Kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Jakarta, Indonesia

PUSAT BOLA – Regu nasional sepak bola Indonesia mencetak sejarah baru dengan kemenangan gemilang atas Bahrain dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno( SUGBK) pada Selasa malam itu berakhir dengan skor 1- 0 buat kemenangan Indonesia.

Berhasil semata wayang yang jadi penentu kemenangan dicetak oleh Ole Romeny pada menit ke- 78 lewat tendangan keras dari luar kotak penalti. Penampilan gemilang kiper Indonesia, Nadeo Argawinata, pula jadi sorotan sehabis sukses menggagalkan sebagian kesempatan emas Bahrain.

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae- yong, mengantarkan rasa bangganya atas perjuangan para pemain.” Mereka bermain dengan hati serta semangat besar. Kemenangan ini merupakan hasil dari kerja keras serta pengabdian segala regu,” ucapnya dalam konferensi pers usai pertandingan.

Kemenangan ini memperbesar kesempatan Indonesia buat lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Sokongan penuh dari puluhan ribu suporter yang memadati stadion pula jadi aspek berarti dalam memotivasi para pemain di lapangan.

Sedangkan itu, warga Indonesia di bermacam wilayah ikut memperingati kemenangan ini dengan mengadakan nonton bareng di bermacam posisi. Media sosial juga ramai dengan perkataan selamat serta harapan besar supaya timnas terus melaju di babak selanjutnya.

Pertandingan selanjutnya hendak jadi tes berat untuk skuad Garuda, sebab mereka dijadwalkan mengalami salah satu regu unggulan di tim. Tetapi, dengan semangat serta performa yang terus menjadi matang, optimisme besar menyelimuti ekspedisi timnas Indonesia.

Momen Diks Jadi Fotografer Dadakan, Kambuaya dan Sandy Modelnya

PUSAT BOLA – Kevin Diks menjadi fotografer dadakan di sela-sela latihan Timnas Indonesia. Ricky Kambuaya dan Sandy Walsh yang menjadi modelnya.
Timnas Indonesia terus mempersiapkan diri untuk menjamu Bahrain dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia Grup C zona Asia. Duel ini berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Selasa (25/3/2025) malam WIB.

Indonesia sudah melakukan official training di venue, Senin (24/3/2025) malam WIB. Di sela-sela latihan tersebut, para pemain tampak menikmati momen.

Diks bahkan menjadi fotografer dadakan. Hal itu dibagikan oleh akun resmi media sosial Timnas Indonesia.

Kambuaya menjadi modelnya, yang berpose bersama Sandy Walsh. Diks juga mengarahkan gaya ke Kambuaya untuk senyum.
Indonesia wajib menang untuk menjaga asa ke Piala Dunia. Skuad Garuda saat ini duduk di posisi keempat dengan enam poin, cuma unggul produktivitas dari Bahrain selaku penghuni urutan kelima.

3 Pencetak Gol Italia Kontra Jerman pada 15 Menit Pertama Laga

PUSATSPORT , Timnas Italia menelan kekalahan 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League pada 20 Maret 2025. Meski begitu, pemain Italia, Sandro Tonali, menciptakan rekor apik di laga ini. Ia menorehkan gol kontra Jerman saat laga baru bergulir 9 menit.

Hanya ada tiga pemain Italia yang mampu merobek gawang Jerman pada 15 menit pertama laga. Termasuk Tonali, berikut catatan gol ketiga pemain tersebut saat menghadapi Jerman.Timnas Italia menelan kekalahan 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League

1. Sandro Mazzola mencetak gol ke gawang Jerman Timur saat laga baru berjalan 7 menit

Sandro Mazzola merupakan legenda Inter Milan yang cukup dihormati di sepak bola Italia. Kesetiaannya kepada Inter Milan dibuktikan dengan tidak pernah membela klub lain selama berkarier sebagai pemain. Mazzola bermain untuk I Nerazzurri selama 17 tahun pada 1960–1977. Ia mencetak 162 gol dan 14 assist dalam 566 pertandingan di semua kompetisi. Mazzola turut mengantarkan Inter Milan meraih gelar juara Serie A Italia 4 kali dan Piala Champions Eropa 2 kali.

Ia juga menjadi andalan di lini depan Timnas Italia. Salah satu aksi memukau Mazzola bersama Timnas Italia terjadi ketika menghadapi Jerman Timur di laga Kualifikasi Euro 1972 pada 22 November 1969. Mazzola menorehkan gol cepat ketika laga baru berjalan 7 menit. Italia kemudian memenangkan laga ini dengan skor 3-0. Mazzola sendiri mencetak total 22 gol dalam 70 pertandingan di semua kompetisi. 

2. Roberto Boninsegna menorehkan gol kontra Jerman pada menit kedelapan

Roberto Boninsegna dikenal sebagai salah satu penyerang tajam Italia pada medio 1960an–1970an. Ia memasuki puncak kariernya kala berseragam Inter Milan pada 1969–1976. Boninsegna menorehkan 173 gol dalam 283 pertandingan di semua kompetisi selama membela Inter Milan. Ia sempat bermain untuk Juventus selama 3 tahun dan mencetak 35 gol dari 93 penampilan di berbagai ajang pada 1976–1979. Boninsegna menutup kariernya sebagai pemain bersama Viadana pada 1981.

Ia juga termasuk penyerang andalan Timnas Italia terutama pada Piala Dunia 1970. Boninsegna selalu bermain sebagai starter dari fase grup sampai final. Ia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia 1970 kala menghadapi Jerman dalam laga semifinal pada 17 Juni 1970. Boninsegna menorehkan gol cepat kala pertandingan baru bergulir 10 menit. Ia juga menciptakan assist untuk gol Gianni Rivera pada menit ke-111. Italia akhirnya lolos ke final usai mengalahkan Jerman 4-3 di laga ini.

3. Sandro Tonali membobol gawang Jerman saat laga baru bergulir 9 menit

Sandro Tonali pernah disebut-sebut sebagai The Next Andrea Pirlo ketika tampil impresif bersama Brescia pada Januari 2018–Juli 2020. Ia kemudian pindah ke klub favoritnya, AC Milan, pada musim panas 2020. Tonali langsung dikembalikan kepada Brescia untuk menjalani masa peminjaman selama semusim pada 2020/2021. Ia baru bergabung dengan AC Milan pada 2021. Tonali berperan penting dalam perjalanan AC Milan meraih gelar juara Serie A Italia pada 2021/2022.

Namun, ia secara mengejutkan menerima tawaran dari Newcastle United pada Juli 2023. Tonali menjadi andalan di lini tengah Newcastle United dan sedang dalam performa terbaik pada 2024/2025. Ia sejauh ini menorehkan 3 gol dan 2 assist dalam 35 pertandingan di semua kompetisi per Maret 2025.

Selain itu, Tonali juga menjadi pemain penting bagi lini tengah Timnas Italia. Ia menorehkan gol kedua Gli Azzurri ketika kalah 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League pada 20 Maret 2025. Tonali menorehkan gol cepat saat laga baru bergulir 9 menit, tetapi Jerman mampu membalas melalui Tim Kleindienst dan Leon Goretzka pada menit ke-49 dan 76. Ia menjadi pemain ketiga yang mampu membobol gawang Jerman pada 15 menit pertama laga.

Dari tiga nama di atas, Mazzola dan Boninsegna mendapat status legenda sepak bola Italia berkat performa apik di level klub dan internasional. Sementara itu, perjalanan Tonali bersama Gli Azzurri masih panjang. Mampukah ia menyamai level permainan dan prestasii Mazzola serta Boninsegna untuk Timnas Italia?

3 Jebolan Akademi Manchester United di Ligue 1 2024/2025

PUSATSPORT , Performa Manchester United memang mengalami inkonsistensi dalam beberapa musim terakhir. Krisis yang dialami sejak kepergian Sir Alex Ferguson pada 2013 belum bisa benar-benar terselesaikan. Pergantian pelatih yang dilakukan oleh manajemen juga belum mampu membawa perubahan berarti.

Meski demikian, The Red Devils tetap memegang status sebagai klub yang memiliki akademi berkualitas. Pemain jebolan akademi mereka begitu mudah ditemui di liga-liga top Eropa. Salah satu liga yang dihuni oleh pemain jebolan akademi Manchester United ialah Ligue 1 Prancis.

Pada 2024/2025 ini, terdapat tiga pemain jebolan akademi The Red Devils yang berkiprah di kasta teratas sepak bola Prancis. Tak sekedar menjadi pelengkap, tiga pemain tersebut menjadi bagian penting dalam permainan timnya masing-masing. Siapa saja pemain yang dimaksud?

1. Angel Gomes menjalani musim keempat di LOSC Lille

Angel Gomes menghabiskan masa juniornya sebagai pemain didikan akademi Manchester United. Ia telah bergabung sejak berusia 6 tahun pada 2006 hingga dipromosikan ke tim utama pada 2019. Dirinya bahkan sempat tampil gemilang di tim U-18 dengan torehan 15 gol dan 7 assist dari total 26 laga.

Namun, performa apik di akademi tak mampu ia lanjutkan di tim senior. Persangan ketat di tim utama membuatnya mendapat menit bermain minim. Selama semusim di tim utama The Red Devils pada 2019/2020, ia hanya tampil dalam sepuluh laga tanpa mencetak gol dan assist

Setelah sempat bermain di Portugal bersama Boavista selama semusim, ia hengkang ke LOSC Lille pada musim panas 2021 dan bertahan di klub tersebut hingga musim ini. Performanya makin menanjak hingga dipercaya sebagai salah satu pemain penting di lini tengah dan lini serang. Pada 2024/2025 ini, ia telah tampil dalam 14 laga dengan torehan 1 gol dan 1 assist di Ligue 1. 

2. Menjalani musim debut di Marseille, Mason Greenwood tampil moncer

Mason Greenwood tengah menjalani musim debut yang gemilang bersama Marseille di Ligue 1 2024/2025. Ia mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya sebagai seorang penyerang. Dari total 26 penampilan, pemain berusia 23 tahun tersebut mengemas 15 gol dan 3 assist.

Greenwood sejatinya telah menunjukkan bakatnya dalam mengolah si kulit bundar sejak belajar di akademi Manchester United pada 2007–2019. Ketika belum genap berusia 18 tahun pada musim panas 2019, ia dipromosikan ke tim utama. Sayangnya, perjalanannya bersama The Red Devils tak berakhir manis karena ia tersandung kasus pemerkosaan.

Pemain kelahiran 1 Oktober 2001 tersebut mencatatkan 129 penampilan untuk tim utama Manchester United. Statistiknya sebagai seorang penyerang juga cukup baik. Ia mampu mengemas 35 gol dan 10 assist. Salah satu penampilan terbaiknya terjadi saat mencetak gol penentu kemenangan atas Brighton & Hove Albion pada pekan ke-30 English Premier League 2020/2021.

3. Joshua King beradaptasi dengan cukup baik di Toulouse

Joshua King meninggalkan negaranya, Norwegia, dan bergabung dengan akademi Manchester United saat berusia 15 tahun pada Januari 2008. Selama mengasah kemampuan, ia sempat bermain untuk beberapa kelompok umur. Statistik terbaiknya terjadi saat bermain untuk tim U-21 dengan torehan 6 gol dan 8 assist dari 26 laga.

Sayangnya, King tak pernah mendapat kesempatan untuk promosi ke tim utama Manchester United. Namun, ia sempat mencatatkan dua penampilan untuk The Red Devils. Momen tersebut terjadi di Liga Champions Eropa dan League Cup.

Pada 2024/2025 ini, pemain yang berposisi sebagai penyerang tengah tersebut tengah menjalani musim pertama di Toulouse. Proses adaptasinya di Ligue 1 berlangsung cukup baik dengan torehan 4 gol dan 3 assist dari total 20 penampilan. Salah satu golnya bahkan menyelamatkan timnya dari kekalahan saat menjamu Angers SCO. 

Tiga pemain di atas sama-sama memiliki kemampuan apik dalam hal menyerang. Namun, Greenwood menjadi yang paling moncer sejauh ini. Ia kembali menemukan sentuhan terbaiknya setelah melewati masa-masa sulit.

“Spanyol Vs Belanda: La Furia Roja ke Semifinal UEFA Nations League”

PUSAT BOLA – Spanyol memenangi laga sengit kontra Belanda untuk ke semifinal UEFA Nations League. La Furia Roja menang adu penalti 5-4 usai imbang agregat 5-5.
Laga Spanyol vs Belanda pada leg kedua perempatfinal UEFA Nations League berlangsung di Mestalla, Valencia, Senin (24/3/2025) dini hari WIB. Kedua tim berimbang 2-2 pada leg pertama.

Baru enam menit laga berjalan, Spanyol memenangkan penalti setelah Mikel Oyarzabal dilanggar Jan Paul van Hecker. Oyarzabal mengambil sendiri penalti itu dan sukses membawa Spanyol memimpin.

Kedua kubu saling menebar ancaman, tapi skor tak berubah di sisa babak pertama. Belanda berhasil menyamakan kedudukan selepas turun minum, tepatnya pada menit ke-54, juga lewat penalti.

Penalti diberikan usai Memphis Depay dijatuhkan Robin Le Normand. Depay maju sebagai eksekutor dan menceploskan bola ke pojok kiri atas gawang.

GOL! Spanyol kembali memimpin pada menit ke-67. Dari serangan balik, sepakan Oyarzabal menyambut umpan Nico Williams mulanya dihalau. Tapi ia menyambar bola lagi di kesempatan kedua ke dalam gawang.

GOL! Belanda kembali menyamakan skor pada menit ke-79. Ian Maatsen lolos di kiri dan menerima umpan Xavi Simons, menyelesaikannya dengan sepakan keras ke pojok kanan atas.

Skor imbang 2-2 bertahan sampai waktu normal habis, membuat kedudukan agregat juga masih seri 4-4. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan.

Spanyol kembali memimpin pada menit ke-103. Lamine Yamal beraksi dan mengarahkan tembakan ke pojok kiri gawang.

GOL! Belanda menyamakan lagi skornya pada menit ke-109, setelah wasit memberi penalti atas pelanggaran Unai Simon ke Xavi Simons. Simons menaklukkan Simon dengan tembakan ke pojok kanan.

Skor 3-3 tak berubah sampai babak tambahan usai, sehingga pemenang ditentukan lewat adu penalti. Spanyol menang 5-4 setelah hanya satu pemain gagal mengekseksi jadi gol.

“Prancis Vs Kroasia: Menang Adu Penalti, Les Bleus ke Semifinal”

PUSAT BOLA – Prancis berhasil ke semifinal UEFA Nations League setelah mengalahkan Kroasia 5-4 lewat adu penalti. Kedua tim sebelumnya menghasilkan agregat 2-2 dalam 120 menit.
Prancis vs Kroasia berlangsung di Stade de France dalam leg kedua perempatfinal, Senin (24/3/2025) dini hari WIB. Tuan rumah, yang tertinggal agregat 0-2 dari hasil leg pertama, tampil menekan sejak awal di Paris.

Ada tiga percobaan yang dibuat Prancis dalam tiga menit awal. Semua usaha yang dilakukan Manu Kone masih belum menjadi gol.

Kroasia membuat percobaan pertamanya di menit ke-19. Usaha Ante Budimir dari dalam kotak penalti masih bisa diblok lawan.

Prancis punya peluang emas di menit ke-37. Bradley Barcola melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti, namun bola bisa ditepis Dominik Livakovic.

Meski sangat mendominasi dan membuat banyak peluang, Prancis kesulitan mencetak gol. Skor babak pertama pun tetap 0-0.

Prancis mencetak gol di babak kedua pada menit ke-52 untuk mengubah skor menjadi 1-0. Michael Olise sukses merobek gawang Kroasia lewat tambakan bebas yang membuat agregat menjadi 1-2.

Kylian Mbappe melewatkan peluang emas di menit ke-74. Bola tembakannya dari dalam kotak penalti melebar tipis di sisi gawang.

Prancis memimpin 2-0 di menit ke-80. Ousmane Dembela merobek gawang Kroasia usai menuntaskan umpan tarik dari Olise. Agregat berubah menjadi 2-2.

Pemenang di laga Prancis vs Kroasia belum bisa didapatkan sampai laga berjalan 2×15 menit. Alhasil, duel berlanjut ke adu penalti.

Adu penalti berjalan sengit. Dari lima eksekutor, kedua tim sama-sama mencetak tiga gol dan terpaksa menurunkan penendang tambahan.

Prancis akhirnya meraih kemenangan 5-4 di adu penalti. Penentuan tersebut dibuat oleh Dayot Upamecano.

4 Pemain Fiorentina dengan Nilai Pasar Paling Rendah per Maret 2025

PUSATSPORT , Fiorentina memiliki beberapa pemain yang nilai pasarnya cukup rendah per Maret 2025. Berbagai faktor mempengaruhi rendahnya harga pasar mereka, seperti masih berstatus pemain baru, minim menit bermain, dan performa buruk. Fiorentina sendiri tampil cukup impresif dengan menduduki peringkat kedelapan lewat koleksi 48 poin dalam klasemen sementara Serie A Italia per pekan 29.

Berikut empat pemain Fiorentina dengan nilai pasar paling rendah per Maret 2025.

1. Pablo Mari (Rp62 miliar) baru empat kali bermain di Serie A

Pablo Mari didatangkan Fiorentina dari AC Monza pada Januari 2025. Ia dibeli dengan harga murah sebesar 1,8 juta euro atau Rp32 miliar. Mari sebelumnya menjadi andalan Monza di lini belakang dengan mencatat 87 penampilan di semua kompetisi pada Juli 2022–Januari 2025.

Ia sempat mengalami cedera otot ketika baru bergabung dengan Fiorentina dan absen dalam empat laga Serie A. Mari baru melakoni debut di Fiorentina dalam kekalahan 0-1 dari Hellas Verona pada pekan 26. Ia kemudian tampil sebagai starter dalam tiga pertandingan Serie A beruntun pada pekan 27–29. Harga pasarnya naik menjadi 3,5 juta euro atau Rp62 miliar per Maret 2025.

2. Maat Daniel Caprini (Rp35 miliar) punya potensi cukup menjanjikan

Maat Daniel Caprini merupakan penyerang sayap kiri binaan akademi Fiorentina. Ia menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan dalam 2 musim terakhir. Caprini mencetak 10 gol dan 5 assist dalam 29 laga Primavera 1 pada 2023/2024. Ia sejauh ini telah menorehkan 9 gol dan 5 assist dari 21 penampilan di Primavera 1 per Maret 2025.

Caprini melakoni debut di tim utama Fiorentina dalam kemenangan 3-0 atas Inter Milan pada pekan 14. Ia saat ini masih berusia 19 tahun. Caprini kini memiliki nilai pasar sebesar 2 juta euro atau Rp35 miliar per Maret 2025.

3. Tomasso Martinelli (Rp32 miliar) menjadi kiper ketiga Fiorentina pada 2024/2025

Tomasso Martinelli merupakan salah satu jebolan akademi Fiorentina yang menjadi bagian dari tim utama pada 2024/2025. Ia menjadi kiper ketiga La Viola setelah David de Gea dan Pietro Terracciano. Martinelli tercatat masih berusia 19 tahun.

Ia sebelumnya mencatat 10 nirbobol dan 40 kebobolan dalam 37 laga di semua kompetisi bersama Fiorentina Primavera pada 2022–2024. Martinelli baru bermain dua kali di tim utama La Viola dengan rincian sekali di Serie A pada 2023/2024 dan Liga Konferensi Eropa (UECL) pada 2024/2025. Harga pasarnya masih cukup murah sebesar 1,8 juta euro atau Rp32 miliar per Maret 2025.

4. Pietro Terracciano (Rp26 miliar) posisinya tergusur usai kedatangan David de Gea

Pietro Terracciano direkrut Fiorentina dari Empoli secara gratis pada Juli 2019. Ia menjadi kiper utama La Viola sejak 2021/2022. Terracciano mencatat 13 nirbobol dan 53 kebobolan dalam 47 laga di semua kompetisi pada 2023/2024.

Posisinya mulai tergeser setelah kedatangan David de Gea pada musim panas 2024. Pemain berusia 35 tahun itu baru bermain dalam 10 laga dengan rekor 2 clean sheet dan 15 kebobolan pada 2024/2025. Terracciano memiliki harga pasar sebesar 1,5 juta euro atau Rp26 miliar per Maret 2025.

Keempat pemain di atas memiliki latar belakang beragam di tim utama Fiorentina. Martinelli dan Caprini merupakan jebolan akademi Fiorentina yang masih minim jam terbang. Mari bermain cukup impresif setelah pulih dari cedera dengan tampil sebagai starter dalam tiga laga beruntun Serie A. Terracciano menjadi kiper kedua Fiorentina usai kedatangan David de Gea pada musim panas 2024.

Rapor Laga Debut 4 Pelatih Asing Terakhir Timnas Indonesia

PUSATSPORT , Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kerap kali menunjuk pelatih asing untuk ini demi menangani Timnas Indonesia. Keputusan meningkatkan level permainan Garuda bersaing di level tertinggi.

Deretan pelatih dan mantan pelatih Timnas Indonesia memiliki rekor beragam kala melakoni laga debut. Berikut catatan empat pelatih asing terakhir Timnas Indonesia di pertandingan pertama.

1. Luis Milla kalah 1-3 dari Myanmar pada Maret 2017

Luis Milla ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2017. Ia sebelumnya pernah menangani Timnas Spanyol di level junior, seperti U-17, U-19, U-20, dan U-21 pada periode 2008–2012. Milla diharapkan mampu menerapkan sepak bola menyerang dengan pendekatan penguasaan bola.

Ia melakoni debutnya bersama Timnas Indonesia di laga uji coba menghadapi Myanmar pada Maret 2017. Sayangnya, tim Garuda kalah 1-3 dari Myanmar di pertandingan ini. Gol Ahmad Nur Hardianto pada menit ke-22 mampu dibalas tiga pemain Myanmar, Maung Maung Lwin, Kyaw Ko Ko, dan Aung Si Thu.

2. Simon McMenemy menang 2-0 atas Myanmar di pertandingan pertamanya pada Maret 2019

Simon McMenemy mulai melatih Timnas Indonesia pada Januari 2019. Ia menggantikan posisi Luis Milla yang mengakhiri kerja sama dengan PSSI pada Oktober 2018. McMenemy menjalani debutnya bersama Timnas Indonesia saat melawan Myanmar di laga persahabatan pada 25 Maret 2019.

Ia berhasil membawa Indonesia menang 2-0 atas Myanmar di pertandingan ini. Indonesia yang bermain dengan skema 3-4-3 menorehkan dua gol tersebut melalui Greg Nwokolo dan Ilija Spasojevic. McMenemy tidak lama melatih Timnas Indonesia. Sebab, performa tim Garuda begitu buruk kala menjalani Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan menelan empat kekalahan beruntun. McMenemy akhirnya dipecat pada November 2019.

3. Shin Tae Yong menelan kekalahan 1-3 dari Oman pada 29 Mei 2021

Shin Tae Yong diperkenalkan sebagai pelatih baru Timnas Indonesia pada Januari 2020. Ia mengisi kekosongan posisi pelatih Timnas Indonesia setelah PSSI memecat Simon McMenemy pada November 2019. Pengalaman Tae Yong yang pernah membawa Timnas Korea Selatan ke Piala Dunia 2018 dan mengalahkan Jerman pada fase grup menjadi salah satu pertimbangan PSSI memilihnya.

Laga pertama Tae Yong bersama Timnas Indonesia kala menghadapi Oman pada 29 Mei 2021. Indonesia kalah telak 1-3 dari Oman dalam pertandingan persahabatan tersebut. Oman menorehkan gol melalui Muhsen Al-Ghassani dan brace Khalid Al-Hajri, sementara Indonesia hanya bisa mencetak gol lewat Evan Dimas.

4. Patrick Kluivert dibantai 1-5 dari Australia di laga perdananya pada 20 Maret 2025

PSSI secara mengejutkan memberhentikan Shin Tae Yong dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia pada Januari 2025. Profil pria asal Belanda itu cukup mentereng di dunia sepak bola. Kluivert merupakan striker terbaik Belanda yang pernah bersinar bersama Ajax Amsterdam dan Barcelona saat berkarier sebagai pemain. Namun, rekam jejak melatihnya tidak begitu bagus. Rekornya bersama Timnas Curacao dan Adana Demirspor terbilang kurang impresif.

Kluivert menjalani debut bersama Timnas Indonesia ketika menghadapi Australia di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025. Tim Garuda kalah telah 1-5 dari Australia di laga ini. Kelima gol Australia hanya bisa dibalas lewat sepakan Ole Romeny pada menit ke-78.

Dari empat pelatih asing terakhir Timnas Indonesia di atas, hanya McMenemy yang berhasil menang di laga perdananya. Namun, pertandingan pertama tidak mencerminkan perjalanan sang pelatih selama menangani Timnas Indonesia. Terbukti, McMenemy tidak mampu berbuat banyak ketika Indonesia kalah dalam empat laga beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sementara itu, Tae Yong yang menelan kekalahan di laga debutnya mampu mengukir prestasi kala Timnas Indonesia menembus semifinal Piala Asia U-23 dan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Akankah Kluivert mampu bangkit dari kekalahan 1-5 dari Australia di laga menghadapi Bahrain dan Cina?

Indonesia Dihajar Australia, Pelatih Belanda Ini Beri Sindiran Menohok

PUSAT BOLA – Indonesia dihajar Australia 1-5 dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Tim Garuda disindir keras oleh seorang pelatih asal Belanda.


Saat dikalahkan Australia di Sydney Park, Kamis (20/3/2025), Indonesia memainkan 10 pemain keturunan. Di antaranya banyak pemain Eredivisie seperti Mees Hilgers, Thom Haye, dan Calvin Verdonk.

Robert Maaskant, pelatih tim Eerste Divisie, Helmond Sport, menyindir pedas Indonesia, yang dinilai terlalu ‘berharap’ pada sederet pemain naturalisasinya. Ia menyebut tak ada proses instan untuk sukses.

“Mereka adalah pemain bagus di Eredivisie, tapi di level internasional grup itu tidak ada apa-apanya,” sindir Maaskant dalam podcast De Maaskantine.

“Itu tidak akan berubah dalam sekejap. Anda terlalu bergantung pada para pemain. Jika anda punya pemain yang biasa-biasa saja di level internasional, ya jangan berharap bisa mendapat banyak perubahan sekaligus,” kata Maaskant, yang sudah banyak melatih klub di Belanda.

Tak cuma pemain, Indonesia juga merekrut banyak tim kepelatihan asal Belanda. Dari Patrick Kluivert hingga asisten Alex Pastoor, Denny Landzaat, dan Gerald Vanenburg.

Kekalahan dari Australia membuat Indonesia kini harus berjuang keras di sisa laga babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Tim Merah Putih kini berada di posisi empat Grup C dengan 6 poin, di bawah Jepang (19), Australia (10), dan Arab Saudi (9).

Selanjutnya, Indonesia akan melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Selasa (25/3/2025). Kemenangan wajib diraih untuk menjaga asa finis di empat besar dan lolos ke babak keempat.

“Soal Penalti yang Dianulir, Alvarez Tak Merasa Menyentuh Bola Dua Kali”

PUSAT BOLA – Penyerang Atletico Madrid Julian Alvarez buka suara soal penaltinya yang dianulir di Liga Champions saat melawan Real Madrid. Alvarez merasa tidak menyentuh bola dua kali.


Laga Atletico vs Madrid di leg kedua 16 besar Liga Champions di Stadion Metropolitano, Kamis (13/3/2025) dini hari WIB, harus dituntaskan lewat adu penalti usai agregat imbang 2-2. Dalam adu penalti, Atletico kalah 2-4 dari Madrid.

Kontroversi mewarnai adu penalti ini. Penalti Alvarez yang sempat masuk kemudian dianulir oleh VAR.

Alvarez dinilai menyentuh bola dua kali. Pemain Argentina itu memang sempat terpeleset saat melakukan tendangan penalti.

Alvarez kini mengaku bahwa ia tidak merasa menyentuh bola dua kali. Ia juga berharap UEFA/FIFA meninjau kembali aturan terkait hal ini.

“Saya sudah menontonnya ribuan kali, ada video di mana-mana,” ujar Alverez dalam wawancara dengan ESPN.

“Kenyataannya adalah saya tidak merasakan sentuhannya, karena kalau ada dua sentuhan, kontaknya minimal dan sangat sulit untuk mengetahuinya.”

“Saya kira aturannya harus sedikit lebih jelas karena saya tidak mencoba untuk mengambil keuntungan dan jika kiper keluar garisnya ketika melakukan penyelamatan, penalti diulang. Ini bukan untuk mengambil keuntungan. Apa yang terjadi sangat disayangkan,” katanya.