiana. Selain itu, tak ada lagi gelar yang mereka dapat.

3. Punya potensi di Piala Dunia Antarklub

Khusus musim ini, satu-satunya potensi Juventus meraih gelar ada di Piala Dunia Antarklub. Ajang itu akan dihelat di Amerika Serikat pada 14 Juni sampai 13 Juli, mirip seperti Piala Dunia tim senior.

Namun, tetap saja ajang ini tidak mudah bagi Juventus, karena mereka akan bersua Manchester City, Chelsea, Bayern Muenchen, hingga Paris Saint-Germain (PSG). Agaknya, trofi memang masih sulit mereka dapat.

5 Pelatih Termuda di Eredivisie 2024/2025, Ada Robin van Persie

PUSATSPORT , Eredivisie Belanda 2024/2025 dihiasi oleh sederet pelatih yang masih berusia cukup muda. Menariknya, beberapa di antara mereka mampu membawa timnya tampil cukup baik. Kehadiran mereka menjadi ancaman tersendiri bagi para pelatih senior berpengalaman.

Mantan bintang English Premier League, Robin van Persie, menjadi salah satu pelatih termuda di Eredivisie musim ini. Setelah membawa Heerenveen tampil apik, dirinya menyeberang ke Feyenoord pada musim dingin 2025.

Termasuk Van Persie, berikut lima pelatih termuda di Eredivisie 2024/2025.

1. Francesco Farioli (35 tahun) menjadi pelatih termuda dan bawa Ajax ke puncak klasemen

Francesco Farioli menjadi pelatih termuda di Eredivisie 2024/2025. Pelatih berusia 35 tahun itu tengah menjalani musim pertama di Ajax Amsterdam. Pada musim sebelumnya, ia membawa OGC Nice menembus papan atas Ligue 1 Prancis.

Kehadiran pelatih asal Italia tersebut membawa Ajax bangkit setelah terseok-seok pada musim sebelumnya. Hingga pekan ke-23, klub berjuluk Godenzonen bertengger di puncak klasemen dengan torehan 57 poin. Dengan hasil tersebut, Farioli berpeluang meraih trofi pertama dalam karier kepelatihannya

2. Maarten Martens (40 tahun) jadikan AZ Alkmaar sebagai salah satu tim dengan pertahanan terkuat

Maarten Martens telah menukangi AZ Alkmaar sejak januari 2024. Di bawah asuhannya, klub berjuluk De Kaasboeren tersebut tampil konsisten. Setelah finis di peringkat keempat di Eredivisie musim lalu, Martens kembali membawa AZ Alkmaar bersaing di papan atas pada musim ini.

Bertengger di peringkat keempat dari 23 laga, AZ Alkmaar memiliki poin yang sama dengan Feyenoord dan FC Utrecht. Pelatih asal Belgia tersebut menjadikan AZ Alkmaar sebagai salah satu tim dengan pertahanan terkuat. Dengan total kebobolan 21 gol, mereka hanya kalah dari Ajax.

3. Paul Simonis (40 tahun) bawa Go Ahead Eagles berkembang

Paul Simonis tengah menjalani musim pertama sebagai pelatih utama di sebuah klub. Pada awal 2024/2025 ini, ia ditunjuk sebagai manajer Go Ahead Eagles. Manajemen klub berjuluk The Pride of the IJssel dan Kowet tersebut menunjuk Simonis untuk menggantikan René Hake yang memilih pergi ke Manchester United untuk mendampingi Erik ten Hag.

Bersama pelatih berusia 40 tahun tersebut, Go Ahead Eagles menunjukkan performa yang meningkat dibanding musim sebelumnya. Hingga pekan ke-23 Eredivisie musim ini, mereka berada di peringkat ketujuh. Sedangkan, pada musim sebelumnya, Dean James dan kolega finis di peringkat kesembilan.

4. Robin van Persie (41 tahun) tinggalkan Heerenveen dan bergabung dengan Feyenoord

Robin van Persie awalnya melatih Heerenveen pada paruh musim pertama Eredivisie 2024/2025. Namun, pada musim dingin 2025, ia menyeberang ke Feyenoord. Pria berusia 41 tahun itu dipilih untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Brian Priske.

Mantan pemain Arsenal tersebut diharapkan mampu membawa Feyenoord tampil konsisten dan menunjukkan progres yang positif. Sebab, faktor tersebut menjadi hal yang mendorong manajemen memecat Priske pada awal Februari 2025. Sebelumnya, Van Persie membawa Heerenveen bangkit setelah tampil tak memuaskan pada musim lalu.

5. Danny Buijs (42 tahun) menjalani musim kedua di Fortuna Sittard

Danny Buijs menjadi nama terakhir dalam daftar ini. Pria berusia 42 tahun tersebut telah menukangi Fortuna Sittard sejak awal musim lalu. Di Eredivisie 2023/2024, Buijs membawa klub tersebut menembus peringkat sepuluh besar.

Juru taktik berpaspor Belanda tersebut berambisi untuk membawa Fortuna Sittard meraih hasil yang lebih baik. Sayangnya, hal tersebut masih sulit diwujudkan. Sebab, hingga pekan ke-23 musim ini, mereka masih berada di peringkat kesebelas.

Mayoritas dari para pelatih di atas tengah membawa timnya masing-masing bersaing di papan atas Eredivisie. Ini menjadi hal yang positif mengingat cukup banyak pelatih senior berpengalaman yang harus mereka hadapi.

Daftar Lengkap Juara Piala Asia U-20 dari Tahun ke Tahun

PUSATSOCCER , Piala Asia U-20 merupakan turnamen sepak bola junior paling bergengsi di Asia yang diselenggarakan oleh AFC. Turnamen ini pertama kali diadakan pada 1959 di Malaysia dengan format yang terus berkembang. Selain sebagai ajang kompetisi, turnamen ini juga menjadi jalan bagi pemain muda menuju pentas dunia.

Pada edisi 2023, AFC mengubah kategori usia dari U-19 menjadi U-20 untuk menyesuaikan dengan standar internasional. Simak data di artikel ini untuk mengetahui lebih banyak tentang sejarah, daftar juara, dan negara yang paling sering menjuarai Piala Asia U-20 ini!

1. Sejarah Piala Asia U-20 dari 1959 sampai sekarang

Piala Asia U-20, atau AFC U-20 Asian Cup, adalah turnamen sepak bola junior paling bergengsi di Asia. Turnamen ini pertama kali diadakan pada 1959 di Malaysia dan menjadi ajang utama bagi pemain muda Asia. Sejak saat itu, turnamen ini terus berkembang dalam format dan jumlah pesertanya.

Awalnya, turnamen ini dikenal dengan nama Asian Youth Championship dan hanya diikuti oleh beberapa negara. Seiring berjalannya waktu, format dan jumlah peserta terus berkembang. Dari sistem round-robin di awal penyelenggaraannya, kini format turnamen telah mengalami perubahan dengan mengadopsi sistem grup dan babak gugur.

Sejak 1980, turnamen ini diselenggarakan tiap 2 tahun sekali dan menjadi salah satu kualifikasi utama untuk Piala Dunia U-20 FIFA. Pada edisi 2023, AFC resmi mengubah kategori turnamen dari U-19 menjadi U-20. Turnamen ini tidak hanya menjadi panggung persaingan, tetapi juga batu loncatan bagi pemain muda menuju karier profesional di level senior.

2. Juara Piala Asia U-20 1959 sampai sekarang

Sejak 1959, Piala Asia U-20 telah melahirkan banyak juara dari berbagai negara di Asia. Turnamen ini mencerminkan perkembangan sepak bola junior di kawasan tersebut dan menjadi ajang penting bagi talenta muda. Berikut adalah daftar juara dari tahun 1959 hingga 2023:

  • 1959: Korea Selatan
  • 1960: Korea Selatan
  • 1961: Myanmar & Indonesia
  • 1962: Thailand
  • 1963: Korea Selatan
  • 1964: Myanmar & Israel
  • 1965: Israel
  • 1966: Israel & Myanmar
  • 1967: Israel
  • 1968: Myanmar
  • 1969: Myanmar & Thailand
  • 1970: Myanmar
  • 1971: Israel
  • 1972: Israel
  • 1973: Iran
  • 1974: Iran & India
  • 1975: Iran & Irak
  • 1976: Iran & Korea Utara
  • 1977: Irak
  • 1978: Irak & Korea Selatan
  • 1980: Korea Selatan
  • 1982: Korea Selatan
  • 1985: China
  • 1986: Arab Saudi
  • 1988: Irak
  • 1990: Korea Selatan
  • 1992: Arab Saudi
  • 1994: Suriah
  • 1996: Korea Selatan
  • 1998: Korea Selatan
  • 2000: Irak
  • 2002: Korea Selatan
  • 2004: Korea Selatan
  • 2006: Korea Utara
  • 2008: Uni Emirat Arab
  • 2010: Korea Utara
  • 2012: Korea Selatan
  • 2014: Qatar
  • 2016: Jepang
  • 2018: Arab Saudi
  • 2023: Uzbekistan

3. Negara peraih juara Piala Asia U-20 terbanyak

Sejak 1959, beberapa negara mendominasi turnamen ini dengan koleksi gelar yang mengesankan. Korea Selatan menjadi yang paling sukses dengan 12 gelar juara. Berikut adalah daftar negara dengan jumlah trofi terbanyak:

  • Korea Selatan – 12 kali juara (2 di antaranya berbagi gelar)
  • Myanmar – 7 kali juara (5 di antaranya berbagi gelar)
  • Israel – 6 kali juara (2 di antaranya berbagi gelar)
  • Irak – 5 kali juara (2 di antaranya berbagi gelar)
  • Iran – 4 kali juara (3 di antaranya berbagi gelar)
  • Arab Saudi & Korea Utara – 3 kali juara (Korea Utara 1 di antaranya berbagi gelar)
  • Thailand – 2 kali juara (1 di antaranya berbagi gelar)
  • China, Jepang, Qatar, Suriah, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, India, Indonesia – 1 kali juara (India 1 kali berbagi gelar, Indonesia 1 kali berbagi gelar)

Piala Asia U-20 terus menjadi ajang bergengsi yang melahirkan talenta-talenta muda berbakat di Asia. Dengan semakin berkembangnya sepak bola di berbagai negara, persaingan dalam turnamen ini akan semakin ketat di masa mendatang.

Jordi Cruyff Formal Jadi Penasihat Metode PSSI: Masa Baru Timnas Indonesia Dimulai

PUSAT BOLA – PSSI secara formal mengumumkan penunjukan Jordi Cruyff selaku penasihat metode buat Timnas Indonesia. Jordi, yang ialah putra legenda sepak bola dunia Johan Cruyff, diharapkan bawa perspektif baru dalam pengembangan sepak bola nasional.

Keputusan ini menemukan sambutan positif dari pecinta sepak bola Tanah Air. Jordi Cruyff diketahui mempunyai pengalaman luas di dunia sepak bola, baik selaku pemain ataupun pelatih. Dia sempat melatih tim- tim semacam Maccabi Tel Aviv, Chongqing Lifan, serta jadi bagian dari manajemen FC Barcelona.

Pimpinan Universal PSSI, Erick Thohir, melaporkan kalau penunjukan Jordi Cruyff ialah bagian dari visi besar PSSI buat tingkatkan mutu Timnas Indonesia serta memperkenalkan prestasi di kancah internasional.” Kami yakin Jordi Cruyff hendak bawa pergantian signifikan, paling utama dalam strategi pengembangan pemain muda serta perencanaan jangka panjang,” ucap Erick.

Sedangkan itu, Jordi Cruyff mengantarkan rasa antusiasnya.” Indonesia mempunyai kemampuan besar dalam sepak bola. Aku merasa terhormat bisa berkontribusi buat ekspedisi Timnas Indonesia mengarah tingkat yang lebih besar,” kata Jordi dalam konferensi pers.

Dengan langkah ini, PSSI berharap bisa menguatkan pondasi sepak bola nasional, dari pembinaan umur dini sampai performa Timnas Indonesia di turnamen internasional. Penggemar sepak bola Tanah Air juga optimis kalau kerja sama ini hendak bawa pergantian besar untuk Garuda.

3 Pemain EPL yang Cetak 10 Assist di Laga Tandang dalam Semusim

PUSATSPORT , English Premier League (EPL) tidak hanya menghadirkan para pemain hebat yang jago mencetak gol, tetapi juga piawai dalam menciptakan assist. Sebagian dari bintang EPL memiliki rekor apik dengan menorehkan minimal sepuluh assist di laga tandang. Kehadiran mereka mampu mengangkat performa tim dengan menjadi kreator gol bagi rekan-rekannya serta tidak terpengaruh tekanan dari fans lawan.

Salah satu pemain bahkan mampu menjuarai EPL kala menorehkan sepuluh assist di laga tandang. Dilansir Opta, berikut tiga pemain yang menciptakan minimal sepuluh assist di laga tandang EPL.

1. Cesc Fabregas cetak sebelas assist di laga tandang EPL dengan Chelsea pada 2014/2015

Cesc Fabregas dikenal sebagai gelandang kreatif dengan visi permainan luar biasa. Ia membangun reputasi tersebut kala membela Arsenak selama 8 tahun pada 2003–2011. Fabregas sempat kembali ke klub masa kecilnya, Barcelona, pada Agustus 2011. Namun, ia kesulitan bersaing dengan para gelandang top Barcelona lainnya, seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets. Fabregas memutuskan kembali ke Inggris saat bergabung dengan Chelsea pada musim panas 2014.

Ia langsung menampilkan performa apik dengan mencetak 3 gol dan 18 assist dalam 34 laga pada 2014/2015. Dari 18 assist itu, 10 di antaranya tercipta saat melakoni laga tandang. Fabregas sukses meraih gelar juara EPL pertamanya bersama Chelsea pada 2014/2015. Ia lalu meninggalkan Chelsea dan hengkang ke AS Monaco pada Januari 2019.

2. Muzzy Izzet terdegradasi bersama Leicester City meski cetak sepuluh assist di laga tandang

Muzzy Izzet merupakan salah satu gelandang berbakat jebolan akademi Chelsea. Namun, ia tidak pernah mendapat kesempatan tampil di tim utama The Blues sehingga dipinjamkan kepada Leicester City pada Maret 1996. Ia kemudian dipermanenkan pada Mei 1996. Izzet menjadi gelandang andalan Leicester City dalam 8 musim pada 1996/1997–2003/2004. Performa terbaiknya terjadi saat memasuki musim terakhirnya bersama Leicester City pada 2003/2004.

Ia mencetak 2 gol dan 14 assist dengan 10 di antaranya tercipta di laga tandang dalam 30 pertandingan EPL pada musim tersebut. Meski begitu, Izzet gagal menyelamatkan Leicester City dari degradasi pada akhir 2003/2004. The Foxes finis di peringkat ke-18 dengan koleksi 33 poin hasil dari 6 menang, 15 seri, dan 17 kalah. Izzet lalu hengkang ke Birmingham City pada musim panas 2004. Ia pensiun sebagai pesepak bola pada akhir 2005/2006.

3. Mohamed Salah sejauh ini cetak sepuluh assist di EPL per 19 Februari 2025

Mohamed Salah menampilkan performa memukau di Liverpool pada 2024/2025. Padahal, kontraknya bakal habis pada Juni 2025. Selain itu, usia Salah sudah memasuki 32 tahun. Namun, ia tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas. Salah justru mengukir beragam rekor berkat capaian gol dan assist di semua kompetisi termasuk EPL.

Ia sejauh ini telah mencetak 24 gol dan 15 assist dalam 26 laga EPL per 19 Februari 2025. Dari 15 assist itu, 10 di antaranya ia cetak kala melakoni laga tandang. Terbaru, Salah mencetak assist kesepuluh dalam pertandingan tandang EPL saat menjadi kreator gol Trent Alexander-Arnold kala Liverpool seri 2-2 kontra Aston Villa pada matchday 29 EPL 2024/2025. Rekornya masih bisa bertambah mengingat musim EPL baru berakhir pada Mei 2024.

Ketiga pemain di atas mengukir rekor assist yang cukup unik di laga tandang EPL dalam semusim. Namun, mereka mengalami nasib yang berbeda bersama klubnya masing-masing saat menorehkan sepuluh assist di EPL dalam semusim. Fabregas meraih gelar juara EPL pada 2014/2015, sementara Izzet terdegradasi ke EFL Championship pada 2003/2004. Salah bersama Liverpool masih memuncaki klasemen sementara EPL per 19 Februari 2025. Akankah ia mampu membawa Liverpool menjuarai EPL untuk kedua kalinya pada akhir 2024/2025?

Forest vs Arsenal: Ketajaman Chris Wood Hantui The Gunners

PUSATSPORT- Pertahanan Arsenal wajib waspada saat berduel melawan Nottingham Forest pada matchday 27 Premier League musim 2024/25, Kamis (27/2/2025) dini hari WIB, di City Ground. Sebab, Forest punya Chris Wood yang begitu tajam sepanjang 2025.

Ketajaman Wood menjadi salah satu resep kebangkitan Forest. Wood membantu The Tricky Trees bertengger di peringkat ketiga klasemen sementara, dengan kontribusi 18 gol.

1. Wood pemain paling tajam sepanjang 2025

Berdasarkan catatan Opta, Wood menjadi pemain dengan persentase gol tertinggi di Premier League pada 2025. Persentasenya mencapai 87,5 persen!

Itu karena Wood mampu menceploskan tujuh gol dari delapan tembakan tepat sasarannya dalam penampilannya di 2025. Fulham, Brighton and Hove Albion, Southampton, dan Liverpool, menjadi korban ketajamannya.

2. Arsenal bertekad menang

Manajer Arsenal, Mikel Arteta, berharap Declan Rice dan kawan-kawan dapat memberikan segalanya di atas lapangan. Kemenangan menjadi harga mati bagi The Gunners demi menyaingi Liverpool dalam perburuan gelar.

“Kami harus mengerahkan segalanya untuk meningkatkan kemungkinan menang menjadi lebih baik daripada lawan,” ucap Arteta di laman resmi Premier League.

3. Forest dan Arsenal lagi cari pelampiasan

Duel di City Ground dini hari WIB nanti diprediksi bakal berjalan menarik. Itu karena Forest dan Arsenal sama-sama sedang mencari pelampiasan, untuk mencari momentum kemenangan.

Mengingat, pada laga sebelumnya, Forest dan Arsenal kompak menelan kekalahan. Bedanya, Forest telah keok dalam dua laga beruntun.

Indonesia Berduka: Bejo Sugiantoro, Legenda Sepak Bola, Tutup Usia

PUSAT BOLA – Dunia sepak bola Indonesia berduka sehabis menerima berita kepergian Bejo Sugiantoro, mantan bek tangguh regu nasional Indonesia serta ikon Persebaya Surabaya. Bejo, yang diketahui selaku pemain dengan pengabdian besar serta keahlian bertahan yang luar biasa, wafat dunia pada umur 46 tahun akibat penyakit yang dideritanya.

Kepergian Bejo diumumkan pada Senin malam( 26/ 2/ 2025), serta langsung jadi topik hangat di golongan pencinta sepak bola Tanah Air. Para pemain, pelatih, sampai fans dari bermacam klub sepak bola Indonesia mengantarkan rasa kehabisan mereka lewat media sosial. Banyak yang mengenang Bejo selaku wujud inspiratif yang bawa semangat juang besar dalam tiap pertandingan.

Karier Brilian di Lapangan Hijau

Bejo Sugiantoro mengawali karier profesionalnya bersama Persebaya Surabaya, klub yang jadi rumah menurutnya sampai pensiun. Dia pula jadi bagian berarti dari regu nasional Indonesia pada masa 1990- an sampai dini 2000- an. Bejo diketahui sebab penampilannya yang tidak berubah- ubah serta tidak tahu letih dalam melindungi lini balik.

Prestasinya bersama Persebaya, tercantum bawa regu tersebut mencapai gelar juara Liga Indonesia, membuat namanya diabadikan selaku salah satu pemain terbaik yang sempat dipunyai klub berjuluk” Bajul Ijo” itu.

Bejo diketahui selaku wujud yang rendah hati, baik di dalam ataupun di luar lapangan. Dalam salah satu wawancara terakhirnya, dia pernah berpesan kepada generasi muda buat terus berjuang serta tidak sempat menyerah dalam mengejar mimpi.

Kepergian Bejo Sugiantoro meninggalkan duka mendalam untuk keluarga, sahabat, serta komunitas sepak bola Indonesia. Prosesi pemakamannya dijadwalkan berlangsung besok hari di Surabaya, serta dihadiri oleh banyak tokoh sepak bola Indonesia.

Selamat jalur, legenda. Peninggalan semangat serta pengabdian Bejo Sugiantoro hendak senantiasa dikenang di hati pencinta sepak bola Indonesia.

3 Pemain AC Milan yang Dipinjam Tim Serie A pada Musim Dingin 2025

PUSATSPORT , Jika membicarakan salah satu tim yang aktif memanfaatkan bursa transfer musim dingin 2025 yang lalu, AC Milan menjadi nama yang mencuri perhatian. Bukan tanpa sebab, skuad binaan Sergio Coceicao ini terlihat tanpa ragu mengeluarkan uang demi mengamankan jasa lima penggawa baru. Para rekrutan tersebut didatangkan untuk memperdalam kekuatan di berbagai sektor permainan I Rossoneri.

Selain aktif berbelanja tenaga baru, AC Milan juga melakukan cuci gudang dengan melepas banyak penggawa lama yang tidak masuk skema taktik. Dari tujuh nama yang telah pergi, terdapat tiga pemain yang dipinjamkan oleh I Rossoneri kepada sesama tim Serie A Italia pada musim dingin 2025. Lantas, siapa pesepak bola yang menjalani masa peminjaman tersebut dan tim mana saja yang diperkuat di kasta tertinggi Liga Italia? Mari baca tulisan di bawah ini!

1. Noah Okafor belum menjadi pilihan utama di sektor sayap penyerangan Napoli

Setelah menyuguhkan performa menjanjikan saat memperkuat RB Salzburg, Noah Okafor masuk radar transfer AC Milan sehingga didatangkan pada musim panas 2023. Pesepak bola berkebangsaan Swiss tersebut dibeli seharga 15,5 juta euro atau sekitar Rp264,3 miliar. Dia juga langsung memperoleh kontrak jangka panjang yang berlaku sampai 2028 bersama I Rossoneri.

Langkahnya terjal, Noah Okafor ternyata tidak tampil secara reguler karena kalah bersaing dengan penggawa lain di lini depan AC Milan. Hal tersebut membuat kontribusinya tidak berjalan optimal bersama tim asal Lombardia tersebut. Sementara ini, talenta yang kini berusia 24 tahun ini telah menyumbang 7 gol dan 5 assist dari total 53 pertandingan.

Sempat hampir bergabung dengan RB Leipzig, Noah Okafor kemudian dikirim oleh AC Milan dengan status pinjaman kepada Napoli pada tenggat waktu musim dingin 2025. Pemain kelahiran Binningen ini dipinjam seharga 1,5 juta euro dan membela Il Partenopei sampai Juni 2025 dengan opsi pembelian. Sejauh ini, dia belum menjadi pilihan utama di sektor sayap penyerangan. Hingga pekan ke-25, Okafor sendiri baru diturunkan dalam satu laga di Serie A 2024/2025 per 24 Februari 2025.

2. Davide Calabria lebih sering berperan sebagai pelapis di sisi kanan pertahanan Bologna

Davide Calabria adalah bek kanan lulusan akademi sepak bola AC Milan. Talenta kelahiran Brescia ini telah merasakan persaingan di semua kategori umur. Usahanya berbuah manis, dia ternyata sanggup mencuri perhatian dengan etos kerja menjanjikan sehingga mendapat kesempatan berharga dengan promosi ke skuad senior I Rossoneri pada musim panas 2015.

Davide Calabria perlahan menambah kedalaman kekuatan AC Milan. Dia meningkatkan opsi rotasi karena sanggup mengisi beberapa peran di area belakang dan tengah. Talenta yang kini berusia 28 tahun ini juga sempat dipercaya mengemban jabatkan kapten I Rossoneri. Seiring berjalannya waktu, Calabria mulai tersisih dari skuad inti. Dirinya masih menyisakan kontrak yang berlaku sampai Juni 2025. Sejauh ini, pemain berkebangsaan Italia tersebut mencatatkan total penampilan sebanyak 272 kali dengan membuat 10 gol dan 21 assist.

AC Milan kemudian setuju meminjamkan Davide Calabria kepada Bologna pada tenggat waktu musim dingin 2025. Dirinya akan merumput di Stadio Renato Dall’Ara sampai Juni 2025. Dia memiliki pengalaman untuk memperdalam kekuatan di sisi kanan pertahanan I Rossoblu. Sejauh ini, talenta bertinggi 176 cm tersebut lebih sering berperan sebagai pelapis. Hingga pekan ke-26, Calabria sendiri sudah tampil sebanyak dua laga di Serie A 2024/2025 per 24 Februari 2025.

3. Kevin Zeroli selalu memulai laga sebagai gelandang tengah pengganti di AC Monza

Kevin Zeroli merupakan gelandang tengah yang mengenyam pendidikan bersama akademi sepak bola AC Milan. Pemain kelahiran Busto Arsizio tersebut telah diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan di semua jenjang umur. Dirinya kemudian dipromosikan ke skuad senior I Rossoneri pada musim panas 2024.

Kevin Zeroli ternyata lebih sering menghuni bangku cadangan AC Milan. Ini tentu memengaruhi menit bermain dan kontribusinya. Dirinya bahkan harus memperkuat Milan Futuro agar tetap mendapat jam terbang. Talenta yang kini berusia 20 tahun ini masih menyisakan kontrak yang berlaku sampai 2028. Sejauh ini, Zeroli baru tampil dalam lima pertandingan bersama skuad senior I Rossoneri.

AC Milan lantas meminjamkan Kevin Zeroli kepada AC Monza pada tenggat waktu musim dingin 2025. Langkah ini diambil agar performanya lebih matang dan berkembang. Dia akan membela I Biancorossi sampai Juni 2025. Sejauh ini, talenta bertinggi 187 cm ini selalu memulai laga sebagai gelandang tengah pengganti. Hingga pekan ke-25, Zeroli sendiri baru diturunkan dalam dua laga di Serie A 2024/2025 per 24 Februari 2025.

Ketiga pemain AC Milan di atas dipinjamkan kepada sesama tim Serie A pada musim dingin 2025. Sejauh ini, mereka semua masih berperan sebagai pelapis untuk masing-masing tim. Menurutmu, siapakah yang nantinya bisa tampil cemerlang selama masa peminjaman?

Alasan PSSI Tunjuk Jordi Cruyff Jadi Technical Advisor

PUSATSOCCER – PSSI resmi menunjuk Jordi Cruyff untuk mengisi kursi technical advisor, Selasa (25/2/2025). Ada beberapa alasan, yang pada akhirnya membuat federasi mantap memberikan kepercayaan kepada anak dari pencetus total football, Johan Cruyff tersebut.

Penunjukkan Jordi ternyata tak lepas dari rekomendasi pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. Terlepas dari itu, Erick mengaku sudah mengenal dengan pria 51 tahun tersebut.

“Patrick Kluivert dan Jordi Cruyff saling mengenal satu sama lain. Ketika beliau (Kluivert) merekomendasikannya, saya sangat bahagia,” kata Erick Thohir.

1. Jordi Cruyff punya komitmen yang tinggi

Dalam wawancara, Jordi disebut bersemangat untuk memajukan sepak bola tanah air. Misi tersebut diyakini bakal berjalan mulus, mengingat Jordi memiliki pengalaman di balik layar.

“Pengalaman beliau sebagai pemain dan pelatih akan sangat penting dalam membangun masa depan sepak bola Indonesia,” kata Erick.

2. Pernah tangani tim besar

Memang, Jordi pernah mengemban tugas serupa di klub raksasa Eropa, yakni Barcelona. Tak hanya menjadi penasehat teknis, figur kelahiran Amsterdam, Belanda itu juga pernah menjabat sebagai direktur olahraga Blaugrana.

“Terus terang mendatangkan sosok dengan kualitas baik seperti Jordi itu tidak mudah. Jadi hal ini harus sangat diapresiasi karena Jordi sangat serius untuk memajukan sepak bola kita,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut.

3. Kapan Jordi Cruyff datang?

Jordi akan mulai bekerja dalam waktu dekat. Erick menyebut sang penasehat teknis tersebut bakal datang ke Indonesia pada Maret 2025.

“Penunjukkan ini sudah saya sampaikan kepada Patrick. Saya harap mereka bisa mulai berdiskusi dan mengadakan pertemuan. Jordi akan datang awal Maret bersama Patrick untuk mulai bicara secara langsung dengan semua Exco PSSI, Badan Tim Nasional, tentang seperti apa rancangan besar dia,” kata Erick.

Mohamed Salah Samai Rekor Lionel Messi serta Cristiano Ronaldo

PUSAT BOLA – Dalam kemenangan 2- 0 Liverpool atas Manchester City pada 23 Februari 2025, Mohamed Salah mencetak satu berhasil serta membagikan satu assist. Dengan donasi ini, Salah jadi pemain awal di Premier League yang mencatatkan berhasil serta assist dalam 11 pertandingan berbeda dalam satu masa, menyerupai rekor Lionel Messi pada masa 2014- 2015.

Tidak hanya itu, Salah sudah melampaui rekor donasi berhasil Cristiano Ronaldo di Premier League. Salah saat ini mempunyai total 39 donasi berhasil( 24 berhasil serta 15 assist) dalam 26 pertandingan masa ini, melampaui rekor terbaik Ronaldo dengan 37 donasi berhasil pada masa 2007- 2008.

Pencapaian ini menempatkan Salah selaku kandidat kokoh peraih Ballon dOr tahun ini. Mantan pemain Liverpool, Daniel Sturridge, melaporkan kalau performa Salah masa ini setara dengan tingkat Lionel Messi serta Cristiano Ronaldo pada masa jayanya.

Dengan 11 pertandingan tersisa, Salah berpeluang membongkar lebih banyak rekor serta bawa Liverpool mencapai gelar Premier League masa ini.