3 Pencetak Gol Italia Kontra Jerman pada 15 Menit Pertama Laga

PUSATSPORT , Timnas Italia menelan kekalahan 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League pada 20 Maret 2025. Meski begitu, pemain Italia, Sandro Tonali, menciptakan rekor apik di laga ini. Ia menorehkan gol kontra Jerman saat laga baru bergulir 9 menit.

Hanya ada tiga pemain Italia yang mampu merobek gawang Jerman pada 15 menit pertama laga. Termasuk Tonali, berikut catatan gol ketiga pemain tersebut saat menghadapi Jerman.Timnas Italia menelan kekalahan 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League

1. Sandro Mazzola mencetak gol ke gawang Jerman Timur saat laga baru berjalan 7 menit

Sandro Mazzola merupakan legenda Inter Milan yang cukup dihormati di sepak bola Italia. Kesetiaannya kepada Inter Milan dibuktikan dengan tidak pernah membela klub lain selama berkarier sebagai pemain. Mazzola bermain untuk I Nerazzurri selama 17 tahun pada 1960–1977. Ia mencetak 162 gol dan 14 assist dalam 566 pertandingan di semua kompetisi. Mazzola turut mengantarkan Inter Milan meraih gelar juara Serie A Italia 4 kali dan Piala Champions Eropa 2 kali.

Ia juga menjadi andalan di lini depan Timnas Italia. Salah satu aksi memukau Mazzola bersama Timnas Italia terjadi ketika menghadapi Jerman Timur di laga Kualifikasi Euro 1972 pada 22 November 1969. Mazzola menorehkan gol cepat ketika laga baru berjalan 7 menit. Italia kemudian memenangkan laga ini dengan skor 3-0. Mazzola sendiri mencetak total 22 gol dalam 70 pertandingan di semua kompetisi. 

2. Roberto Boninsegna menorehkan gol kontra Jerman pada menit kedelapan

Roberto Boninsegna dikenal sebagai salah satu penyerang tajam Italia pada medio 1960an–1970an. Ia memasuki puncak kariernya kala berseragam Inter Milan pada 1969–1976. Boninsegna menorehkan 173 gol dalam 283 pertandingan di semua kompetisi selama membela Inter Milan. Ia sempat bermain untuk Juventus selama 3 tahun dan mencetak 35 gol dari 93 penampilan di berbagai ajang pada 1976–1979. Boninsegna menutup kariernya sebagai pemain bersama Viadana pada 1981.

Ia juga termasuk penyerang andalan Timnas Italia terutama pada Piala Dunia 1970. Boninsegna selalu bermain sebagai starter dari fase grup sampai final. Ia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia 1970 kala menghadapi Jerman dalam laga semifinal pada 17 Juni 1970. Boninsegna menorehkan gol cepat kala pertandingan baru bergulir 10 menit. Ia juga menciptakan assist untuk gol Gianni Rivera pada menit ke-111. Italia akhirnya lolos ke final usai mengalahkan Jerman 4-3 di laga ini.

3. Sandro Tonali membobol gawang Jerman saat laga baru bergulir 9 menit

Sandro Tonali pernah disebut-sebut sebagai The Next Andrea Pirlo ketika tampil impresif bersama Brescia pada Januari 2018–Juli 2020. Ia kemudian pindah ke klub favoritnya, AC Milan, pada musim panas 2020. Tonali langsung dikembalikan kepada Brescia untuk menjalani masa peminjaman selama semusim pada 2020/2021. Ia baru bergabung dengan AC Milan pada 2021. Tonali berperan penting dalam perjalanan AC Milan meraih gelar juara Serie A Italia pada 2021/2022.

Namun, ia secara mengejutkan menerima tawaran dari Newcastle United pada Juli 2023. Tonali menjadi andalan di lini tengah Newcastle United dan sedang dalam performa terbaik pada 2024/2025. Ia sejauh ini menorehkan 3 gol dan 2 assist dalam 35 pertandingan di semua kompetisi per Maret 2025.

Selain itu, Tonali juga menjadi pemain penting bagi lini tengah Timnas Italia. Ia menorehkan gol kedua Gli Azzurri ketika kalah 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League pada 20 Maret 2025. Tonali menorehkan gol cepat saat laga baru bergulir 9 menit, tetapi Jerman mampu membalas melalui Tim Kleindienst dan Leon Goretzka pada menit ke-49 dan 76. Ia menjadi pemain ketiga yang mampu membobol gawang Jerman pada 15 menit pertama laga.

Dari tiga nama di atas, Mazzola dan Boninsegna mendapat status legenda sepak bola Italia berkat performa apik di level klub dan internasional. Sementara itu, perjalanan Tonali bersama Gli Azzurri masih panjang. Mampukah ia menyamai level permainan dan prestasii Mazzola serta Boninsegna untuk Timnas Italia?

3 Jebolan Akademi Manchester United di Ligue 1 2024/2025

PUSATSPORT , Performa Manchester United memang mengalami inkonsistensi dalam beberapa musim terakhir. Krisis yang dialami sejak kepergian Sir Alex Ferguson pada 2013 belum bisa benar-benar terselesaikan. Pergantian pelatih yang dilakukan oleh manajemen juga belum mampu membawa perubahan berarti.

Meski demikian, The Red Devils tetap memegang status sebagai klub yang memiliki akademi berkualitas. Pemain jebolan akademi mereka begitu mudah ditemui di liga-liga top Eropa. Salah satu liga yang dihuni oleh pemain jebolan akademi Manchester United ialah Ligue 1 Prancis.

Pada 2024/2025 ini, terdapat tiga pemain jebolan akademi The Red Devils yang berkiprah di kasta teratas sepak bola Prancis. Tak sekedar menjadi pelengkap, tiga pemain tersebut menjadi bagian penting dalam permainan timnya masing-masing. Siapa saja pemain yang dimaksud?

1. Angel Gomes menjalani musim keempat di LOSC Lille

Angel Gomes menghabiskan masa juniornya sebagai pemain didikan akademi Manchester United. Ia telah bergabung sejak berusia 6 tahun pada 2006 hingga dipromosikan ke tim utama pada 2019. Dirinya bahkan sempat tampil gemilang di tim U-18 dengan torehan 15 gol dan 7 assist dari total 26 laga.

Namun, performa apik di akademi tak mampu ia lanjutkan di tim senior. Persangan ketat di tim utama membuatnya mendapat menit bermain minim. Selama semusim di tim utama The Red Devils pada 2019/2020, ia hanya tampil dalam sepuluh laga tanpa mencetak gol dan assist

Setelah sempat bermain di Portugal bersama Boavista selama semusim, ia hengkang ke LOSC Lille pada musim panas 2021 dan bertahan di klub tersebut hingga musim ini. Performanya makin menanjak hingga dipercaya sebagai salah satu pemain penting di lini tengah dan lini serang. Pada 2024/2025 ini, ia telah tampil dalam 14 laga dengan torehan 1 gol dan 1 assist di Ligue 1. 

2. Menjalani musim debut di Marseille, Mason Greenwood tampil moncer

Mason Greenwood tengah menjalani musim debut yang gemilang bersama Marseille di Ligue 1 2024/2025. Ia mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya sebagai seorang penyerang. Dari total 26 penampilan, pemain berusia 23 tahun tersebut mengemas 15 gol dan 3 assist.

Greenwood sejatinya telah menunjukkan bakatnya dalam mengolah si kulit bundar sejak belajar di akademi Manchester United pada 2007–2019. Ketika belum genap berusia 18 tahun pada musim panas 2019, ia dipromosikan ke tim utama. Sayangnya, perjalanannya bersama The Red Devils tak berakhir manis karena ia tersandung kasus pemerkosaan.

Pemain kelahiran 1 Oktober 2001 tersebut mencatatkan 129 penampilan untuk tim utama Manchester United. Statistiknya sebagai seorang penyerang juga cukup baik. Ia mampu mengemas 35 gol dan 10 assist. Salah satu penampilan terbaiknya terjadi saat mencetak gol penentu kemenangan atas Brighton & Hove Albion pada pekan ke-30 English Premier League 2020/2021.

3. Joshua King beradaptasi dengan cukup baik di Toulouse

Joshua King meninggalkan negaranya, Norwegia, dan bergabung dengan akademi Manchester United saat berusia 15 tahun pada Januari 2008. Selama mengasah kemampuan, ia sempat bermain untuk beberapa kelompok umur. Statistik terbaiknya terjadi saat bermain untuk tim U-21 dengan torehan 6 gol dan 8 assist dari 26 laga.

Sayangnya, King tak pernah mendapat kesempatan untuk promosi ke tim utama Manchester United. Namun, ia sempat mencatatkan dua penampilan untuk The Red Devils. Momen tersebut terjadi di Liga Champions Eropa dan League Cup.

Pada 2024/2025 ini, pemain yang berposisi sebagai penyerang tengah tersebut tengah menjalani musim pertama di Toulouse. Proses adaptasinya di Ligue 1 berlangsung cukup baik dengan torehan 4 gol dan 3 assist dari total 20 penampilan. Salah satu golnya bahkan menyelamatkan timnya dari kekalahan saat menjamu Angers SCO. 

Tiga pemain di atas sama-sama memiliki kemampuan apik dalam hal menyerang. Namun, Greenwood menjadi yang paling moncer sejauh ini. Ia kembali menemukan sentuhan terbaiknya setelah melewati masa-masa sulit.

4 Pemain Fiorentina dengan Nilai Pasar Paling Rendah per Maret 2025

PUSATSPORT , Fiorentina memiliki beberapa pemain yang nilai pasarnya cukup rendah per Maret 2025. Berbagai faktor mempengaruhi rendahnya harga pasar mereka, seperti masih berstatus pemain baru, minim menit bermain, dan performa buruk. Fiorentina sendiri tampil cukup impresif dengan menduduki peringkat kedelapan lewat koleksi 48 poin dalam klasemen sementara Serie A Italia per pekan 29.

Berikut empat pemain Fiorentina dengan nilai pasar paling rendah per Maret 2025.

1. Pablo Mari (Rp62 miliar) baru empat kali bermain di Serie A

Pablo Mari didatangkan Fiorentina dari AC Monza pada Januari 2025. Ia dibeli dengan harga murah sebesar 1,8 juta euro atau Rp32 miliar. Mari sebelumnya menjadi andalan Monza di lini belakang dengan mencatat 87 penampilan di semua kompetisi pada Juli 2022–Januari 2025.

Ia sempat mengalami cedera otot ketika baru bergabung dengan Fiorentina dan absen dalam empat laga Serie A. Mari baru melakoni debut di Fiorentina dalam kekalahan 0-1 dari Hellas Verona pada pekan 26. Ia kemudian tampil sebagai starter dalam tiga pertandingan Serie A beruntun pada pekan 27–29. Harga pasarnya naik menjadi 3,5 juta euro atau Rp62 miliar per Maret 2025.

2. Maat Daniel Caprini (Rp35 miliar) punya potensi cukup menjanjikan

Maat Daniel Caprini merupakan penyerang sayap kiri binaan akademi Fiorentina. Ia menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan dalam 2 musim terakhir. Caprini mencetak 10 gol dan 5 assist dalam 29 laga Primavera 1 pada 2023/2024. Ia sejauh ini telah menorehkan 9 gol dan 5 assist dari 21 penampilan di Primavera 1 per Maret 2025.

Caprini melakoni debut di tim utama Fiorentina dalam kemenangan 3-0 atas Inter Milan pada pekan 14. Ia saat ini masih berusia 19 tahun. Caprini kini memiliki nilai pasar sebesar 2 juta euro atau Rp35 miliar per Maret 2025.

3. Tomasso Martinelli (Rp32 miliar) menjadi kiper ketiga Fiorentina pada 2024/2025

Tomasso Martinelli merupakan salah satu jebolan akademi Fiorentina yang menjadi bagian dari tim utama pada 2024/2025. Ia menjadi kiper ketiga La Viola setelah David de Gea dan Pietro Terracciano. Martinelli tercatat masih berusia 19 tahun.

Ia sebelumnya mencatat 10 nirbobol dan 40 kebobolan dalam 37 laga di semua kompetisi bersama Fiorentina Primavera pada 2022–2024. Martinelli baru bermain dua kali di tim utama La Viola dengan rincian sekali di Serie A pada 2023/2024 dan Liga Konferensi Eropa (UECL) pada 2024/2025. Harga pasarnya masih cukup murah sebesar 1,8 juta euro atau Rp32 miliar per Maret 2025.

4. Pietro Terracciano (Rp26 miliar) posisinya tergusur usai kedatangan David de Gea

Pietro Terracciano direkrut Fiorentina dari Empoli secara gratis pada Juli 2019. Ia menjadi kiper utama La Viola sejak 2021/2022. Terracciano mencatat 13 nirbobol dan 53 kebobolan dalam 47 laga di semua kompetisi pada 2023/2024.

Posisinya mulai tergeser setelah kedatangan David de Gea pada musim panas 2024. Pemain berusia 35 tahun itu baru bermain dalam 10 laga dengan rekor 2 clean sheet dan 15 kebobolan pada 2024/2025. Terracciano memiliki harga pasar sebesar 1,5 juta euro atau Rp26 miliar per Maret 2025.

Keempat pemain di atas memiliki latar belakang beragam di tim utama Fiorentina. Martinelli dan Caprini merupakan jebolan akademi Fiorentina yang masih minim jam terbang. Mari bermain cukup impresif setelah pulih dari cedera dengan tampil sebagai starter dalam tiga laga beruntun Serie A. Terracciano menjadi kiper kedua Fiorentina usai kedatangan David de Gea pada musim panas 2024.

Rapor Laga Debut 4 Pelatih Asing Terakhir Timnas Indonesia

PUSATSPORT , Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kerap kali menunjuk pelatih asing untuk ini demi menangani Timnas Indonesia. Keputusan meningkatkan level permainan Garuda bersaing di level tertinggi.

Deretan pelatih dan mantan pelatih Timnas Indonesia memiliki rekor beragam kala melakoni laga debut. Berikut catatan empat pelatih asing terakhir Timnas Indonesia di pertandingan pertama.

1. Luis Milla kalah 1-3 dari Myanmar pada Maret 2017

Luis Milla ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2017. Ia sebelumnya pernah menangani Timnas Spanyol di level junior, seperti U-17, U-19, U-20, dan U-21 pada periode 2008–2012. Milla diharapkan mampu menerapkan sepak bola menyerang dengan pendekatan penguasaan bola.

Ia melakoni debutnya bersama Timnas Indonesia di laga uji coba menghadapi Myanmar pada Maret 2017. Sayangnya, tim Garuda kalah 1-3 dari Myanmar di pertandingan ini. Gol Ahmad Nur Hardianto pada menit ke-22 mampu dibalas tiga pemain Myanmar, Maung Maung Lwin, Kyaw Ko Ko, dan Aung Si Thu.

2. Simon McMenemy menang 2-0 atas Myanmar di pertandingan pertamanya pada Maret 2019

Simon McMenemy mulai melatih Timnas Indonesia pada Januari 2019. Ia menggantikan posisi Luis Milla yang mengakhiri kerja sama dengan PSSI pada Oktober 2018. McMenemy menjalani debutnya bersama Timnas Indonesia saat melawan Myanmar di laga persahabatan pada 25 Maret 2019.

Ia berhasil membawa Indonesia menang 2-0 atas Myanmar di pertandingan ini. Indonesia yang bermain dengan skema 3-4-3 menorehkan dua gol tersebut melalui Greg Nwokolo dan Ilija Spasojevic. McMenemy tidak lama melatih Timnas Indonesia. Sebab, performa tim Garuda begitu buruk kala menjalani Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan menelan empat kekalahan beruntun. McMenemy akhirnya dipecat pada November 2019.

3. Shin Tae Yong menelan kekalahan 1-3 dari Oman pada 29 Mei 2021

Shin Tae Yong diperkenalkan sebagai pelatih baru Timnas Indonesia pada Januari 2020. Ia mengisi kekosongan posisi pelatih Timnas Indonesia setelah PSSI memecat Simon McMenemy pada November 2019. Pengalaman Tae Yong yang pernah membawa Timnas Korea Selatan ke Piala Dunia 2018 dan mengalahkan Jerman pada fase grup menjadi salah satu pertimbangan PSSI memilihnya.

Laga pertama Tae Yong bersama Timnas Indonesia kala menghadapi Oman pada 29 Mei 2021. Indonesia kalah telak 1-3 dari Oman dalam pertandingan persahabatan tersebut. Oman menorehkan gol melalui Muhsen Al-Ghassani dan brace Khalid Al-Hajri, sementara Indonesia hanya bisa mencetak gol lewat Evan Dimas.

4. Patrick Kluivert dibantai 1-5 dari Australia di laga perdananya pada 20 Maret 2025

PSSI secara mengejutkan memberhentikan Shin Tae Yong dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia pada Januari 2025. Profil pria asal Belanda itu cukup mentereng di dunia sepak bola. Kluivert merupakan striker terbaik Belanda yang pernah bersinar bersama Ajax Amsterdam dan Barcelona saat berkarier sebagai pemain. Namun, rekam jejak melatihnya tidak begitu bagus. Rekornya bersama Timnas Curacao dan Adana Demirspor terbilang kurang impresif.

Kluivert menjalani debut bersama Timnas Indonesia ketika menghadapi Australia di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025. Tim Garuda kalah telah 1-5 dari Australia di laga ini. Kelima gol Australia hanya bisa dibalas lewat sepakan Ole Romeny pada menit ke-78.

Dari empat pelatih asing terakhir Timnas Indonesia di atas, hanya McMenemy yang berhasil menang di laga perdananya. Namun, pertandingan pertama tidak mencerminkan perjalanan sang pelatih selama menangani Timnas Indonesia. Terbukti, McMenemy tidak mampu berbuat banyak ketika Indonesia kalah dalam empat laga beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sementara itu, Tae Yong yang menelan kekalahan di laga debutnya mampu mengukir prestasi kala Timnas Indonesia menembus semifinal Piala Asia U-23 dan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Akankah Kluivert mampu bangkit dari kekalahan 1-5 dari Australia di laga menghadapi Bahrain dan Cina?

Patrick Out Menggema, PSSI: Tahan, Sabar Dulu Ya Fans Timnas

PUSATSPORT – Selepas kekalahan dari Australia, tagar #PatrickOut menggema di media sosial, buntut kekecewaan fans kepada pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. PSSI pun memberi respons.

Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji meminta masyarakat dan fans Timnas bersabar. Dia ingin semua tetap percaya akan kinerja Kluivert di laga lawan Bahrain nanti.

“Kalau berkaitan dengan soal tuntutan masyarakat saya kira masyarakat tahan dulu lah, tahan dulu. Kita berikan kepercayaan penuh kepada tim kepelatihan agar mereka berjuang keras,” ujar Sumardji di Stadion Madya, Sabtu (22/3/2025).

1. Percayakan persiapan tim pada Kluivert

Sumardji juga meminta fans memercayakan persiapan Timnas Indonesia jelang lawan Bahrain kepada Kluivert dan timnya. Dia juga minta fans terus mendoakan Timnas Indonesia.

“Saya mohon kiranya masyarakat agar betul-betul percaya dulu. Supaya tim ini betul-betul mempersiapkan pertandingan yang tinggal beberapa hari ini betul-betul dengan baik. Sabar dulu, sabar dulu,” ujar Sumardji.

Sumardji menjamin, Kluivert dan tim kepelatihannya sudah paham konsekuensi jika Timnas gagal ke Piala Dunia. Alhasil, dia yakin tim kepelatihan Timnas bakal memberikan yang terbaik.

“Tentu siapapun yang jadi pelatih itu dengan konsekuensi harus bisa menampilkan dan bisa membawa tim ini meraih prestasi, dan bisa menuju ke Piala Dunia,” ujar Sumardji.

3. Tagar PatrickOut sempat menggema

Tagar PatrickOut menggema selepas Indonesia kalah dari Australia. Mereka kecewa usai menilik performa skuad Garuda yang hancur lebur di tangan Australia, dengan skor 1-5.

Malah di Sydney Football Stadium, teriakan Shin Tae Yong menggema, menandakan kekecewaan fans Timnas Indonesia pada Patrick Kluivert. Tentu hal ini jadi tantangann tersendiri baginya.

3 Pemain Belgia di Skuad Sevilla pada 2024/2025, Mampu Jadi Andalan?

PUSATSPORT , Banyak pemain Belgia yang meniti karier di luar negeri demi meningkatkan kualitas bermainnya. Salah satu negara yang menjadi tujuan berkarier tersebut adalah Spanyol. LaLiga sebagai kompetisi kasta tertinggi Liga Spanyol merupakan salah satu liga elite di Eropa. 

Sejumlah klub LaLiga dihiasi pemain Belgia pada 2024/2025. Salah satunya adalah Sevilla. Sebagai salah satu klub top di LaLiga, tak mengherankan Sevilla dipilih sebagai tempat berkarier. Berada di klub yang besar membuat permainan pemain bakal berkembang. 

Terdapat tiga pemain Belgia yang memperkuat Sevilla pada 2024/2025. Siapa saja dan seperti apa performanya? Berikut ulasannya.

1. Dodi Lukebakio menjadi pemain penting di lini serangan

Dude Lukebakio merupakan pemain yang gemar bertualang. Ia adalah jebolan akademi RSC Anderlecht. Klub pertama di luar Belgia yang dibelanya adalah Toulouse. Ia dipinjamkan kepada klub Prancis tersebut pada 2016/2017. Sempat kembali ke Anderlecht, ia lalu pergi dan meninggalkan Belgia untuk memulai petualangannya di Inggris bersama Watford pada 2018.

Setelah itu, Lukebakio malang melintang di klub-klub Jerman, seperti Wolfsburg dan Hertha Berlin. Ia pindah ke Spanyol untuk memperkuat Sevilla pada 2023 lalu. Musim debutnya pada 2023/2024 lalu, ia tampil menjanjikan di lini serangan tim dengan catatan 27 pertandingan di seluruh kompetisi. Dari jumlah penampilan tersebut, ia menyumbang 5 gol dan 1 assist. 

Pada 2024/2025, Lukebakio menunjukkan perkembangan signifikan. Ia mampu menjadi salah satu pemain krusial Sevilla. Beroperasi di sisi kanan penyerangan, ia sudah mengemas 11 gol dan 1 assist dari 27 pertandingan per 18 Maret 2025. Sayangnya, Sevilla masih belum bisa bersaing di papan atas. Namun, penampilannya yang tajam ini menjadi bukti kualitasnya. 

2. Albert Sambi Lokonga tampil menjanjikan sebagai pemain pinjaman Sevilla

Sevilla meminjam Albert Sambi Lokonga dari Arsenal pada musim panas 2024 lalu. Ia akan berada di Ramon Sanchez-Pizjuan Stadium selama semusin penuh pada 2024/2025. Kedatangannya bertujuan untuk menambah kedalaman skuad di lini tengah.

Lokonga merupakan sosok gelandang potensial. Sayangnya, kiprah pemain berusia 25 tahun ini beberapa kali terhalang cedera hamstring. Sejauh ini, ia sudah absen tiga kali untuk menjalani pemulihan. Ini membuatnya perannya terbatas dengan baru memainkan 18 laga. 

Meski demikian, Lokonga sejatinya tampil menjanjikan ketika dalam kondisi terbaiknya. Namun, memang masalahnya pada hamstring yang kerap kambuh. Namun, jika bisa mempertahankan kebugarannya hingga akhir musim, maka potensinya dipermanenkan Sevilla terbuka lebar. 

3. Stanis Idumbo merupakan jebolan akademi Sevilla yang promosi pada 2024/2025

Stanis Idumbo dipromosikan ke tim utama Sevilla pada musim panas 2024 lalu. Ia sejatinya baru berada di akademi Sevilla selama 6 bulan. Pada Januari 2024 lalu, ia dibeli dari akademi Ajax Amsterdam seharga 400 ribu euro atau Rp7,16 miliar berkat potensinya.

Sosoknya sebagai gelandang bertalenta membuat Sevilla memboyongnya ke Ramon Sanchez-Pizjuan Stadium. Idumba sendiri bisa diplot sebagai gelandang sentral dan gelandang bertahan. Sosok berusia 19 tahun ini mempunyai fleksibilitas dalam permainan tim.

Sejauh ini, Idumbo baru dimainkan dalam 15 pertandingan di seluruh kompetisi. Meski lebih sering bermain dari bangku cadangan, ia mempunyai dampak yang cukup menjanjikan. Dari jumlah penampilan tersebut, ia sudah berkontribusi dengan mencetak 2 gol dan 3 assist. 

Para pemain di atas belum semuanya menjadi andalan. Ini bisa dimaklumi sebab beberapa di antaranya merupakan pemain baru. Namun, kehadiran mereka penting untuk menambah kedalaman skuad. Ini menunjukkan bahwa pemain Belgia mampu berkontribusi untuk Sevilla.

3 Catatan di Balik Kekalahan Telak Indonesia dari Australia

PUSATSPORTTimnas Indonesia tumbang dari Australia dalam matchday ketujuh babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mentas di Sydney Football Stadium, Kamis (20/3/2025), skuad Garuda kalah 1-5.

Sejak babak pertama, Indonesia tak berdaya meladeni permainan Australia. Efektivitas permainan skuad asuhan Tony Popovic itu membuat para pemain Indonesia kerepotan. Dari kekalahan ini, ada beberapa fakta unik yang menyeruak ke permukaan. 

1. Kekalahan kedua Indonesia dari tim Piala Dunia

Bagi Indonesia, kekalahan dari Australia ini jadi hasil negatif kedua dari tim langganan Piala Dunia yang mereka raih di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini. Sebelumnya, mereka kalah dari Jepang di matchday kelima.

Uniknya, dua kekalahan ini menghadirkan sesuatu yang identik juga dengan Indonesia. Ketika kalah dari Australia dan Jepang, skuad Garuda sama-sama kalah dengan selisih empat angka, yakni 0-4 dan 1-5.

2. Ole Romeny cetak gol di debut

Di tengah kekalahan Indonesia ini, tetap ada catatan apik yang ditorehkan salah satu penggawa skuad Garuda, Ole Romeny. Di laga ini, dia mencatatkan debut bersama Timnas Indonesia di level senior.

Tidak cuma mencatatkan debut, Romeny juga menorehkan gol perdananya bersama Timnas Indonesia di laga ini. Sayang, gol ini urung membawa Indonesia meraih hasil positif.

3. Catatan buruk Indonesia sejak 1981 bertahan

Akibat dari kekalahan pada Kamis (20/3/2025) ini, catatan buruk Indonesia lawan Australia sejak 1981 tetap bertahan. Total, selama 44 tahun terakhir, Indonesia jumpa Australia selama 11 kali.

Dari 11 pertemuan itu. Indonesia imbang dua kali dan kalah sembilan kali dari Australia. Skuad Garuda masih sulit mengalahkan ‘Socceroos’ di semua ajang internasional.

3 Pemain Argentina yang Berseragam Inter Milan 2024/2025

PUSATSPORT , Inter Milan masih menunjukkan kualitas sebagai raksasa yang pantas diperhitungkan pada 2024/2025. Bukan tanpa alasan, hingga pekan ke-29, skuad binaan Simone Inzaghi tersebut berhasil bercokol di puncak klasemen Serie A Italia dan melaju ke semifinal Coppa Italia. Tak hanya menunjukkan taji di kancah domestik, I Nerazzurri juga meneruskan tren positif dengan memastikan diri lolos ke babak perempat final Liga Champions Eropa.

Inter Milan sendiri sanggup menggabungkan taleta hebat sehingga mempunyai kedalaman kekuatan yang hampir merata di berbagai area permainan. Ini tentu memudahkan Simone Inzaghi selaku pelatih dalam melakukan rotasi skuad. Dari 25 nama yang terdaftar, ternyata ada 3 pemain berkebangsaan Argentina yang berseragam I Nerazzurri. Para pesepak bola La Albiceleste ini bertugas untuk memperkuat posisi penyerang dan gelandang. Berikut penggawa yang dimaksud dan sumbangsihnya per 20 Maret 2025.

1. Lautaro Martinez masih dipercaya sebagai sosok berpengaruh di lini depan Inter Milan

Lautaro Martinez masih mendapat kepercayaan sebagai salah satu komponen berpengaruh dalam skema permainan Inter Milan. Kapten I Nerazzurri tersebut sering mewarnai daftar starter sebagai penyerang tengah utama. Selain itu, dirinya juga beberapa kali digeser demi menjalankan tugas penyerang bayangan. Tak membuang kesempatan, dia sanggup tampil tajam di lini depan. Hingga pekan ke-29, Martinez sendiri telah menghasilkan 18 gol dan 6 assist dari 39 pertandingan di semua kompetisi 2024/2025.

Berkat performa menjanjikan saat membela Racing Club de Avellaneda, Inter Milan kepincut dengan kemampuan Lautaro Martinez sehingga didatangkan pada musim panas 2018. Dia ditebus seharga 25 juta euro atau sekitar Rp448,2 miliar. Ini menjadi pengalaman pertama dalam kariernya mentas di kompetisi Benua Eropa. Martinez sendiri menyisakan kontrak yang berlaku sampai 2029.

Lautaro Martinez perlahan bisa menambah kedalaman kekuatan, khususnya di lini depan Inter Milan. Selain penyerang tengah, dirinya sanggup diplot sebagai penyerang bayangan dan penyerang sayap sesuai kebutuhan taktik tim asal Lombardia tersebut. Dia juga telah berjasa mengantar I Nerazzurri memenangkan berbagai gelar di kancah domestik. Sejauh ini, Martinez berhasil mengoleksi 147 gol dan 49 assist dari total 321 pertandingan .

2. Valentin Carboni belum membela Inter Milan 2024/2025 karena menderita cedera ACL

Valentin Carboni adalah gelandang serang jebolan akademi sepak bola Inter Milan. Talenta kelahiran Buenos Aires ini telah diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya di berbagai kelompok umur. Usahanya berbuah manis, dia memperoleh kesempatan emas melebarkan sayap dengan promosi ke skuad senior I Nerazzurri pada musim panas 2022.

Tak berjalan lancar, Valentin Carboni ternyata lebih sering menghabiskan waktu di bangku cadangan sehingga minim kontribusi untuk Inter Milan. Hanya bertahan singkat, dia lantas dipinjamkan kepada AC Monza pada musim panas 2023. Talenta berkebangsaan Argentina ini ternyata lebih sering memulai laga sebagai pengganti dalam skema taktik I Biancorossi. Meski begitu, kehadirannya mampu mengisi posisi gelandang serang, penyerang bayangan, dan penyerang sayap kanan. Carboni sudah menghasilkan 2 gol dan 4 assist dari total 32 pertandingan di semua ajang.

Valentin Carboni kembali memperkuat Inter Milan pada musim panas 2024. Pesepak bola yang kini berusia 20 tahun tersebut belum masuk skema taktik sehingga dipinjamkan lagi dan kali ini kepada Olympique Marseille. Dia akan memperkuat Les Phoceens sampai Juni 2025. Sayangnya, dirinya menderita cedera anterior cruciate ligament (ACL) sehingga harus absen panjang. Carboni hanya mencatatkan total kontribusi dalam empat pertandingan.

Valentin Carboni menyelesaikan masa peminjaman lebih cepat sehingga kembali membela Inter Milan pada musim dingin 2025. Talenta bertinggi 185 cm ini belum tampil membela I Nezzurri 2024/2025. Dirinya diperkirakan kembali merumput pada Juni 2025. Carboni juga menyisakan kontrak yang berlaku sampai 2029 untuk tim asal Lombardia tersebut. Sejauh ini, dia baru mencatatkan total kontribusi dalam enam pertandingan.

3. Joaquin Correa masih kesulitan tampil secara reguler bersama Inter Milan

Joaquin Correa pertama kali membela Inter Milan dengan status pinjaman dari Lazio pada musim panas 2021. I Nerazzurri mengeluarkan uang sekitar 6 juta euro atau Rp107,2 miliar demi mendapat jasa talenta berkebangsaan Argentina tersebut. Dia lebih sering memulai laga sebagai pengganti dalam skema taktik. Meski begitu, kehadirannya bisa memperkaya pilihan di posisi penyerang tengah dan penyerang bayangan.

Joaquin Correa lantas dipermanenkan oleh Inter Milan dari Lazio pada musim panas 2022. Dia dibeli seharga 27,3 juta euro atau Rp488 miliar dan mendapat kontrak yang berdurasi sampai 2025. Tak jauh berbeda dari sebelumnya, talenta kelahiran Juan Bautista Alberdi ini menjalankan peran pelapis di lini depan I Nerazzurri. Ini tentu memengaruhi kontribusi dan menit bermain yang diterima.

Sulit masuk skuad utama, Joaquin Correa lantas dipinjamkan Inter Milan kepada Olympique Marseille pada musim panas 2023. Les Phoceens harus membayar 2 juta euro atau sekitar Rp35,7 miliar demi meminjam pemain bertinggi 188 cm tersebut. Dia kesulitan mendapat kesempatan reguler sehingga sering menghuni bangku cadangan. Selain itu, performanya juga sempat terganggu karena mengalami cedera ankle. Correa membuat total penampilan sebanyak 19 kali.

Setelah menyelesaikan masa peminjaman, Joaquin Correa kembali berseragam Inter Milan pada musim panas 2024. Dia masih kesulitan bermain secara reguler. Selain itu, kinerjanya sempat terganggu karena cedera betis sehingga makin tersisih dari skuad utama. Hingga pekan ke-29. dirinya telah menghasilkan 1 gol dan 3 assist dari 11 pertandingan di semua ajang 2024/2025. Sementara ini, Correa sendiri mencatatkan total penampilan dalam 88 kali dengan mencetak 11 gol dan 8 assist untuk I Nerazzurri.

Ketiga pemain berkebangsaan Argentina di atas berseragam Inter Milan 2024/2025. Musim ini, Valentin Carboni belum menyuguhkan kontribusi karena sedang mengalami cedera ACL. Sementara, Lautaro Martinez mengemban peran penting sebagai penyerang andalan dan Joaquin Correa kesulitan tampil reguler untuk I Nerazzurri. Sebenarnya, ada Tomas Palacios tetapi sedang dipinjamkan kepada AC Monza pada musim dingin 2025.

Double Kill Indonesia: UU TNI Sah, Timnas Dibantai Australia

PUSATSPORT – Kamis (20/3/2025) benar-benar jadi hari yang gelap bagi Indonesia. Ada dua insiden kurang mengenakkan yang terjadi: RUU TNI disahkan menjadi UU, bersamaan dengan hancurnya Indonesia di kandang Australia.

Dua insiden ini hanya terpisahkan beberapa jam saja. RUU TNI disahkan dalam Sidang Paripurna pada pagi hari, sedangkan Australia menghancurkan Timnas Indonesia pada sore harinya.

1. RUU TNI disahkan jadi UU

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi mengesahkan Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi undang-undang dalam Rapat Paripurna ke 15 masa persidangan II pada Kamis (20/3/2025).

Adapun, perubahan UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 mencakup tiga pasal antara lain pasal 3 terkait kedudukan TNI. Kemudian, pasal 53 yang mengatur tentang penambahan usia pensiun prajurit TNI. Terakhir, pasal 47 mengatur jabatan TNI pada kementerian/lembaga. Sebelum direvisi ada 10 kementerian/lembaga yang bisa diisi oleh TNI. Hasil revisi terdapat 14 kementerian/lembaga yang dapat ditempati oleh TNI.

“Jadi dalam revisi Undang-Undang TNI itu hanya ada 3 pasal itu pasal 3, pasal 53, dan pasal 47,” kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

2. Indonesia dihancurkan Australia

Sementara itu, nun jauh di Sydney, Timnas Indonesia bersua Australia dalam laga babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Sempat menggebrak, ternyata Indonesia kesulitan oleh efektivitas permainan Australia.

Tiga gol sudah bersarang ke gawang skuad Garuda di babak pertama, menandakan supremasi mereka atas Indonesia.

Lanjut ke babak kedua, supremasi itu berlanjut seiring runyamnya permainan Indonesia. Meski skuad Garuda sempat memperkecil angka lewat Ole Romeny, Australia menambah dua gol dan mengakhiri laga dengan skor 5-1.

3. Dua insiden yang tak mengenakkan

Dua insiden ini bak double kill bagi rakyat Indonesia. Ada kekecewaan mendalam ketika RUU TNI jadi UU, berbalut kekhawatiran kembalinya dwifungsi TNI, sesuatu yang sudah dihilangkan sejak 2004 silam.

Setelah RUU TNI disahkan jadi UU, kesedihan itu bertambah tatkala Timnas Indonesia, yang digadang-gadang bakal mendunia, hancur lebur di tangan Australia. Sungguh, Kamis (20/3/2025) gelap gempita.

Kluivert: Andai Penalti Diks Masuk Saat Indonesia vs Australia

PUSATSPORT – Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, menyayangkan satu momen di laga lawan Australia, Kamis (20/3/2025). Momen itu adalah gagalnya penalti Kevin Diks.

“Andaikan penalti Kevin (Diks) masuk, mungkin jalannya pertandingan akan berbeda. Namun, sayangnya memang tendangannya tidak masuk ke gawang Australia,” ujar Kluivert dalam sesi jumpa pers selepas laga.

1. Indonesia bertarung bak singa

Kluivert mengungkapkan, para pemain Indonesia sudah bertarung bak singa di laga lawan Australia. Namun, pada akhirnya, hasil laga tidak sesuai dengan keinginannya dan fans Timnas Indonesia.

“Kami sudah bertarung bak singa, dan tidak pernah menundukkan kepala kami. Sayang, memang, hasil laga tidak sesuai keinginan. Kami semua kecewa,” ujar Kluivert.

2. Banyak pekerjaan rumah jelang lawan Bahrain

Berbekal kekalahan dari Australia ini, Kluivert sadar banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi lawan Bahrain. Apalagi, beberapa gol di laga ini terjadi karena kesalahan individu.

“Tentu, mental bertarung dan sikap pemain sudah bagus. Namun, ketika kami kebobolan karena kesalahan individu, berarti ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, dan itu normal,” ujar Kluivert.

3. Indonesia tak berkutik lawan Australia

Sejak babak pertama, Indonesia tak mampu meladeni efektivitas permainan Australia. Tiga gol sudah bersarang ke gawang skuad Garuda di babak pertama, menandakan supremasi mereka atas Indonesia.

Lanjut ke babak kedua, supremasi itu berlanjut seiring runyamnya permainan Indonesia. Meski skuad Garuda sempat memperkecil angka lewat Ole Romeny, Australia menambah dua gol dan mengakhiri laga dengan skor 5-1.