4 Pemain Tertua AZ Alkmaar yang Cetak Gol di UEL

PUSATSPORT , AZ Alkmaar tercatat delapan kali berpartisipasi di kasta kedua kompetisi antarklub Eropa sejak berganti format dari Piala UEFA menjadi Liga Europa (UEL) pada 2009. AZ pertama kali berlaga di UEL pada 2010/2011. Sejak saat itu, beragam rekor apik berhasil ditorehkan oleh para pemain AZ di UEL.

Salah satunya pemain veteran yang menjadi pencetak gol tertua klub di Liga Europa. Inilah empat pemain yang tercatat mengukir rekor tersebut.

1. Brett Holman cetak gol terakhirnya di UEL bersama AZ saat berusia 28 tahun 2 hari

Brett Holman memulai kariernya di sepak bola Eropa dengan membela Feyenoord Rotterdam. Ia sempat pindah ke NEC Nijmagen pada Juli 2006 sebelum bergabung dengan AZ Alkmaar pada musim panas 2008. Holman bertahan di AZ selama 4 tahun.

Ia bermain di Liga Europa bersama AZ pada 2010–2012. Holman mencetak total 3 gol dan assist dalam 15 laga UEL bersama AZ Alkmaar. Gol terakhirnya tercipta ketika AZ menang 2-1 atas Valencia pada leg kedua perempat final UEL pada 29 Maret 2012. Holman juga menciptakan satu assist untuk gol Maarten Martens. Ia saat itu sudah berusia 28 tahun 2 hari.

Sayangnya, AZ tersingkir dari UEL setelah kalah 0-4 dari Valencia di leg kedua perempat final. Holman kemudian hengkang ke Aston Villa pada Juli 2012. Ia hanya bertahan setahun bersama Aston Villa dan memutuskan pindah ke Al-Nassr pada Juli 2013.

2. Bruno Martins Indi menorehkan gol di UEL bersama AZ kala usianya 28 tahun 9 bulan

Bruno Martins Indi merupakan jebolan akademi Feyenoord yang malang melintang ke sejumlah klub-klub Eropa. Ia tercatat pernah membela FC Porto, Stoke City, dan kini bermain untuk AZ sejak Oktober 2020. Martins Indi sejauh ini tampil dalam 120 pertandingan dengan catatan 5 gol dan 6 assist di berbagai kompetisi per 13 Februari 2025.

Dari 5 gol tersebut, ia baru mencetak 1 gol dalam 6 laga UEL bersama AZ. Martins Indi menorehkan satu-satunya gol tersebut kala AZ imbang 1-1 kontra Napoli di laga fase grup UEL pada 3 Desember 2020. Ia saat itu masih berusia 28 tahun 9 bulan.

3. Kew Jaliens sudah berusia 32 tahun kala mencetak gol terakhirnya di UEL bersama AZ

Kew Jaliens menghabiskan 6,5 tahun dalam kariernya dengan berseragam AZ pada Juli 2004–Januari 2011. Ia merupakan seorang bek tengah yang juga bisa bermain di posisi bek kanan dan kiri. Jaliens termasuk salah satu pemain yang mengantarkan AZ menjuarai Eredivisie Belanda pada 2008/2009.

Ia tercatat lima kali bermain di UEL. Jaliens mencetak satu gol kala melakoni laga perdananya di UEL saat AZ menang 2-1 atas Sheriff Tiraspol pada 16 September 2010. Ia kala itu sudah berusia 32 tahun. Jaliens memutuskan pensiun sebagai pemain setelah terakhir kali bermain untuk Melbourne City pada Juli 2015.

4. Jordy Clasie cetak gol di UEL ketika usianya sudah memasuki 33 tahun

Jordy Clasie merupakan salah satu jebolan akademi Feyenoord yang pernah merantau ke Inggris bersama Southampton pada Juli 2015. Namun, performanya kurang memuaskan sehingga Southampton meminjamkannya kepada Club Brugge dan Feyenoord. Clasie akhirnya dilepas Southampton dan bergabung dengan AZ secara gratis pada Juli 2019.

Ia menjadi andalan di lini tengah AZ dengan sejauh ini mencatat 212 penampilan dan menorehkan 10 gol serta 16 assist di semua kompetisi per Februari 2025. Clasie baru-baru ini mencetak satu gol kala AZ menang 4-1 atas Galatasaray dalam laga leg pertama playoff fase gugur pada 13 Februari 2025. Ia menjadi pencetak gol tertua AZ di UEL dengan usianya sudah memasuki 33 tahun.

Dari empat pemain di atas, tiga di antaranya memulai kiprahnya sebagai pemain bersama Feyenoord. Hanya Jaliens yang tidak pernah berseragam Feyenoord dalam kariernya. Clasie dan Martins Indi tercatat masih aktif membela AZ pada 2024/2025. 

Timnas U-20 Kalah, Indra Sjafri Kena Siindir Media Vietnam

PUSATSPORT – Media Vietnam ramai-ramai menyindir pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri. Sindiran ini hadir selepas Timnas U-20 kalah 0-3 dari Iran di laga perdana Piala Asia U-20 2025, Kamis (13/2/2025) malam WIB.

Media-media Vietnam yang menyindir Indra itu adalah ‘Dan Tri’ dan ‘Web The Thao’. Sindiran mereka mengarah kepada kapasitas pria asal Sumatra Barat itu sebagai pelatih Timnas U-20.

1. Heran sudah ada pemain keturunan, masih saja kalah

Dalam tulisannya, Web The Thao menyindir Indonesia yang masih saja kalah dari Iran, padahal diperkuat Jens Raven dan Welber Jardim. Plus, skuad Timnas U-20 ini berstatus sebagai juara Piala AFF U-19 2024 lalu.

“Pelatih Indra Sjafri memiliki skuad terbaik dengan banyak pemain yang bermain di Piala AFF 2024. Dia juga pelatih yang memiliki dua pemain luar negeri, Jens Raven dan Welber Jardim. Namun, dua pemain itu tak membuat Timnas U-20 kuat,” tulis media itu.

2. Tak mampu dongkrak permainan Timnas U-20

Media lain, Dan Tri, juga turut menyindir Indra Sjafri. Dalam tulisannnya, mereka mengungkapkan sosok Indra yang gagal mengangkat permainan Timnas U-20, dan terancam tak bisa jadi pelatih Timnas U-22 di SEA Games 2025.

“Piala Asia U-20 2025 menjadi ajang ujian bagi pelatih Indra Sjafri, apakah layak diberi posisi sebagai pelatih Timnas U-22 oleh PSSI untuk SEA Games ke-33 tahun ini,” tulis mereka.

3. Timnas U-20 masih berpeluang lolos fase gugur

Kendati kalah dari Iran, peluang Timnas U-20 lolos ke fase gugur masih ada. Syaratnya, mereka harus menang di dua laga sisa grup lawan Uzbekistan dan Yaman.

Akan tetapi, sama seperti Iran, dua lawan Timnas U-20 itu juga memiliki kualitas. Dengan kualitas itu, Uzbekistan dan Yaman punya potensi menyulitkan, bahkan menggugurkan Indonesia di Piala Asia U-20 2025 ini.

post

Hasil Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20: Dibobol Cepat Hesam Nogourani, Garuda Nusantara Tertinggal 0-1

HASIL Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20 akan diulas dalam artikel ini. Kini, Garuda Nusantara -julukan Timnas Indonesia U-20- tertinggal 0-1.

Timnas Indonesia U-20 harus kebobolan cepat kala laga baru berjalan 4 menit. Gol ini dicetak Hesam Nogourani lewat sundulannya usai berhasil menyambut bola dari sepak pojok.

Baca juga :
Pesan Khusus Erick Thohir Jelang Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20: Fokus Berikan yang Terbaik!

Laga Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20 digelar di Stadion Shenzhen Youth Football Training, China, Kamis (13/2/2025) pukul 18.30 WIB. Ini jadi laga perdana bagi kedua tim di Grup C.

Tentunya, kemenangan dibidik Timnas Indonesia U-20 dalam laga ini. Sebab, hanya juara grup dan runner-up yang akan lolos ke perempatfinal Piala Asia U-20 2025.

post

Pesan Khusus Erick Thohir Jelang Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20: Fokus Berikan yang Terbaik!

PESAN khusus diberikan Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, kepada Timnas Indonesia U-20 jelang mulai perjalanan di Piala Asia U-20 2025. Dia meminta para pemain untuk fokus berikan yang terbaik.

Di laga perdana Grup C Piala Asia U-20 2025, Timnas Indonesia U-20 sendiri akan hadapi Iran U-20. Laga ini akan digelar di Stadion Shenzhen Youth Football Training, China, Kamis (13/2/2025) pukul 18.30 WIB.

1. Sambut Antusias

Erick Thohir sendiri menyambut antusias Timnas Indonesia U-20 yang akan memulai perjuangan di ajang Piala Asia U-20 2025. Dia meminta para pemain fokus dan menampilkan performa terbaik di ajang tersebut.

Baca juga :
Klasemen Sementara Grup C Piala Asia U-20 2025 Kelar Laga Timnas Uzbekistan U-20 vs Yaman U-20: Serigala Putih di Puncak, Timnas Indonesia U-20 Ketiga

post

Klasemen Sementara Grup C Piala Asia U-20 2025 Kelar Laga Timnas Uzbekistan U-20 vs Yaman U-20: Serigala Putih di Puncak, Timnas Indonesia U-20 Ketiga

KLASEMEN sementara Grup C Piala Asia U-20 2025 kelar laga Timnas Uzbekistan U-20 vs Yaman U-20 akan diulas Okezone. Kini, skuad muda Serigala Putih -julukan Timnas Uzbekistan- menempati puncak klasemen.

Sementara itu, Timnas Indonesia U-20 harus tercecer di urutan ketiga. Skuad Garuda Nusantara sendiri tengah berlaga saat ini.

Baca juga :
Hasil Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20: Dibobol Cepat Hesam Nogourani, Garuda Nusantara Tertinggal 0-1

1. Timnas Uzbekistan U-20 Buka Perjalanan dengan Manis

Timnas Uzbekistan U-20 buka perjalanan dengan manis. Mereka sukses menghajar Yaman U-20 di laga pertama Grup C Piala Asia U-20 2025.

Laga itu digelar di Shenzhen Youth Football Training Base Pitch No.1, China, pada Kamis (13/2/2025) sore WIB. Serigala Putih menang dengan skor 1-0.

Satu-satunya gol di laga tersebut tercipta di menit 26. Gol ini dicetak oleh pemain Uzbekistan U-20, Muhammadali Orinboyev.

post

Hasil Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20 di Piala Asia U-20 2025: Garuda Nusantara Kena Bantai 0-3

HASIL Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20 di Piala Asia U-20 2025 sudah diketahui. Garuda Nusantara -julukan Timnas Indonesia U-20- kena bantai 0-3.

Laga Timnas Indonesia U-20 vs Iran U-20 dalam matchday perdana Grup C ini digelar di Stadion Shenzhen Youth Football Training, China, Kamis (13/2/2025) pukul 18.30 WIB. Pesta gol Iran U-20 tercipta lewat aksi Hesam Nogourani (5’), Esmaeil Gholizadeh (63’), dan Mobin Dehghan (70’).

Baca juga :
Klasemen Sementara Grup C Piala Asia U-20 2025 Kelar Laga Timnas Uzbekistan U-20 vs Yaman U-20: Serigala Putih di Puncak, Timnas Indonesia U-20 Ketiga

Hasil ini membuat Timnas Indonesia U-20 terpuruk di dasar klasemen sementara Grup C. Mereka mencatatkan 0 poin. Selanjutnya, Timnas Indonesia U-20 akan melawan Uzbekistan U-20 pada Minggu 16 Februari 2025.

 Stadion Ramah Lingkungan Pertama di Dunia Dibuka di Amsterdam: Listrik 100% dari Panel Surya dan “Tangga Berlari”

PUSATSPORT – Ajax Amsterdam meresmikan stadion paling inovatif di dunia, Johan Cruyff Arena 2.0, yang mengandalkan 100% energi terbarukan dari panel surya dan tangga berlari penghasil listrik. Stadion ini menjadi simbol baru komitmen olahraga terhadap keberlanjutan lingkungan, sekaligus memicu perdebatan tentang masa depan infrastruktur hijau di industri sepak bola.


Fitur Revolusioner: Dari Surya hingga Langkah Kaki Penonton

  1. Panel Surya Canggih:
    • 12.000 panel surya fleksibel dipasang di atap dan fasad stadion, menghasilkan 4,2 GWh/tahun—cukup untuk menyalakan 1.200 rumah.
    • Dilengkapi sistem penyimpanan baterai raksasa dari Tesla untuk cadangan energi saat malam hari.
  2. Tangga Berlari Penghasil Listrik:
    • 500 anak tangga di area pintu masuk dipasangi teknologi piezoelektrik yang mengubah tekanan langkah kaki menjadi listrik.
    • Setiap 1.000 langkah menghasilkan 0,5 kWh—cukup untuk menyalakan lampu stadion selama 10 menit.
    • Fans yang menggunakan tangga mendapat diskon 10% di merch resmi via aplikasi Ajax.
  3. Lapangan “Hijau” Berteknologi Tinggi:
    • Rumput hybrid dengan sensor kelembapan otomatis dan irigasi air hujan daur ulang.
    • Lampu LED rendah energi yang menyala hanya di area terpakai.

Dampak Lingkungan dan Ekonomi

  • Pengurangan Emisi: Stadion ini memotong emisi CO2 hingga 8.500 ton/tahun, setara dengan menanam 400.000 pohon.
  • Biaya Pembangunan: €300 juta (30% lebih mahal dari stadion konvensional), tapi diimbangi sponsor seperti Patagonia dan Unilever.
  • Tiket “Hijau”: Harga tiket naik 15%, namun 5% dialokasikan untuk proyek reboasan di Amazon.

Reaksi Publik: Antusiasme vs Kritik

  • Pujian dari Aktivis Lingkungan:
    Greta Thunberg menyebut proyek ini “bukti bahwa transisi hijau mungkin di semua sektor, bahkan sepak bola”.
    Greenpeace Belanda memposting video dukungan dengan tagar #GoalForThePlanet.
  • Kritik dari Fans Biasa:
    Sebagian suporter mengeluh: “Kenapa harus naik 500 tangga? Kami bukan tikus berlari di roda!”
    Yang lain protes soal harga bir organik di stadion yang 2x lebih mahal.
  • Respons Pemain:
    Kapten Ajax, Steven Bergwijn, berkomentar: “Lapangan lebih nyaman, tapi semoga lampu tidak mati saat saya mau menendang penalti!”

Teknologi di Balik Layar

  • AI Manajemen Energi: Sistem buatan IBM mengatur distribusi listrik secara real-time, memprioritaskan area yang sedang digunakan.
  • Aplikasi Penggemar: Fans bisa lacak kontribusi energi mereka via tangga dan dapatkan poin untuk merchandise eksklusif.

Insiden Lucu saat Peresmian

Pada laga perdana melawan PSV Eindhoven (24/10), lampu stadion redup sejenak karena kesalahan sistem AI. “Ini bukan bug, ini fitur untuk menghemat energi!” canda CEO Ajax, Edwin van der Sar, setelah pertandingan berakhir imbang 1-1.

VAR Generasi 2.0 dengan AI Resmi Dipakai di Liga Champions, Kontroversi “Pelanggaran Virtual” Memecah Belah Dunia Sepak Bola

PUSATSPORT – UEFA resmi meluncurkan VAR Generasi 2.0 berbasis kecerdasan buatan (AI) di Liga Champions musim ini. Teknologi ini tidak hanya memantau offside dan pelanggaran kasar, tetapi juga mendeteksi “pelanggaran virtual” seperti obstruksi lari dan blokir garis umpan yang tak terlihat mata manusia. Keputusan ini memicu pro-kontra sengit, terutama setelah gol Kylian Mbappé (PSG) dibatalkan karena “gangguan virtual” dalam laga kontra Bayern Munich.


Cara Kerja VAR 2.0: AI, Sensor Tubuh, dan 50 Kamera

Sistem ini mengombinasikan:

  1. AI Pelacak Gerakan: 50 kamera 360° di stadion merekam pergerakan 22 pemain dengan resolusi 8K.
  2. Sensor Biometrik: Pemain memakai kaus dalam berisi sensor untuk mengukur kecepatan lari, tekanan otot, dan sudut pandang.
  3. Algoritma Prediktif: AI menganalisis data untuk memprediksi “peluang umpan terhalang” atau “ruang gerak yang direbut ilegal”.

Contoh kasus: Saat PSG vs Bayern (15/9), gol Mbappé dianulir karena AI mendeteksi “Leon Goretzka (Bayern) menghalangi garis umpan virtual Gavi (PSG) meski berada 3 meter dari bola”.


Kontroversi “Pelanggaran Virtual”: Apa yang Dianggap Pelanggaran?

Menurut dokumen UEFA, pelanggaran virtual didefinisikan sebagai:

  • Obstruksi Virtual: Menghalangi pergerakan pemain lawan tanpa kontak fisik, tetapi dianggap mengganggu “jalur permainan optimal”.
  • Blokir Upan Siluman: Posisi tubuh yang menghambat opsi umpan pemain, meski tak ada upaya merebut bola.

“Ini seperti menghukum seseorang karena niat jahat, bukan tindakan nyata,” protes pelatih PSG, Luis Enrique, setelah kekalahan 1-2 dari Bayern.


Dukungan dan Kritik

  • Pendukung:
    Arsène Wenger, Direktur Pengembangan FIFA, menyatakan: “Ini evolusi logis. Sepak bola harus adil, dan AI bisa melihat apa yang manusia lewatkan.”
    Pelatih Bayern Munich, Julian Nagelsmann, tambahkan: “Gol yang dibatalkan untuk PSG adalah bukti sistem bekerja.”
  • Penentang:
    Pep Guardiola (Manchester City) geram: “Kita sedang merusak esensi sepak bola. Wasit sekarang hanya jadi boneka algoritma.”
    Fans di media sosial ramai membuat meme dengan tagar #RobotBola dan #KembalikanHumanError.

Kasus Lain yang Menggegerkan

  1. Inter Milan vs Real Madrid: Gol Lautaro Martínez dibatalkan karena AI menilai Denzel Dumfries (rekan setim) “menghalangi persepsi kiper” lewat posisi offside non-aktif.
  2. Liverpool vs Ajax: Mohamed Salah dituduh “mengganggu konsentrasi bek” dengan gerakan tangan, menyebabkan tendangan penalti untuk Ajax.

Teknologi di Balik Kontroversi

VAR 2.0 dikembangkan oleh Google DeepMind dan Siemens, dengan klaim akurasi 99,8%. Namun, pakar sepak bola seperti Javier Zanetti ragu:
“AI dilatih dengan data liga Eropa. Bagaimana dengan gaya bermain berbeda di Amerika Selatan atau Asia? Ini bias teknologi.”


Masa Depan VAR 2.0

UEFA berencana uji coba sistem ini di Euro 2026. Namun, tekanan dari asosiasi pelatih dan pemain memaksa mereka mempertimbangkan:

  • Threshold Intervensi: Hanya pelanggaran virtual dengan dampak “kritis” yang akan dihukum.
  • Opsi Challenge: Kapten tim bisa “menantang” keputusan VAR 2.0 sekali per pertandingan.

Lamine Yamal Tampak Menawan, Gocek 4- 5 Pemain Lawan sampai Buat Satu Stadion Teriak!

PUSAT BOLA – Barcelona kembali menampilkan kemampuan besar dengan talenta muda mereka, Lamine Yamal, yang baru- baru ini mencuri atensi dunia sepak bola. Dalam pertandingan terakhir, Yamal tampak luar biasa, menggiring bola dengan metode yang menawan serta melewati 4- 5 pemain lawan dalam suatu serbuan yang luar biasa. Aksi ini membuat segala stadion di Camp Nou berdiri serta bersorak, memperingati kehebatan si pemain muda.

Walaupun Barcelona lagi menempuh masa yang penuh tantangan, penampilan Yamal membagikan angin fresh untuk regu asuhan Xavi Hernandez. Pemain yang baru berumur 16 tahun ini menampilkan kalau dirinya siap jadi bagian berarti dalam skuad Blaugrana, dengan keahlian dribbling yang luar biasa serta visi game yang matang buat umurnya.

Banyak yang menyanjung kemampuan Yamal, serta sebagian media Eropa menyebutnya selaku salah satu bintang masa depan sepak bola. Tidak cuma semata- mata dribel menawan, tetapi Yamal pula ikut serta dalam sebagian kesempatan berhasil serta menolong menghasilkan suasana positif di lini serbu Barcelona.

Pasti saja, aksi Yamal ini menaikkan keyakinan diri Barcelona buat bersaing di kompetisi dalam negeri serta Eropa. Para penggemar Barcelona berharap ini tidaklah aksi terakhirnya, serta memandang lebih banyak kejutan dari pemain muda berbakat ini di pertandingan mendatang.

Dengan penampilan yang terus tumbuh, Lamine Yamal kayaknya hendak jadi bintang yang tidak tergantikan di masa depan. Siap- siap, dunia sepak bola!

3 Pemain Brasil Tersubur di UCL, Ada Vinicius Junior

PUSATSPORT , Talenta-talenta asal Brasil telah meramaikan kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa, UEFA Champions League (UCL), sejak dahulu kala. Beberapa nama bahkan mampu menorehkan sederet pencapaian spesial di ajang ini. 

Tiga pemain di bawah ini masuk dalam daftar pemain Brasil tersubur di UCL. Salah satu di antaranya ialah bintang Real Madrid pada 2024/2025, Vinicius Junior. Dengan koleksi 28 gol, kini ia melewati torehan Rivaldo dan menempati urutan ketiga dalam daftar ini. 

Termasuk Vinicius Junior, berikut tiga pemain Brasil tersubur di UCL.

1. Neymar Junior menjadi pemain Brasil tersubur di UCL dengan koleksi 43 gol

Neymar Junior memegang rekor sebagai pemain Brasil dengan koleksi gol terbanyak di UCL. Per 13 Februari 2025, ia telah mengoleksi 43 gol dan 36 assist dari total 81 laga. Selain mencetak 22 gol kala berseragam Barcelona, ia juga mengemas 22 gol ketika membela Paris Saint-Germain.

Pemain kelahiran 5 Februari 1992 tersebut melakoni debut di UCL pada 2013/2014. Ia tampil selama 72 menit saat Barcelona menghadapi Ajax Amsterdam, Rabu (18/9/2013). Dalam duel tersebut, Neymar mencatatkan satu assist dan membawa Blaugrana menang 4-0.

Pemain yang kembali direkrut Santos pada musim dingin 2025 tersebut mengoleksi satu trofi UCL sepanjang kariernya. Pencapaian tersebut diraih bersama Barcelona pada 2014/2015. Di ajang tersebut, ia juga dinobatkan sebagai top skor dengan torehan 10 gol.

2. Kaka mengoleksi 30 gol selama bermain di UCL

Ricardo Izecson dos Santos Leite atau Kaka tercatat pernah merumput di UCL bersama dua tim berbeda. Selain Real Madrid, ia juga pernah mewakili AC Milan di ajang tersebut. Dari total 86 laga, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut mampu mengemas 30 gol dan 25 assist.

Debut Kaka di kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa tersebut terjadi pada fase grup UCL 2003/2004. Ia bermain selama 90 menit dan membawa AC Milan menang tipis 1-0 atas Ajax Amsterdam, Selasa (16/9/2003). Pada musim debutnya, Kaka mampu mengoleksi 4 gol dan 1 assist.

Sama seperti Neymar, Kaka juga mengoleksi satu gelar juara UCL dalam kariernya. Ia tampil impresif dan membawa AC Milan meraih gelar juara pada 2006/2007. Dengan koleksi sepuluh gol, ia juga membawa pulang gelar top skor dari ajang tersebut.

3. Vinicius Junior mengoleksi 28 gol dan melewati pencapaian Rivaldo

Vinicius Junior akhirnya menempati urutan ketiga dalam daftar ini. Dengan tambahan satu gol yang tercipta ke gawang Manchester City pada leg pertama playoff 16 besar UCL 2024/2025, ia kini telah mengoleksi 28 gol. Pemain kelahiran 12 Juli 2000 tersebut melewati pencapaian Rivaldo (27 gol).

Vinicius mencatatkan debut di UCL pada 2018/2019. Ia tampil selama 28 menit saat Real Madrid bertemu Viktoria Plzen pada fase grup, Rabu (7/11/2018). Dengan satu assist yang ia ciptakan dalam duel tersebut, Los Blancos mengakhiri laga dengan kemenangan meyakinkan 5-0.

Vinicius menjadi pemain dengan koleksi trofi UCL terbanyak dalam daftar ini. Pemain kelahiran  São Gonçalo, Brasil, tersebut telah meraih dua titel juara. Pencapaian tersebut ia raih pada 2021/2022 dan 2023/2024.

Vinicius menunjukkan performa yang meyakinkan bersama Real Madrid pada 2024/2025 ini. Dengan kesempatan yang masih ada, ia berpeluang melampaui torehan gol Kaka di UCL. Bahkan, bukan tidak mungkin dirinya mampu melewati torehan gol Neymar di ajang ini.