PUSATSPORT – Kekalahan telak Brasil dari Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona CONMEBOL, Rabu pagi WIB (26/3/2025), menimbulkan ketegangan di ruang ganti. Ada rumor yang merebak jika Federasi Sepak bola Brasil (CBF) bakal melakukan perombakan di dalam kursi kepelatihan.
Dorival Junior, pelatih Brasil sekarang, berpotensi dipecat atas kekalahan dari Argentina dengan skor 1-4. Hasil ini sebenarnya menjadi titik terendah Brasil dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.
1. Posisi Dorival sudah goyah sejak akhir 2024
Posisi Dorival sebenarnya sudah terancam sejak September hingga November 2024. Dalam periode itu, Brasil sempat kalah dari Paraguay dan menelan dua hasil imbang kontra Venezuela serta Uruguay.
Meski sempat menang atas Kolombia dengan skor 2-1 pada 21 Maret 2025, Dorival masih rawan digusur posisinya. Apalagi, Selecao kalah telak dari Argentina yang merupakan rival utama.
2. Eks bek Chelsea jadi kandidat
Globo Esporte melansir, Brasil berencana merekrut mantan bek Chelsea dan Atletico Madrid,Filipe Luis. Kinerja Luis bersama Flamengo terbilang bagus dan cukup mengejutkan.
Pria 39 tahun itu sudah memberikan tiga trofi sejak ditunjuk sebagai pelatih pada September 2024 lalu.
3. Fokusnya tetap ke Ancelotti
CBF merasa butuh solusi tepat menyusul kekalahan telak Brasil dari Argentina. Sebab, suasana ruang ganti mendadak suram dan tak bergairah setelah hasil di El Monumental yang dianggap mengejutkan.
Penunjukkan Luis, bisa dianggap sebagai solusi jangka pendek, demi meloloskan Brasil ke Piala Dunia. Sementara, CBF sebenarnya masih berharap bisa mendatangkan Carlo Ancelotti.
Sejauh ini, Ancelotti menyatakan kesediaannya melatih Brasil. Namun, dia harus menunggu kontraknya bersama Real Madrid selesai di musim panas 2025 nanti.
PUSATSPORT , Tim Nasional Kroasia resmi tersingkir dari perburuan gelar juara juara UEFA Nations League 2024/2025. Kepastian tersebut didapat setelah mereka kalah lewat drama adu penalti dari Prancis pada leg kedua perempat final, Senin (24/3/2025) WIB. Padahal, mereka sempat unggul 2-0 pada leg pertama.
Hasil negatif ini sekaligus memperpanjang kegagalan sang kapten, Luka Modric, untuk mempersembahkan trofi buat negaranya. Pencapaiannya bersama timnas berbanding terbalik dibanding apa yang telah ia raih di level klub. Usianya kini hampir 40 tahun, Luca Modric terancam kehabisan waktu untuk membawa negaranya meraih gelar juara di kompetisi resmi.
1. Luka Modric masih menjadi sosok penting di skuad Timnas Kroasia pada 2025
Luka Modric menjadi bagian penting di skuad Timnas Kroasia untuk bertarung di UEFA Nations League 2024/2025. Selain memegang jabatan sebagai kapten tim, ia juga menjadi salah satu pemain yang paling diandalkan. Di ajang ini, Modric mencatatkan 687 menit bermain dari 8 laga dengan torehan 1 gol.
Meski tak lagi muda, kehadiran pemain kelahiran 9 September 1985 tersebut begitu krusial di lini tengah Timnas Kroasia. Sepanjang gelaran ini, ia dipercaya untuk menjadi poros permainan bersama para gelandang lainnya. Mateo Kovacic, Petar Sucic, dan Mario Pasalic adalah nama-nama yang telah membersamainya sebagai pengatur tempo di lini tengah.
Laga melawan Polandia pada laga kedua fase grup menjadi bukti bahwa Modric belum habis. Dipasang sebagai gelandang serang, ia tampil impresif selama 90 menit. Puncaknya, ia mencetak gol semata wayang dan membawa Timnas Kroasia meraih tiga poin penting.
Sayangnya, kiprah Modric di ajang ini tak berakhir manis. Dirinya tak mampu berbuat banyak saat timnya takluk dari Prancis pada leg kedua perempat final. Ia juga tak ambil bagian dalam babak adu penalti lantaran telah diganti oleh Nikola Moro pada menit 82.
2. Luka Modric belum mampu persembahkan trofi untuk Kroasia sejak debut pada 2006
Luka Modric telah menjadi bagian penting di skuad Timnas Kroasia sejak debut pada 2006. Per 27 Maret 2025, ia telah mencatatkan 186 caps dengan torehan 27 gol dan 29 assist. Torehan tersebut menjadikannya sebagai pemain dengan penampilan terbanyak untuk Timnas Kroasia. Sayangnya, tak ada satu trofi pun yang mampu ia persembahkan untuk negaranya.
Meski belum ada trofi yang mampu dipersembahkan, jasa Modric di Timnas Kroasia tak bisa dibilang biasa-biasa saja. Pemain berpostur 1,72 meter tersebut telah membawa negaranya terbang tinggi di berbagai ajang. Salah satu yang paling terkenang ialah saat Kroasia melaju hingga final Piala Dunia 2018.
Sebelum dikalahkan oleh Prancis di final, Kroasia tampil ganas di Piala Dunia 2018. Mereka bahkan sempat mengalahkan Argentina dengan skor telak 3-0 pada fase grup. Modric menunjukkan peran pentingnya di ajang tersebut dengan selalu bermain dalam tiap laga dengan torehan 2 gol dan 1 assist. Penampilan yang gemilang di level klub pada musim tersebut juga membuatnya meraih Baloon D’or.
3. Luka Modric telah meraih segalanya di level klub
Memenangi sebuah trofi bersama Timnas Kroasia akan membuat karier Luka Modric sebagai pesepak bola terasa lengkap. Sebab, ia telah meraih sederet trofi bergengsi di level klub. Bersama Real Madrid , dirinya telah meraih segalanya.
Menjadi juara di berbagai kompetisi telah dirasakan oleh Modric sejak bergabung dengan Los Blancos pada 2012. Dalam sejarah kompetisi paling bergengsi antarklub Eropa, Liga Champions, Modric menjadi salah satu pemain tersukses. Sejak debut pada 2010, ia telah mengoleksi enam titel juara di ajang tersebut. Sebagai informasi, hanya ada lima pemain yang memilik pencapaian tersebut.
Selain Liga Champions, Modric telah membawa Real Madrid meraih kejayaan di berbagai ajang lainnya. Dalam koleksinya, ada 5 gelar juara Piala Dunia Antarklub, 4 trofi juara LaLiga Spanyol, 5 titel juara UEFA Super Cup, 2 gelar juara Copa del Rey, 5 trofi Piala Super Spanyol, dan 1 titel juara Piala intercontinental FIFA. Tak cukup sampai di situ, dua penghargaan individu berupa pemain terbaik UEFA dan pemain terbaik FIFA juga telah ia bawa pulang.
Luka Modric terancam tak mampu mempersembahkan trofi untuk Timnas Kroasia sepanjang kariernya. Piala Dunia 2026 bisa menjadi momen terakhir baginya untuk bawa Kroasia memenangi gelar. Namun, sebelum berbicara tentang gelar, akankah ia tampil di ajang tersebut?
PUSATSPORT , Jeda internasional Maret 2025 resmi selesai. Para pemain pun telah kembali ke klubnya masing-masing untuk menuntaskan kompetisi musim 2024/2025. Sebagian dari mereka meninggalkan tim nasionalnya dengan penuh suka cita.
Pasalnya, beberapa di antaranya berhasil membantu negara mereka mengunci satu tempat di Piala Dunia 2026. Ada empat negara yang memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2026 pada jeda internasional Maret 2025 ini. Siapa saja mereka?
1. Jepang menjadi negara pertama yang lolos ke Piala Dunia 2026 lewat jalur kualifikasi
Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko menjadi tiga negara pertama yang lolos ke Piala Dunia 2026 karena statusnya sebagai tuan rumah. Namun, jika menghitungnya lewat jalur kualifikasi, maka Jepang menjadi negara pertama yang melakukannya. Tim Samurai Biru menorehkan pencapaian ini usai menaklukkan Bahrain dengan skor 2-0 pada 20 Maret 2025.
Hasil tersebut membuat Jepang mengoleksi 19 poin di grup C babak kualifikasi zona Asia. Dengan tiga pertandingan tersisa, poin yang mereka miliki sudah cukup untuk memastikan berakhir di posisi dua teratas sebagai batas untuk bisa lolos otomatis ke Piala Dunia 2026. Dengan keberhasilan ini, Jepang pun resmi bermain di Piala Dunia untuk kedelapan kalinya secara beruntun.
2. Selandia Baru menjadi wakil dari OFC
Selandia Baru memastikan diri menjadi tim yang merebut satu-satunya slot otomatis Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC) di Piala Dunia 2026. Mereka berhasil membantai Kaledonia Baru dengan skor 3-0 pada partai final babak kualifikasi zona OFC, Senin (24/3/2025), di rumah sendiri, Eden Park, Auckland, Selandia Baru.
Kemenangan tersebut diraih oleh Selandia Baru tanpa diperkuat oleh Chris Wood. Penyerang berusia 33 tahun tersebut memang menjadi bintang utama mereka karena berkarier di English Premier League (EPL) bersama Nottingham Forest. Hingga pekan ke-29 EPL 2024/2025, Wood bahkan sudah mencetak 18 gol dan sedang bersaing untuk menjadi top skor.
Piala Dunia 2026 akan menjadi kali ketiga Selandia Baru ikut serta di ajang sepak bola terbesar ini. Sebelumnya, mereka melakukannya pada 1982 dan 2010. Kaledonia Baru bisa menemani Selandia Baru sebagai satu wakil OFC lainnya di Piala Dunia 2026 nanti. Syaratnya, mereka harus keluar sebagai pemenang pada babak play-off antarkonfederasi bulan Maret 2026 nanti.
3. Iran menjadi negara Asia kedua yang lolos ke Piala Dunia 2026
Iran menjadi negara Asia kedua yang memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2025 setelah Jepang. Mereka mencapainya usai menahan imbang Uzbekistan dengan skor 2-2 pada Selasa (25/3/2025). Penyerang asal Inter Milan, Mehdi Taremi, membuat mereka terhindar dari kekalahan lewat brace pada menit 52 dan 83.
Kini, Iran memuncaki klasemen grup A dengan 20 poin. Mereka unggul tujuh angka dari Uni Emirat Arab (UEA) yang ada di posisi ketiga. Dengan dua pertandingan tersisa pada babak kualifikasi, UEA pun tidak akan mungkin mengejar perolehan angka milik Iran. Namun, Iran masih berpeluang kehilangan status sebagai juara grup karena hanya unggul tiga angka dari Uzbekistan yang saat ini ada di peringkat kedua.
4. Argentina lolos usai Bolivia hanya bisa bermain imbang melawan Uruguay
Argentina memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2026 pada Rabu (26/3/2025) pagi WIB tanpa berkeringat. Pasalnya, kelolosan mereka terkonfirmasi usai Bolivia dan Uruguay hanya bisa bermain imbang 0-0. Hasil tersebut membuat Tim Tango tidak mungkin lagi terlempar dari enam besar klasemen sebagai batas lolos otomatis di zona CONMEBOL.
Beberapa saat setelah kepastian tersebut, Argentina merayakan keberhasilannya itu dengan cara yang luar biasa. Mereka membantai Brasil dengan skor 4-1 tanpa bantuan dari kapten sekaligus bintang utamanya, Lionel Messi. Kini, Argentina kokoh di puncak klasemen dengan 31 poin. Mereka dan tim lain di CONMEBOL masih menyisakan empat pertandingan pada babak kualifikasi.
Tujuh dari 32 tempat di Piala Dunia 2026 sudah terisi. Jeda internasional selanjutnya akan berlangsung pada 2 hingga 10 Juni 2025. Siapa yang akan menyusul Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Jepang, Selandia Baru, Iran, dan Argentina pada Juni 2025 nanti?
PUSAT BOLA – Regu nasional sepak bola Indonesia mencetak sejarah baru dengan kemenangan gemilang atas Bahrain dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno( SUGBK) pada Selasa malam itu berakhir dengan skor 1- 0 buat kemenangan Indonesia.
Berhasil semata wayang yang jadi penentu kemenangan dicetak oleh Ole Romeny pada menit ke- 78 lewat tendangan keras dari luar kotak penalti. Penampilan gemilang kiper Indonesia, Nadeo Argawinata, pula jadi sorotan sehabis sukses menggagalkan sebagian kesempatan emas Bahrain.
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae- yong, mengantarkan rasa bangganya atas perjuangan para pemain.” Mereka bermain dengan hati serta semangat besar. Kemenangan ini merupakan hasil dari kerja keras serta pengabdian segala regu,” ucapnya dalam konferensi pers usai pertandingan.
Kemenangan ini memperbesar kesempatan Indonesia buat lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Sokongan penuh dari puluhan ribu suporter yang memadati stadion pula jadi aspek berarti dalam memotivasi para pemain di lapangan.
Sedangkan itu, warga Indonesia di bermacam wilayah ikut memperingati kemenangan ini dengan mengadakan nonton bareng di bermacam posisi. Media sosial juga ramai dengan perkataan selamat serta harapan besar supaya timnas terus melaju di babak selanjutnya.
Pertandingan selanjutnya hendak jadi tes berat untuk skuad Garuda, sebab mereka dijadwalkan mengalami salah satu regu unggulan di tim. Tetapi, dengan semangat serta performa yang terus menjadi matang, optimisme besar menyelimuti ekspedisi timnas Indonesia.
PUSATSPORT , Timnas Italia menelan kekalahan 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League pada 20 Maret 2025. Meski begitu, pemain Italia, Sandro Tonali, menciptakan rekor apik di laga ini. Ia menorehkan gol kontra Jerman saat laga baru bergulir 9 menit.
Hanya ada tiga pemain Italia yang mampu merobek gawang Jerman pada 15 menit pertama laga. Termasuk Tonali, berikut catatan gol ketiga pemain tersebut saat menghadapi Jerman.Timnas Italia menelan kekalahan 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League
1. Sandro Mazzola mencetak gol ke gawang Jerman Timur saat laga baru berjalan 7 menit
Sandro Mazzola merupakan legenda Inter Milan yang cukup dihormati di sepak bola Italia. Kesetiaannya kepada Inter Milan dibuktikan dengan tidak pernah membela klub lain selama berkarier sebagai pemain. Mazzola bermain untuk I Nerazzurri selama 17 tahun pada 1960–1977. Ia mencetak 162 gol dan 14 assist dalam 566 pertandingan di semua kompetisi. Mazzola turut mengantarkan Inter Milan meraih gelar juara Serie A Italia 4 kali dan Piala Champions Eropa 2 kali.
Ia juga menjadi andalan di lini depan Timnas Italia. Salah satu aksi memukau Mazzola bersama Timnas Italia terjadi ketika menghadapi Jerman Timur di laga Kualifikasi Euro 1972 pada 22 November 1969. Mazzola menorehkan gol cepat ketika laga baru berjalan 7 menit. Italia kemudian memenangkan laga ini dengan skor 3-0. Mazzola sendiri mencetak total 22 gol dalam 70 pertandingan di semua kompetisi.
2. Roberto Boninsegna menorehkan gol kontra Jerman pada menit kedelapan
Roberto Boninsegna dikenal sebagai salah satu penyerang tajam Italia pada medio 1960an–1970an. Ia memasuki puncak kariernya kala berseragam Inter Milan pada 1969–1976. Boninsegna menorehkan 173 gol dalam 283 pertandingan di semua kompetisi selama membela Inter Milan. Ia sempat bermain untuk Juventus selama 3 tahun dan mencetak 35 gol dari 93 penampilan di berbagai ajang pada 1976–1979. Boninsegna menutup kariernya sebagai pemain bersama Viadana pada 1981.
Ia juga termasuk penyerang andalan Timnas Italia terutama pada Piala Dunia 1970. Boninsegna selalu bermain sebagai starter dari fase grup sampai final. Ia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia 1970 kala menghadapi Jerman dalam laga semifinal pada 17 Juni 1970. Boninsegna menorehkan gol cepat kala pertandingan baru bergulir 10 menit. Ia juga menciptakan assist untuk gol Gianni Rivera pada menit ke-111. Italia akhirnya lolos ke final usai mengalahkan Jerman 4-3 di laga ini.
3. Sandro Tonali membobol gawang Jerman saat laga baru bergulir 9 menit
Sandro Tonali pernah disebut-sebut sebagai The Next Andrea Pirlo ketika tampil impresif bersama Brescia pada Januari 2018–Juli 2020. Ia kemudian pindah ke klub favoritnya, AC Milan, pada musim panas 2020. Tonali langsung dikembalikan kepada Brescia untuk menjalani masa peminjaman selama semusim pada 2020/2021. Ia baru bergabung dengan AC Milan pada 2021. Tonali berperan penting dalam perjalanan AC Milan meraih gelar juara Serie A Italia pada 2021/2022.
Namun, ia secara mengejutkan menerima tawaran dari Newcastle United pada Juli 2023. Tonali menjadi andalan di lini tengah Newcastle United dan sedang dalam performa terbaik pada 2024/2025. Ia sejauh ini menorehkan 3 gol dan 2 assist dalam 35 pertandingan di semua kompetisi per Maret 2025.
Selain itu, Tonali juga menjadi pemain penting bagi lini tengah Timnas Italia. Ia menorehkan gol kedua Gli Azzurri ketika kalah 1-2 dari Jerman di leg pertama perempat final Nations League pada 20 Maret 2025. Tonali menorehkan gol cepat saat laga baru bergulir 9 menit, tetapi Jerman mampu membalas melalui Tim Kleindienst dan Leon Goretzka pada menit ke-49 dan 76. Ia menjadi pemain ketiga yang mampu membobol gawang Jerman pada 15 menit pertama laga.
Dari tiga nama di atas, Mazzola dan Boninsegna mendapat status legenda sepak bola Italia berkat performa apik di level klub dan internasional. Sementara itu, perjalanan Tonali bersama Gli Azzurri masih panjang. Mampukah ia menyamai level permainan dan prestasii Mazzola serta Boninsegna untuk Timnas Italia?
PUSATSPORT , Performa Manchester United memang mengalami inkonsistensi dalam beberapa musim terakhir. Krisis yang dialami sejak kepergian Sir Alex Ferguson pada 2013 belum bisa benar-benar terselesaikan. Pergantian pelatih yang dilakukan oleh manajemen juga belum mampu membawa perubahan berarti.
Meski demikian, The Red Devils tetap memegang status sebagai klub yang memiliki akademi berkualitas. Pemain jebolan akademi mereka begitu mudah ditemui di liga-liga top Eropa. Salah satu liga yang dihuni oleh pemain jebolan akademi Manchester United ialah Ligue 1 Prancis.
Pada 2024/2025 ini, terdapat tiga pemain jebolan akademi The Red Devils yang berkiprah di kasta teratas sepak bola Prancis. Tak sekedar menjadi pelengkap, tiga pemain tersebut menjadi bagian penting dalam permainan timnya masing-masing. Siapa saja pemain yang dimaksud?
1. Angel Gomes menjalani musim keempat di LOSC Lille
Angel Gomes menghabiskan masa juniornya sebagai pemain didikan akademi Manchester United. Ia telah bergabung sejak berusia 6 tahun pada 2006 hingga dipromosikan ke tim utama pada 2019. Dirinya bahkan sempat tampil gemilang di tim U-18 dengan torehan 15 gol dan 7 assist dari total 26 laga.
Namun, performa apik di akademi tak mampu ia lanjutkan di tim senior. Persangan ketat di tim utama membuatnya mendapat menit bermain minim. Selama semusim di tim utama The Red Devils pada 2019/2020, ia hanya tampil dalam sepuluh laga tanpa mencetak gol dan assist.
Setelah sempat bermain di Portugal bersama Boavista selama semusim, ia hengkang ke LOSC Lille pada musim panas 2021 dan bertahan di klub tersebut hingga musim ini. Performanya makin menanjak hingga dipercaya sebagai salah satu pemain penting di lini tengah dan lini serang. Pada 2024/2025 ini, ia telah tampil dalam 14 laga dengan torehan 1 gol dan 1 assist di Ligue 1.
2. Menjalani musim debut di Marseille, Mason Greenwood tampil moncer
Mason Greenwood tengah menjalani musim debut yang gemilang bersama Marseille di Ligue 1 2024/2025. Ia mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya sebagai seorang penyerang. Dari total 26 penampilan, pemain berusia 23 tahun tersebut mengemas 15 gol dan 3 assist.
Greenwood sejatinya telah menunjukkan bakatnya dalam mengolah si kulit bundar sejak belajar di akademi Manchester United pada 2007–2019. Ketika belum genap berusia 18 tahun pada musim panas 2019, ia dipromosikan ke tim utama. Sayangnya, perjalanannya bersama The Red Devils tak berakhir manis karena ia tersandung kasus pemerkosaan.
Pemain kelahiran 1 Oktober 2001 tersebut mencatatkan 129 penampilan untuk tim utama Manchester United. Statistiknya sebagai seorang penyerang juga cukup baik. Ia mampu mengemas 35 gol dan 10 assist. Salah satu penampilan terbaiknya terjadi saat mencetak gol penentu kemenangan atas Brighton & Hove Albion pada pekan ke-30 English Premier League 2020/2021.
3. Joshua King beradaptasi dengan cukup baik di Toulouse
Joshua King meninggalkan negaranya, Norwegia, dan bergabung dengan akademi Manchester United saat berusia 15 tahun pada Januari 2008. Selama mengasah kemampuan, ia sempat bermain untuk beberapa kelompok umur. Statistik terbaiknya terjadi saat bermain untuk tim U-21 dengan torehan 6 gol dan 8 assist dari 26 laga.
Sayangnya, King tak pernah mendapat kesempatan untuk promosi ke tim utama Manchester United. Namun, ia sempat mencatatkan dua penampilan untuk The Red Devils. Momen tersebut terjadi di Liga Champions Eropa dan League Cup.
Pada 2024/2025 ini, pemain yang berposisi sebagai penyerang tengah tersebut tengah menjalani musim pertama di Toulouse. Proses adaptasinya di Ligue 1 berlangsung cukup baik dengan torehan 4 gol dan 3 assist dari total 20 penampilan. Salah satu golnya bahkan menyelamatkan timnya dari kekalahan saat menjamu Angers SCO.
Tiga pemain di atas sama-sama memiliki kemampuan apik dalam hal menyerang. Namun, Greenwood menjadi yang paling moncer sejauh ini. Ia kembali menemukan sentuhan terbaiknya setelah melewati masa-masa sulit.
PUSATSPORT , Fiorentina memiliki beberapa pemain yang nilai pasarnya cukup rendah per Maret 2025. Berbagai faktor mempengaruhi rendahnya harga pasar mereka, seperti masih berstatus pemain baru, minim menit bermain, dan performa buruk. Fiorentina sendiri tampil cukup impresif dengan menduduki peringkat kedelapan lewat koleksi 48 poin dalam klasemen sementara Serie A Italia per pekan 29.
Berikut empat pemain Fiorentina dengan nilai pasar paling rendah per Maret 2025.
1. Pablo Mari (Rp62 miliar) baru empat kali bermain di Serie A
Pablo Mari didatangkan Fiorentina dari AC Monza pada Januari 2025. Ia dibeli dengan harga murah sebesar 1,8 juta euro atau Rp32 miliar. Mari sebelumnya menjadi andalan Monza di lini belakang dengan mencatat 87 penampilan di semua kompetisi pada Juli 2022–Januari 2025.
Ia sempat mengalami cedera otot ketika baru bergabung dengan Fiorentina dan absen dalam empat laga Serie A. Mari baru melakoni debut di Fiorentina dalam kekalahan 0-1 dari Hellas Verona pada pekan 26. Ia kemudian tampil sebagai starter dalam tiga pertandingan Serie A beruntun pada pekan 27–29. Harga pasarnya naik menjadi 3,5 juta euro atau Rp62 miliar per Maret 2025.
2. Maat Daniel Caprini (Rp35 miliar) punya potensi cukup menjanjikan
Maat Daniel Caprini merupakan penyerang sayap kiri binaan akademi Fiorentina. Ia menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan dalam 2 musim terakhir. Caprini mencetak 10 gol dan 5 assist dalam 29 laga Primavera 1 pada 2023/2024. Ia sejauh ini telah menorehkan 9 gol dan 5 assist dari 21 penampilan di Primavera 1 per Maret 2025.
Caprini melakoni debut di tim utama Fiorentina dalam kemenangan 3-0 atas Inter Milan pada pekan 14. Ia saat ini masih berusia 19 tahun. Caprini kini memiliki nilai pasar sebesar 2 juta euro atau Rp35 miliar per Maret 2025.
3. Tomasso Martinelli (Rp32 miliar) menjadi kiper ketiga Fiorentina pada 2024/2025
Tomasso Martinelli merupakan salah satu jebolan akademi Fiorentina yang menjadi bagian dari tim utama pada 2024/2025. Ia menjadi kiper ketiga La Viola setelah David de Gea dan Pietro Terracciano. Martinelli tercatat masih berusia 19 tahun.
Ia sebelumnya mencatat 10 nirbobol dan 40 kebobolan dalam 37 laga di semua kompetisi bersama Fiorentina Primavera pada 2022–2024. Martinelli baru bermain dua kali di tim utama La Viola dengan rincian sekali di Serie A pada 2023/2024 dan Liga Konferensi Eropa (UECL) pada 2024/2025. Harga pasarnya masih cukup murah sebesar 1,8 juta euro atau Rp32 miliar per Maret 2025.
4. Pietro Terracciano (Rp26 miliar) posisinya tergusur usai kedatangan David de Gea
Pietro Terracciano direkrut Fiorentina dari Empoli secara gratis pada Juli 2019. Ia menjadi kiper utama La Viola sejak 2021/2022. Terracciano mencatat 13 nirbobol dan 53 kebobolan dalam 47 laga di semua kompetisi pada 2023/2024.
Posisinya mulai tergeser setelah kedatangan David de Gea pada musim panas 2024. Pemain berusia 35 tahun itu baru bermain dalam 10 laga dengan rekor 2 clean sheet dan 15 kebobolan pada 2024/2025. Terracciano memiliki harga pasar sebesar 1,5 juta euro atau Rp26 miliar per Maret 2025.
Keempat pemain di atas memiliki latar belakang beragam di tim utama Fiorentina. Martinelli dan Caprini merupakan jebolan akademi Fiorentina yang masih minim jam terbang. Mari bermain cukup impresif setelah pulih dari cedera dengan tampil sebagai starter dalam tiga laga beruntun Serie A. Terracciano menjadi kiper kedua Fiorentina usai kedatangan David de Gea pada musim panas 2024.
PUSATSPORT , Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kerap kali menunjuk pelatih asing untuk ini demi menangani Timnas Indonesia. Keputusan meningkatkan level permainan Garuda bersaing di level tertinggi.
Deretan pelatih dan mantan pelatih Timnas Indonesia memiliki rekor beragam kala melakoni laga debut. Berikut catatan empat pelatih asing terakhir Timnas Indonesia di pertandingan pertama.
1. Luis Milla kalah 1-3 dari Myanmar pada Maret 2017
Luis Milla ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2017. Ia sebelumnya pernah menangani Timnas Spanyol di level junior, seperti U-17, U-19, U-20, dan U-21 pada periode 2008–2012. Milla diharapkan mampu menerapkan sepak bola menyerang dengan pendekatan penguasaan bola.
Ia melakoni debutnya bersama Timnas Indonesia di laga uji coba menghadapi Myanmar pada Maret 2017. Sayangnya, tim Garuda kalah 1-3 dari Myanmar di pertandingan ini. Gol Ahmad Nur Hardianto pada menit ke-22 mampu dibalas tiga pemain Myanmar, Maung Maung Lwin, Kyaw Ko Ko, dan Aung Si Thu.
2. Simon McMenemy menang 2-0 atas Myanmar di pertandingan pertamanya pada Maret 2019
Simon McMenemy mulai melatih Timnas Indonesia pada Januari 2019. Ia menggantikan posisi Luis Milla yang mengakhiri kerja sama dengan PSSI pada Oktober 2018. McMenemy menjalani debutnya bersama Timnas Indonesia saat melawan Myanmar di laga persahabatan pada 25 Maret 2019.
Ia berhasil membawa Indonesia menang 2-0 atas Myanmar di pertandingan ini. Indonesia yang bermain dengan skema 3-4-3 menorehkan dua gol tersebut melalui Greg Nwokolo dan Ilija Spasojevic. McMenemy tidak lama melatih Timnas Indonesia. Sebab, performa tim Garuda begitu buruk kala menjalani Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan menelan empat kekalahan beruntun. McMenemy akhirnya dipecat pada November 2019.
3. Shin Tae Yong menelan kekalahan 1-3 dari Oman pada 29 Mei 2021
Shin Tae Yong diperkenalkan sebagai pelatih baru Timnas Indonesia pada Januari 2020. Ia mengisi kekosongan posisi pelatih Timnas Indonesia setelah PSSI memecat Simon McMenemy pada November 2019. Pengalaman Tae Yong yang pernah membawa Timnas Korea Selatan ke Piala Dunia 2018 dan mengalahkan Jerman pada fase grup menjadi salah satu pertimbangan PSSI memilihnya.
Laga pertama Tae Yong bersama Timnas Indonesia kala menghadapi Oman pada 29 Mei 2021. Indonesia kalah telak 1-3 dari Oman dalam pertandingan persahabatan tersebut. Oman menorehkan gol melalui Muhsen Al-Ghassani dan brace Khalid Al-Hajri, sementara Indonesia hanya bisa mencetak gol lewat Evan Dimas.
4. Patrick Kluivert dibantai 1-5 dari Australia di laga perdananya pada 20 Maret 2025
PSSI secara mengejutkan memberhentikan Shin Tae Yong dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia pada Januari 2025. Profil pria asal Belanda itu cukup mentereng di dunia sepak bola. Kluivert merupakan striker terbaik Belanda yang pernah bersinar bersama Ajax Amsterdam dan Barcelona saat berkarier sebagai pemain. Namun, rekam jejak melatihnya tidak begitu bagus. Rekornya bersama Timnas Curacao dan Adana Demirspor terbilang kurang impresif.
Kluivert menjalani debut bersama Timnas Indonesia ketika menghadapi Australia di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025. Tim Garuda kalah telah 1-5 dari Australia di laga ini. Kelima gol Australia hanya bisa dibalas lewat sepakan Ole Romeny pada menit ke-78.
Dari empat pelatih asing terakhir Timnas Indonesia di atas, hanya McMenemy yang berhasil menang di laga perdananya. Namun, pertandingan pertama tidak mencerminkan perjalanan sang pelatih selama menangani Timnas Indonesia. Terbukti, McMenemy tidak mampu berbuat banyak ketika Indonesia kalah dalam empat laga beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sementara itu, Tae Yong yang menelan kekalahan di laga debutnya mampu mengukir prestasi kala Timnas Indonesia menembus semifinal Piala Asia U-23 dan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Akankah Kluivert mampu bangkit dari kekalahan 1-5 dari Australia di laga menghadapi Bahrain dan Cina?
PUSATSPORT – Selepas kekalahan dari Australia, tagar #PatrickOut menggema di media sosial, buntut kekecewaan fans kepada pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. PSSI pun memberi respons.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji meminta masyarakat dan fans Timnas bersabar. Dia ingin semua tetap percaya akan kinerja Kluivert di laga lawan Bahrain nanti.
“Kalau berkaitan dengan soal tuntutan masyarakat saya kira masyarakat tahan dulu lah, tahan dulu. Kita berikan kepercayaan penuh kepada tim kepelatihan agar mereka berjuang keras,” ujar Sumardji di Stadion Madya, Sabtu (22/3/2025).
1. Percayakan persiapan tim pada Kluivert
Sumardji juga meminta fans memercayakan persiapan Timnas Indonesia jelang lawan Bahrain kepada Kluivert dan timnya. Dia juga minta fans terus mendoakan Timnas Indonesia.
“Saya mohon kiranya masyarakat agar betul-betul percaya dulu. Supaya tim ini betul-betul mempersiapkan pertandingan yang tinggal beberapa hari ini betul-betul dengan baik. Sabar dulu, sabar dulu,” ujar Sumardji.
Sumardji menjamin, Kluivert dan tim kepelatihannya sudah paham konsekuensi jika Timnas gagal ke Piala Dunia. Alhasil, dia yakin tim kepelatihan Timnas bakal memberikan yang terbaik.
“Tentu siapapun yang jadi pelatih itu dengan konsekuensi harus bisa menampilkan dan bisa membawa tim ini meraih prestasi, dan bisa menuju ke Piala Dunia,” ujar Sumardji.
3. Tagar PatrickOut sempat menggema
Tagar PatrickOut menggema selepas Indonesia kalah dari Australia. Mereka kecewa usai menilik performa skuad Garuda yang hancur lebur di tangan Australia, dengan skor 1-5.
Malah di Sydney Football Stadium, teriakan Shin Tae Yong menggema, menandakan kekecewaan fans Timnas Indonesia pada Patrick Kluivert. Tentu hal ini jadi tantangann tersendiri baginya.
PUSATSPORT , Banyak pemain Belgia yang meniti karier di luar negeri demi meningkatkan kualitas bermainnya. Salah satu negara yang menjadi tujuan berkarier tersebut adalah Spanyol. LaLiga sebagai kompetisi kasta tertinggi Liga Spanyol merupakan salah satu liga elite di Eropa.
Sejumlah klub LaLiga dihiasi pemain Belgia pada 2024/2025. Salah satunya adalah Sevilla. Sebagai salah satu klub top di LaLiga, tak mengherankan Sevilla dipilih sebagai tempat berkarier. Berada di klub yang besar membuat permainan pemain bakal berkembang.
Terdapat tiga pemain Belgia yang memperkuat Sevilla pada 2024/2025. Siapa saja dan seperti apa performanya? Berikut ulasannya.
1. Dodi Lukebakio menjadi pemain penting di lini serangan
Dude Lukebakio merupakan pemain yang gemar bertualang. Ia adalah jebolan akademi RSC Anderlecht. Klub pertama di luar Belgia yang dibelanya adalah Toulouse. Ia dipinjamkan kepada klub Prancis tersebut pada 2016/2017. Sempat kembali ke Anderlecht, ia lalu pergi dan meninggalkan Belgia untuk memulai petualangannya di Inggris bersama Watford pada 2018.
Setelah itu, Lukebakio malang melintang di klub-klub Jerman, seperti Wolfsburg dan Hertha Berlin. Ia pindah ke Spanyol untuk memperkuat Sevilla pada 2023 lalu. Musim debutnya pada 2023/2024 lalu, ia tampil menjanjikan di lini serangan tim dengan catatan 27 pertandingan di seluruh kompetisi. Dari jumlah penampilan tersebut, ia menyumbang 5 gol dan 1 assist.
Pada 2024/2025, Lukebakio menunjukkan perkembangan signifikan. Ia mampu menjadi salah satu pemain krusial Sevilla. Beroperasi di sisi kanan penyerangan, ia sudah mengemas 11 gol dan 1 assist dari 27 pertandingan per 18 Maret 2025. Sayangnya, Sevilla masih belum bisa bersaing di papan atas. Namun, penampilannya yang tajam ini menjadi bukti kualitasnya.
2. Albert Sambi Lokonga tampil menjanjikan sebagai pemain pinjaman Sevilla
Sevilla meminjam Albert Sambi Lokonga dari Arsenal pada musim panas 2024 lalu. Ia akan berada di Ramon Sanchez-Pizjuan Stadium selama semusin penuh pada 2024/2025. Kedatangannya bertujuan untuk menambah kedalaman skuad di lini tengah.
Lokonga merupakan sosok gelandang potensial. Sayangnya, kiprah pemain berusia 25 tahun ini beberapa kali terhalang cedera hamstring. Sejauh ini, ia sudah absen tiga kali untuk menjalani pemulihan. Ini membuatnya perannya terbatas dengan baru memainkan 18 laga.
Meski demikian, Lokonga sejatinya tampil menjanjikan ketika dalam kondisi terbaiknya. Namun, memang masalahnya pada hamstring yang kerap kambuh. Namun, jika bisa mempertahankan kebugarannya hingga akhir musim, maka potensinya dipermanenkan Sevilla terbuka lebar.
3. Stanis Idumbo merupakan jebolan akademi Sevilla yang promosi pada 2024/2025
Stanis Idumbo dipromosikan ke tim utama Sevilla pada musim panas 2024 lalu. Ia sejatinya baru berada di akademi Sevilla selama 6 bulan. Pada Januari 2024 lalu, ia dibeli dari akademi Ajax Amsterdam seharga 400 ribu euro atau Rp7,16 miliar berkat potensinya.
Sosoknya sebagai gelandang bertalenta membuat Sevilla memboyongnya ke Ramon Sanchez-Pizjuan Stadium. Idumba sendiri bisa diplot sebagai gelandang sentral dan gelandang bertahan. Sosok berusia 19 tahun ini mempunyai fleksibilitas dalam permainan tim.
Sejauh ini, Idumbo baru dimainkan dalam 15 pertandingan di seluruh kompetisi. Meski lebih sering bermain dari bangku cadangan, ia mempunyai dampak yang cukup menjanjikan. Dari jumlah penampilan tersebut, ia sudah berkontribusi dengan mencetak 2 gol dan 3 assist.
Para pemain di atas belum semuanya menjadi andalan. Ini bisa dimaklumi sebab beberapa di antaranya merupakan pemain baru. Namun, kehadiran mereka penting untuk menambah kedalaman skuad. Ini menunjukkan bahwa pemain Belgia mampu berkontribusi untuk Sevilla.