post

Timnas U-17 Tak Pernah Menang di Fase Gugur Piala Asia

PUSATSPORT – Timnas Indonesia U-17 harus mengakhiri kiprahnya di Piala Asia U-17 2025. Mereka baru saja kena bantai saat jumpa Korea Utara dalam perempat final Piala Asia U-17 2025, di King Abdullah Sports City Hall Stadium, Senin (14/4/2025).

Dalam duel itu, gawang Timnas U-17 diberondong setengah lusin gol. Sepanjang laga, Timnas U-17 tidak berkutik menghadapi permainan spartan Korut. Kim Yu Jin dan kawan-kawan terus menekan Timnas U-17 sepanjang laga, sama sekali tak memberikan napas buat berkembang.

Kekalahan ini pun meneruskan tren buruk Timnas U-17 di Piala Asia U-17. Mereka tak pernah menang di fase gugur. Pada 1990 silam, kendati lolos semifinal, itu adalah laga fase gugur pertama yang mereka jalani di Piala Asia U-17.

Di laga itu, Indonesia kalah 0-2 dari Uni Emirat Arab (UEA), dan gagal melaju ke final. Kemudian, pada laga perebutan tempat ketiga, mereka juga kalah 0-5 dari China.

Berlanjut ke Piala Asia U-17 2018, Timnas U-17 mampu melaju ke perempat final. Namun, mereka tak berdaya menghadapi Australia karena kalah 2-3.

Meski gagal melaju ke semifinal Piala Asia U-17 2025, Timnas U-17 setidaknya sudah mengunci satu tiket ke Piala Dunia U-17 2025. Kendati begitu, catatan buruk ini jelas jadi sesuatu yang harus diperhatikan Garuda Muda.

post

3 Tim Italia yang Berhasil Dikalahkan Bodo/Glimt

PUSATSPORT , Bodo/Glimt membuat kejutan pada leg pertama perempat final Liga Europa 2024/2025, Jumat (11/4/2025) dini hari WIB. Mereka menaklukkan Lazio dengan skor 2-0. Kemenangan tersebut pun memberi tim asal Norwegia tersebut modal yang bagus untuk bisa lolos ke semifinal.

Meski begitu, ini sebetulnya bukan kemenangan pertama Bodo/Glimt atas tim dari Italia. Sebelumnya, mereka pernah mengalahkan dua klub Negeri Pizza. Salah satunya bahkan mereka taklukkan hingga dua kali pada musim yang sama. Termasuk Lazio, berikut tiga tim Italia yang pernah dikalahkan Bodo/Glimt.

1. Bodo/Glimt membungkam Lazio pada leg pertama perempat final Liga Europa 2024/2025

Bodo/Glimt mengalahkan Lazio dengan skor 2-0 pada leg pertama perempat final Liga Europa 2024/2025 di kandang sendiri, Aspmyra Stadion. Ulrik Saltnes menjadi bintang karena mencatatkan brace. Gelandang yang juga berstatus sebagai kapten tim itu mencetak gol pada menit 47 dan 69.

Pelatih Lazio, Marco Baroni, menilai kekalahan yang diterima timnya tidak terlepas karena kualitas lapangan yang bertipe sintetis. Menurutnya, para pemain Bodo/Glimt bisa memanfaatkan situasi tersebut karena sudah sering bermain dengan kondisi demikian. Mereka mampu menciptakan pergerakan yang cepat karena bola yang memang mengalir lebih lancar.

Lazio akan bergantian menjamu Bodo/Glimt di Stadio Olimpico untuk melakoni laga leg kedua pada 17 April 2025. Baroni pun percaya diri timnya bisa membalikkan keadaan. Selain bermain di rumput yang normal, mereka juga akan didukung para tifosinya.

2. Bodo/Glimt dua kali mengalahkan AS Roma di Liga Konferensi Eropa 2021/2022

AS Roma berhasil menjadi juara Liga Konferensi Eropa 2021/2022. Pada musim tersebut, mereka bertanding 15 kali dengan hasil 10 kemenangan, 3 keimbangan, dan 2 kekalahan. Dua kekalahan yang didapat AS Roma tersebut tercipta saat berhadapan dengan Bodo/Glimt.

Pertama, mereka bertemu pada fase grup (21/10/2021). Tim yang saat itu dilatih Jose Mourinho menelan kekalahan memalukan dengan skor 1-6. Seperti Lazio, AS Roma juga merasakannya di Aspmyra Stadion.

Keduanya kembali berhadapan pada perempat final. Lagi-lagi, AS Roma tidak berkutik ketika bertandang ke Aspmyra Stadion untuk melakoni leg pertama (7/4/2022). Mereka kalah dengan skor 1-2. Namun, I Giallorossi bisa membalikkan agregat pada leg kedua (14/4/2022). Mereka menang dengan skor telak, 4-0.

Setelah menyingkirkan Bodo/Glimt pada perempat final, AS Roma menang atas Leicester City dengan agregat 2-1 pada semifinal. Mereka akhirnya menjadi juara usai menang tipis atas Feyenoord dengan skor 1-0. Gol tunggal dicetak Nicolo Zaniolo pada menit 32.

3. Bodo/Glimt menang atas Sampdoria pada leg pertama 32 besar Piala Winners 1994/1995

Sampdoria menjadi Italia pertama yang berhasil dibekuk Bodo/Glimt. Keduanya bertemu pada babak 32 besar Piala Winners 1994/1995. Pada leg pertam (15/9/1994), Bodo/Glimt menang dengan skor 3-2. Lagi-lagi, hasil tersebut tercipta di kandang, Aspmyra Stadion.

Namun, Sampdoria bisa membalikkan keadaan pada leg kedua (29/9/2024). Mereka menang dengan skor 2-0. Tim yang dilatih Sven-Goran Eriksson tersebut mencetak gol melalui David Platt (13′) dan Attilio Lombardo (37′).

Sebagai catatan, Sampdoria mampu melaju sampai semifinal. Langkah mereka dihentikan Arsenal lewat adu penalti. Pada partai puncak, The Gunners gagal menjadi juara karena kalah dari Real Zaragoza.

Selain Lazio, AS Roma, dan Sampdoria, Bodo/Glimt juga sudah pernah bertemu dengan tiga tim Italia lain, yaitu AC Milan, Inter Milan, dan Napoli. Namun, dengan ketiga tim tersebut, Bodo/Glimt selalu menelan kekalahan. Mereka dibekuk AC Milan dengan skor 2-3 pada babak kualifikasi Liga Europa 2020/2021, dibantai Inter Milan dengan agregat 1-7 pada babak 16 besar Piala Winners 1978/1979, dan menyerah dari Napoli dengan agregat 0-3 pada babak 32 besar Piala Winners 1976/1977.

post

Ini 2 Poin Evaluasi Timnas U-17 Selama Fase Grup Piala Asia

PUSATSPORT – Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, menyebut ada dua poin yang masih harus dievaluasi dari anak asuhnya selepas fase grup Piala Asia U-17 2025. Apa sajakah itu?

“Evaluasi kan memang sering kita lakukan ya, tetapi pekerjaan rumah terbesar saya masih soal dua hal ini, yaitu passing (umpan) dan pengambilan keputusan di atas lapangan,” kata Nova dalam keterangannya.

1. Masih tampak dalam laga lawan Afghanistan

Perkara kekurangan di dua hal tersebut, Nova mengaku masih melihatnya ketika Indonesia bersua Afghanistan di laga terakhir fase grup. Ada beberapa momen ketika para pemain terlambat mengambil keputusan.

“Karena memang bisa kita lihat saat lawan Afghanistan, para pemain saya kerap terlambat mengambil keputusan. Misal, mereka masih bingung kapan harus dribel, passing, atau shooting,” ujar Nova.

2. Salah umpan juga masih jadi masalah

Tidak cuma pengambilan keputusan, salah umpan juga masih jadi pekerjaan rumah Timnas U-17. Saat laga pertama lawan Korea Selatan, tampak salah umpan ini jadi penyebab gagalnya serangan balik skuad Garuda Muda.

Begitu juga saat lawan Afghanistan, salah umpan ini jadi penyebab beberapa kali pemain Afghanistan mampu menggempur pertahanan Indonesia. Ada aliran permainan yang terhenti karena salah umpan ini.

3. Diharapkan bisa terselesaikan saat lawan Korut

Nova berharap, dua pekerjaan rumah ini bisa selesai saat Indonesia berhadapan dengan Korea Utara. Sebab, secara kualitas, Korut punya bekal lebih dari cukup untuk merepotkan atau bahkan mengalahkan Indonesia.

“Korut adalah salah satu tim yang harus diwaspadai di Piala Asia U-17 2025 ini. Saya harap, dua pekerjaan rumah ini bisa terselesaikan saat Timnas U-17 bertemu mereka nanti (Senin, 14 April),” kata Nova.

post

Leo Beenhakker, Pelatih Legendaris dengan Jejak di Banyak Negara

PUSATSPORT , Kabar duka datang dari sepak bola Belanda. Salah satu pelatih legendaris mereka, Leo Beenhakker, meninggal dunia pada 10 April 2025 dalam usia 82 tahun. Kepergian sosok yang lahir pada 2 Agustus 1942 ini tidak hanya ditangisi di dalam negeri, melainkan juga wilayah-wilayah lain di luar Belanda. Pasalnya, sepanjang karier, Beenhakker memang mampu meninggalkan jejak yang cukup mendalam di sejumlah negara. Salah satunya adalah Trinidad dan Tobago yang ia bawa bermain di Piala Dunia untuk pertama kali.

1. Leo Beenhakker merupakan pelatih yang disegani di Belanda

Leo Beenhakker termasuk salah satu pelatih sukses yang tidak pernah berkarier sebagai pesepak bola profesional. Ia hanya bermain di level amatir. Meski begitu, keterbatasan tersebut tidak berarti Beenhakker memiliki pengetahuan yang minim soal taktik sepak bola. Ia merupakan sosok yang cukup disegani di Belanda.

Di level klub, Beenhakker tercatat melatih delapan klub. Ia memulainya bersama SV Epe pada 1965 hingga 1967. Setahun berikutnya, Beenhakker sempat turun jabatan dengan menjadi asisten pelatih Frantieek Fadrhonc di Go Ahead Eagles. Namun, ia kembali menjadi pelatih utama di Veendam (1968–1972), SC Cambuur (1972–1975), dan Go Ahead Eagles (1975–1976).

Pada 1975 hingga 1977, Beenhakker juga pernah mencoba posisi lain. Ia ditunjuk sebagai direktur tim muda Feyenoord. Beenhakker mengisi posisi yang sama di Ajax Amsterdam pada 1977 sampai 1999. Ajax lantas mempromosikannya menjadi pelatih tim utama pada 1979 sampai 1981.

FC Volendam menjadi tim keenam yang dilatih Beenhakker. Namun, ia hanya bertahan singkat di klub ini. Beenhakker memimpin mereka dalam delapan pertandingan pada 1984–1985. 

Pada 1989, Beenhakker kembali ke Ajax dan bertahan selama 2 tahun. Setelah itu, ia akhirnya mendapat kesempatan untuk melatih Feyenoord pada 1997. Feyenoord memang punya tempat istimewa di hati Beenhakker karena merupakan klub yang berasal dari kota kelahirannya, Rotterdam. Beenhakker bertahan sampai 2000. Namun, pada 2007, ia sempat kembali melatih mereka. Pada 2009–2011, Beenhakker diminta untuk menjadi direktur olahraga.

Karier kepelatihan Beenhakker diakhiri bersama satu klub lain asal kota kelahirannya, Sparta Rotterdam. Pada 2013-2014, ia diminta untuk menjadi penasihat. Setahun berikutnya, Beenhakker diangkat menjadi direktur olahraga. Pada 2018, ia kembali menjadi penasihat sebelum akhirnya pensiun.

Selain klub, Beenhakker juga pernah memimpin Timnas Belanda dalam dua kesempatan. Ia ditunjuk untuk pertama kali pada 1985 dan bertahan selama enam pertandingan. Beenhakker kembali untuk memimpin Belanda di Piala Dunia 1990 yang digelar di Italia. Sayangnya, Oranje hanya bisa melangkah sampai babak 16 besar dan Beenhakker pun dilepas.

2. Leo Beenhakker menjadi juara bersama Ajax Amsterdam dan Feyenoord

Karier Leo Beenhakker di dalam negeri tidak hanya mentereng secara kuantitas. Ia juga mampu melengkapinya dengan kualitas. Beenhakker tercatat mengoleksi 4 trofi Eredivisie dan 2 trofi Piala Super Belanda.

Beenhakker melakukannya untuk pertama kali bersama Ajax Amsterdam pada 1979/1980. Ketika kembali pada 1989/1990, ia menambah satu trofi Eredivisie untuk mereka. Setelah itu, Beenhakker mampu menjuarai Eredivisie secara beruntun bersama Feyenoord pada 1998/1999 dan 1999/2000. Dalam 2 musim tersebut, ia juga membawa tim kota kelahirannya itu mengangkat trofi Piala Super Belanda.

3. Leo Beenhakker membawa Real Madrid menjuarai LaLiga selama 3 musim beruntun

Kinerja Leo Beenhakker pada periode pertamanya melatih Ajax Amsterdam (1979–1981) sukses mencuri perhatian Real Zaragoza. Klub Spanyol tersebut pun menjadi tim asing pertama yang dilatih Beenhakker. Namun, ia hanya bertahan selama 3 musim. Setelah periode yang singkat menukangi Timnas Belanda, Beenhakker kembali ke Negeri Matador dengan melatih Real Madrid.

Di klub ibu kota Spanyol itu, Beenhakker berhasil meraih kejayaan. Ia membawa Los Blancos menjuarai LaLiga Spanyol selama 3 musim beruntun (1986/1987, 1987/1988, 1988–1989). Beenhakker melengkapinya dengan 1 trofi Copa del Rey (1988/1989) dan 2 Piala Super Spanyol (1988/1989 dan 1989/1990). Setelah hengkang pada 1989, Beenhakker sempat kembali memimpin Real Madrid pada periode Februari–Juni 1992.

4. Leo Beenhakker mencetak sejarah bersama Trinidad dan Tobago dan Polandia

Setelah memimpin Belanda pada 1985 dan 1990, Leo Beenhakker baru kembali berkiprah di level internasional pada 1993. Ia menerima tawaran untuk melatih Timnas Arab Saudi. Namun, kariernya bersama negara Asia tersebut berlangsung singkat. Beenhakker hanya menemani mereka dalam dua pertandingan.

Saat itu, ia sebetulnya tidak merasakan kekalahan. Mereka meraih 1 kemenangan dan 1 keimbangan saat bertemu China dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1994. Namun, Beenhakker dilepas oleh federasi sepak bola negara tersebut karena para pemain yang dikabarkan merasa tidak cocok dengan gaya bermainnya.

Akibat pengalaman itu, butuh waktu sampai 12 tahun bagi Beenhakker untuk bersedia bekerja lagi sebagai pelatih tim nasional. Uniknya, ketika kembali melakukannya, ia mencuri perhatian karena memilih negara kecil, Trinidad dan Tobago.

Hebatnya, Beenhakker justru mencetak sejarah bersama tim dari Kepulaua Karibia tersebut. Ia membawa mereka bermain di Piala Dunia untuk pertama kalinya pada 2006. Prestasi yang mirip juga dibuat Beenhakker bersama Polandia. Ia mengantarkan mereka mencatatkan debut di Euro pada 2008.

Selain Real Zaragoza dan Real Madrid, Beenhakker pernah melatih empat klub asing lain, yaitu Grasshoppers (1992–1993), CF America (1994–1995 dan 2003–2004), Istansbulspor (1995), dan Deportivo Guadalajara (1995–1996). Pada 2011, ia juga pernah bekerja sebagai direktur sepak bola bagi klub Hungaria, Ujpest FC. Pengalaman bersama sederet tim nasional dan klub tersebut menjadi bukti legasi dari mendiang Leo Beenhakker di dunia sepak bola.

post

Persebaya Tahan Imbang Persija di Gelora Bung Karno

PUSATSPORT- Persija Jakarta gagal mengunci kemenangan saat berlaga menghadapi Persebaya Surabaya di pekan ke-28 Liga 1 BRI musim 2024/2025. Persija harus puas bermain imbang di hadapan pendukung sendiri.

Pertandingan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (12/4/2025). Sejak peluit sepak mula dibunyikan, kedua tim sudah bermain ngotot.

Pertandingan belum berjalan sepuluh menit, Hanif Sjahbandi sudah mengancam lewat sepakan jarak jauh. Sayang, tendangannya melambung di atas gawang Ernando Ari.

Persebaya juga mengancam lewat Flavio Silva dan Toni Firmansyah. Aksi balas serangan terjadi sepanjang babak pertama, tetapi tak ada satu pun gol yang tercipta hingga peluit akhir babak pertama dibunyikan.

Bermain di kandang, klub berjuluk Macan Kemayoran ini langsung menggebrak saat peluit sepak mula babak pertama dibunyikan. Ryo Matsumura, Rayhan Hannan, dan Maciej Gajos bergantian mengancam gawang Ernando Ari.

yang menggantikan Witan Sulaeman itu menerima umpan terobosan dari Ryo Matsumura di sebelah kiri kotak penalti Persebaya.

Ernando Ari yang melihat ancaman itu berlari meninggalkan gawang, tetapi Rayhan lebih dulu mendapatkan bola. Melihat Ernando meninggalkan gawang, Rayhan melakukan tendangan spekulasi dari posisi sempit, tak jauh dari titik tendangan penjuru.

Ernando yang sudah berlari ke gawang tak sempat melakukan antisipasi. Seisi Stadion Gelora Bung Karno bersorak menyambut gol yang dinantikan itu.

Sayangnya, kegembiraan itu tak bertahan lama. Berselang tiga menit, tim berjuluk Bajul Ijo langsung menyamakan kedudukan.

Gol bermula dari sepakan penjuru Toni Firmansyah. Bola yang dikirim ke jantung pertahanan Persija itu disambut tandukan Flavio Silva. Skor berubah menjadi 1-1.

Setelah dua gol itu, intensitas serangan kedua tim semakin meningkat. Persija berulang kali mengancam gawang Persebaya, tetapi Ernando Ari memperlihatkan kualitasnya.

Salah satunya saat Ernando menepis tendangan Maciej Gajos pada menit ke-74. Gajos yang mendapat umpan silang dari Hanif Sjahbandi dari sisi kanan, menendang bola ke arah gawang. Ernando yang sempat berada di sisi kanan, langsung melompat untuk menepis tendangan Gajos.

Pertandingan pun berakhir dengan skor 1-1 hingga peluit akhir dibunyikan. Hasil ini membuat Persebaya tetap berada di peringkat 3 klasemen dengan raihan 49 poin. Sementara Persija berada di posisi 5 dengan raihan 44 poin.

post

Patrick Kluivert Formal Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan Debut di Liga Inggris

Jakarta, 11 April 2025

PUSAT NEWS — Sepak bola Indonesia merambah babak baru yang menjanjikan dengan formal diperkenalkannya Patrick Kluivert selaku pelatih kepala regu nasional Indonesia. Legenda sepak bola Belanda yang mempunyai segudang pengalaman di tingkat internasional ini, diharapkan bisa bawa pergantian besar untuk timnas Indonesia menjelang kualifikasi Piala Dunia 2026.

Kluivert datang di Indonesia pada bertepatan pada 11 April 2025 serta langsung disambut hangat oleh para penggemar sepak bola tanah air. Mantan pemain Barcelona ini mengambil alih posisi Shin Tae- yong, yang sepanjang ini mengetuai timnas Indonesia dengan beberapa pencapaian positif, walaupun belum sanggup bawa regu Garuda ke Piala Dunia.

“ Bersama regu yang penuh kemampuan ini, aku berharap kita dapat menggapai prestasi yang lebih besar. Aku percaya sepak bola Indonesia mempunyai bakat luar biasa yang cuma butuh tutorial serta kerja keras buat tumbuh,” ucap Kluivert dalam konferensi pers yang diselenggarakan usai kedatangannya.

Sedangkan itu, salah satu bintang muda Indonesia, Marselino Ferdinan, saat ini tengah mencuri atensi di kancah internasional. Marselino, yang diketahui dengan penampilannya gemilang di kompetisi dalam negeri, baru saja menempuh debutnya bersama Oxford United di Liga Inggris. Pemain berumur 19 tahun ini tampak impresif dalam pertandingan perdananya, yang terus menjadi menguatkan letaknya selaku salah satu talenta terbaik sepak bola Indonesia.

Penampilan Marselino ini berikan harapan besar untuk penggemar sepak bola tanah air, paling utama dalam upaya menguatkan timnas Indonesia yang tengah bersiap mengalami bermacam ajang internasional. Banyak yang optimis kalau Marselino, dengan pengalaman barunya di Eropa, hendak jadi pemain kunci untuk regu Garuda ke depan.

Erick Thohir, Pimpinan Universal PSSI, pula membagikan apresiasi terhadap Shin Tae- yong atas dedikasinya membimbing timnas Indonesia, seraya mengantarkan harapan besar buat pergantian yang dibawa oleh Kluivert.“ Kami berterima kasih kepada Shin Tae- yong atas seluruh usahanya. Saat ini, kami berharap dengan kehadiran Patrick Kluivert, timnas Indonesia dapat lebih bersaing di tingkat dunia,” ungkap Thohir.

Dengan campuran pelatih berpengalaman serta pemain muda berbakat, sepak bola Indonesia berharap bisa mencatatkan prestasi yang lebih gemilang dalam kancah internasional, diawali dengan persiapan yang matang buat kualifikasi Piala Dunia 2026.

post

4 Pemain Inter Milan Cetak Minimal 7 Gol dalam 1 Musim Liga Champions

PUSATSPORT , Lautaro Martinez menyumbang satu gol saat Inter Milan mengalahkan Bayern Munich dengan skor 2-1 pada leg pertama perempat final Liga Champions Eropa (UCL) 2024/2025, Rabu (9/4/2025) dini hari WIB. Ini merupakan gol ketujuh penyerang asal Argentina tersebut di UCL musim ini. Martinez pun menasbihkan diri sebagai pemain Inter Milan keempat yang mampu mencetak minimal 7 gol dalam 1 musim Liga Champions sejak kompetisi ini memasuki era baru pada 1992/1993.

1. Lautaro Martinez sudah mencetak tujuh gol di Liga Champions 2024/2025

Gol ketujuh Lautaro Martinez di Liga Champions 2024/2025 dicetak ke gawang Bayern Munich pada menit 53. Ia menuntaskan umpan dari Marcus Thuram dengan sebuah tendangan menggunakan kaki kanan bagian luar. Sebelumnya, Martinez juga mencetak satu gol saat Nerrazzuri menaklukkan Feyenoord dengan skor 2-0 pada leg pertama babak 16 besar (5/3/2025).

Pada pertandingan babak grup terakhir (29/1/2025), Martinez menorehkan hat-trick yang membawa timnya menang atas AS Monaco dengan skor 3-0. Pemain kelahiran 22 Agustus 1997 ini juga bertindak sebagai pencetak tunggal gol Inter Milan saat membekuk Sparta Praha dengan skor 1-0 (22/1/2025). Gol perdana Martinez di UCL musim ini tercipta saat Inter Milan membantai Red Star Belgrade dengan skor 4-0 (1/10/2024).

2. Samuel Eto’o mencetak delapan gol di Liga Champions 2010/2011

Sebelum Lautaro Martinez, Samuel Eto’o menjadi pemain Inter Milan terakhir yang bisa mencetak minimal tujuh gol dalam 1 musim Liga Champions. Itu dilakukan bomber asal Kamerun tersebut pada 2010/2011. Sosok yang kini berstatus sebagai presiden federasi sepak bola di negaranya mengemas delapan gol.

Eto’o membuka keran golnya di UCL 2010/2011 dengan membobol gawang FC Twente pada partai pertama babak grup (14/9/2010). Ia menyumbang tiga gol saat Inter Milan membantai Werder Bremen dengan skor 4-0 pada pertandingan selanjutnya (29/9/10). Setelah itu, Eto’o mencatatkan brace yang membuat timnya menang tipis atas Tottenham Hotspur dengan skor 4-3 (20/10/2010).

Eto’o mencetak satu gol saat Inter Milan bertanding kembali melawan Tottenham (2/11/2010). Sayangnya, mereka kalah dengan skor 1-3. Gol terakhir mantan pemain Barcelona dan Real Madrid ini di Liga Champions 2010/2010 tercipta ke gawang Bayern Munich pada leg kedua perempat final (15/3/2011).

3. Adriano mencetak tujuh gol di Liga Champions 2004/2005

Adriano bermain di Liga Champions untuk pertama kali pada 2004/2005. Pemain yang direkrut kembali Inter Milan dari Parma pada Januari 2004 tersebut mencetak tujuh gol. Ia memulainya dengan mencetak dua gol ke gawang Werder Bremen (14/9/2004) yang membuat timnya menang dengan skor 3-0.

Dua pertandingan berikutnya, sosok kidal asal Brasil ini mencetak gol secara beruntun ke gawang Anderlecht (29/9/2004) dan Valencia (20/10/2004). Setelah absen membobol gawang lawan selama empat laga, Adriano kembali mencatatkan nama di papan skor kala Inter Milan menaklukkan FC Porto pada leg kedua babak 16 besar (15/3/2025). Pria kelahiran 17 Februari 1982 itu menciptakan hat-trick yang membuat La Beneamata menang dengan skor 3-1.

4. Hernan Crespo mengoleksi sembilan gol di Liga Champions 2002/2003

Hernan Crespo menjadi pemain Inter Milan pertama yang mampu mencapai minimal tujuh gol di Liga Champions dalam kurun waktu 1 musim. Penyerang asal Argentina tersebut mengukirnya pada 2002/2003. Crespo membawa Inter Milan melaju sampai semifinal dengan sumbangan sembilan gol.

Ia mencetak dua gol pada pertandingan pembuka melawan Rosenborg (17/9/2002).  Setelah itu, Crespo mencetak gol tunggal Inter Milan saat mengalahkan Ajax Amsterdam (25/9/2002). Saat bertemu Olympique Lyon (22/10/2002), pemain yang direkrut dari Lazio pada awal musim tersebut juga mencetak brace

Ketika Inter Milan kembali berhadapan dengan Rosenborg (30/10/2002), Crespo juga mencetak satu gol. Sementara pada pertemuan ulang dengan Ajax (12/11/2002), ia membukukan dua gol. Crespo mencetak gol terakhirnya di Liga Champions 2002/2003 ke gawang Newcastle United (27/11/2002).

Sebetulnya, terdapat 1 pemain Inter Milan lain yang melakukan hal yang sama seperti 4 penggawa di atas. Dia adalah Sandro Mazzolla. Namun, legenda klub tersebut mencatatkanya jauh sebelum Liga Champions memulai era baru, yaitu pada 1963/1964. Sebagai catatan, itu juga sekaligus merupakan musim perdana Inter Milan ikut serta di ajang ini.

post

5 Pemain Eintracht Frankfurt dengan Gaji Tertinggi pada 2024/2025

PUSATSPORT , Eintracht Frankfurt mampu bersaing di papan atas Bundesliga Jerman 2024/2025. Hingga pekan ke-28, klub berjuluk Die Adler ini berhasil bertengger di peringkat ketiga. Performa impresif yang ditunjukkan Frankfurt tentu tidak terlepas dari kualitas pemain yang mereka miliki.

Salah satu strategi Eintracht Frankfurt untuk mempertahankan skuad terbaiknya adalah dengan memberikan gaji tinggi kepada para pemain andalan. Pada 2024/2025, sejumlah pemain Frankfurt tercatat menerima bayaran yang sangat fantastis. Siapa saja mereka? Simak ulasan di bawah ini!

1. Arthur Theate (Rp1,3 miliar) menjadi pilar di lini pertahanan

Pemain Eintracht Frankfurt dengan gaji tertinggi pada 2024/2025 adalah Arthur Theate. Pemain berkebangsaan Belgia ini mendapatkan 70 ribu euro atau Rp1,3 miliar per pekan. Nominal yang diperoleh Theate sebanding dengan kontribusi yang ia berikan untuk Frankfurt.

Awalnya, Theate didatangkan Frankfurt dengan status pinjaman dari Stade Rennais. Berkat performa apik yang ditunjukkan pemain berusia 24 tahun ini, Die Adler memutuskan untuk mempermanenkan Theate pada bursa transfer musim dingin 2025 dengan harga 13 juta euro atau Rp242 miliar. Hingga saat ini, Theate menjadi pilar di lini pertahanan Frankfurt dengan mencatatkan 35 penampilan di semua kompetisi.

2. Mario Goetze (Rp1,24 miliar) menjadi salah satu pemain berpengalaman di skuad Frankfurt

Para penggemar sepak bola pasti sudah tidak asing dengan sosok Mario Goetze. Pemain berusia 32 tahun ini pernah bermain untuk klub raksasa Jerman, yakni Borussia Dortmund dan Bayern Munich. Sejak musim panas 2022, Goetze resmi berseragam Eintracht Frankfurt.

Pengalaman yang dimiliki Goetze sangat dibutuhkan Frankfurt. Sejauh ini, ia telah bermain dalam 120 pertandingan dengan membukukan 12 gol dan 16 assist. Tiap pekannya, Goetze mendapatkan bayaran 67 ribu euro atau Rp1,24 miliar.

3. Hugo Ekitike (Rp1,24 miliar) tampil impresif di lini serang

Hugo Ekitike merupakan pemain asal Prancis yang berposisi sebagai penyerang tengah. Ia dikenal memiliki kecepatan serta penyelesaian akhir yang mematikan. Eintracht Frankfurt mendatangkan Hugo Ekitike dengan status pinjaman dari Paris Saint-Germain (PSG) pada bursa transfer musim dingin 2024. Frankfurt kemudian memutuskan untuk mempermanenkan pemain berusia 22 tahun ini dengan harga 16,5 juta euro atau Rp307 miliar.

Keputusan Frankfurt untuk mempermanenkan Ekitike terbilang tepat. Bersama Die Adler, dirinya telah mencetak 24 gol dan 10 assist dalam 57 pertandingan di semua kompetisi. Untuk membayar gaji Ekitike, Frankfurt harus mengeluarkan 67 ribu euro atau Rp1,24 miliar per pekan.

4. Kevin Trapp (Rp1,24 miliar) tidak tergantikan di bawah mistar gawang

Kevin Trapp menjadi salah satu pemain paling senior di skuad Eintracht Frankfurt. Tidak heran jika dirinya dipercaya untuk menjadi kapten utama tim. Salah satu prestasi terbaik Trapp selama berkostum Frankfurt adalah mengantarkan timnya menjuarai Liga Europa 2021/2022.

Posisi Trapp di bawah mistar gawang Frankfurt sulit digantikan oleh pemain lain. Kiper berusia 34 tahun ini telah bermain dalam 378 laga dengan mengoleksi 87 clean sheet. Berkat peran penting yang ia miliki, tak heran jika Trapp mendapatkan bayaran tinggi, yakni 67 ribu euro atau sekitar Rp1,24 miliar per pekan.

5. Elye Wahi (Rp1,21 miliar) belum tampil maksimal karena mengalami cedera lutut

Kepergian Omar Marmoush ke Manchester City pada bursa transfer musim dingin 2025 mengharuskan Eintracht Frankfurt mencari penyerang pengganti. Frankfurt memutuskan untuk memboyong Elye Wahi dari Olympique Marseille dengan harga 26 juta euro atau Rp484 miliar. Selain itu, Frankfurt juga harus membayarkan gaji Wahi sebesar 65 ribu euro atau Rp1,21 miliar per pekan.

Kehadiran Wahi diharapkan mampu menambah kekuatan di lini serang Frankfurt. Sayangnya, kiprah pemain berusia 22 tahun ini harus terganggu karena mengalami cedera lutut. Hingga saat ini, Wahi baru membukukan tujuh penampilan bersama Die Adler di semua kompetisi.

Sebagian besar pemain di atas menjadi tumpuan dalam skema permainan Eintracht Frankfurt. Maka dari itu, tidak heran jika mereka mendapatkan gaji tinggi. Gaji para pemain tersebut masih berpeluang untuk meningkat apabila terus menunjukkan performa konsisten.

3 Kemenangan Arsenal dengan Skor 3-0 atas Klub Spanyol

PUSATSPORT , Arsenal tampil ganas pada leg pertama perempat final Liga Champions Eropa 2024/2025, Rabu (9/4/2025). Bermain di hadapan puluhan ribu penonton, anak asuh Mikel Arteta membantai sang juara bertahan, Real Madrid, dengan skor telak 3-0. Declan Rice menjadi bintang dalam duel tersebut dengan mencetak brace melalui tendangan bebas.

Berbicara soal rapor saat bertemu klub Spanyol, The Gunners terbukti kerap kali menyulitkan. Real Madrid bukanlah klub pertama yang pernah mereka kalahkan dengan skor 3-0. Sebelumnya, ada dua tim lain yang pernah takluk dari Arsenal dengan skor serupa.

1. Arsenal membantai Sevilla di fase grup Liga Champions 2007/2008

Sevilla menjadi klub Spanyol pertama yang pernah menelan kekalahan dengan skor 0-3 saat menghadapi Arsenal. Momen tersebut terjadi di fase grup Liga Champions 2007/2008. Meski demikian, Sevilla lolos dari fase grup sebagai pemuncak klasemen dan mengungguli The Gunners sebagai peringkat kedua.

Dalam duel yang berlangsung di Emirates Stadium tersebut, Arsène Wenger selaku juru taktik Arsenal menurunkan sederet pemain terbaiknya. Di atas kertas, ia memainkan formasi 4-4-2, memasang Emmanuel Adebayor dan Robin van Persie sebagai ujung tombak. Di sisi lain, ada Enzo Maresca di skuad Sevilla yang saat itu dilatih oleh Juande Ramos.

Cesc Fàbregas yang dipasang sebagai gelandang membuka keunggulan tim tuan rumah dengan gol yang ia cetak pada menit 26. Setelah hanya unggul satu gol pada babak pertama, The Gunners tampil lebih ganas pada babak kedua. Robin van Persie mencatatkan namanya di papan skor pada menit 59 melalui sepakan kaki kanan, memanfaatkan assist dari Bacary Sagna. Pada masa injury time, Fabregas memberikan assist untuk gol yang dicetak oleh bomber asal Kroasia, Eduardo.

2. Arsenal melibas Villarreal di perempat final Liga Champions 2008/2009

Arsenal bertemu Villarreal di perempat final Liga Champions 2008/2009. Pada leg pertama yang berlangsung di La Cerámica, kedua tim hanya mampu bermain imbang dengan skor 1-1. Satu gol tuan rumah yang dicetak oleh Marcos Senna pada menit 10 dibalas oleh satu gol The Gunners yang dicetak oleh Emmanuel Adebayor pada menit 66.

Arsène Wenger membawa Arsenal tampil jauh lebih baik di Emirates Stadium pada leg kedua. Pada babak pertama, The Gunners hanya mampu unggul 1-0. Memanfaatkan umpan terobosan Cesc Fàbregas yang mampu mengecoh pertahanan Villarreal, Theo Walcott dengan tenang merobek gawang Diego López.

Pada babak kedua, giliran para penyerang tengah yang mencatatkan nama mereka di papan skor. Emmanuel Adebayor mencetak gol kedua The Gunners pada menit 60. Sembilan menit berselang, Robin van Persie menutup pesta gol Arsenal, memanfaatkan assist dari pencetak gol pertama, Theo Walcott.

3. Arsenal mengalahkan Real Madrid yang dihuni oleh sederet pemain bintang pada 2025

Arsenal membuktikan bahwa Real Madrid memiliki kekurangan meski berstatus sebagai penguasa Liga Champions. Menjamu Los Blancos di Emirates Stadium pada leg pertama perempat final Liga Champions 2024/2025, The Gunners mengakhiri laga dengan keunggulan 3-0. Dengan hasil ini, Arsenal layak diunggulkan untuk lolos ke semifinal.

Setelah skor 0-0 bertahan hingga babak pertama usai, Arsenal menghadirkan kejutan pada babak kedua. Declan Rice dua kali mencatatkan namanya di papan skor melalui dua gol indah dari tendangan bebas. Mikel Merino kemudian mencetak gol terakhir Arsenal melalui sepakan terukur dengan kaki kiri.

Hasil di atas tak hanya membuat langkah Arsenal untuk lolos ke semifinal lebih ringan. Namun, The Gunners juga menegaskan dominasi mereka saat bertemu Real Madrid. Dari total 3 pertemuan hingga 9 April 2025, Arsenal meraih 2 kemenangan, 1 keimbangan, dan belum pernah merasakan kekalahan.

Kemenangan telak atas Real Madrid sekaligus menghidupkan harapan para penggemar Arsenal. Mereka kini mulai layak bermimpi untuk melihat klub kebanggaannya meraih trofi Liga Champions pertama dalam sejarah klub. Sebab, pencapain terbaik The Gunners di ajang tersebut hanya melaju ke final pada 2005/2006.

Klub Liga 1 Masih Bandel? Siap-Siap Dapat Pengurangan Poin Musim Depan

PUSATSPORT – PT Liga Indonesia Baru (LIB) mulai gerah dengan sikap sejumlah klub Liga 1 yang tak kunjung memenuhi syarat lisensi klub profesional.

LIB pun akhirnya melontarkan ancaman tegas. Sanksi berat sudah menanti klub-klub yang masih bandel, salah satunya berupa pengurangan poin.

1. Pengurangan poin berlaku mulai musim depan

Direktur Operasional LIB, Asep Saputra, mengatakan, pengurangan poin akan diberlakukan mulai musim depan, 2025/26. Artinya, klub yang belum memenuhi syarat lisensi profesional berpotensi memulai kompetisi dengan poin minus.

“Kalau musim 2024/2025 ini adalah sebagai ‘SIM’ untuk mengikuti Liga 1 tahun depan. Klub Liga 1 yang gagal dalam salah satu dari lima kriteria akan mendapat sanksi pengurangan poin di musim mendatang,” kata Asep dalam jumpa pers di Kantor LIB, Rabu (9/4/2025).

2. Apa saja syarat lisensi klub profesional?

Asep menjelaskan, ada lima aspek yang wajib dipenuhi untuk mendapatkan lisensi klub profesional. Kelima aspek tersebut adalah keolahragaan, legal, personel dan administrasi, infrastruktur, serta keuangan.

Namun, menurutnya, masih banyak klub yang menyepelekan lisensi karena merasa tidak berlaga di kompetisi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

“Tentu ada saatnya kami harus bertindak tegas. Bukan semata-mata karena ada pandangan, ‘Ah, saya kan tidak lolos ke AFC.’ Kan ada juga national club licensing,” ujar Asep.

3. LIB siap mendampingi klub

Demi mendorong profesionalisme, LIB memastikan akan memberikan pendampingan kepada klub-klub Liga 1 agar bisa memenuhi seluruh persyaratan lisensi. Klub promosi musim depan pun tak luput dari kewajiban ini.

“Tentu kami ingin semua klub menjadi profesional, tapi kami juga melihat kondisinya. Kami siap mendampingi mereka. Mana yang sulit, akan kami bantu,” ucap Asep.