post

Akhir Tragis Karier Alpay Oezalan di Aston Villa

PUSATSCORE – Aston Villa bakal kembali diperkuat pemain asal Turki mulai 2025/2026. Mereka kedatangan Yasin Ozcan yang sebetulnya sudah direkrut dari Kasimpasa pada Februari 2025. Sebelumnya, hanya ada satu nama asal Turki yang pernah mengenakan seragam The Villans. Dia adalah Alpay Oezalan yang melakukannya pada 2000-2003. Namun, kisah Oezalan dan Aston Villa pada saat itu berakhir dengan tragis.

1. Alpay Oezalan tampil menawan pada musim pertama bersama Aston Villa

Alpay Oezalan bergabung dengan Aston Villa pada awal 2000/2001. Mantan bek tengah ini diboyong dari Fenerbahce. Pada musim pertamanya, palang pintu setinggi 1,88 meter tersebut tampil impresif. Ia mencatatkan 42 penampilan di semua kompetisi dengan 33 di antaranya dibuat di English Premier League (EPL). Oezalan membantu Villa berakhir di posisi kedelapan.

Mantan pemain Besiktas ini melanjutkan tren positif tersebut pada musim berikutnya. Sayangnya, ia mengalami cedera lutus serius pada awal Desember 2001. Kondisi itu membuat Oezalan harus menepi sampai akhir kompetisi. Meski begitu, Oezalan berhasil pulih tepat waktu sehingga tetap bisa membela Timnas Turki di Piala Dunia 2002.

Sejarah pun mencatat kejayaan Turki di ajang yang digelar di Jepang dan Korea Selatan tersebut. Mereka berhasil merebut tempat ketiga. Oezalan menjadi sosok kunci di balik kesuksesan itu. Ia bahkan terpilih masuk tim terbaik. Ironisnya, ini justru menjadi awal mula dari konfliknya dengan Aston Villa.

2. Alpay Oezalan mulai disingkirkan Aston Villa pada 2002/2003 karena konflik finansial

Sepulangnya ke Aston Villa setelah performa yang mengesankan di Piala Dunia 2002, Alpay Oezalan meminta kenaikan gaji sebesar 50 persen. Meski begitu, Oezalan menegaskan, permintaan tersebut bukan hanya soal uang. Ia ingin melihat keseriusan dan kepedulian klub kepadanya. Sebabnya, Oezalan mengaku, saat menjalani pemulihan akibat cedera lutut pada musim sebelumnya, ia sampai harus membayar biaya perawatan dengan uang pribadi.

Terlepas dari klaim tersebut, Villa menolak menuruti kemauan Oezalan. Mereka menyatakan, pada saat itu Oezalan sudah tercatat sebagai salah satu pemain dengan pendapatan tertinggi di klub. Oleh karena itu, mereka pun memutuskan untuk menjual sang pemain. Namun, hingga bursa transfer musim panas 2002 ditutup, Oezalan masih tercatat sebagai pemain Aston Villa. Padahal, ia dikabarkan diincar banyak klub yang lebih besar.

Oezalan dan Aston Villa pun melanjutkan kerja sama dengan kondisi yang tidak lagi ideal. Dampaknya, Oezalan bukan lagi menjadi pemain andalan. Menit bermainnya menurun drastis dengan hanya tampil lima kali di seluruh kompetisi pada 2002/2003. Anehnya, hingga musim berikutnya, Oezalan masih juga tidak memiliki klub baru. Kisah Oezalan dan Aston Villa pada akhirnya justru tuntas akibat sebuah insiden yang cukup menggegerkan publik sepak bola Eropa.

3. Kontrak Alpay Oezalan di Aston Villa diputus setelah insiden yang melibatkan David Beckham

Alpay Oezalan sempat mencatatkan enam penampilan bersama Aston Villa pada 2003/2004. Ia bahkan mencetak gol pertamanya untuk klub yang membuat mereka menang atas Charlton Athletic dengan skor 2-1 di Premier League pada 20 September 2003. Pada awal bulan berikutnya, Oezalan hengkang karena harus bergabung dengan Timnas Turki. Namun, setelah jeda internasional Oktober 2003 tersebut selesai, ia tidak pernah lagi kembali.

Semuanya akibat yang terjadi pada 11 Oktober 2003 saat Turki menjamu Inggris untuk melakoni laga kualifikasi Euro 2004. Pertandingan berakhir dengan skor 0-0. Namun, Inggris bisa saja mengunci kemenangan andai David Beckham mencetak gol lewat tendangan penalti yang diambilnya pada menit 36. Kegagalan tersebut disambut Oezalan dengan sebuah tindakan yang memicu emosi pemain yang baru bergabung dengan Real Madrid itu.

Setelah Beckham gagal mengeksekusi penalti, Oezalan langsung menghampirinya dan menyentuhnya di bagian hidung. Provokasi tersebut berlanjut ketika mereka menuju ruang ganti saat babak pertama selesai. Pertikaian di antara keduanya otomatis membuat rekan-rekan setimnya terlibat. Kondisi panas dan tegang pun terjadi. Namun, bagi Oezalan pribadi, tindakannya itu memberi dampak yang jauh lebih panjang.

Kehadirannya tidak lagi diterima publik Inggris, bahkan para pendukung Aston Villa sendiri. Sehari setelah pertandingan antara Inggris dan Turki tersebut, terdapat sebuah boneka berseragam Aston Villa dengan nama dan nomor punggung dirinya digantung di pusat Kota Birmingham. Keselamatannya ikut terancam. Pelatih Aston Villa saat itu, David O’Leary, bahkan sampai mengizinkan Oezalan untuk absen latihan.

Pada 23 Oktober 2003, manajemen pun akhirnya mengumumkan sebuah keputusan besar. Mereka memutuskan untuk mengakhiri kontrak Oezalan karena menilai sang pemain tidak bisa lagi melanjutkan kariernya di Inggris. Langkah ini diambil dengan persetujuan dari Oezalan sendiri. Pada Januari 2004, Oezalan pun resmi meninggalkan Aston Villa untuk bergabung dengan klub Korea Selatan, Incheon United.

Lima bulan berselang, ia menyebrang ke Jepang untuk memperkuat Urawa Reds. Oezalan lantas kembali ke Eropa pada 2005 untuk membela FC Koeln. Ia bertahan di Jerman sampai 2008 sebelum akhirnya memutuskan pensiun. Kisah Oezalan di Aston Villa tentu bakal dijadikan pelajaran oleh Yasin Ozcan. Pemain yang juga berposisi sebagai bek tengah itu akan berusaha sekeras mungkin untuk terhindar dari intrik demi bisa menjalani karier yang jauh lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *