post

‘Romantisme’ Theo Hernandez dan Venezia: Cinta yang Tak Terlupakan di Tanah Italia

PUSAT,BOLA – Di tengah gemerlapnya dunia sepak bola modern, di mana transfer dan ambisi sering kali menghapus sisi emosional olahraga, ada kisah manis yang terukir antara Theo Hernandez dan klub kecil penuh sejarah, Venezia FC.

Bukan tentang transfer besar atau kontrak mewah, melainkan tentang rasa hormat, kekaguman, dan nostalgia yang sulit dipisahkan.

Awal Kisah di Kota Terapung
Beberapa tahun lalu, sebelum namanya melambung tinggi bersama AC Milan, Theo Hernandez pernah menghabiskan waktu singkat berlatih di Venezia, saat ia masih mencari pijakan dalam karier profesionalnya. Venezia, dengan stadion legendarisnya Stadio Pier Luigi Penzo yang menghadap langsung ke kanal, meninggalkan kesan mendalam di hati Theo.

Di sinilah, menurut pengakuannya dalam wawancara terbaru, ia pertama kali merasakan “keindahan sejati sepak bola Italia” — sebuah permainan yang mengutamakan taktik, ketekunan, dan, tentu saja, keindahan suasana kota yang unik.

Kunjungan Spesial yang Membuat Publik Heboh
Belum lama ini, Theo Hernandez membuat kejutan dengan berkunjung ke Venice di tengah jadwal padatnya bersama AC Milan. Ia terlihat menyempatkan waktu menonton laga Venezia FC dari tribun VIP, mengenakan jaket kasual dan topi Venezia, yang langsung viral di media sosial.

Banyak yang berspekulasi: apakah ini sinyal ketertarikan membela Venezia di masa depan? Atau sekadar nostalgia pribadi?

Dalam wawancara singkatnya, Theo berkata:

“Venice adalah bagian dari perjalanan hidup saya. Bukan tentang besar kecilnya klub, tapi tentang bagaimana tempat ini membuat saya jatuh cinta lagi pada sepak bola.”

Simbol Cinta dalam Dunia Sepak Bola
Hubungan emosional seperti ini menjadi pengingat bahwa sepak bola tidak selalu soal uang dan trofi, tapi juga tentang perjalanan, kenangan, dan rasa cinta terhadap tempat-tempat yang menempa diri.

Theo Hernandez dan Venezia adalah gambaran sempurna betapa kuatnya romantisme dalam dunia yang kadang terlalu keras dan kompetitif.

Apakah masa depan akan membawa Theo kembali ke Kota Terapung, mungkin untuk mengakhiri kariernya di sana?
Hanya waktu yang bisa menjawab, tapi satu hal pasti: romantisme antara Theo Hernandez dan Venezia akan tetap abadi di hati para penggemar sepak bola Italia.

post

3 Tim yang Dibawa Scott Parker Promosi ke Premier League

PUSATSCORE , Usai pensiun pada 2017, Scott Parker langsung melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Sayangnya, prestasinya sebagai juru taktik tidak sementereng seperti saat masih aktif di lapangan. Sebagai pemain, Parker pernah menjadi juara English Premier League (EPL) bersama Chelsea pada 2004/2005. Sementara itu, sebagai pelatih, pencapaian terbaiknya hanyalah meraih tiket promosi kompetisi teratas di Inggris tersebut.

Meski begitu, ada satu catatan yang cukup membanggakan di balik keberhasilan Parker promosi ke EPL sebagai pelatih. Bukan hanya sekali, pria yang lahir di London pada 13 Oktober 1980 ini sudah melakukannya hingga tiga kali. Berikut tiga tim yang berhasil dibawa Scott Parker promosi dari Championship ke Premier League.

1. Scott Parker membawa Fulham promosi ke Premier League pada 2019/2020

Fulham menjadi tim pertama yang berhasil dibawa Scott Parker promosi ke Premier League. Klub asal London ini memang punya tempat istimewa di hati mantan pemain berposisi gelandang itu. Fulham merupakan tim pertama dalam karier kepelatihannya di level senior dan tim terakhir dalam perjalanannya sebagai seorang pemain.

Setelah pensiun sebagai pemain pada 2017, Parker bergabung terlebih dahulu dengan Tottenham Hotspur untuk menjadi pelatih tim U-17 mereka. Namun, setahun berselang, ia pulang ke Fulham untuk menjadi asisten pelatih. Pada 28 Februari 2019, manajemen Fulham memecat sang pelatih utama, Claudio Ranieri. Mereka lantas menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada Parker.

Saat mengambil alih, Fulham sedang berada di zona degradasi EPL. Parker tidak mampu membuat mereka bertahan di kompetisi ini. Namun, semusim kemudian, ia sukses mengantarkan mereka kembali ke kasta teratas. Mereka mampu mengalahkan Brentford dengan skor 2-1 pada final play-off Championship 2019/2020. Sayangnya, di EPL 2020/2021, Parker gagal membuat Fulham bertahan. Ia pun dipecat setelah musim selesai.

2. Scott Parker promosi ke Premier League 2022/2023 bersama AFC Bournemouth

Kurang dari sebulan setelah dilepas Fulham, Scott Parker langsung mendapat tantangan baru bersama AFC Bournemouth. Ia ditunjuk sebagai pelatih The Cherries dan dituntut untuk membawa mereka promosi ke Premier League. Parker berhasil melakukannya. Ia membawa AFC Bournemouth berakhir sebagai runner-up di Championship 2021/2022.

Sayangnya, Parker lagi-lagi tidak mampu menghadapi kerasnya persaingan EPL. Ia langsung dipecat ketika EPL 2022/2023 baru berjalan empat pekan. Pasalnya, pertandingan pamungkas Parker bersama AFC Bournemouth berakhir dengan begitu memalukan. Mereka dibantai Liverpool dengan skor 0-9 yang tercatat sebagai salah satu kekalahan terbesar dalam sejarah kompetisi ini.

3. Scott Parker memastikan Burnley kembali bermain Premier League pada 2025/2026

Burnley menjadi tim teranyar yang berhasil dibawa Scott Parker promosi ke Premier League. Pada Senin (21/4/2025), mereka mampu mengalahkan Sheffield United dengan skor 2-1. Hasil tersebut membuat The Clarets kini menghuni posisi kedua di Championship 2024/2025 dengan 94 poin. Angka tersebut tidak akan bisa lagi dikejar Sheffield United yang berada di bawahnya dengan 86 poin dan tinggal menyisakan 2 pertandingan.

Meski sudah mengantongi tiket promosi, Parker dan Burnley dipastikan tidak akan berhenti berjuang. Mereka akan berusaha untuk melengkapi pencapaian itu dengan gelar juara. Di klasemen, Burnley memiliki poin yang sama dengan Leeds United yang juga sudah mengunci satu tempat di EPL 2025/2026. Untuk dua pertandingan terakhir, Burnley akan menghadapi Queens Park Rangers (26/4/2025) dan Milwall (3/5/2025). Sementara, Leeds United akan melawan Bristol City (28/4/2025) dan Plymouth Argyle (3/5/2025).

Scott Parker sudah tiga kali promosi ke Premier League sebagai pelatih. Namun, dalam dua kesempatan pertama, ia selalu gagal membangun tim yang bisa bersaing. Parker tentu akan berusaha keras untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi kembali ketika menemani Burnley di EPL 2025/2026.

post

4 Pemain Barcelona yang Pernah Menjadi Top Skor Liga Champions Eropa

PUSATSCORE , Barcelona berada di jalur tepat untuk menjuarai Liga Champions Eropa 2024/2025. Mereka sudah berhasil mencapai semifinal dan akan menghadapi Inter Milan. Selain itu, Blaugrana juga punya kans merebut gelar top skor melalui pemain mereka. Tak hanya satu, tetapi dua pemain sekaligus, yaitu Raphinha dan Robert Lewandowski.

Raphinha sudah mencetak 12 gol di Liga Champions musim ini. Sementara, Lewandowski menguntit dengan sebelas gol. Koleksi mereka memang masih kalah dari Serhou Guirassy, striker Borussia Dortmund yang membuat 13 gol. Namun, Dortmund sudah tersingkir sehingga Raphinha dan Lewandowski punya kans menyalip.

Maka, gelar top skor Liga Champions 2024/2025 mungkin akan diraih pemain Barcelona lagi. Sebelumnya, gelar tersebut sudah pernah diraih empat penggawa Blaugrana. Siapa saja mereka?

1. Ronald Koeman menjadi pemain tersubur di Liga Champions 1993/1994 dengan delapan gol

Pemain Barcelona pertama yang sukses menjadi top skor Liga Champions adalah Ronald Koeman. Semasa bermain, Koeman sebenarnya lebih sering beroperasi di lini belakang sebagai sweeper. Namun, pria Belanda itu juga terkenal sebagai pencetak gol ulung. Tak heran jika Koeman punya koleksi ratusan gol selama berkarier.

Koeman pun pernah menjadi pemain tersubur di Liga Champions pada 1993/1994. Ia mencetak 8 gol, termasuk 1 gol pada semifinal yang meloloskan Barcelona ke final. Sayangnya, Blaugrana takluk dari AC Milan pada partai puncak. Koeman pun gagal mengulang prestasinya membawa Barcelona juara Liga Champions pada 1991/1992.

2. Rivaldo membuat sepuluh gol di Liga Champions 1999/2000

Rivaldo juga pernah merebut gelar top skor Liga Champions bersama Barcelona. Gelandang serang asal Brasil itu melakukannya pada 1999/2000 dengan torehan sepuluh gol. Itu adalah rekor gol terbanyak Rivaldo dalam 1 musim Liga Champions. Sayangnya, ia hanya berhasil meloloskan Barcelona hingga semifinal saja.

Pada akhirnya, itu juga menjadi capaian terbaik Rivaldo di Liga Champions selama 5 tahun di Barcelona. Ia mencetak total 22 gol bagi Barcelona di Liga Champions tetapi tak pernah juara. Rivaldo baru mengangkat trofi Liga Champions saat berbaju AC Milan pada 2002/2003.

3. Lionel Messi enam kali menjadi top skor Liga Champions bersama Barcelona

Daftar ini tentu juga memuat Lionel Messi, top skor sepanjang masa Barcelona. Messi juga adalah pemain tersubur kedua dalam sejarah Liga Champions dengan 129 gol. Tak heran jika Messi punya enam gelar top skor Liga Champions, semuanya bersama Barca.

Empat gelar di antaranya bahkan diraih Messi secara beruntun pada 2009–2012. Gelar top skor pada 2008/2009 dan 2010/2011 pun berujung trofi juara bagi Barcelona. Messi juga mengawinkan trofi Liga Champions dengan gelar top skor pada 2014/2015. Sementara, kali terakhir ia menjadi pemain tersubur adalah pada 2018/2019.

Messi pun menjadi pengoleksi gelar top skor Liga Champions terbanyak kedua. Ia hanya kalah dari Cristiano Ronaldo, yang punya tujuh gelar. Uniknya, kedua pemain hanya pernah satu kali bersanding sebagai top skor, yaitu pada 2014/2015.

4. Neymar Jr bersanding dengan Messi di puncak daftar top skor Liga Champions 2014/2015

Gelar top skor Liga Champions 2014/2015 tak hanya dimenangi Messi dan Ronaldo. Ada satu pemain Barcelona lain yang setajam mereka, yaitu Neymar Jr. Ketiga pemain sama-sama mencetak sepuluh gol di Liga Champions musim tersebut. Namun, Messi dan Neymar lebih sukses karena mampu membawa Barcelona juara.

Gol-gol Neymar saat itu amat berperan dalam keberhasilan Barcelona. Ia mencetak enam gol pada fase knockout yang mengantarkan Barcelona ke final. Satu gol Neymar pada partai puncak pun menjadi pemasti kemenangan Barca atas Juventus. Sayangnya, ia hanya meraih satu trofi Liga Champions selama 4 musim membela Barcelona.

Raphinha dan Robert Lewandowski berpeluang menyusul capaian empat pemain di atas. Mereka juga punya kans membawa Barcelona juara Liga Champions untuk pertama kali sejak 2015. Menarik dinantikan seperti apa hasil perjuangan mereka.

post

5 Pencetak Gol Termuda Chelsea di Premier League

PUSATSCORE , Tyrique George mencetak gol pertamanya di English Premier League saat Chelsea menang comeback atas Fulham dengan skor 2-1 pada Minggu (20/4/2025). Dalam pertandingan ini, George berusia 19 tahun 75 hari. Catatan tersebut resmi membuatnya masuk daftar lima besar pencetak gol termuda Chelsea di EPL. Setidak per 24 April 2025

1. Tyrique George berusia 19 tahun 75 hari saat mencetak gol debut di Premier League

Chelsea mengalahkan Fulham dengan skor 2-1 pada pekan ke-33 Premier League 2024/2025, Minggu (20/4/2025). Sempat tertinggal oleh gol Alex Iwobi (20′), The Blues membalikkan keadaan lewat aksi Tyrique George (83′) dan Pedro Neto (90+3′). Bagi George, ini merupakan gol pertamanya di EPL.

Pemain berposisi winger tersebut menuntaskan sebuah bola liar di dalam kotak penalti. George mencetak gol ini pada usia 19 tahun 75 hari. Itu membuatnya menjadi pencetak gol termuda Chelsea kelima di EPL. Makin membanggakan, ia mengukir pencapaian tersebut sebagai supersub. Saat melawan Fulham, George memang baru masuk ke lapangan pada menit 78 untuk menggantikan Nicolas Jackson.

2. Callum Hudson-Odoi mencetak gol Premier League pertama pada usia 19 tahun 64 hari

Bergabung saat berusia 8 tahun, Callum Hudson-Odoi bermain untuk tim senior Chelsea pada 2018 hingga 2022. Di Premier League, ia mencatatkan 72 penampilan, 4 gol, dan 11 assist. Gol pertamanya untuk Chelsea di kompetisi ini tercipta pada 11 Januari 2020 saat berusia 19 tahun 64 hari.

Saat itu, winger setinggi 1,78 meter tersebut mencetak gol ketiga The Blues kala mengalahkan Burnley dengan skor 3-0. Hudson-Odoi menuntaskan sebuah umpan dari Cesar Azpilicueta pada menit 49. Sebelumnya, Chelsea sudah unggul berkat penalti Jorginho pada menit 27 dan sundulan Tammy Abraham pada menit 38.

3. Carlton Cole mencetak gol debut di Premier League saat berusia 18 tahun 167 hari

Carlton Cole, yang pernah bermain di Indonesia bersama Persib Bandung, berada di posisi ketiga dalam daftar pencetak gol termuda Chelsea di Premier League. Mantan penyerang setinggi 1,91 meter ini mengukir gol debutnya di EPL saat berusia 18 tahun 167 hari pada 27 April 2002. Kala itu, Cole membantu Chelsea mengalahkan Middlesbrough dengan skor 2-0. Ia menuntaskan umpan dari Jesper Gronkjaer dengan sundulan pada menit 38.

Seperti Tyrique George dan Callum Hudson-Odoi, Cole juga merupakan produk akademi Chelsea. Namun, kariernya di Stamford Bride memang tidak terlalu bagus. Ia hanya bermain bersama mereka sampai 2006 dengan catatan 32 penampilan dan 8 gol di seluruh kompetisi. Selama berkarier di EPL, Cole mencetak 51 gol dari 289 penampilan. Selain bersama Chelsea (4 gol), ia menorehkannya dengan seragam Charlton Athletic (4 gol), Aston Villa (3 gol), dan West Ham United (40 gol).

4. Neil Shipperley berusia 18 tahun 165 hari saat mencetak gol debut di Premier League

Neil Shipperley debut di Premier League bersama Chelsea pada 10 April 1993. Sayangnya, mantan penyerang asli Inggris ini tidak bisa membantu The Blues terhindar dari kekalahan atas Southampton dengan skor 0-1. Namun, 2 hari berselang, Shipperley menebus kegagalannya tersebut dengan sempurna. Ia mencetak gol pertamanya di kompetisi ini yang membawa Chelsea menang atas Wimbledon dengan skor 4-2. Saat itu, Shipperley berusia 18 tahun 165 hari.

Shipperly yang bermain penuh menutup pesta gol Chelsea ke gawang Wimbledon pada menit 85. Empat menit sebelumnya, ia juga menciptakan assist untuk gol ketiga yang dicetak John Spencer. Shipperly membela Chelsea sampai akhir 1994/1995. Ia meninggalkan mereka dengan torehan 7 gol dari 37 penampilan. Setelah itu, Shipperly berkiprah di EPL bersama Southampton (12 gol), Nottingham Forest (1 gol), dan Crystal Palace (7 gol). Ia pensiun pada 2007.

5. Mikael Forssell menjadi pencetak gol termuda Chesela di Premier League

Chelsea membuat kejutan pada bursa transfer musim panas 1999. Mereka merekrut seorang penyerang asal Finlandia bernama Mikael Forssell. Sosok setinggi 1,84 meter ini didapat secara gratis dari HJK Helsinki. Saat itu, Forssell baru berusia 17 tahun.

Setelah menunggu cukup lama, Forssell akhirnya mencatatkan debutnya di Premier League pada 31 Januari 1999. Sayangnya, mereka kalah dari Arsenal dengan skor 0-1. Pada 20 Februari 1999, Forssell membuka keran golnya di EPL. Ia mencetak satu gol yang membuat Chelsea menang atas Nottingham Forest dengan skor 3-1. Saat itu, ia berusia 17 tahun 342 hari.

Namun, karier Forssell di EPL tidak berlangsung lama. Total, ia hanya mencatatkan 126 penampilan dan 34 gol. Untuk Chelsea, Forssell bermain 33 kali dan mencetak 5 gol. Sisanya, ia mencatatkannya bersama Birmingham City.

Callum Hudson-Odoi, Carlton Cole, Neil Shipperley, dan Mikael Forssell tidak memiliki karier yang terlalu membanggakan bersama Chelsea. Padahal, mereka merupakan empat pencetak gol termuda klub di Premier League. Tyrique George sebagai pencetak gol termuda kelima tentu akan berjuang keras agar bisa memiliki nasib yang lebih baik.

post

Akhir Kisah 13 Tahun Jamie Vardy di Leicester City

PUSATSCORE –Jamie Vardy resmi pamit dari Leicester City, Kamis (24/4/2025) malam WIB. Vardy memutuskan tidak memperpanjang kontraknya yang bakal berakhir pada Juni 2025.

Keputusan tersebut sekaligus mengakhiri 13 tahun pengabdian Vardy bersama The Foxes. Momen ini tentu mengiris hati para penggemarnya, mengingat Vardy dan Leicester telah melalui banyak momen tak terlupakan bersama.

“Halo semuanya. Kepada para penggemar Leicester, kami sangat terpukul karena hari ini akhirnya tiba juga: waktu untuk mengucapkan selamat tinggal,” kata Vardy dalam pesan perpisahannya di Instagram Leicester.

1. Vardy dan kesetiaannya untuk Leicester

Pencinta sepak bola tentu tahu seberapa tajamnya Jamie Vardy di Premier League. Ketajamannya tersebut menjadi salah satu kunci keberhasilan Leicester meraih gelar Premier League pertamanya, musim 2015/16: sebuah pencapaian luar biasa yang mengguncang dunia sepak bola.

Di musim tersebut, Vardy nyaris menyempurnakan gelar Premier League dengan status top scorer. Cukup disayangkan, Vardy terpaut satu angka dari Harry Kane yang menyabet sepatu emas dengan 25 gol.

Meski demikian, Vardy mencatatkan rekor mengilap dengan mencetak gol dalam 11 laga secara beruntun. Vardy melewati rekor milik Ruud van Nistelrooy di Manchester United, 10 laga beruntun.

Setelah musim bersejarah tersebut, Vardy terus menunjukkan konsistensinya. Ia selalu mencetak dua digit gol dalam enam musim berturut-turut, hingga akhirnya berhasil meraih gelar top scorer Premier League pada musim 2019/20.

2. Vardy sedih tinggalkan Leicester

Vardy memang mengucapkan pesan perpisahannya dengan kepala tegak, tetapi tak bisa menyembunyikan hatinya yang teriris. Vardy begitu sedih, karena sudah melewati banyak momen tak terlupakan bersama Leicester.

Setelah membantu Leicester juara Premier League musim 2015/16, meraih gelar top scorer 2019/20, serta mengangkat trofi Piala FA 2020/21, Vardy akhirnya merasakan momen pahit. Itu karena Leicester terdegradasi pada musim 2022/23.

Ada opsi cabut untuk membela klub lain. Tetapi, Vardy enggan mengambil pilihan tersebut. Tak heran, mengingat Vardy pernah menolak pinangan dari Real Madrid: tawaran yang mungkin selalu diambil oleh pemain lain.

Kesetiaan Vardy berbuah manis. Dia sukses mengantarkan The Foxes kembali ke kasta tertinggi pada musim berikutnya.

“Saya telah menjalani 13 tahun yang luar biasa di klub ini, dengan banyak kesuksesan, beberapa masa sulit, tapi sebagian besar adalah momen-momen indah. Namun, sekarang waktunya saya mengucapkan selamat tinggal. Meski saya sangat sedih, saya rasa inilah waktu yang tepat,” ujar Vardy.

3. Kode Vardy kembali ke Leicester, jadi pelatih atau petinggi klub?

Sayangnya, Vardy pergi dengan luka, karena bertepatan dengan Leicester yang dipastikan degradasi pada musim ini. Vardy pun berharap Leicester bisa segera bangkit.

“Leicester akan selalu memiliki tempat yang sangat istimewa di hati saya, dan saya akan terus mengikuti perjalanan klub ini di masa mendatang. Saya berharap akan ada lebih banyak kesuksesan lagi untuk Leicester,” kata Vardy.

Vardy juga mengucapkan terima kasih kepada fans yang selalu setia mendukung Leicester. Pria 38 tahun itu memberikan kode akan kembali, tentu bukan sebagai pemain.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada kalian semua karena telah menerima saya sebagai bagian dari kalian. Untuk sekarang, ini adalah perpisahan saya. Tapi kalian akan melihat saya lagi, saya janji. Terima kasih,” ungkap Vardy.

post

Hasil Atletico Madrid vs Rayo Vallecano: Dominasi Total! Los Rojiblancos Menang 3-0

PUSAT,BOLA – Atletico Madrid kembali menunjukkan tajinya di La Liga setelah menggasak Rayo Vallecano dengan skor telak 3-0 di Civitas Metropolitano, dalam laga yang digelar Kamis dini hari waktu setempat. Tiga gol tanpa balas jadi bukti kekuatan lini serang dan kokohnya pertahanan skuad Diego Simeone.

Babak Pertama: Serangan Cepat, Gol Pembuka
Pertandingan baru berjalan 12 menit, Atletico langsung membuka keunggulan lewat sundulan keras Álvaro Morata usai menerima umpan silang dari Nahuel Molina. Gol tersebut membakar semangat para pendukung tuan rumah dan membuat Rayo mulai tertekan.

Babak Kedua: Semakin Menggila
Masuk babak kedua, Atletico Madrid tampil lebih agresif. Antoine Griezmann memperbesar keunggulan di menit ke-53 lewat aksi individunya yang memukau, mengecoh dua bek dan menaklukkan kiper Rayo dengan sepakan terukur ke tiang jauh.

Pesta gol ditutup oleh Marcos Llorente pada menit ke-78 setelah menerima umpan matang dari Rodrigo De Paul. Gol ini menjadi penegasan dominasi total Los Rojiblancos di laga tersebut.

Statistik Menarik:
Penguasaan bola: Atletico 58% – Rayo 42%

Total tembakan: Atletico 15 (7 on target) – Rayo 5 (1 on target)

Pemain terbaik: Antoine Griezmann (1 gol, 1 assist, rating 8.7)

Simeone Puas, Target 4 Besar Aman
Dengan kemenangan ini, Atletico mengamankan posisi mereka di zona Liga Champions dan semakin nyaman di peringkat ke-4 klasemen sementara. Pelatih Diego Simeone memuji kekompakan tim dan efektivitas penyelesaian akhir yang menurutnya “sangat ideal.”

“Hari ini kami bermain dengan tempo tinggi, bertahan dengan disiplin, dan memanfaatkan setiap peluang. Inilah Atletico Madrid yang saya suka,” ujar Simeone dalam konferensi pers pascalaga.

Kemenangan ini juga jadi modal berharga bagi Atletico untuk menghadapi jadwal berat ke depan, termasuk duel panas kontra Real Madrid dalam beberapa pekan mendatang.

post

Man of the Match Arsenal vs Crystal Palace: Eberechi Eze, Sang Seniman di Tengah Kekacauan

PUSAT,BOLA – Dalam pertandingan yang sarat gengsi antara Arsenal melawan Crystal Palace, satu nama mencuri perhatian publik Emirates Stadium: Eberechi Eze. Meskipun Crystal Palace datang sebagai tim tamu dan tak diunggulkan, Eze tampil memukau dan dinobatkan sebagai Man of the Match berkat permainan magisnya yang mengacak-acak lini tengah The Gunners.

Sejak peluit babak pertama dibunyikan, Eze tampil dengan percaya diri luar biasa. Ia menjadi pengatur ritme permainan Palace, bergerak lincah di antara garis tengah dan pertahanan Arsenal. Visi bermainnya luar biasa, dan setiap sentuhannya mengandung ancaman.

Puncaknya terjadi di menit ke-57, saat Eze mencetak gol spektakuler lewat sepakan bebas yang melewati pagar betis Arsenal dan menghujam ke sudut atas gawang. David Raya hanya bisa terpaku.

Statistik Eze:
1 Gol

3 Umpan Kunci

4 Dribel Sukses

91% Akurasi Umpan

Man of the Match Rating: 8.9

Menghancurkan Dominasi Arsenal
Meski Arsenal mendominasi penguasaan bola, kehadiran Eze membuat Palace tampak lebih efektif dan berbahaya saat menyerang balik. Ia berhasil memanfaatkan ruang di lini tengah yang ditinggalkan Declan Rice dan Odegaard untuk melancarkan serangan-serangan cepat.

“Dia adalah pemain yang sulit diprediksi. Dia punya kreativitas luar biasa dan membuat kami frustrasi sepanjang laga,” kata Mikel Arteta dalam konferensi pers pascalaga.

Tiket Menuju Tim Besar?
Performa Eze yang konsisten musim ini menambah spekulasi bahwa ia bisa segera bergabung dengan klub besar. Arsenal, Liverpool, dan bahkan Manchester City disebut-sebut sedang memantau sang playmaker Inggris tersebut.

Namun, untuk saat ini, Eze tetap menjadi permata paling bersinar di skuad Crystal Palace—seorang seniman lapangan hijau yang bisa membuat penonton berdiri dan bersorak hanya dengan satu gerakan.

post

3 Pemain Montenegro yang Mencetak 2 Digit Gol dalam 1 Musim Serie A

PUSATSCORE , Daftar top skor sementara Serie A Italia 2024/2025 berisi beberapa nama yang menarik perhatian. Sejumlah pemain sudah berhasil membuat dua digit gol hingga pekan ke-33. Salah satunya adalah Nikola Krstovic yang mencetak sepuluh gol sejauh ini.

Ketajaman Krstovic menarik karena ia hanya membela Lecce yang sedang terancam degradasi. Ia juga berasal dari negara kecil di dunia sepak bola, Montenegro. Termasuk Krstovic, ada tiga pemain Montenegro yang meramaikan Serie A 2024/2025. Namun, Krstovic adalah yang paling diandalkan klubnya dan tentunya yang tersubur.

Krstovic sendiri bukanlah pemain Montenegro pertama yang sukses tampil tajam di Serie A. Ada dua kompatriotnya yang lebih dulu menciptakan dua digit gol dalam 1 musim. Siapa saja mereka?

1. Mirko Vucinic tajam di Serie A bersama Lecce, AS Roma, dan Juventus

Pemain Montenegro pertama yang mampu membuat dua digit gol dalam 1 musim Serie A adalah Mirko Vucinic. Vucinic adalah striker Montenegro yang berkarier di Serie A selama 14 tahun. Ia mengawali petualangannya di Italia bersama Lecce pada 2000.

Sempat tumpul pada awal kariernya di Lecce, Vucinic meledak pada 2004/2005. Ia mencetak 19 gol di Serie A dan membawa Lecce finis di peringkat ke-11. Tak heran jika Vucinic mulai masuk radar klub-klub besar. Ia akhirnya hijrah ke AS Roma pada 2006 dan menetap selama 5 tahun.

Bersama Roma, Vucinic sempat tiga kali mencetak dua digit gol dalam semusim Serie A. Ia lalu digaet klub yang lebih besar, Juventus, dan masih tetap tajam. Selama 3 musim berbaju Juventus, Vucinic membuat 21 gol dan turut mempersembahkan tiga scudetto.

Dengan demikian, Vucinic layak disebut pemain Montenegro terbaik yang pernah bermain di Serie A. Ia punya total penampilan paling banyak, yaitu 305 kali. Koleksi golnya pun terbanyak di antara kompatriotnya, yaitu 96 gol. Kedua rekor itu masih dipegang Vucinic meski dirinya sudah pensiun sejak 2017.

2. Stevan Jovetic membuat belasan gol di Serie A 2011/2012 dan 2012/2013

Stevan Jovetic sukses menyusul capaian Mirko Vucinic di Serie A 2011/2012. Jovetic yang membela Fiorentina membuat 14 gol dalam 27 laga Serie A musim tersebut. Ketajaman Jovetic saat itu terbilang menakjubkan. Pasalnya, ia baru saja absen panjang pada musim sebelumnya akibat cedera ACL.

Jovetic bahkan sukses menembus dua digit gol lagi di Serie A 2012/2013. Kali itu, ia mencetak 13 gol dalam 31 penampilan bersama Fiorentina. Jovetic lalu bertualang ke Inggris dan membela Manchester City. Ia sempat kembali ke Italia dan membela Inter Milan pada 2015–2016. Namun, catatan golnya tak sebanyak saat berbaju Fiorentina.

Secara total, Jovetic mengoleksi 41 gol di Serie A bersama Fiorentina dan Inter Milan. Ia pun menjadi pemain Montenegro tersubur kedua di Serie A sejauh ini. Sayangnya, Jovetic tak pernah meraih trofi apa pun di Italia. Capaian terbaiknya di Serie A hanyalah tiga kali finis di empat besar klasemen.

3. Nikola Krstovic sudah berkontribusi langsung dalam 13 gol Lecce di Serie A 2024/2025

Nikola Krstovic menjadi pemain Montenegro ketiga yang masuk daftar ini. Ia sudah membuat 10 gol dan 3 assist bagi Lecce di Serie A 2024/2025. Artinya, Krstovic sudah berkontribusi langsung dalam 13 dari 23 gol Lecce di Serie A musim ini. Padahal, ini baru merupakan musim kedua di Italia bagi striker 25 tahun itu.

Gol-gol Krstovic juga sering kali menghasilkan poin bagi Lecce. Tepatnya, ada 4 kemenangan dan 1 hasil imbang yang diraih Lecce saat Krstovic membuat gol. Sayangnya, performa Lecce secara keseluruhan tetap buruk. Mereka terpuruk di peringkat 17 klasemen sementara, hanya berjarak satu poin dari zona degradasi.

Jika nantinya Lecce terdegradasi, Krstovic bisa tergoda untuk hengkang. Kebetulan, ketajamannya sudah menarik minat salah satu raksasa Serie A, yaitu Juventus. Krstovic pun berpeluang mengikuti jejak karier Mirko Vucinic. Seperti Vucinic, Krstovic yang bermula dari Lecce bisa jadi bakal hijrah ke Juventus dan meraih sukses.

Tiga pemain di atas mengharumkan nama Montenegro di Serie A Italia dengan mencetak banyak gol. Nikola Krstovic adalah yang terbaru, tetapi kemungkinan tak akan jadi yang terakhir. Siapa lagi pemain Montenegro yang bakal menyusul?

post

Manchester United Ompong, Matheus Cunha Solusinya?

PUSATSCORE Manchester United dilaporkan telah bergerak untuk mendatangkan seorang striker di bursa transfer musim panas 2025. Sosok tersebut adalah Matheus Cunha, yang diyakini dapat mempertajam lini serang Setan Merah.

Memang, sepanjang musim 2024/25, MU sering kesulitan mencetak gol. Alejandro Garnacho dan kawan-kawan bahkan sempat tak mencetak gol dalam tiga laga beruntun di Premier League, periode Desember 2024.

Akhir pekan lalu, tim asuhan Ruben Amorim keok 0-1 saat menjamu Wolves pada matchday 33 Premier League di Old Trafford. Atas kekalahan tersebut, Amorim kesal dengan MU yang begitu ompong.

1. Matheus Cunha solusinya?

Nama Matheus Cunha pun muncul sebagai solusinya. Pakar transfer Fabrizio Romano, menyebut manajemen Setan Merah tengah berusaha untuk mendaratkannya dari Wolves.

Statistik Cunha memang meyakinkan. Bomber Brasil itu telah menceploskan 14 gol dan empat assist dalam 28 penampilannya di Premier League musim ini. Fakta menariknya, tidak ada pemain MU yang mencetak lebih banyak gol dari Cunha.

2. Produktivitas MU memang anjlok

Inkonsistensi performa dan minimnya produktivitas gol dari para penyerang Setan Merah memang tengah menjadi buah bibir. Betapa tidak, di Premier League, MU baru menceploskan 38 gol.

Selisihnya dengan anggota The Big Six lain begitu besar. Liverpool, Arsenal, Manchester City, dan Tottenham Hotspur telah mencetak lebih dari 60 gol. Hanya Chelsea yang belum menorehkan 58 gol, melainkan 58.

3. Legenda dukung MU gaet Cunha

Di sisi lain, legenda MU, Wes Brown mendukung langkah tersebut. Brown yakin Cunha dapat menjadi solusi untuk mengatasi tumpulnya lini depan MU.

“Cunha punya kepribadian dan karakter yang kuat, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dia bisa memberi sesuatu yang saat ini belum dimiliki oleh para penyerang kami,” kata Wes Brown mengutip Talk Sport.

post

7 Pemain Hebat yang Pernah Membela Borussia Dortmund dan Barcelona

PUSAT,BOLA Borussia Dortmund dan FC Barcelona adalah dua klub elite Eropa yang dikenal rajin menghasilkan serta menarik pemain berbakat dari seluruh dunia. Meski berbeda kultur dan gaya bermain, ada beberapa pemain top yang punya pengalaman mengenakan jersey kuning-hitam Dortmund dan juga biru-merah khas Barcelona. Siapa saja mereka? Yuk simak daftarnya!

. Ousmane Dembélé

Nama pertama yang langsung terlintas tentu Dembélé. Pemain asal Prancis ini tampil luar biasa bersama Dortmund musim 2016/17 sebelum diboyong Barcelona dengan mahar fantastis. Meski sempat dilanda cedera, Dembélé tetap menjadi bagian penting skuad Barça selama beberapa musim.


2. Robert Lewandowski

Meski lebih dikenal sebagai legenda Bayern, Lewandowski lebih dulu mencuri perhatian saat membela Dortmund di bawah Jurgen Klopp. Pada 2022, ia bergabung dengan Barcelona dan langsung nyetel sebagai mesin gol utama di La Liga.


3. Marc Bartra

Bartra adalah pemain akademi La Masia yang kesulitan bersaing di skuad utama Barcelona. Ia kemudian pindah ke Dortmund pada 2016 dan menunjukkan performa stabil di lini belakang Die Borussen.


4. Pierre-Emerick Aubameyang

Salah satu striker paling tajam di Bundesliga saat di Dortmund, Aubameyang juga sempat berseragam Barcelona pada 2022. Meski singkat, masa baktinya di Camp Nou cukup impresif dengan mencetak gol-gol krusial.


5. Ilkay Gündogan

Mantan playmaker Dortmund ini menjalani masa keemasan bersama Manchester City sebelum akhirnya pindah ke Barcelona pada 2023. Kepemimpinan dan visi bermainnya sangat dibutuhkan di lini tengah Barça.


6. André Gomes

Meski tidak terlalu bersinar, André Gomes sempat membela Barcelona dan juga pernah menjalani masa peminjaman dari Valencia ke Dortmund di awal kariernya, meski jarang dimainkan secara reguler.


7. Mateu Morey

Bek kanan muda asal Spanyol ini menghabiskan waktu di akademi Barcelona sebelum akhirnya pindah ke Dortmund. Meski kariernya sempat terhambat cedera, Morey tetap punya potensi besar sebagai bek masa depan.


Kesimpulan

Fakta bahwa pemain-pemain hebat bisa menyesuaikan diri dengan dua klub yang memiliki filosofi berbeda ini menunjukkan kualitas luar biasa mereka. Entah itu dari La Masia ke Bundesliga, atau sebaliknya, Borussia Dortmund dan Barcelona tetap jadi destinasi menarik bagi pemain-pemain berbakat.