post

Madura United Sikat Persik, Jaga Asa Bertahan di Liga 1

PUSATSCORE – Madura United sukses membungkam Persik Kediri dengan skor 2-1 pada pekan ke-30 Liga 1 musim 2024/25, Senin (28/4/2025). Ini kemenangan krusial bagi Madura, karena berhasil menjaga jarak dari zona degradasi.

Tampil di depan publik sendiri, Madura United tampil menggebrak sejak peluit kick-off dibunyikan. Laskar Sapeh Kerrab tampak menyengat, meski kurang dominan dalam penguasaan bola.

Itu karena tim asuhan Alfredo Vera begitu efektif ketika melancarkan serangan. Striker Madura, Miljan Skrbic menjadi momok bagi pertahanan Persik.

Upaya Madura pun berbuah manis saat duel baru berusia sembilan menit. Keunggulan tersebut lahir setelah Skrbic menuntaskan umpan Kerim Palic.

Namun, Persik tak tinggal diam. Mereka merespons gol tuan rumah dengan cukup baik. Alhasil, Macan Putih juga tak butuh waktu lama untuk menyamakan kedudukan.

Persik memecah kebuntuan pada menit 19. Majed Osman menggetarkan jala Madura usai menyambar umpan Mario Yagalo.

Duel sempat berjalan alot setelah itu. Skor 1-1 pun bertahan hingga jeda babak.

Pada paruh kedua, Madura langsung melakukan penyegaran, dengan menurunkan Andi Irfan pada menit 46. Masuknya Andi membuat permainan Laskar Sapeh Kerrab lebih cair.

Pendekatan itu ternyata membuahkan hasil. Andi mampu memberikan assist. Upaya Andi membantu Skrbic mencetak brace, menit 65.

Memasuki menit krusial, Persik menggempur pertahanan tuan rumah secara masif. Ze Valente dan kawan-kawan begitu agresif, bahkan melahirkan sejumlah peluang.

Tetapi, tim besutan Divaldo Alves itu kurang klinis ketika mendapat momentum di depan gawang. Persik pun harus menyerah karena skor 2-1 keunggulan Madura bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

Kemenangan ini terasa begitu krusial bagi Madura. Mereka tetap di peringkat 13, sekaligus menjaga asa bertahan di Liga 1. Mereka unggul tujuh poin atas Semen Padang yang berada di zona degradasi, posisi 16.

post

4 Pemain Akademi di Skuad Senior Tottenham Hotspur 2024/2025

PUSATSCORE , Berbeda dari musim sebelumnya, pada 2024/2025 ini Tottenham Hotspur terlihat mengalami penurunan performa signifikan. Bukan tanpa sebab, skuad asuhan Ange Postecoglou ini sedang menghiasi papan bawah dengan menduduki peringkat ke-16 hingga pekan ke-34 di English Premier League (EPL). Selain itu, mereka juga sudah tersingkir dari ajang FA Cup dan EFL Cup. Beruntung, The Lilywhites masih menjaga nyala api semangat karena berhasil masuk babak semifinal UEFA Europa League.

Tottenham Hotspur sendiri diperkuat oleh sebanyak 30 penggawa yang diplot menjalankan berbagai tugas. Selain menambah kekuatan dengan cara memanfaatkan bursa transfer, tim London Utara ini tidak lupa memberikan kesempatan kepada talenta akademinya. Total, terdapat empat pemain jebolan akademi yang membela skuad senior The Lilywhites pada 2024/2025. Berikut daftar pesepak bola yang dimaksud serta sumbangsihnya per 28 April 2025.

1. Dane Scarlett masih kesulitan bersaing di posisi penyerang tengah

Dane Scarlett adalah ujung tombak yang mengenyam pendidikan bersama akademi sepak bola Tottenham Hotspur. Talenta kelahiran London ini bermain di berbagai kategori umur. Selain itu, dia juga pernah dikirim dengan status pinjaman kepada Portsmouh, Hal tersebut dilakukan agar ia mendapat banyak pengalaman. Setelah itu, Scarlett berhasil dipromosikan ke skuad senior The Lilywhites pada musim panas 2023.

Dane Scarlett langsung dipinjamkan oleh Tottenham Hotspur dan kali ini kepada Ipswich Town. Talenta yang kini berusia 21 tahun ini selalu tampil sebagai pengganti sehingga mendapat menit bermain yang minim. Meski begitu, dirinya mampu diplot untuk mengisi posisi penyerang tengah, penyerang sayap kiri, dan penyerang bayangan bersama The Tractor Boys. Dia mencatatkan total kontribusi dalam 12 pertandingan di Champioship.

Hanya bertahan singkat, Dane Scarlett kembali membela Tottenham Hotspur pada musim dingin 2024. Tak berjalan sesuai harapan, dirinya kesulitan mendapat kesempatan bermain reguler. Dia selalu diturunkan sebagai pengganti karena ketatnya persaingan, khususnya di lini depan. Scarlett sendiri menyisakan kontrak yang berlaku sampai 2027 bersama skuad London Utara tersebut.

Tottenham Hotspur membuat keputusan untuk meminjamkan Dane Scarlett kepada Oxford United pada musim panas 2024. Penyerang bertinggi 180 cm tersebut sanggup menambah kedalaman kekuatan lini depan The U’s. Dirinya beberapa kali mendapat kesempatan tampil sejak menit pertama. Ini sangat penting untuk meningkatkan jam terbang. Hasilnya, Scarlett bisa mengukir 4 gol dan 1 assist dari total 22 pertandingan di berbagai ajang.

Berkat kinerja menjanjikan saat masa peminjaman, Tottenham Hotspur kembali memanggil Dane Scarlett pada musim dingin 2025. Dirinya ternyata masih kesulitan menembus skuad utama The Lilywhites. Meski begitu, kehadirannya memperkaya pilihan, khususnya di posisi penyerang tengah. Hingga pekan ke-34, dia tampil dalam 5 pertandingan dengan mencetak 1 gol dan 2 assist di berbagai kompetisi 2024/2025. Sejauh ini, Scarlett mencatatkan total kontribusi sebanyak 22 kali dengan mengukir 1 gol dan 3 assist.

2. Mikey Moore tidak diturunkan secara reguler

Mikey Moore merupakan penyerang sayap kiri yang menimba ilmu bersama akademi sepak bola Tottenham Hotspur. Putra daerah asli London ini telah melalui persaingan di berbagai kelompok umur. Usahanya membuahkan hasil, dia dinilai memiliki prospek cerah sehingga The Lilywhites mempromosikannya ke skuad senior pada musim panas 2024. Selain itu, Moore juga dipagari kontrak yang berlaku sampai 2027.

Mikey Moore ternyata tidak diturunkan secara reguler bersama Tottenham Hotspur. Pemain yang kini berusia 17 tahun ini juga sempat terjangkit virus sehingga absen dalam beberapa laga. Meski begitu, kehadirannya menambah opsi di posisi penyerang sayap dan gelandang sayap tergantung kebutuhan taktik tim London Utara tersebut. Dia telah mencetak 1 gol dan 2 assist dari 16 pertandingan di berbagai kompetisi 2024/2025. Sejauh ini, Moore membuat total 18 penampilan dengan mencetak 1 gol dan 2 assist.

3. Brandon Austin melakoni tugas sebagai kiper keempat

Brandon Austin merupakan kiper binaan akademi sepak bola Tottenham Hotspur. Pesepak bola kelahiran Hemel Hempstead ini lantas ditempa di berbagai jenjang umur. Tak hanya itu, dirinya juga sempat dikirim dengan status pinjaman ke beberapa tim seperti Viborg FF dan Orlando City SC. Langkah tersebut sangat penting bagi talenta muda agar bisa memperoleh jam terbang. Setelah bertualang, The Lilywhites sepakat untuk mempromosikan Austin ke skuad senior pada musim panas 2021.

Langkahnya terjal, Brandon Austin ternyata harus puas diplot sebagai pelapis dalam skema taktik Tottenham Hotspur. Talenta yang kini berusia 26 tahun tersebut sempat menjalankan tugas kiper ketiga dan keempat sehingga menjadi langganan bangku cadangan tim London Utara tersebut. Meski begitu, dirinya mendapat perpanjangan kontrak yang berlaku sampai 2029.

Tak jauh berbeda dari musim sebelumnya, Brandon Austin masih melakoni tugas sebagai kiper keempat dari Tottenham Hotspur. Talenta berkebangsaan Inggris tersebut belum bisa menggeser Guglielmo Vicario dari skuad inti. Dirinya baru diturunkan dalam 3 laga dengan kebobolan 4 gol dan menciptakan 1 clean sheet hingga pekan ke-34 di berbagai kompetisi 2024/2025.

4. Alfie Whiteman belum bermain hingga pekan ke-34 pada 2024/2025

Selain Brandon Austin, Alfie Whiteman juga merupakan kiper jebolan akademi sepak bola Tottenham Hotspur. Talenta kelahiran London ini telah diberikan kesempatan merumput di berbagai kategori umur. Hasilnya, dirinya mampu mencuri perhatian sehingga dipilih untuk promosi ke skuad senior The Lilywhites pada musim panas 2019.

Alfie Whiteman kesulitan bersaing sehingga minim kontribusi bersama Tottenham Hotspur. Pesepak bola yang kini berusia 26 tahun tersebut kemudian dipinjamkan kepada Degerfors IF pada musim panas 2021. Meski berstatus pinjaman, dia sering dipecaya sebagai kiper utama sehingga bisa mengumpulkan menit bermain. Whiteman telah mencatatkan total penampilan sebanyak 34 kali dengan kebobolan 64 gol dan membuat 3 clean sheet untuk Bruket.

Alfie Whiteman kembali memperkuat Tottenham Hotspur sejak musim dingin 2023. Dia juga mendapat perpanjangan kontrak berdurasi sampai 2025 untuk The Lilywhites. Pesepak bola bertinggi 188 cm ini juga sempat absen lama karena mengalami cedera ankle dan cedera otot. Selepas pulih, dirinya masih kesulitan mendapat kesempatan reguler dan belum tampil sama sekali hingga pekan ke-34 2024/2025. Sementara ini, Whiteman baru mencatatkan total kontribusi dalam 1 laga dengan menciptakan 1 clean sheet.

Alfie Whiteman menjadi satu-satunya yang belum diturunkan hingga pekan ke-34 EPL 2024/2025 bersama Tottenham Hotspur. Dane Scarlett, Mikey Moore, dan Brandon Austin sudah menunjukkan kontribusi tetapi kesulitan bersaing di skuad utama The Lilywhites. Menurutmu, siapakah yang nantinya bisa menjelma sebagai tumpuan permainan tim London Utara tersebut?

post

Waktu Mepet, Kapan Real Madrid dan Carlo Ancelotti Berpisah?

Pusat,Bola – Masa depan Carlo Ancelotti bersama Real Madrid kembali menjadi sorotan. Meski musim ini berjalan cukup positif, tekanan dan spekulasi soal kapan Ancelotti akan meninggalkan kursi pelatih semakin menguat seiring mendekatnya akhir musim 2024/2025.

Pertemuan Ancelotti serta Perez Jadi Penentu Masa Depan

Bagi laporan Relevo, Ancelotti tidak hendak mendampingi Real Madrid di ajang Piala Dunia Antarklub pada Juni serta Juli mendatang. Selaku gantinya, Xabi Alonso ataupun Direktur Berolahraga Santiago Solari disebut- sebut hendak mengambil alih selaku pelatih.

Marca apalagi mengatakan kalau keputusan soal masa depan Ancelotti tinggal menunggu hitungan hari. Dalam waktu dekat, dia dijadwalkan berjumpa Presiden Florentino Perez buat mendiskusikan alibi kegagalan masa ini serta langkah selanjutnya.

Xabi Alonso sendiri dikala ini masih mempersiapkan masa depan bersama Bayer Leverkusen, tetapi senantiasa menunggu pertumbuhan dari Madrid. Keputusan dari Real Madrid hendak sangat memastikan langkah keduanya dalam waktu dekat.

Ancelotti Masih Ragu Soal Agenda Bersama Brasil

Cadena SER memberi tahu kalau Ancelotti sesungguhnya belum seluruhnya percaya buat langsung mengetuai Brasil dalam pertandingan melawan Ekuador pada 4 Juni. Dia diucap lebih memilah istirahat sejenak serta absen di kualifikasi bulan Juni.

Walaupun demikian, Federasi Sepak Bola Brasil senantiasa berharap Ancelotti telah mulai bekerja semenjak pertandingan melawan Paraguay serta Ekuador di bulan Juli. Keadaan ini membuat waktu jadi aspek krusial dalam proses transisi ini.

Bila Ancelotti sukses bawa Real Madrid menjuarai La Liga, situasinya dapat jadi lebih rumit. Tetapi, terlepas dari hasil akhir masa ini, Ancelotti nyatanya telah merasa kalau waktunya bersama Los Blancos nyaris berakhir.

post

🟥 5 Pemain yang Merusak Warisannya di Manchester United

Manchester United dikenal sebagai klub besar dengan sejarah panjang yang penuh prestasi. Banyak legenda telah lahir di Old Trafford dan menjadi kebanggaan para penggemar. Namun, tidak semua pemain mampu menjaga citra baik selama mengenakan seragam Manchester United. Beberapa justru merusak citra mereka sendiri akibat tindakan kontroversial atau keputusan yang berujung kekecewaan.​

1. Marcus Rashford

Marcus Rashford adalah lulusan akademi Manchester United yang sempat dipuja. Dia mencetak gol penting sejak usia muda dan dianggap sebagai masa depan klub. Namun, performanya menurun drastis dalam beberapa musim terakhir, dan keputusan manajer Ruben Amorim untuk meminjamkannya ke Aston Villa menuai kontroversi. Amorim mengakui bahwa keputusan tersebut berdampak negatif pada tim, dengan kehilangan sekitar sepuluh gol musim ini. ​

2. Owen Hargreaves

Owen Hargreaves tampil bagus di musim pertamanya bersama Manchester United. Ia mencetak gol krusial dan menjadi penendang penalti penting di final Liga Champions. Namun, cedera yang berulang membuat kontribusinya terbatas. Sir Alex Ferguson bahkan menyebutnya sebagai salah satu rekrutan paling mengecewakan. ​

3. Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo kembali ke Manchester United dengan harapan besar. Namun, hubungan yang memburuk dengan manajer Erik ten Hag dan wawancara kontroversial yang dilakukannya membuat kepergiannya dari klub menjadi tidak terhormat. Hal ini mencoreng warisan gemilang yang telah ia bangun di periode pertamanya bersama klub. ​

4. Paul Pogba

Paul Pogba kembali ke Manchester United dengan status sebagai pemain termahal dunia saat itu. Namun, performanya yang inkonsisten dan seringnya terlibat dalam kontroversi membuatnya gagal memenuhi ekspektasi. Pogba akhirnya meninggalkan klub dengan status bebas transfer, meninggalkan warisan yang jauh dari harapan. ​

5. Carlos Tevez

Carlos Tevez awalnya menjadi pahlawan di Manchester United, membantu klub meraih berbagai gelar. Namun, keputusannya untuk pindah langsung ke rival sekota, Manchester City, membuat banyak penggemar merasa dikhianati. Langkah ini merusak citra positif yang telah ia bangun selama di Old Trafford. ​

post

5 Manajer Liverpool yang Langsung Meraih Trofi pada Musim Debut

PUSATSCORE , Liverpool akhirnya resmi menjuarai English Premier League (EPL) 2024/2025. The Reds memastikan gelar usai membantai Tottenham Hotspur 5-1 pada pekan ke-34. Liverpool pun menambah koleksi trofi divisi utama Liga Inggris mereka menjadi 20 buah. Mereka kini sah menjadi klub tersukses di Liga Inggris, sejajar dengan Manchester United.

Keberhasilan Liverpool musim ini tentu tak lepas dari buah kerja keras para pemain. Namun, ada satu sosok yang patut lebih disorot, yaitu Arne Slot. Pelatih asal Belanda itu membuktikan kualitasnya dengan langsung membawa Liverpool juara. Padahal, ini adalah musim perdana Slot menangani Si Merah.

Slot pun menjadi pelatih atau manajer Liverpool terbaru yang meraih trofi pada musim pertama. Prestasi itu tak sembarangan karena hanya beberapa nama yang bisa meraihnya. Bahkan manajer top sekelas Juergen Klopp pun tak termasuk. Termasuk Slot, inilah lima manajer terakhir Liverpool yang berhasil melakukannya.

1. Bob Paisley meraih 20 trofi sebagai manajer Liverpool, dimulai dengan Charity Shield 1974

Bob Paisley adalah manajer Liverpool dengan koleksi trofi terbanyak sepanjang masa. Paisley merupakan manajer asal Inggris yang menangani Liverpool pada 1974–1983. Dalam 9 musim, ia mempersembahkan 20 trofi bagi The Reds. Padahal, musim debut Paisley sebagai nakhoda Liverpool terbilang tak istimewa.

Paisley memang langsung meraih satu trofi pada musim pertamanya menangani Liverpool. Namun, raihannya terbilang kurang bergengsi, yaitu Charity Shield 1974. Ternyata, itu menjadi awal koleksi 20 gelar yang ia raih sebagai manajer Liverpool.

Raihan trofi Paisley mencakup 6 trofi divisi utama Liga Inggris dan 3 Liga Champions Eropa. Ia pun menjadi manajer pertama yang memenangi tiga trofi Liga Champions. Setelah selesai menangani Liverpool pada 1983, Paisley langsung pensiun. Namun, ia masih dikenang sebagai manajer terbaik Liverpool hingga kini.

2. Joe Fagan langsung membawa Liverpool meraih tiga trofi pada musim debutnya

Sepeninggal Bob Paisley, Liverpool harus mencari manajer pengganti yang bisa meneruskan sukses. Sosok yang terpilih adalah asisten Paisley sendiri, yaitu Joe Fagan. Meski pernah jadi asisten, pemilihan Fagan tetap terbilang tak disangka. Pasalnya, Fagan tak punya pengalaman sebagai manajer sebelumnya.

Hebatnya, Fagan langsung membuktikan kualitasnya pada musim pertamanya. Ia sukses membawa Liverpool memenangi tiga kompetisi pada 1983/1984. The Reds juara divisi utama Liga Inggris, Liga Champions Eropa, dan Piala Liga Inggris. Liverpool pun menjadi klub Inggris pertama yang memenangi tiga trofi dalam 1 musim.

Sayangnya, Fagan gagal meneruskan kesuksesannya pada 1984/1985. Liverpool hanya menjadi runner-up Liga Inggris dan Liga Champions, serta gugur pada semifinal Piala FA. Pada akhir musim, Fagan memutuskan untuk pensiun dari dunia kepelatihan.

3. Kenny Dalglish mulai menjadi player-manager Liverpool pada 1985/1986 dan meraih double winner

Manajer pengganti Joe Fagan juga langsung meraih trofi pada musim debutnya melatih Liverpool. Ia adalah Kenny Dalglish, yang mulai menjabat pada 1985/1986. Dalglish sebenarnya saat itu belum gantung sepatu. Maka, ia berperan sebagai player-manager alias pemain sekaligus manajer.

Hebatnya, Dalglish mengemban peran ganda tersebut dengan baik. Sebagai pemain, ia tampil 29 kali sepanjang 1985/1986 dan membuat 5 gol serta 14 assist. Sebagai manajer, racikan strateginya membawa Liverpool meraih double winner. The Reds sukses menyabet trofi Liga Inggris dan Piala FA.

Dalglish terus menjabat sebagai manajer Liverpool hingga 1991. Pria Skotlandia itu juga sempat kembali membesut The Reds pada 2011–2012. Secara total, Dalglish membawa Liverpool memenangi sepuluh trofi mayor, hanya kalah dari Bob Paisley.

4. Rafael Benitez membawa Liverpool juara Liga Champions Eropa 2004/2005

Pada abad ke-21, manajer Liverpool pertama yang meraih trofi pada musim debut adalah Rafael Benitez. Tak tanggung-tanggung, Benitez langsung membawa The Reds juara Liga Champions 2004/2005. Prosesnya pun luar biasa karena sempat melibatkan comeback fantastis pada laga final.

Setelah itu, Benitez sempat mempersembahkan tambahan tiga trofi bagi Liverpool. Mereka memenangi Piala Super UEFA 2005, Piala FA 2005/2006, dan Community Shield 2006. Sayangnya, Benitez tak berhasil membawa Si Merah berjaya di liga domestik. Raihan terbaik pria Spanyol itu di EPL adalah menjadi runner-up pada 2008/2009.

5. Arne Slot mempersembahkan trofi Premier League kedua bagi Liverpool pada 2024/2025

Arne Slot adalah pelatih Liverpool terbaru yang langsung meraih trofi pada musim debut. Slot baru mulai membesut Liverpool pada awal 2024/2025. Ia menggantikan Juergen Klopp, yang membawa Si Merah juara EPL untuk pertama kali pada 2019/2020. Kini, Slot sukses mempersembahkan trofi Premier League kedua bagi mereka.

Keberhasilan Slot menghasilkan beberapa catatan menarik. Slot adalah pelatih Belanda pertama yang menjuarai Premier League. Ia juga menjadi pelatih atau manajer kelima yang langsung juara pada musim debut di EPL. Slot menyusul raihan Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Manuel Pellegrini, dan Antonio Conte. 

Arne Slot menyusul para manajer top Liverpool yang langsung meraih trofi pada musim debutnya. Para pendahulu Slot itu juga akhirnya tak hanya memenangi satu gelar selama membesut Liverpool. Apakah Slot juga mampu menambah raihan trofi bareng The Reds musim depan?

post

4 Pemain Inter Milan Terakhir yang Dibeli Permanen AS Roma

PUSATSCORE , Inter Milan beberapa kali menjual pemainnya kepada sesama klub besar Serie A Italia, seperti AS Roma. Mereka rata-rata mampu tampil apik bersama AS Roma dan bertahan lebih dari 2 tahun. Uniknya, AS Roma tidak pernah mengeluarkan biaya transfer lebih dari 10 juta euro atau Rp191 miliar kala membeli pemain Inter Milan. Berikut empat pemain Inter Milan terakhir yang dibeli permanen AS Roma per 27 April 2025.

1. Nicolas Burdisso mampu tampil solid di lini belakang AS Roma

Nicolas Burdisso bermain untuk Inter Milan selama 5 tahun sejak pertama kali bergabung dari Boca Juniors pada Juli 2004. Bek tengah asal Argentina itu tercatat mengoleksi 139 penampilan dengan menorehkan 8 gol dan 5 assist bersama Inter Milan pada 2004–2009. Burdisso turut berkontribusi dalam raihan gelar juara Serie A Inter Milan 4 musim beruntun pada 2005/2006–2008/2009.

Ia kemudian pindah ke AS Roma dengan status pinjaman pada musim panas 2009. Burdisso tampil solid di lini belakang I Giallorossi dengan mencatat 44 penampilan di semua kompetisi pada 2009/2010. Ia akhirnya dipermanenkan AS Roma dengan biaya transfer sebesar 8 juta euro atau Rp153 miliar. Secara keseluruhan, Burdisso bermain dalam 131 pertandingan dengan catatan 6 gol bersama AS Roma pada 2009–2014.

2. Juan Jesus mencatat lebih dari seratus laga bersama Inter Milan dan AS Roma

Juan Jesus bergabung dengan Inter Milan dari Internacional pada Januari 2012. Ia tampil dalam 142 pertandingan di semua kompetisi selama berseragam I Nerazzurri. Jesus lalu dipinjamkan kepada AS Roma pada Juli 2016.

Performanya cukup mengesankan meski hanya bermain dalam 33 laga di semua kompetisi pada 2016/2017. AS Roma mempermanenkan Jesus dengan biaya transfer sebesar 8 juta euro atau Rp153 miliar pada musim panas 2017. Ia total tampil dalam 102 laga di semua kompetisi kala membela I Giallorossi pada 2016–2021. Jesus kemudian dilepas secara gratis kepada Napoli pada Agustus 2021.

3. Davide Santon menutup kariernya sebagai pemain bersama AS Roma

Davide Santon merupakan bek kiri jebolan akademi Inter Milan. Ia sempat disebut-sebut sebagai bek sayap potensial kala mencatat 20 penampilan di semua kompetisi pada musim perdananya bermain untuk tim utama Inter Milan pada 2008/2009. Namun, Santon tampil inkonsisten sehingga sempat dipinjamkan kepada Cesena pada Januari–Juli 2011 dan dijual kepada Newcastle United pada Agustus 2011.

Santon kembali ke Inter Milan sebagai pemain pinjaman pada Februari 2015 dan dipermanenkan 6 bulan kemudian. Secara keseluruhan, ia bermain dalam 110 laga di semua kompetisi selama membela Inter Milan dalam dua periode pada 2008–2011 dan Februari 2015–Juli 2018. Santon lalu hengkang ke AS Roma dengan biaya transfer sebesar 9,5 juta euro atau Rp182 miliar. Ia tampil dalam 53 pertandingan di semua kompetisi pada 2018–2021. Santon memutuskan pensiun sebagai pemain usai kontraknya bersama AS Roma habis pada musim panas 2022.

4. Nicolo Zaniolo sempat disebut-sebut penerus Francesco Totti di AS Roma

Nicolo Zaniolo menampilkan performa apik kala bermain untuk Inter Milan U-19 di UEFA Youth League dengan catatan 2 assist dalam 6 laga pada 2017/2018. Belum sempat bermain untuk tim utama Inter Milan, ia langsung pindah ke AS Roma dengan biaya transfer sebesar 6,75 juta euro atau Rp129 miliar pada Juli 2018. Zaniolo mengalami perkembangan karier cukup pesat selama membela AS Roma pada 2018–2023.

Ia mencetak 24 gol dan 18 assist dalam 128 pertandingan di semua kompetisi. Zaniolo sempat disebut-sebut sebagai penerus Francesco Totti yang sama-sama bermain di posisi gelandang serang dan second striker. Namun, ia berkonflik dengan pelatih AS Roma kala itu, Jose Mourinho, dan manajemen terkait kontrak, sehingga dilepas kepada Galatasaray pada Februari 2023.

Dari empat pemain di atas, hanya Santon yang tidak mencatat lebih dari seratus penampilan bersama AS Roma. Di sisi lain, Zaniolo menjadi satu-satunya pemain yang mampu mempersembahkan gelar juara bergengsi kepada AS Roma, yaitu Liga Konferensi Eropa (UECL) 2021/2022. Sementara, striker muda asal Albania, Kevin Zefi, pindah dari Inter Milan U-20 ke AS Roma U-20 pada Januari 2024. Namun, sang pemain belum mencatat penampilan di tim utama AS Roma.

post

4 Trofi Jamie Vardy bersama Leicester City

Kabar mengejutkan datang dari salah satu striker gaek di English Premier League 2024/2025, yakni Jamie Vardy. Setelah gagal membawa Leicester City bertahan di kasta teratas sepak bola Inggris, dirinya dikabarkan akan hengkang pada musim panas 2025 mendatang. Keputusan tersebut sekaligus mengakhiri kebersamaannya yang luar biasa dengan klub berjuluk The Foxes sejak 2012.

Selama menjadi bagian dari Leicester City, Vardy telah melalui berbagai momen mengesankan. Ia menjadi sosok penting di balik keberhasilan The Foxes meraih berbagai trofi. Berikut koleksi trofi Jamie Vardy selama berseragam Leicester City.

1. Jamie Vardy membawa Leicester City juara Championship sebanyak dua kali

Bersama Leicester City, Jamie Vardy telah dua kali menjuarai kasta kedua Inggris, EFL Championship. Menariknya, ia selalu menjadi pemain penting dalam keberhasilan tersebut. Ketajamannya dalam membobol gawang memberi dampak yang begitu positif terhadap hasil yang diraih The Foxes.

Di Championship 2013/2014, Leicester City keluar sebagai juara dengan kontribusi yang begitu apik dari Vardy. Sang pemain tampil tajam dengan mengemas 16 gol dan 10 assist. Kemudian, sedekade berikutnya (2023/2024), ia kembali membawa The Foxes promosi ke EPL dengan menjuarai Championship. Di kompetisi tersebut, ia mengoleksi 18 gol dan 2 assist

2. Jamie Vardy menjadi pemain terbaik dan membawa Leicester City juara EPL 2015/2016

Gelar juara EPL 2015/2016 tampaknya menjadi pencapaian terbaik bagi Jamie Vardy selama membela Leicester City. Secara mengejutkan, The Foxes yang ditangani oleh Claudio Ranieri berhasil mengakhiri kompetisi sebagai juara dan mengungguli tim-tim raksasa. Dengan total 81 poin, Vardy dan kolega finis di peringkat pertama, berjarak 10 poin dari Arsenal sebagai runner-up.

Peran Vardy atas keberhasilan yang bersejarah tersebut begitu krusial. Diturunkan dalam 36 pertandingan, ia mengemas 24 gol dan 7 assist. Performa yang cemerlang sepanjang musim juga membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik. 

3. Jamie Vardy membawa Leicester City juara FA Cup 2020/2021

Jamie Vardy mengoleksi satu titel juara FA Cup.. Pencapain tersebut diraih bersama Leicester City pada 2020/2021. Meski tak mencetak gol atau assist di ajang tersebut, perannya sebagai ujung tombak begitu krusial.

Perjalanan The Foxes menjuarai FA Cup 2020/2021 tak dilalui dengan mudah. Mereka sempat menyingkirkan Brighton & Hove Albion, Manchester United, dan Southampton sebelum akhirnya bertemu Chelsea di final. Di partai puncak, para penggawa Leicester City, termasuk Vardy, tersenyum lebar setelah mengalahkan The Blues dengan skor 1-0.

4. Jamie Vardy memimpin Leicester City saat menjuarai Community Shield

Titel juara Community Shield 2021/2022 menjadi trofi terakhir yang diraih Jamie Vardy bersama Leicester City. Mereka meraihnya setelah meraih kemenangan tipis 1-0 atas Manchester City pada laga penentuan. Pada laga tersebut, Vardy bertindak sebagai kapten tim dan bermain selama 71 menit.

Duel yang berlangsung di Wembley Stadium tersebut berlangsung sengit. Ferran Torres yang dipasang sebagai ujung tombak The Citizens gagal membobol gawang The Foxes yang dijaga oleh Kasper Schmeichel. Di sisi lain, Kelechi Iheanacho yang masuk ke lapangan pada menit 78 muncul sebagai pahlawan kemenangan The Foxes lewat gol yang ia cetak pada menit 89.

Selama membela Leicester City, Jamie Vardy membuktikan diri sebagai penyerang menakutkan. Salah satu buktinya ialah saat ia meraih gelar top skor EPL 2019/2020 dengan total 23 gol. Selain itu, pemain kelahiran Sheffield, Inggris, tersebut juga menjadi pemain tersubur sepanjang sejarah Leicester City dengan total 198 gol per 25 April 2025.

post

3 Tim yang Belum Pernah Kalah di Final Coppa Italia

PUSATSCORE , Bologna sukses menembus final Coppa Italia 2024/2025 usai menekuk Empoli pada semifinal dengan agregat mencolok 5-1. Pada final, Bologna sudah ditunggu AC Milan yang mengalahkan sang rival sekota, Inter Milan, dengan agregat serupa. Bagi Bologna, ini merupakan kali ketiga mereka melangkah ke final Coppa Italia.

Menariknya, tim berjuluk I Rossoblu tersebut tak pernah kalah dalam dua lawatan ke final sebelumnya. Hal itu jelas berbanding terbalik dengan AC Milan yang takluk sebanyak 9 kali di final meski memiliki 5 trofi. Termasuk Bologna, hanya ada tiga tim yang tak pernah kalah di final Coppa Italia.

1. Vado merupakan juara edisi perdana Coppa Italia pada 1922

Vado FC mungkin terdengar asing bagi para pecinta sepak bola Italia. Hal itu tak mengherankan karena tim yang didirikan pada 1913 tersebut tengah berada di Serie D Italia atau kasta keempat sepak bola Italia pada 2024/2025 ini. Meski begitu, nama Vado akan selalu terukir dalam buku sejarah sebagai pemenang edisi pertama Coppa Italia pada 1922.

Perjalanan Vado dimulai dengan mengalahkan Fiorente 4-3 pada babak pertama. Mereka kemudian memulangkan Molassana dan Juventus Italia pada dua babak berikutnya. Vado mencapai final usai menumbangkan Pro Livorno dan Libertas Firenze.

Pada partai final, Vado sudah ditunggu Udinese. Pertandingan berjalan alot yang membuat kedua tim tak mampu mencetak gol selama 90 menit. Vado akhirnya keluar sebagai juara berkat golden goal Virgilio Levratto pada perpanjangan waktu. Trofi Coppa Italia 1922 masih menjadi satu-satunya trofi mayor yang diraih Vado.

2. Vicenza meraih satu-satunya gelar juara Coppa Italia pada 1996/1997

Vicenza, yang pada 2024/2025 ini bermain di Serie C Italia atau kasta ketiga sepak bola Italia, memiliki sejarah yang cukup apik sebagai tim. Mereka pernah menjadi runner-up Serie A Italia 1977/1978 dengan status sebagai tim promosi. Vicenza juga pernah memiliki dua pemain yang kemudian meraih Ballon d’Or, yakni Paolo Rossi dan Roberto Baggio.

Prestasi terbaik Vicenza datang pada 1996/1997 ketika sukses menjuarai Coppa Italia. Tim berjuluk Biancorossi tersebut mengalahkan Lucchese dan Genoa pada dua babak awal. Mereka kemudian membuat kejutan dengan menyingkirkan AC Milan pada perempat final. Vicenza lantas menyingkirkan Bologna untuk menantang Napoli di final.

Pada leg pertama, Vicenza yang bertandang ke markas Napoli takluk 0-1 dari gol Fabio Pecchia. Biancorossi sukses membalikkan keadaan pada leg kedua yang dimainkan di Stadio Romeno Menti. Gol Giampiero Maini membuat agregat menjadi 1-1 sekaligus memaksa laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu.

Vicenza yang tampil di kandang sendiri mampu menambah dua gol berkat aksi Maurizio Rossi dan Alessandro Iannuzzi. Kemenangan 3-0 membuat Vicenza keluar sebagai juara dengan agregat 3-1. Gelar juara tersebut sekaligus membuat Vicenza meraih satu tiket ke Piala Winners, di mana mereka sukses melaju hingga semifinal.

3. Bologna belum pernah kalah dalam dua lawatan ke final Coppa Italia

Bologna akan menantang AC Milan pada final Coppa Italia 2024/2025. I Rossoblu melangkah ke final usai menyingkirkan Monza, Atalanta, dan Empoli pada babak-babak sebelumnya. Bologna punya rekor apik ketika tampil di final Coppa Italia dengan selalu menjadi juara dalam dua lawatan sebelumnya.

Gelar juara Coppa Italia pertama Bologna hadir pada 1969/1970. Saat itu, format Coppa Italia masih menggunakan fase grup. Bologna sukses memuncaki Grup 9 yang juga diisi Cesena, Modena, dan Reggiana. Mereka kemudian mengalahkan Juventus pada perempat final dengan skor 1-0 melalui partai ulangan.

Babak final Coppa italia kembali menggunakan format grup yang diisi empat tim, yakni Bologna, Torino, Cagliari, dan Varese. Bologna sukses menjadi juara setelah meraup 9 poin dari 6 pertandingan. Bologna berjarak satu poin dari Torino yang keluar sebagai runner-up.

Bologna mampu mengulangi prestasi serupa pada 1973/1974. Pada fase grup pertama, Bologna sukses memuncaki Grup 6 yang juga diisi Napoli, Reggiana, Avellino, dan Genoa. Pada fase grup kedua, Bologna sukses mengungguli Inter Milan, AC Milan, dan Atalanta di Grup A untuk menjadi pemuncak klasemen sekaligus melangkah ke final. 

Pada partai final, Bologna sudah ditunggu Palermo yang merupakan pemuncak Grup B. Pertandingan saat itu berlangsung hingga babak adu penalti setelah gol Palermo yang dicetak Sergio Magistrelli mampu disamakan oleh Giuseppe Savoldi. Bologna yang tampil lebih tenang pada adu penalti akhirnya sukses menjadi juara Coppa Italia untuk kali kedua.

Vado, Vicenza, dan Bologna menjadi tiga tim yang belum pernah kalah di final Coppa Italia. Dari tiga tim tersebut, Bologna menjadi satu-satunya yang meraih lebih dari satu gelar juara. Lantas, apakah rekor sempurna Bologna masih akan berlanjut ketika berhadapan dengan AC Milan pada final Coppa Italia 2024/2025?

post

Selamat! Barcelona Juara Copa del Rey 2024/ 2025

Pusat,bola – Barcelona sukses mencapai gelar juara Copa del Rey 2024/ 2025 sehabis mengalahkan Real Madrid dengan skor 3- 2. Laga final yang berlangsung di Stadion La Cartuja pada Pekan( 27/ 4/ 2025) dini hari Wib ini menyajikan drama yang tidak terlupakan.

Pertandingan yang berlangsung sengit ini wajib dilanjutkan ke extra time sehabis skor imbang 2- 2 di waktu wajar. Barcelona kesimpulannya keluar selaku pemenang berkat berhasil Jules Kounde di menit 116.

Ini ialah trofi kedua Barcelona di masa ini sehabis Supercopa de Espana sehingga memperlihatkan konsistensi mereka dalam kompetisi dalam negeri. Sedangkan itu, Real Madrid wajib menelan kapsul getir walaupun tampak dengan semangat pantang menyerah.

Kemenangan ini terus menjadi memperteguh status Barcelona selaku salah satu klub terbaik di Eropa. Ribuan pendukung Blaugrana di stadion bersorak gembira memperingati gelar ini.

Performa serta Berhasil Penentu Barcelona

Barcelona mengawali pertandingan dengan penuh yakin diri serta memahami game semenjak menit awal. Pedri membuka keunggulan buat Barcelona pada menit ke- 28, bawa mereka mengetuai sedangkan.

Tetapi, Real Madrid tidak tinggal diam. Kylian Mbappe sukses membandingkan peran pada menit ke- 70, serta 7 menit setelah itu Aurelien Tchouameni membuat skor jadi 2- 1 buat Madrid.

Barcelona terus menampilkan tekad yang kokoh serta sukses membandingkan peran melalui berhasil Ferran Torres pada menit ke- 84. Dengan skor imbang 2- 2, pertandingan bersinambung ke babak extra time.

Pada babak bonus, Barcelona tampak lebih tajam dalam melanda. Sehabis sebagian upaya yang kandas, Jules Kounde mencetak berhasil kemenangan pada menit ke- 116.

post

Satu Alasan yang Bisa Bikin Raphinha Tinggalkan Barcelona: Persaingan yang Semakin Panas!

Pusat,Bola – Di tengah stabilnya performa Barcelona musim ini, muncul satu kabar yang cukup mengejutkan: Raphinha dikabarkan mulai mempertimbangkan masa depannya di Camp Nou. Bukan karena masalah gaji atau ketidakcocokan taktik, tapi satu alasan sederhana yang bisa mengubah segalanya: persaingan ketat di lini depan.

Kedatangan Bintang Muda Memanaskan Persaingan
Barcelona saat ini dipenuhi banyak talenta muda berbakat di sektor sayap. Kehadiran pemain seperti Lamine Yamal, yang tampil luar biasa di usia belia, serta kebangkitan performa Ferran Torres membuat posisi Raphinha mulai terancam.

Meskipun Raphinha tampil cukup solid, dengan kontribusi gol dan assist yang konsisten, tekanan untuk selalu tampil sempurna semakin besar. Dalam beberapa laga penting, Xavi bahkan lebih memilih pemain lain untuk mengisi starting XI.

Komentar Raphinha yang Membuat Spekulasi Meningkat
Dalam sebuah wawancara singkat usai pertandingan, Raphinha sempat melontarkan kalimat yang membangkitkan spekulasi:

“Saya ingin bermain lebih banyak. Setiap pemain ingin merasa penting, dan saya tidak berbeda. Kita lihat saja apa yang terjadi ke depan.”

Kalimat sederhana ini langsung membuat rumor transfer menyeruak, terutama dari klub-klub Premier League yang sebelumnya memang sudah mengincar winger Brasil tersebut.

Premier League Menunggu dengan Tangan Terbuka
Beberapa klub Inggris, termasuk Chelsea dan Newcastle United, dikabarkan siap menampung Raphinha jika ia memutuskan hengkang. Daya tarik Premier League, ditambah peluang menjadi pemain inti tanpa banyak rotasi, bisa menjadi godaan besar bagi sang winger.

Kesimpulan: Bertahan atau Pergi?
Raphinha masih punya kontrak panjang di Barcelona, dan Xavi menyatakan ia tetap masuk dalam rencana tim. Namun, jika Raphinha merasa terus tersisih dalam persaingan ketat, bukan tidak mungkin ia memilih pergi demi karier dan jam terbang reguler.

Musim panas mendatang bisa menjadi titik balik besar bagi perjalanan karier pemain asal Brasil ini.