atar Belakang
Liverpool, klub raksasa Liga Premier Inggris, secara mengejutkan mengalami awal musim penuh tantangan di musim 2025-26. Setelah tampil kuat di beberapa kompetisi, mereka kemudian tersandung dalam serangkaian hasil buruk yang menandai kerentanan yang jarang terlihat dalam dekade terakhir.
Rentetan Kekalahan
- Liverpool kalah empat kali berturut-turut di liga, sebuah catatan yang terjadi untuk pertama kali dalam 11 tahun bagi klub ini.
- Kemenangan Manchester United F.C. 2-1 di Anfield pada 19 Oktober 2025 memperpanjang kehancuran tersebut. Gol kemenangan dicetak oleh Harry Maguire pada menit ke-84.
- Kekalahan ini datang di saat Liverpool memiliki ekspektasi tinggi sebagai juara bertahan atau minimal sebagai pesaing utama, sehingga efeknya menjadi lebih signifikan.
Faktor Penyebab
- Kerentanan Pertahanan
Liverpool kesulitan menjaga performa di belakang. Mereka telah kebobolan gol secara konsisten dan bahkan gagal menjaga clean-sheet dalam sejumlah pertandingan. - Transisi Skuad dan Tekanan Internal
Klub melakukan investasi besar di pasar transfer, namun perubahan skuad membawa tantangan dalam hal chemistry dan kestabilan. Pelatih Arne Slot tampak masih mencari kombinasi terbaik - Mindset & Momentum Negatif
Kekalahan beruntun membuat tekanan mental meningkat. Ketika satu atau dua pertandingan berjalan buruk, efek domino mulai terjadi—kesalahan kecil menjadi lebih berbahaya. Virgil van Dijk menyebut perlunya “bersatu” sebagai tim saat masa sulit.
Dampak dan Implikasi
- Terancamnya ambisi Liverpool untuk mempertahankan atau meraih gelar Liga Premier — catatan menunjukkan bahwa tim yang kalah empat kali beruntun sejak awal musim jarang berakhir sebagai juara.
- Tekanan menjadi lebih besar bagi manajemen dan pelatih dalam mengambil keputusan jangka pendek: apakah mempertahankan strategi saat ini atau melakukan perubahan taktik/perkuatan cepat.
- Bagi penggemar dan klub, ini menjadi momen refleksi—bagaimana mempertahankan identitas kemenangan setelah masa transisi dan tantangan besar.
