post

Lawan China dan Jepang, Timnas Tanpa Tambahan Naturalisasi

PUSATSCORE – Timnas Indonesia akan menghadapi China dan Jepang dalam laga pamungkas di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026. Timnas bakal menjamu China lebih dulu pada 5 Juni 2025, kemudian melawat ke markas Jepang lima hari setelahnya.

Jelang melakoni dua laga pamungkas tersebut, PSSI menegaskan tidak akan menambah pemain naturalisasi anyar. Kepastian itu dilontarkan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga.

“Kami telah memutuskan untuk tidak menambah pemain naturalisasi,” kata Arya di kanal YouTube pribadinya, Senin (5/5/2025).

1. PSSI percaya diri dengan skuad yang ada

Berkaca dari performa melawan Australia dan Bahrain pada laga sebelumnya, skuad besutan Patrick Kluivert sudah meyakinkan. PSSI menilai tidak ada urgensi untuk menambah pemain naturalisasi.

“Kalau melihat kualitas pemain saat melawan Australia dan Bahrain, kayaknya sudah oke. Jadi, tidak akan ada pemain baru dalam proses menuju bulan Juni. Kan sudah jago-jago dan hebat-hebat itu,” ujar Arya.

2. Mauro belum bisa diproses

Sebenarnya, ada satu calon pemain yang berpotensi menambah kekuatan Pasukan Garuda. Sosok tersebut adalah Mauro Zijlstra.

Namun, prosesnya masih terkendala di administrasi. Masih ada dokumen yang kurang, sehingga proses naturalisasinya belum dapat dilanjutkan.

“Mengenai Mauro, ada beberapa tahapan administrasi yang kami butuhkan, sehingga belum bisa diproses lebih lanjut,” ucap Arya.

3. Skenario Timnas lolos putaran final Piala Dunia 2026

Timnas saat ini bertengger di peringkat empat klasemen Grup C. Mereka mengantongi sembilan poin dan hanya selisih empat angka dari Australia yang bertengger di peringkat kedua.

Situasi tersebut membuat Jay Idzes dan kawan-kawan masih berpeluang lolos ke putaran final secara langsung dengan status runner-up.

Namun, skenarionya sulit karena Pasukan Garuda harus membungkam China dan Jepang, sekaligus berharap Australia atau Arab Saudi terpeleset. Realistisnya adalah finis di peringkat tiga atau empat, untuk mengadu nasib di putaran berikutnya.

post

Suramnya Girona, dari Liga Champions Menuju Degradasi

PUSATSCORE – Girona jadi tim yang mengejutkan musim lalu. Mereka menjadi sensasi di LaLiga, bersaing dengan tim papan atas sampai akhirnya mengunci posisi Liga Champions.

Namun, semua berubah pada musim 2024/25. Girona yang tangguh berubah jadi suram. Tidak cuma gagal di Liga Champions, mereka juga tak berkutik di LaLiga musim ini. Apa yang terjadi pada mereka?

1. Kehilangan para pemain kunci, tak menemukan pengganti

Musim ini, Girona banyak kehilangan pemain kunci yang berperan penting dalam kesuksesan tim musim lalu. Artem Dobvyk pindah ke AS Roma, Savinho direkrut Manchester City, lalu Eric Garcia gabung Barcelona.

Memang, wajar jika ada satu tim yang bagus dalam semusim, lalu kehilangan para pemain kunci di musim selanjutnya. Namun, di sinilah keburukan manajemen Girona. Mereka tidak mendatangkan pengganti yang sepadan.

Abel Ruiz gagal jadi pengganti Dobvyk yang kuat di kotak penalti. Arnaut Danjuma dan Yaser Asprilla gagal menampilkan kemampuan terbaik di sayap seperti Savinho. Kurangnya kualitas pemain inilah yang jadi bencana bagi Girona.

2. Kedalaman skuad yang kurang mumpuni

Buah dari keberhasilan musim lalu, Girona harus menerima konsekuensi di musim ini. Mereka harus tampil di banyak kompetisi, dan salah satunya level tertinggi antar klub Eropa.

Sialnya, kedalaman skuad Girona tak cukup untuk menghadapi banyak kompetisi. Mereka agak kelimpungan tatkala harus membagi fokus ke beberapa kompetisi, seperti LaLiga, Copa del Rey, dan Liga Champions.

Hasilnya, banyak pemain Girona dihantam cedera musim ini, dan mengurangi opsi yang bisa dipakai dalam sebuah pertandingan. Efeknya, Girona mengalami krisis di segala kompetisi

3. Zona degradasi mengintai

Buruknya performa Girona musim ini tampak dari posisi di klasemen sementara LaLiga 2024/25. Mereka bertengger pada posisi 17 dengan raihan 32 poin, hanya berselisih tiga poin dari Las Palmas yang ada di zona degradasi.

Girona harus berjuang di empat sampai lima sisa laga LaLiga yang tersisa, agar terhindar dari degradasi. Siapa sangka, dari lolos Liga Champions, mereka bisa terjun sebebas ini di musim 2024/25.

post

Jadwal Lengkap Semifinal Liga Champions 2024/2025: Saksikan Langsung di SCTV 7–8 Mei

Pusat,bola – Pekan ini, penggemar sepak bola akan disuguhkan laga seru leg kedua semifinal Liga Champions 2024/2025. Dua pertandingan penentu akan disiarkan langsung oleh SCTV dan platform streaming Vidio, dimulai pada Rabu dan Kamis dini hari WIB.

TanggalWaktuPertandinganSiaran Langsung
Rabu, 7 Mei02:00 WIBInter Milan vs BarcelonaSCTV, beIN Sports 1, Vidio
Kamis, 8 Mei02:00 WIBPSG vs ArsenalbeIN Sports 1, Vidio

⚽ Inter Milan vs Barcelona: Duel Penentu di Giuseppe Meazza

Pertemuan pertama antara Inter Milan dan Barcelona berakhir imbang 3-3 di Camp Nou. Leg kedua di Giuseppe Meazza akan menjadi penentu siapa yang melaju ke final. Inter Milan, dengan dukungan penuh dari pendukungnya, berharap memanfaatkan keuntungan kandang. Sementara Barcelona, yang terakhir kali menjuarai Liga Champions pada 2015, berambisi mengakhiri penantian panjang mereka.

⚔️ PSG vs Arsenal: Les Parisiens Unggul Tipis

PSG membawa modal kemenangan 1-0 dari leg pertama di Emirates Stadium. Bermain di kandang sendiri, mereka bertekad mempertahankan keunggulan untuk mencapai final ketiga mereka dalam lima musim terakhir. Arsenal, di sisi lain, harus tampil maksimal dan mencetak setidaknya dua gol tanpa kebobolan untuk membalikkan keadaan dan melaju ke final.

📺 Cara Menyaksikan

Kedua pertandingan semifinal ini dapat disaksikan secara langsung di SCTV dan melalui layanan streaming Vidio. Pastikan untuk menyesuaikan jadwal Anda agar tidak melewatkan aksi seru dari empat tim terbaik Eropa musim ini.

post

3 Musim ketika Southampton Berakhir sebagai Juru Kunci Premier League

PUSATSCORE , Musim Southampton makin menyedihkan usai menelan kekalahan dari Leicester City pada Sabtu (3/5/2025). Setelah dipastikan terdegradasi, The Saints juga terkonfirmasi bakal mengakhiri English Premier League (EPL) 2024/2025 sebagai juru kunci.

Padahal, mereka masih menyisakan tiga pertandingan. Ini merupakan kali ketiga tim yang terbentuk pada 1885 itu berakhir di posisi buncit di EPL.

1. Poin maksimum yang bisa diraih Southampton di Premier League 2024/2025 hanya 20

Southampton menelan kekalahan dari Leicester City dengan skor 0-2 pada pekan ke-35 Premier League 2024/2025, Sabtu (3/5/2025). Bermain sebagai tamu di King Power Stadium, mereka pulang dengan tangan hampa usai dibobol Jamie Vardy (17′) dan Jordan Ayew (44′). Hasil ini membuat tim yang dilatih Simon Rusk itu dipastikan akan mengakhiri musim di posisi terbawah meski masih menyisakan tiga pertandingan.

Pasalnya, saat ini Southampton hanya memiliki sebelas poin. Sementara, Leicester City berada di peringkat 19 dengan 21 angka dan Ipswich Town menempati posisi 18 dengan 22 poin. Dengan tiga laga tersisa, Southampton pun tidak akan bisa lagi mengejar The Foxes dan The Tractor Boys yang juga sudah terkonfirmasi bakal turun kasta.

Poin maksimum yang bisa diraih Southampton di EPL 2024/2025 adalah 20. Jika ingin meraihnya, mereka harus mengalahkan Manchester City (10/5/2025), Everton (18/5/2025), dan Arsenal (25/5/2025). Namun, andai menelan kekalahan dalam tiga laga tersebut, maka Southampton akan menyamai rekor Derby County yang masih tercatat sebagai tim dengan koleksi poin terendah di EPL. Mereka hanya bisa mengumpulkan sebelas angka pada 2007/2008.

Ironisnya, EPL 2024/2025 sahih menjadi musim terburuk Southampton sepanjang sejarah. Sebelumnya, perolehan terendah mereka dalam semusim terjadi pada 1894/1895. Saat itu, mereka mengoleksi 20 angka. Namun, pada era tersebut, sepak bola masih menggunakan sistem dua poin untuk kemenangan.

2. Southampton berakhir sebagi juru kunci Premier League 2022/2023 dengan 25 poin

Sebelum 2024/2025, terakhir kali Southampton bermain di Premier League adalah pada 2022/2023. Saat itu, mereka terdegradasi sebagai juru kunci dengan 25 poin. Ini menjadi akhir dari 11 musim beruntun The Saints bertarung di kompetisi sepak bola level teratas di Inggris tersebut.

Di EPL 2022/2023, Southampton yang dilatih Ruben Selles menerima kepastian turun kasta pada pekan ke-36. Mereka menelan kekalahan dari Fulham dengan skor 0-2. Dalam dua pertandingan terakhir, James Ward-Prowse dan kolega menyerah di tangan Brighton & Hove Albion (1-3) dan imbang melawan Liverpool (4-4).

Di klasemen akhir, Southampton berjarak sebelas poin dari Everton yang menempati posisi pamungkas di zona aman. Leicester City berada di peringkat 18 dengan 34 angka. Leeds United melengkapi tiga slot degradasi usai menduduki tempat ke-17 lewat raihan 31 poin.

3. Southampton berada di posisi buncit di Premier League 2004/2025 dengan 32 poin

Southampton merupakan salah satu peserta ketika Premier League memulai era baru pada 1992/1993. Mereka bertahan lama di kompetisi ini hingga akhirnya terdegradasi untuk pertama kali pada 2004/2005. Tim asuhan Harry Redknapp itu menjadi juru kunci dengan 32 poin. Mereka turun kasta dengan ditemani Crystal Palace dan Norwich City yang sama-sama mengoleksi 33 angka.

Tim yang diperkuat Jamie Redknapp di lini tengah ini sebetulnya hanya berselisih dua poin dari West Bromwich Albion (WBA) yang selamat dari degradasi. Sayangnya, pada pertandingan terakhir, Southampton harus bertemu Manchester United. Mereka pun tidak kuasa untuk terhindar dari kekalahan (1-2). Sementara, pada saat yang sama, WBA bisa menang atas Portsmouth (2-0). 

Southampton kini tercatat sebagai salah satu tim yang paling sering menjadi juru kunci di Premier League. Hanya Sunderland yang menorehkan jumlah yang sama seperti mereka. The Black Cats mengalaminya pada 2002/2003 2005/2006, dan 2016/2017.

post

Bayern Juara, Kutukan Trofi Harry Kane Akhirnya Terpatahkan

PUSATSCORE – Bayern Munich resmi menyegel gelar juara Bundesliga 2024/25. Kepastian tersebut sekaligus mengakhiri kutukan trofi yang selama ini melekat pada Harry Kane.

Bayern dipastikan juara setelah Bayer Leverkuen ditahan SC Freiburg dengan skor 2-2, Senin (5/5/2025) dini hari WIB. Hasil itu membuat perolehan 76 poin milik Bayern tak lagi bisa dikejar, meski kompetisi masih menyisakan dua laga.

1. Akhirnya, Harry Kane bisa angkat trofi

Setelah penantian panjang, Harry Kane akhirnya bisa merasakan manisnya meraih gelar. Ironisnya, penyerang yang kerap menyabet gelar top scorer ini justru baru mengangkat trofi pertamanya di usia 31 tahun.

Sepanjang kariernya, Kane tercatat sembilan kali menjadi top scorer di berbagai kompetisi. Bomber Inggris itu bahkan sempat meraih sepatu emas Eropa pada musim 2023/24. Namun, tak satu pun trofi yang berhasil dia bawa pulang.

Situasi inilah yang memunculkan anggapan bahwa Kane dikutuk. Sebab, seolah-olah trofi selalu menjauh dari dirinya.

2. Ada momen lucu saat Bayern hampir juara

Karena saking tak sabarnya meraih gelar, Kane sempat terkena harapan palsu. Kejadian lucu ini terjadi saat Bayern bertandang ke markas RB Leipzig pada 3 Mei 2025.

Di laga tersebut, Kane absen karena akumulasi kartu kuning. Namun, dia turun ke dekat bangku cadangan menjelang akhir laga, bersiap merayakan gelar juara lantaran Bayern unggul 3-2.

Sayangnya, nasib berkata lain. Kane justru menyaksikan timnya kebobolan di menit 90+4, dan peluang untuk mengunci gelar lebih awal pun buyar.

3. Bisa kawinkan trofi dengan top scorer

Di sisi lain, Kane juga berpeluang mengawinkan gelar pertamanya dengan status top scorer Bundesliga. Saat ini, bomber 31 tahun itu memimpin dengan torehan 24 gol.

Kane masih dibayangi oleh striker Bayer Leverkusen, Patrik Schick, yang telah mengoleksi 19 gol.

post

2 Pemain Ini Beri Harapan Saat MU Kalah dari Brentford

Pusat,bola, 5 Mei 2025 – Manchester United kembali menelan kekalahan menyakitkan, kali ini dari Brentford dengan skor tipis 1-2 dalam lanjutan Premier League. Meski hasil akhir mengecewakan, dua pemain muda Setan Merah justru mencuri perhatian dan memberi secercah harapan di tengah performa tim yang belum stabil.

Adalah Kobbie Mainoo dan Amad Diallo yang tampil impresif di laga tersebut. Mainoo, yang dipercaya Erik ten Hag sebagai starter di lini tengah, menunjukkan kematangan di luar usianya. Ia tampil tenang, distribusi bolanya akurat, dan beberapa kali mematahkan serangan Brentford lewat tekel bersih.

Sementara itu, Amad Diallo yang masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua berhasil membawa perubahan signifikan di sisi kanan serangan. Diallo bahkan menjadi pencetak satu-satunya gol MU di menit ke-78 lewat sepakan keras dari luar kotak penalti yang mengejutkan kiper lawan.

Kendati tak mampu membalikkan keadaan, penampilan dua pemain muda ini dinilai sebagai titik terang di tengah sorotan tajam terhadap performa Manchester United musim ini. Para suporter pun memberikan apresiasi khusus kepada keduanya lewat media sosial, menyebut mereka sebagai “masa depan yang harus dijaga.”

Pelatih Erik ten Hag juga memberikan pujian. “Kobbie dan Amad tampil luar biasa malam ini. Mereka menunjukkan karakter dan kualitas yang kami butuhkan. Meski kalah, ada hal positif yang bisa kami ambil,” ujar Ten Hag usai laga.

Dengan sisa pertandingan musim ini, para fans MU berharap dua pemain muda tersebut bisa terus diberi menit bermain lebih banyak dan menjadi bagian penting dari rencana jangka panjang klub.

post

Chelsea Kalahkan Liverpool 3-1 di Stamford Bridge

Pusat.Bola, 5 Mei 2025 – Chelsea berhasil mengamankan kemenangan meyakinkan atas Liverpool dengan skor 3-1 dalam laga lanjutan Premier League yang berlangsung di Stamford Bridge, Senin malam waktu setempat.

Tampil di hadapan publik sendiri, The Blues langsung menunjukkan dominasi sejak menit awal pertandingan. Gol pembuka dicetak oleh Cole Palmer pada menit ke-17 melalui tendangan penalti setelah pelanggaran yang dilakukan oleh Virgil van Dijk di kotak terlarang.

Liverpool sempat menyamakan kedudukan lewat Darwin Núñez di menit ke-34 setelah memanfaatkan umpan terobosan dari Mohamed Salah. Namun, kebangkitan The Reds hanya bertahan singkat.

Di babak kedua, Chelsea kembali mengambil alih kendali permainan. Gol kedua dicetak oleh Nicolas Jackson di menit ke-58 setelah menyelesaikan kerja sama apik dengan Enzo Fernández. Sementara gol ketiga datang dari kaki Raheem Sterling yang melakukan solo run spektakuler dan menaklukkan Alisson Becker pada menit ke-76.

Hasil ini membawa Chelsea naik ke posisi 6 klasemen sementara dengan tambahan tiga poin penting, sementara Liverpool harus puas tetap tertahan di posisi ke-3 dan semakin tertinggal dari pemuncak klasemen.

Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino, mengapresiasi penampilan anak asuhnya. “Kami bermain dengan intensitas tinggi dan menunjukkan karakter. Ini adalah kemenangan penting dalam perjuangan kami,” ujar Pochettino usai laga.

Dengan performa seperti ini, Chelsea menunjukkan bahwa mereka masih menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan dalam perebutan zona Eropa musim ini.

post

Chelsea Pastikan Kasih Guard of Honour ke Liverpool

PUSATSCORE – Chelsea memastikan untuk memberikan penghormatan atau guard of honour ke juara Premier League musim 2024/25, Liverpool. Prosesi itu akan dilakukan Chelsea jelang duel di Stamford Bridge, Minggu malam WIB (4/5/2025).

Manajer Chelsea, Enzo Maresca, mengaku ingin anak-anak asuhnya memberi rasa hormat kepada Liverpool. Apalagi, ini menjadi sebuah tradisi di Premier League yang patut dijaga atas rasa hormat kepada seluruh rival.

“Saya rasa ini tradisi, hal yang harus dilakukan. Kami akan melakukannya,” ujar Maresca dilansir situs resmi Premier League.

1. Berharap pemain bisa belajar

Sebenarnya, guard of honour tak menjadi kewajiban setiap klub kepada juara Premier League. Tapi, Maresca punya alasan kuat mengapa Chelsea memberikannya ke Liverpool. Dia mau memotivasi para pemainnya, karena cara itu bisa menularkan aura positif untuk jadi juara.

“Pertama, mereka juara, jadi layak mendapatkannya. Kami juga berharap bisa di posisi itu dalam waktu dekat,” kata Maresca.

2. Tiru metode Klopp

Cara Maresca sebenarnya agak mirip ketika Juergen Klopp memaksa anak-anak asuhnya menonton perayaan gelar Real Madrid di Liga Champions dan Manchester City pada Premier League. Lewat metode itu, Klopp berharap para pemainnya bisa termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik di musim depan.

Kini, trik itu dilakukan oleh Maresca. Pria Italia itu sepakat dengan metode Klopp, karena selalu ada efek positif di dalamnya.

“Ketika ada di sana, mungkin di pikiran pemain seperti ini ‘saya mau seperti itu satu saat nanti’. Jadi, gak perlu diingatkan bagaimana rasanya juara Premier League. Kita tahu itu paling menggembirakan,” ujar Maresca.

3. Berjanji lebih baik di musim depan

Chelsea sebenarnya nyaris saja menyaingi Liverpool dalam perburuan gelar Premier League. Mereka sempat tampil mengejutkan dan konsisten bersaing di papan atas pada awal musim. Sayangnya, The Blues mendadak mengalami turbulensi performa dan harus berjuang keras demi menyegel tiket ke Liga Champions musim depan.

“Tim ini akan lebih baik dalam urusan pengalaman. Sebab, kami baru setahun bersama. Tentu, banyak pemain yang berkembang,” kata Maresca.

post

5 Gelandang Inter Milan Paling Sering Bermain di UCL

PUSATSCORE , Inter Milan menahan imbang Barcelona di leg pertama semifinal Liga Champions 2024/2025. Pada pertandingan yang digelar di Olimpic Lluis Companys, Kamis (01/05/2025) dini hari WIB, berakhir dengan skor 3-3.

Selain Denzel Dumfries yang tampil impresif lewat torehan dua gol untuk Inter Milan, sorotan juga tertuju kepada Hakan Calhanoglu. Pasalnya, ia berperan besar dengan memberikan assist untuk gol kedua Denzel Dumfries.

Penampilannya itu juga mengantarkannya masuk daftar lima besar gelandang Inter Milan yang paling sering bermain di Liga Champions. Lalu, siapa saja keempat pemain lainnya dan seperti apa statistiknya?

1. Esteban Cambiasso (62 penampilan) pernah menjuarai Liga Champions

Esteban Cambiasso masih memimpin daftar gelandang Inter Milan yang paling sering bermain di Liga Champions. Ia mampu mencatatkan 62 penampilan, 6 gol, dan 5 assist selama 9 musim berada di Giuseppe Meazza. Hebatnya, ia bisa mempersembahkan trofi Liga Champions pada 2009/2010 silam.

Esteban Cambiasso mulai menjadi bagian dari Il Nerazzurri pada 1 Juli 2004. Ia diboyong dari akademi Real Madrid tanpa harus membayar sepeser pun. Selama berseragam Inter Milan, ia mengemas 51 gol dan 32 assist dari 431 penampilan serta 5 kali sukses menjuarai Serie A Italia secara beruntun.

2. Dejan Stankovic (56 penampilan) sebagai gelandang yang produktif

Dejan Stankovic merupakan salah satu pemain andalan untuk mengawal barisan tengah Inter Milan. Hal ini bisa terlihat ketika tampil di Liga Champions dengan mendapatkan kepercayaan untuk melakoni 56 pertandingan. Sebagai gelandang, ia juga tampil produktif lewat kontribusi 8 gol dan 7 assist.

Dejan Stankovic memperkuat Inter Milan sejak 1 Februari 2004. Saat itu, ia dibeli dari sesama tim Italia, Lazio, dengan biaya kepindahan Rp69 miliar. Setelah menghabiskan sembilan musim bermain bersama Inter Milan, ia memutuskan untuk pensiun di Giuseppe Meazza pada 2013 di umur 34 tahun.

3. Nicolo Barella (47 penampilan) berperan dalam mengontrol permainan

Nicolo Barella di posisi ketiga sebagai gelandang Inter Milan dengan penampilan terbanyak di Liga Champions. Ia saat ini sudah memainkan 47 pertandingan dan mengantongi 4 gol serta 4 assist. Sayangnya, ia juga yang paling sering membuat pelanggaran dengan sudah mengoleksi sepuluh kartu kuning.

Nicolo Barella bermain bersama Inter Milan sejak 12 Juli 2019. Namun, ia saat itu berstatus pinjaman dari Cagliari dan baru dipermanenkan pada 1 September 2020 usai ditebus dengan biaya Rp564 miliar. Meski mahal, ia bisa tampil baik dengan tidak pernah absen mencetak gol pada tiap musimnya.

4. Marcelo Brozovic (34 penampilan) mencapai final pada 2022/2023

Marcelo Brozovic berkontribusi besar bagi Il Nerazzurri ketika bermain di kompetisi tertinggi antarklub Eropa. Meski tidak mempersembahkan trofi, ia menjadi gelandang penting dengan koleksi 34 penampilan. Ia juga turut mencatatkan namanya di papan skor dengan menorehkan 1 gol dan 3 assist.

Marcelo Brozovic bergabung dengan Inter Milan pada 26 Januari 2015. Saat itu, ia didatangkan dari Dinamo Zagreb sebagai pinjaman dan baru menjadi rekrutan permanen pada 1 Juli 2016. Ia memutuskan berkarier di Arab Saudi setelah menerima tawaran dari Al-Nassr senilai Rp272 miliar pada 2023.

5. Hakan Calhanoglu (34 penampilan) berpeluang untuk terus bertambah

Hakan Calhanoglu menyamai catatan Marcelo Brozovic sebagai gelandang Inter Milan dengan penampilan terbanyak di Liga Champions. Saat ini, ia sudah menjalani 34 pertandingan dan mencetak 5 gol serta 4 assist. Ini berpotensi bertambah mengingat ia menjadi andalan di Liga Champions 2024/2025.

Hakan Calhanoglu merapat ke Inter Milan pada 1 Juli 2021. Ia saat itu berstatus bebas transfer usai tidak memperpanjang masa bakti bersama AC Milan. Pemain yang masih terikat kontrak hingga 2027 itu menerima upah fantastis yang mencapai 171 ribu pound sterling atau Rp3,7 miliar pada tiap pekan.

Inter Milan sedang berjuang di semifinal Liga Champions 2024/2025. Ini adalah peluang untuk bisa mengulang capaian pada 2022/2023 lalu dengan mencapai final. Beruntungnya, mereka saat ini masih diperkuat oleh dua pemain gelandang yang memiliki jam terbang tinggi bermain di Liga Champions.

post

3 Musim saat Athletic Club Mencapai Semifinal Kompetisi Eropa

PUSATSCORE , Athletic Club merupakan salah satu klub tersukses di Spanyol. Sejak terbentuk pada 1898, hingga 2024/2025, mereka sudah meraih 8 trofi LaLiga, 24 Copa del Rey, dan 3 Piala Super Spanyol.

Namun, taring klub berjuluk Los Leones ini belum terbukti di kompetisi Eropa karena tidak pernah menjadi juara. Pencapaian terbaik mereka hanyalah tiga kali mencapai semifinal.

1. Athletic Club kalah dari Juventus pada final Piala UEFA 1976/1977

Musim pertama ketika Athletic Club berhasil mencapai semifinal kompetisi Eropa terjadi di Piala UEFA 1976/1977. Saat itu, mereka mampu lolos ke babak empat besar dari ajang pendahulu Liga Europa ini setelah mengalahkan sederet klub besar. Pada babak 64 besar, mereka membantai Ujpesti Dozsa dengan agregat 5-1.

Setelahnya, tim yang dilatih Koldo Aguirre tersebut menyingkirkan FC Basel dengan agregat 4-2. Kejutan pertama yang dibuat Athletic Club pada musim ini terjadi saat babak 16 besar. Mereka mampu menang atas AC Milan dengan agregat 4-3. Hasil yang sama kembali tercipta pada perempat final ketika mereka menaklukkan wakil senegara, Barcelona.

Pada semifinal, Athletic Club bertemu dengan tim asal Belgia, RWD Molenbeek. Mereka sukses meraih tiket final setelah menang berkat gol tandang. Saat bermain sebagai tamu pada leg pertama, Athletic Club bermain imbang 1-1. Lantas, ketika menjamu Molenbeek pada leg kedua, laga berakhir dengan hasil seri tanpa gol.

Sayangnya, Athletic Club gagal menjadi juara. Mereka kalah dari Juventus, juga akibat gol tandang. Ketika bermain tandang pada leg pertama, mereka kalah dengan skor 0-1. Sementara, saat bertindak sebagai tuan rumah pada leg kedua, mereka hanya bisa menang dengan skor 2-1.

2. Athletic Club kembali kalah ketika lolos ke final Liga Europa pada 2011/2012

Setelah menunggu hingga 34 musim, Atheltic Club akhirnya bisa kembali mencapai final kompetisi Eropa. Seperti pada 1976/1977, mereka pun melakukannya di Liga Europa. Tim yang bermarkas di San Mames ini juga bahkan bisa lolos ke final. Sayangnya, Athletic Club lagi-lagi gagal menjadi juara.

Tim yang kala itu dilatih Marcelo Bielsa tersebut mengawali perjalanannya dengan meyakinkan. Mereka berhasil menjadi juara grup F yang diisi Paris Saint-Germain, Red Bull Salzburg, dan Slovan Bratislava. Mereka lantas melaju ke babak 16 besar usai menang lewat gol tandang dari Lokomotiv Moskwa pada fase play-off.

Pada babak 16 besar, Athletic Club ditantang Manchester United. Hebatnya, mereka mampu menyapu bersih dua pertandingan melawan raksasa asal Inggris tersebut dengan kemenangan 3-2 dan 2-1. Pada perempat final, Athetlic Club bisa menyingkirkan FC Schalke dengan agregat 6-4.

Sporting CP menjadi lawan yang dihadapi Athletic Club di semifinal. Mereka hampir tersingkir setelah kalah pada leg pertama dengan skor 1-2. Namun, tim yang dipimpin Andoni Iraola sebagai kapten ini comeback pada leg kedua usai menang dengan skor 3-1. Nahas, pada laga puncak, Athletic Club tidak berdaya saat bertarung melawan tim senegara, Atletico Madrid. Mereka kalah dengan skor 0-3.

3. Athletic Club berhasil mencapai semifinal Liga Europa 2024/2025

Penampilan semifinal ketiga Athletic Club di kompetisi Eropa terjadi pada musim yang tengah berjalan (2024/2025). Sayangnya, tim yang kini dilatih Ernesto Valverde itu terancam gagal melaju ke final. Pasalnya, mereka baru saja menelan kekalahan pada leg pertama, Jumat (2/5/2025) dini hari WIB. Athletic Club dibekuk di kandang sendiri oleh Manchester United dengan skor 0-3. Mereka akan bertandang ke Old Trafford untuk melakoni leg kedua pada 8 Mei 2025.

Athletic Club mencapai semifinal Liga Europa 2024/2025 dengan cukup meyakinkan. Pada fase liga, mereka berhasil meraih 6 kemenangan, 1 keimbangan, dan hanya terkena 1 kekalahan. Pada babak 16 besar, mereka menyingkirkan AS Roma dengan agregat 4-3. Pada perempat final, mereka menang atas Rangers FC dengan agregat 2-0.

Athletic Club memikul tugas yang berat untuk bisa lolos ke final Liga Europa 2024/2025 akibat kekalahan dengan skor 0-3 pada leg pertama. Peluang makin mengecil karena mereka juga akan bermain tandang pada leg kedua nanti. Mampukah Athletic Club membalikkan keadaan untuk meraih final ketiganya di kompetisi Eropa?